Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Perbincangan tentang "etika bisnis" di sebagian besar paradigma pemikiran pebisnis


terasa kontradiksi interminis (bertentangan dalam dirinya sendiri) atau oxymoron ; mana
mungkin ada bisnis yang bersih, bukankah setiap orang yang berani memasuki wilayah
bisnis berarti ia harus berani (paling tidak) "bertangan kotor".
Apalagi ada satu pandangan bahwa masalah etika bisnis seringkali muncul berkaitan
dengan bisnis tertentu, yang apabila "beretika" maka bisnisnya terancam pailit.
Disebagian masyarakat yang nir normative dan hedonistik-materialistk, pandangan ini
tampaknya bukan merupakan rahasia lagi karena dalam banyak hal ada konotasi yang
melekat bahwa dunia bisnis dengan berbagai lingkupnya dipenuhi dengan praktik-
praktik yang tidak sejalan dengan etika itu sendiri.

Begitu kuatnya oxymoron itu, muncul istilah business ethics atau ethics in business.
Sekitar dasawarsa 1960-an, istilah itu di Amerika Serikat menjadi bahan kontroversial.
Orang boleh saja berbeda pendapat mengenai kondisi moral lingkungan bisnis tertentu
dari waktu ke waktu. Tetapi agaknya kontroversi ini bukanya berkembang ke arah yang
produktif, tapi malah semakin menjurus ke suasana debat kusir.

Wacana tentang nilai-nilai moral (keagamaan) tertentu ikut berperan dalam kehidupan
sosial ekonomi masyarakat tertentu, telah banyak digulirkan dalam masyarakat
ekonomi sejak memasauki abad modern, sebut saja Misalnya, Max weber dalam
karyanya yang terkenal, The Religion Ethic and the Spirit Capitaism, meneliti tentang
bagaimana nilai-nilai protestan telah menjadi kekuatan pendorong bagi tumbuhnya
kapitalisme di dunia Eropa barat dan kemudian Amerika. Walaupun di kawasan Asia
(terutama Cina) justru terjadi sebaliknya sebagaimana yang ditulis Weber. Dalam
karyanya The Religion Of China: Confucianism and Taoism, Weber mengatakan bahwa
etika konfusius adalah salah satu faktor yang menghambat tumbuhnya kapitalisme
nasional yang tumbuh di China.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERSPEKTIF AJARAN ISLAM DAN PERSPEKTIF AJARAN NON ISLAM


Kedua perspektif tersebut akan menyoroti 3 system pendekatan, yaitu :

1. System etika teologi.


Teori teologi berdasar ikatan pengambilan keputusan moral dengan
pengukuran hasil atau konsekuensi suatu perbuatan. Teori teologi ini akan membahas
diantaranya teori yang dikembangkan oleh Jeremi Bethan (w.1832) dan John Stuart
Mill(w.1873) bahwa etika teologi mendasarkan pada konsep utility yang kemudian
disebut utilitarianism, dan teori keadilan distribusi atau keadilan yang berdasarkan pada
konsep fairness yang di kembangkan oleh John Rawis.
2. System etika deontology.
Yaitu menentukan etika dari suatu perbuatan berdasarkan aturan atau prinsip yang
mengatur proses pengambilan keputusan. Bahasanya antara lain yang dikembangkan
oleh Immanuel Kant, dan teori virtue.
3. Teori hybrid
Merupakan kombinasi atau sesuatu yang berlainan dari teori teologi dan deontology.
Bahasan akan difokuskan antara lain teori kebebasan individuyang dikembangkan oleh
Robert Nozick, etika egoism dan etika egoism baru, teori relativisme, teori hak dan teori
eksistensi.

B.PERSPEKTIF DARI AJARAN ISLAM


Etika bisnis merupakan seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan salah
dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip moralitas, ada beberapa hal yang dapat
dikemukakan yaitu :
1.menanamkan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam bisnis.
2. memperkenalkan argumentasi moral dibidang ekonomi dan bisnis serta cara
penyusunannya.
3. membantu untuk menentukan sikap moral yang tepat dalam menjalankan profesi.

