Anda di halaman 1dari 7

BAB 3

Teori - Teori Etika



Etika Absolut Versus Etika Relatif
Sampai saat ini masih terjadi perdebatan dan perbedaan pandangan diantara
etikawantentang apakah etika bersifat absolut atau relatif. Para penganut paham
etika absolut denganberbagai argumentasi yang masuk akal meyakini bahwa ada
prinsip-prinsip etika yangbersifat mutlak, berlaku universal kapan pun dan
dimanapun. Sementara itu, para penganutetika relatif dengan berbagai
argumentasi yang juga tampak masuk akal membatah hal ini.Di antara tokoh-
tokoh berpengaruh yang mendukung paham etika relatif ini adalahJoseph
Fletcher (dalam Suseno, 2006), yang terkenal dengan teori etika situasional-nya.
Iamenolak adanya norma-norma moral umum karena kewajiban moral selalu
bergantung padasituasi konkrit, dan situasi konkrit in dalam keseharianya tidak
pernah sama.Tokoh pengaruh pendukung paham etika absolut antara lain Immanuel Kant
danJammes Rachels. Rahcels sendiri, yang walaupun membuka pemikiranya
denganmemberikan argumentasi bagi pendukung etika relatif. Ia mengatakan
bahwa ada pakok teoritis yang umum dimana ada aturan-aturan moral tertentu
yang dianut secara bersama-sama oleh semua masyarakat kerena aturan-
aturan itu penting untuk kelestarian masyarakat.

Perkembangan Perilaku Moral
Teori perkembangan moral banyak dibahas dalam ilmu psikologi. Salah satu
teoriyang sangat berpengaruh di kemukakan oleh Kohlberg ( dalam Atkinson
et.al., 1996) danganmengemukakan tiga tahap perkembangan moral dihubungkan
dengan pertumbuhan usia anak.Beberapa konsep yang memerlukan penjelasan,
antara lain :

1. Perilaku moral (moral behavior)
Adalah berilaku yang mengikuti kode moral kelompok masyarakat tertentu.
Moraldalam hal ini berarti adat kebiasaan atau tradisi.

2. Perilaku tidak bermoral (immoral behavior)
Berarti peilaku yang gagal mematuhi harapan kelompok sosial tersebut.

3. Perilaku diluar kesadaran moral (unmoral behavior)
Adalah perilaku yang menyimpang dari harapan kelompok sosial yang lebih disebabkan oleh
ketidakmampuan yang bersangkutan dalam memahami harapankelompok sosial.


4. Perkembangan moral (moral development)
Bergantung pada perkembangan intelektul seseorang. Perkembangan moral
adahubunganya dengan tahap-tahap perkembangan intelektual ini.

Beberapa Teori Etika

Suatu pengetahuan tentang suatu objek baru bisa dianggap sebagai disiplin ilmu
bilapengetahuan tersebut telah dilengkapi dengan seperangkat teori tentang
objek yang dikaji.Jadi, teori merupakan tulang punggung suatu ilmu. Ilmu pada
dasarnya adalah kumpulanpengetahuan yang bersifat menjelaskan berbagai
gejala alam dan sosial yang memungkinkanmanusia melakukan serangkaian
tindakan untuk menguasai gejala tersebut berdasrkanpenjelasan yang ada, sedangkan
teori adalah pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor
tertentu dari sebuah disiplin keilmuan (Suriasumantri, 2000).Etika sebagai disiplin
ilmu berhubungan dngan kajian secara kritis tentang adatkebiasaan, nilai-
nilai, dan norma-normaperilaku manusia yang dianggap baik atau tidak
baik.Sebagi ilmu, etika belum semapan ilmu fisika atau ilmu ekonomi. Dalam etika
masihdijumpai banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan suatu tindakan,
sifat, atau objek parilaku yang sama dari sudut pandang atau perspektif yang
berlainan.

Egoisme
Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungn dengan
egoisme,yaitu: egoisme psikologis dan egoisme etis.

Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua
tindakanmanusia dimotivasi oleh kepentingan berkuwat diri (selfish). Menurut
teori ini, orang bolehsaja yakin bahwa ada tindakan mereka yang bersifat luhur
dan suka berkorban, namun semua tindakan yang terkesan luhur dan tindakan
yang suka berkorban tersebut hanyalah ilusi.
Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-
interest). Munculnya paham egoisme etis memberikan landasan yang sangat kuat
bagimunculnya paham ekonomi kapitalis dalam ilmu ekonomi.

