Anda di halaman 1dari 12

ETIKA ABAD KE 20

Arti kata “baik” menurut George Edward Moore


Kata baik adalah kunci dari moralitas, namun Moore merasa heran tidak satupun etikawan yang
berbicara tentang kata baik tersebut, seakan-akan hal itu sudah jelas dengan sendirinya.
Menurut Moore, disinilah letak permasalahannya sehingga terdapat kekacauan dalam
menafsirkan kata baik tersebut.

Tatanan Nilai Max Scheller

Scheller sebenarnya membantah


anggapan teori imperative
category
Immanuel Kant yang
mengatakan bahwa hakikat
moralitas terdiri atas
kehendak untuk memenuhi
kewajiban karena kewajiban itu
sendiri. Kewajiban
bukanlah unsur primer, melainkan
mengikuti apa yang bernilai.
Manusia wajib
Scheller sebenarnya membantah
anggapan teori imperative
category
Immanuel Kant yang
mengatakan bahwa hakikat
moralitas terdiri atas
kehendak untuk memenuhi
kewajiban karena kewajiban itu
sendiri. Kewajiban
bukanlah unsur primer, melainkan
mengikuti apa yang bernilai.
Manusia wajib
Scheller sebenarnya membantah
anggapan teori imperative
category
Immanuel Kant yang
mengatakan bahwa hakikat
moralitas terdiri atas
kehendak untuk memenuhi
kewajiban karena kewajiban itu
sendiri. Kewajiban
bukanlah unsur primer, melainkan
mengikuti apa yang bernilai.
Manusia wajib
cheller sebenarnya membantah
anggapan teori imperative
category
Immanuel Kant yang
mengatakan bahwa hakikat
moralitas terdiri atas
kehendak untuk memenuhi
kewajiban karena kewajiban itu
sendiri. Kewajiban
bukanlah unsur primer, melainkan
mengikuti apa yang bernilai.
Manusia waj
cheller sebenarnya membantah
anggapan teori imperative
category
Immanuel Kant yang
mengatakan bahwa hakikat
moralitas terdiri atas
kehendak untuk memenuhi
kewajiban karena kewajiban itu
sendiri. Kewajiban
bukanlah unsur primer, melainkan
mengikuti apa yang bernilai.
Manusia waj
cheller sebenarnya membantah anggapan teori imperative categoryImmanuel Kant
yang mengatakan bahwa hakikat moralitas terdiri ataskehendak untuk memenuhi
kewajiban karena kewajiban itu sendiri. Kewajiban bukanlah unsur primer, melainkan mengikuti
apa yang bernilai. Menurut Scheller, ada empat gugus nilai yang masing-masing mandiri dan
berbeda antara satu dengan yang lain, yaitu:
(1) nilai-nilai sekitar enak dan tidak enak
(2) nilai-nilai vital
(3) nilai-nilai rohani murni
(4) nilai-nilai sekitar roh kudus

Etika Situasi Joseph Fletcher


Menurut Joseph Fletcher, bertentangan dengan prinsip moralitas absolut bahwa kewajiban
moral apa pun selalu bergantung pada situasi tertentu. Karena ketika berada dalam situasi
tertentu bisa saja baik dan benar, namun jika dalam situasi buruk bisa menjadi buruk dan salah.
Oleh karena itu, etika dapat dipahami dalam situasi tertentu, namun tidak selalu sama, itulah
sebabnya teori ini dapat disebut etika situasional.

Pandangan Penuh Kasih Iris Murdoch


Iris Murdoch mengatakan bahwa teori-teori etika pasca-kant yang memusatkan kepada kehendak bebas
tidak mengenai sasaran dan juga membunag nilai-nilai moral dari dunia nyata dan bukan kemampuan
otonom yang menciptakan nilai, tetapi kemampuan untuk melihat dengan penuh kasih dan adil, yang
menghasilkan pengertian yang benar.

Pengelolaan Kelakuan Byrrhus Frederic Skinner


Teori Skinner mengatakan bahwa perlunya dilakukan rekayasa atas kondisi lingkungan
kehidupan yang berasal dari luar diri untuk mengubahkelakukannya. Skinner menyoroti ilmu
pengetahuan sudah berkembang jauh selama dua ribu tahun terakhir, tetapi teori etika dan
kelakuan tidak berkembang jauh sejak dicetuskan oleh Aristoteles dan Plato. Menurut Skinner
hal tersebut karenafilsafat ilmu manusia hanya memfokuskan pada inner state (keadaan batin
manusia).

Prinsip Tanggung Jawab Hans Jonas


Jonas mengamati bahwa walaupun kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa
kemajuan, tetapi kemajuan tersebut dapat menimbulkan masalah baru. Teori Jonas
menekankan bahwa perlu adanya etika yang berfokus pada tanggung jawab, karena untuk
bertanggung jawab atas keutuhan kondisi kehidupan manusia masa depan.