2
Etika bisnis merupakan hal yang vital dalam perjalanan sebuah aktivitas
bisnis professional. Sebagaimana diungkapkan oleh Dr. syahata, bahwa etika bisnis
mempunyai fungsi substansial membekali para pelaku bisnis beberapa hal sebagai
berikut:
1. Membangun kode etik aslam yang mengatur, mengembangkan dan menancapkan
metode berbisnis dalam kerangka ajaran agama.

2. Kode etik islam dapat menjadi dasar hokum dalam menetapkan tanggung jawab
pelaku bisnis, terutama bagi diri meraka sendiri, antara komunitas bisnis, masyarakat ,
dan di atas segalanya adalah tanggung jawab dihadapan Allah.

3. Kode etik diperspsi sebagai dokumen hokum yang dapat mnyelesaikan persoalan
yang munculdari pada harus diserahkan kepada pihak peradilan.

4. Kode etik dapat memberi kontribusi dalam penyelesaian banyak persoalan yang
terjadi antara sesame pelaku bisnis.

5. Kode etik dapat membantu mengembangkan kurikulum pendidikan, pelatihan dan


seminar yang di perlukan bagi pelaku bisnis yang menggabungkan nilai-nilai moral dan
perilaku baik dengan prinsip bisnis kontemporer.

6. Kode etik ini dapat mempresentasikan bentuk aturan islam yang konkret dan bersifat
cultural sehiongga dapat mendeskripsikan konfrehensif dan orisinalitas ajaran islam
yang dapat diterapkan disetiap zaman dan tempat.

 Dasar Falsafah Etika dalam Islam


Etika bersama dengan agama berkaitan eret dengan manusia tentang upaya
pengaturan kehidupan dan perilakunya. Islam meletakan “ teks suci” sebagai dasar
kebenaran, sedangkan fisafat barat meletakan “akal” sebagai dasar.
Substansi engan kemaha kuasaan tuhan tanggung jawab manusia. Dan (3) keadilan
tuhan dan realitas kadilannya di hari kemudian.

3
Berbagai teori etika barat dapat dilihat dari susut pandang islam sebagai berikut:
1. Teologi utilitarian dalam islam :”hak individu dan kelompok penting” dan
“ tanggungjawab adalh perseorangan.
2. Distributive justice dalam islam:” hak orang miskin berada pada harta orang kaya.
3. Deontology dalam isslam :” niat baik tidak dapat mengubah yang “haram” jadi “halal”.
4. Enternal law dalam islam :” allah mewajibkan manusia untuk mempelajari wahyu dan
ciptannya.

 Etika Skriptual
Etika skriptual dapat diartika sebagai sebuah etika yang berangkat dari interprestasi
yang melibatkan aktivitas intelektual yang serius dan sungguh-sungguh terhadap nash
ai quran dan sunnah nabi sabagai etika utama.
Al quran dipandang mencakup tiga hal utama, yaitu hakikat benar dan salah, keadilan
dan kekuasaan dan kekuasaan tuhan dan kebebasan dan tanggungjawab. Sumber :
- Al quran dan topic analisis. Teks dan interpretasinya, kebaikan dan kebenaran,
keadilan tuhan dan tanggung jawab.
- Bukti-bukti dan tradisi hadis nabi : kekuasaan tuhan, kemampuan manusia, kebaikan
ada di dalam hati, rukun iman, inti keadilan dan tanggung jawab moral.

   Teori etika teologis


Rasionalisasi etika , dasar-dasar deontology dari benar dan salah : (a)kapasitas
manusia dan tanggungjawabnya,(b) kebijaksaan tuhan dan kedilan.
Etika kebebasan , ketentuan tuhan sebagai dasar benar dan salah :(a) capacity dan
acquisition,(b) keadilan dan ketidakadilan yang diterapkan tuhan.