Utilitarianisme
Utilitarisme besasal dari kata latin utilis, kemudian menjadi kata Inggris
Utility yang berarti bermanfaat ( Bertens, 2000 ). Menurut teori ini, suatu tindakan
dapat dikatakan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota
masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal: the greatest happiness of
the greatest numbers. Jadi, ukuran baik tidaknyasuatu tindakan dilihat dari
akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan itu apakah memberimanfaat atau
tidak. Itulah sebabnya, paham ini disebut juga paham teleologis. Teleologis
berasal dari kata yunani telos yang berarti tujuan.Perbedaan paham
utilitarianisme dengan paham egoisme etis adalah melihat darisudut pandang
kepentingan individu, sedangkan paham utilitarianisme melihat dari
sudutkepentingan orang banyak ( kepentingan bersama, kepentingan masyarakat
).

Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban ( Beterns,
2000 ). Paham ini dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804) dan kembali
mendapatdukungan dari filsuf abad ke-20, Anscombe dan suaminya .Peter Geach
(Rachels, 2004).Paham deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu
tindakan
tidak ada kaitannya samasekali dengan tujuan, konsekuensi, atau dari akibat dari
tindakan tersebut.
Untuk memahami lebih lanjut tentang paham deontologi ini, sebaiknya dipahami
terlebih dahulu dua konsep penting yang dikemukakan oleh Kant, yaitu konsep imperative
hypothesis dan impertive categories.
Imperative hypothesis adalah perintah-perintah (ought) yang bersifat khusus
yang harus diikuti jika seseorang mempunyai keinginan yang relevan.
Imperative categories adalah kewajiban moral yang mewajibkan kita begitu saja
tanpa syaratapa pun. Dalam hal ini, kewajiban moral bersifat mutlak tanpa ada
pengecualian apa pun dantanpa dikaitkan dengan keiginan atau tujuan apa pun.

Teori hak
Menurut teori hak, suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan
atautindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia (HAM). Namun
senagaimana dikatakanoleh Bertens (2000), teori hak merupakan suatu aspek dari
teori Deontology (kewajiban) karena hak tidak dapat dipisahkan dengan
kewajiban bagaikan satu keping mata uang logam yang sama dengan dua sisi. Teori
hak sebenarnya didasarkan atas asumsi bahwa manusia mempunyai martabat dan
semua manusia mempunyai martabat yang sama.Hak asasi manusia didasarkan
atas beberapa sumber otoritas (Weiss, 2006), yaitu:

1) Hak hukum (legal right)Adalah hak yang didasarkan atas sistem/yurisdiksi
hukum suatu negara,dimana sumber hukum tertinggi suatu negara adalah
Undang-Undang Dasarnegara yang bersangkutan.
2) Hak moral atau kemanusiaan (moral, human right)Dihubungkan dengan
pribadi manusia secara individu, atau dalam beberapakasus dihubungkan
dengan kelompok bukan dengan masyarakat dalam artiluas. Hak
moral berkaitan dengan kepentingan individu sepanjang
kepentinganindividu itu tidak melanggar hak-hak orang lain.
3) Hak kontraktual (contractual right)Mengikat individu-individu yang
membuat kesepakatan atau kontrak bersamadalam wujud hak dan
kewajiban masing-masing pihak.

Teori Keutamaan (Virtue Theory)
Teori keutamaan sebenarnya telah lahir sejak jaman dahulu yang didasarkan
ataspemikiran Aristoteles (384-322 SM) yang sempat tenggelam. Teori keutamaan
berangkat darimanusianya ( Bertens, 2000). Teori keutamaan tidak menanyakan
tindakan mana yang etisdan tindakan mana yang tidak etis. Tidak seperti kedua
teori yang pernah dijelaskansebelumnya, dasar teori keutamaan sangat berbeda.
Teori ini tidak lagi mempertanyakan suatu tindakan, tetapi berangkat dari
pernyataan mengenai sifat-sifat atau karakter yang harus dimiliki seseorang agar
bisa disebut sebagai manusia utama, dan sifat-sifat atau karakter yang
mencerminkan manusia hina. Dengan demikian, karakteristik/sifat utama dapat
didefinisikan sebagai disposisi sifat/watak yang telah melekat dan dimiliki oleh
seseorang dan memungkinkan dia untuk selalu bertingkah laku yang secara moral
bernilai baik.

Teori Etika Teonom
Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat Kristen. Teori ini mengatakan bahwa
karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya
dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika
sepadan dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila
tidak mengikuti aturan-aturan perintahAllah sebagaimana telah diungkapkan
dalam kitab suci.

Etika Abad ke-20
Esensi dari beberapa pemikiran moral yang berpengaruh yang muncul pada abad
ke-20 sebagai tambahan atas beberapa paham/teori etika yang telah diuraikan
sebelumnya.Ringkasan ini diambil dari buku Etik Abad Kedua puluh karangan
Frans Magnis Suseno (2006).