Kegagalan Etika Pencerahan


Alasdair MacIntyre
Menurut MacIntyre etika
pencerahan telah gagal karena
pencerahan atas
rasionalitas telah membuang yang
menjadi dasar rasionalitas tiap
ajaran moral.
Menurut MacIntyre berdasar pada
Aristoteles sampai Thomas
Aquinas bahwa
manusia mempunyai tujuan hakiki
yang mana manusia hidup untuk
mencapai
itu. Sehingga moralitas juga
sebagai jalan ke tujuan hakiki
tersebu
Kegagalan Etika Pencerahan Alasdair MacIntyre
MacIntyre mengatakan bahwa etika pencerahan telah gagal karena pencerahan atasrasionalitas
telah membuang yang menjadi dasar rasionalitas tiap ajaran moral. Menurut MacIntyre
berdasar pada Aristoteles sampai Thomas Aquinasmengatakan bahwa manusia mempunyai
tujuan hakiki yang mana manusia hidup untuk mencapai tujuan itu. Sehingga moralitas juga
menjadi jalan ke tujuan tersebut.

TEORI ETIKA DAN PARADIGMA HAKIKAT MANUSIA


Berdasarkan mengulas bebagai filosofi maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Tampaknya sampai saat ini banyak teori etika berkembang yang mana setiap
teorimemiliki pihak pendukung dan pihak penentang.
 Munculnya banyak teori etika disebabkan adanya perbedaan paradigma, pola pikir, atau
pemahaman tentang hakikat hidup sebagai manusia
 Hampir keseluruhan teori yang ada berdasar pada paradigma tidak utuhtentang hakikat
manusia.
 Semua Teori - teori tersebut terkesan saling bertentangan, tetapi jika dilihat dariproses
kesadaran diri manusia, teori-teori tersebut memiliki tahapan moralitan yang sama.
 Teori-teori yang terlihat setengah-setengah dapat digabungkan manjadi satuteori
tunggal yang mana berdasar paradigma manusia utuh.
 Inti dari etika manusia utuh adalah keseimbangan pada:

o Kepentingan pribadi, kepentingan masyarakat, dan kepentingan Tuhan


o Keseimbangan Modal materi (PQ, IQ), modal sosial (EQ), dan modal spiritual (SQ)
o Kebahagiaan lahir (duniawi), kesejahteraan masyarakat, dan kebahagiaan batin
(surgawi)
o Hak (individu) dengan kewajiban kepada masyarakat dan Tuhan

Berikut ini teori etika dan hubungannnya dengan paradigma hakikat manusia dan kecerdasan :
Berdasarkan tabel penjelasan hubungan teori etika berdasarkan pada paradigma hakikat manusia dan
kecerdasan dapat digambarkan modelnya sebagai berikut:

Berdasarkan tabel penjelasan


hubungan teori etika berdasar pada
paradigma
hakikat manusia dan
kecerdasan dapat digambarkan
modelnya yang mana
sebagai berikut.
Pada Model tersebut dapat
diketahui alasan banyaknya
teori dengan
argumentasi atau sudut
pandang penalaran yang
berbeda. Paradigma atau
pemahaman tentang hakikat
manusia akan menentukan tujuan
hidup atau nilai-
nilai yang ingin dicapai.
Nilai-nilai kehidupan yang
dicapai menjadi latar belakang
dari adanya teori
tentang etika dan norma moral,
yang mana teori etika dan norma
moral menjadi
pedoman dalam bertindak dan
berperilaku, kemudian tindakan
dan perilaku yang
dilakukan akan menjadi
kebiasaan yang jika diulang
terus-menerus akan
19
Berdasarkan model ini, kita dapat memahami mengapa ada begitu banyak teori dengan argumen dan
perspektif yang berbeda. Model atau pemahaman tentang hakikat manusia akan menentukan tujuan
atau nilai hidup yang ingin dicapai. Nilai-nilai kehidupan yang dicapai menjadi landasan bagi adanya
teori etika dan standar etika, yang mana teori etika dan standar etika menjadi pedoman dalam
bertindak. dan bertingkah laku, maka tindakan dan perilaku yang dilakukan akan menjadi kebiasaan, bila
diulang terus menerus akan membentuk karakter, dan karakter yang terbentuk akan menjadi tolak ukur
efektifitas nilai atau tujuan yang diinginkan.

Tantangan ke Depan Etika Sebagai Ilmu


Ilmu etika sendiri sudah ada dan ada jauh sebelum Masehi, dimana ilmu etika dan ilmu agama
menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sejak awal mula agama. Secara historis telah
terjadi konflik antara agama dan sains. Agama kemudian menjadi penghambat perkembangan
ilmu pengetahuan. Demikian pula dalam ilmu moral, ada ilmuwan yang memisahkan ilmu moral
dengan ilmu agama, hanya membahas makna hidup dalam konteks duniawi namun
mengabaikan aspek spiritual 'Menjadi Manusia. Hal ini membuat pengembangan ilmu moral
berdasarkan model manusia menjadi tidak lengkap. Oleh karena itu, perlu dicari cara untuk
membangun manusia seutuhnya dalam ilmu moral, yang memerlukan keseimbangan yang baik
antara berbagai aspek:

 keseimbangan antara hak (teori hak), dan kewajiban (teori deontologi)


 Keseimbangan tujuan duniawi (teori teleologi), dan rohani (teori teonom)
 Keseimbangan antara kepentingan individu (teori egoisme) dankepentingan
masyarakat (teori utilitarianisme)
 Gabungan ketiga butir di atas akan menentukan karakter seseorang (teorikeutamaan)
 Hidup adalah suatu proses evolusi kesadaran. Teori perkembangan moralKohlberg
menjelaskan teori etika dapat dianalogikan dengan alur prosesevolusi kesadaran: hak
(egoisme) - utilitarianisme - kewajiban (deontologi) -teonom - keutamaan (virtue).

Anda mungkin juga menyukai