Persoalan teologi, memunculkan berbagai aliran pemikiran dalam islam, antara lain :
1) Mu’tazilah berhadapan asy ariah , meliputi sumber pengetahuan =akal pikiran
2) Sumb hukum = akal, wahyu dan agama, syariat baik/buruk= akal dan syariat.
3) Jabariah terhadap qadariah.

   Rasionalisme (mu’tazilah)

4
Benar / salah terbatas a hukum etika berkaitan dengan : pujian/ cercaan, pahala/siksa.
Manusia diberi akal jadi harus berfikir untuk menentukan perbuatan. Perbuatan dan
tanggung jawab bergantung pada pengetahuan . akal menopang kehidupan etika
secara keseluruhan . benar/.salah diketahui lewat pengetahuan atau akal.

   Semi rasionalis-asyriah
(1) dasar pnentuan benar/salah :a. benar =apa yang dikehendaki dan di perintah Allah,
salah = apa yang dilarang allah,b. perbuatan itu di ciptakan tuhan dan manusia, c.
wahyu yang menentukan segala hal yang menjadi kewajibansecara moral dan agama,
d.peran wahyu adlah mengonfirmasikan apa yang telah di temukan oleh akal.
(2) Tanggungjawab manusia a. sebatas/sesuai dengan perbuatan yang berasal dari
kekuasaan yang diciptakan saja.
(3) Keadilan Tuhan : apapun yang dilakukan / dikehendaki Tuhan itu adil.

   Etika filsafat
Latar belakang pendapat mayoritas ahli-ahli islam: tidak ada mazhab etika dalam
pemikiran islam karena dalam pemikiran islam karena sudah ada Al quran dan Hadist.

Prinsip utama :
1) Berpihak pada teori etika yang bersifat universal dan fitri.
2) Moralitas dalam islam didasarkan pada keadilan menempatkan segala sesuatu pda
tempatnya.
3) Tidak etis akan menghasilkan kebahagiaan termai dunia dan fisik.
4) Tindakan etis bersifat rasional.

   Etika keagamaan
Cirri-cirinya adalah :
1) Berakar pada Al quran dan Hadist
2) Cenderung melepas kepelikan metodolodi langsung mengungkapkan moralitas
islam secara langsung.

5
3) Kebaikan/perilaku yang baik menurut : Al Dunya, miskawaih, hasan al basin,
mawardi.

Kebaikan / perilaku yang baik, Ai Dunya : Ucapan yang benar, setia dan taat kepada
Allah, dermawan, membalas perbuatan baik, menegakkan kebenaran , solider terhadap
teman.

   Teori keadilan distribusi islam


Para pengamat mengatakan bahwa, tujuan distribusin dalam islam adalah persamaan
dalam distribusi.
Dalam pandangan munawar iqbal, bahwa yang di maksud dengan distribusi justice
dalam islam adalah distribusi yang menjamin 3 hal berikut:

1) Jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar bagi semua.


2) Objektivitas atau kedilan tetapi bukan persamaan dalam pendapatan individu
3) Pembatasan ketidak merataan ekstrem dalam pendapatan dan kekayaan individu.

C.PERSPEKTIF DARI AJARAN BARAT


   Teori Keadilan Distribusi
Inti dari teori inibahwa “perbuatan disebut etis apabila menjunjung keadilan distribusi
barang dan jasa” yang berdasarkan pada konsep “fairness”. Konsep yang dikemukakan
oleh john rawls, filsuf kontemporer dari harfard, memiliki nilai dasar keadilan.
Suatu perbuatan dikatakan etis bila berakibat pemerataan / kesamaan kesejahteraan
dan beban.
 
   Teori utilitarianisme
Teori ini mengarahkan kita dalam pengambilan keputusan etika dengan pertimbangan
manfaat terbesar bagi banyak pihak sebagai hasil akhirnya.semakin bermanfaat pada
semakin banyak orang, perbuatan itu semakin etis.
Benthan menciptakan prosedur mekanis untuk memperkirakan status moral dari suatu
perbuatan, metodenya disebut felific calculus. Dan kemudian S.Mill melakukan Revisi

6
dan mengembangkan lebih lanjut konsep ini sehingga menjadi bagian penting dari
konsep liberal dalam tujuan kebijakan Negara.
  