Arti Kata Baik Menurut George Edwar Moore

Kata baik adalah kunci dari moralitas, namun Moore mersa heran tidak satu
punetikawan yang berbicara tentang kata baik tersebut, seakan-akan hal itu
sudah jelas dengansendirinya. Kata baik sebagai nikmat (kaum hedonis),
memenuhi keinginan individu (etika egoisme, etika psikologis), memenuhi
kepentingan orang banyak (etika utilitarianisme), memenuhi kehendak Allah
(etika teonom), dan bhkan ada yng mengatakan kata baik tidak mempunyai arti.
Sebenarnya kata baik adalah baik,titik. Setiap usaha utuk mendefinisikannya
akan selalu menimbulkan kekacauan.

Tatanan Nilai Max Scheller
Menurut Scheller,ada empat gugus nilai yang masing-masing mandiri dan
berbedaantara satu dengan yang lain, yaitu:

1) Nilai-nilai sekitar enak dan tidak enak
2) Nilai-nilai vital
3) Nilai-nilai rohani murni
4) Nilai-nilai sekitar roh kudus

Etika Situasi Joseph Fletcher
Joseph Fletcher termasuk tokoh yang menentang adanya prinsip-prinsip etika
yang bersifat mutlak. Ia berpendapat bahwa setiap kewajiban moral selalu
bergantung pada situasi konkrit.

Pandangan Penuh Kasih Iris Murdoch
Menurut Murdoch, yang khas dari teori-teori etika pasca Kant adalah bahwa nilai-
nilai moral dibuang dari dunia nyata. Teori Murdoch menyatakan bahwa bukan
kemampuan otonom yang menciptakan nilai, melainkan kemampuan untuk
melihat dengan penuh kasih dan adil.

Pengelolaan Kelakuan Byrrhus Frederic Skinner
Teori Skinner mengenai pengelolaan kelakuan dimulai dari pengamatannya
bahwa dalam ilmu fisika dan ilmu hayat, manusia telah mencapai kemajuan luar
biasa dalam 2000 tahun terakhir. Skinner mengatakan bahwa pendekatan filsfat
nasional dan ilmu manusia tdak memadahi sehingga yang diperlukan bukanlah
ilmu etika, tetapi sebuah teknologi kelakuan.

Prinsip Tanggung Jawab Hans Jonas
Etika tradisional hanya memperhatikan akibat tindakan manusia dalam
lingkungan dekat dan sesaat. Etika macam ini tidak dapat lagi menghadapi
ancaman global kehidupan didunia ini. Oleh karena itu, Jonas menekankan
pentingnya dirancang etika baru yang berfokus pada tanggung jawab.

Kegagalan Etika Pencerahan Alasdair Maclntyre
Maclntyre mengatakan bahwa etika pencerahan telah gagal karena perencanaan
atas nama rasionalitas justru telah membuang apa yang menjadi dasar
rasionalitas setiap ajaran moral, yaitu pandangan teleologis tentang manusia.

Teori Etika Dan Paradigma Hakikat Manusia
Setalah mengulas berbagai filosofi, konsep tentang hakikat alam semesta dan
hakikat manusia, serta setelah mengupas pokok-pokok pikiran dari berbagai
macam teori etika yang berkembang,maka dapat dilihat ringkasan berbagai teori
etika dan hubungannya dengan paradigma hakikat manusia.











Paradigma
Hakikat
Manusia
Acuan
Nilai/Tuju
an Hidup
Acuan
Teori
Moral/Etik
a

Tindakan

Kebiasaan
Karakter
Realisasi
Nilai
Hidup
Tantangan ke Depan Etika Sebagai Ilmu
Etika sebagai ajaran moral telah menjadi bagian tak terpisahkan dari semua
agama sejak agama itu hadir. Namun sebagai ilmu, etika masih kalah mapan bila
dibandingkan dengan ilmu-ilmu lainya separti ilmu fisika, ilmu ekonomi, dan lain-
lain. Etika sebagai ilmu mecoba menjelaskan perilaku manusia dalam konteks
sebatas makna hidup duniawi umat manusia dengan mengabaikan sama sekali
aspek kesadaran spiritual dalam diri manusia.Ilmu etika kedepan hendaknya
didasarkan atas paradigma manusia utuh, yaitu suatupola pikir yang
mengutamakan integrasi dan keseimbangan pada:

a) Pertumbuhan PQ, IQ, EQ, dan SQ.
b) Kepentingan individu, kepantingan masyarakat, dan kepentingan Tuhan.
c) Keseimbangan tujuan lahiriah (duniawi) dengan tujuan rohaniah (spiritual).

Inti dari hakikat manusia utuh adalah keseimbangan, yang bisa diringkas
sebagiberikut:

a) Keseimbangan antara hak (teori hak) dan kewajiban (teori deontologi).
b) Keseimbangan tujuan duniawi (teori teleologi) dan rohani (teori teonom).
c) Keseimbangan antara kepentingan individu (teori egoisme) dan
kepantinganmasyarakat (teori utilitarianisme).
d) Gabungan ketiga butir diatas akan menentukan karakter seseorang (teori
keutamaan).
e) Hidup adalah suatu proses evolusi kesadaran.

Anda mungkin juga menyukai