   Konsep Deontologi
Deontologi berasal dari kata deon yang berarti tugas atau kewwajiban. Apabila sesuatu
dilakukan berdasarkan kewajiban, maka ia melepaskan sama sekali moralitas dari
konsekuensi perbuatannya.tokoh pengembang konsep ini adalah imanuel kant.

   Teori keutamaan (virtue ethics)
Dasar teori ini adalah tidak menyoroti perbuatan manusia semata, namun seluruh
manusia sebagai pelaku moral.pendekatan ini menggunakan dasar pemikiran
aristoteles tentang kebijakan/kesalehan, dimana manusia sebagai makhluk politik tak
dapat lepas dari polis/komunitasnnya.
 
   Teori hukum abadi(Eternal Law)
Dasar dari teori ini adalah bahwa perbuatan etis harus didasarkan ajaran kitab suci dan
alam, namun permasalahan timbul karena kemudian agama menganjurkan
meninggalkan keduniawian dengan meditasi untuk menjadi orang yang sempurna.
 
   Teori personal libertarianisme
Teori ini bersifat deontology karena melindungi hak kebebasan individu, namun bersifat
teleology pula, karena juga melihat hasil, yaitu apakah kebebasan telah dibatasi atau
tidak.
Teori ini dikembangkn oleh Robert Nozick, dimana perbuatan etika diukur bukan
dengan keadilan distribusi kekayaan namun dengan kedilan/kesamaan kesempatan
bagi semua terhadap pilihan-pilihan yang ada untuk kemakmuran mereka. Teori ini
percaya bahwa moralitas akabn tumbuh subur dari maksimalisasi kebebasan individu.
 
   Teori Ethical Egoisme
Dalam teori ini maksimalisasi kepentingan individu dilakukan sesuai keinginan individu
yang bersangkutan. Kepentingan bukan harus barang/kekayaan, bisa pula ketenaran,

7
keluarga bahagia, pekerjaan yang baik atau apapun yang dianggap penting oleh
pengambil keputusan.
 
   Teori Existentialisme
Tokoh yang mengembangkan pahan ini adlah jean-paul Sartre. Menurutnya standar
perilaku tidak dapat dirasionalisasikan . menurut interpretasinya eksistensi mendahului
esensi.Awainya manusia dahulu yang ada kemudian baru ia menentukan siapa ia atau
esensi dirinya. Setiap orang adalah makhluk bebas. Pertanggungjawaban moral berada
pada setiap individu dengan caranya sendiri-sendiri.
 
   Teori Relativisme
Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relative. Jawaban etika tergantung dari
situasinya. Dasar pemikiran ini adalah bahwa tidak ada criteria universal untuk
menentukan perbuatan etis.setiap individu menggunakan kriterianya masing-masingdan
berbeda setiap budaya atu Negara.

  Teori hak (right)


Teori ini cenderung paling banyak digunakan dan popular untukmmasa modern. Nilai
dasar yang dianut adalah liberty (kebebasan). Perbuatan etis harus berdasarkan hak
individu terhadap memilih. Setiap individu memliki hak moral yang tidak dapat ditawar.

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

Begitu kuatnya oxymoron itu, muncul istilah business ethics atau ethics in
business. Sekitar dasawarsa 1960-an, istilah itu di Amerika Serikat menjadi bahan
controversial. Orang boleh saja berbeda pendapat mengenai kondisi moral lingkungan
bisnis tertentu dari waktu ke waktu. Tetapi agaknya kontroversi ini bukanya

8
berkembang ke arah yang produktif, tapi malah semakin menjurus ke suasana debat
kusir.

B. SARAN

Bertolak dari pembahasan Etika dari Berbagai Perspektif penyusun memberikan saran
sebagai berikut :
Bagi pembaca penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun
demi sempurnanya makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ruky, Achmad S. 2000, Menjadi Manajer Internasional, Jakarta, PT Gramedia Pustaka


Utama.

Anda mungkin juga menyukai