Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa
seseorang dengan cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak
melanggar acto. Pembunuhan biasanya dilatarbelakangi oleh bermacam-
macam motif, misalnya politik, kecemburuan, dendam, membela diri, dan
sebagainya. Pembunuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling
umum adalah dengan menggunakan senjata api atau senjata tajam.
Pembunuhan dapat juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan
peledak, seperti bom.
Pembunuhan terdiri dari dua bagian yaitu : homicide (pembunuhan
manusia oleh manusia lainnya) dan suicide (bunuh diri manusia sendiri).
Bunuh diri adalah perbuatan menghentikan hidup sendiri yang dilakukan oleh
individu itu sendiri atau atas permintaannya. Betapapun kebudayaan dan pola
acto manusia, memberikan berbagai actor dan definisi maksud yang berbeda-
beda tentang bunuh diri ini. Namun, tetap saja pada intinya adalah “keputus-
asaan”. Sebab orang yang tidak berputus asa dan bersedia tetap menjalani
kehidupan seberat dan seburuk apapun, maka ia tidak akan pernah melakukan
kegiatan bunuh diri ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembunuhan ?
2. Apa contoh kasus dari pembunuhan ?
3. Bagaimana mengidentifikasi masalah/kasus ?
4. Bagaimana perhitungan besarnya masalah ?
5. Bagaimana distribusi masalah ?
6. Apa peranan epidemiologi dalam kasus tersebut ?
7. Bagaimana upaya pencegahannya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pembunuhan.
2. Untuk mengetahui contoh kasus dari pembunuhan.
3. Untuk mengetahui mengidentifikasi masalah/kasus.
4. Untuk mengetahui perhitungan besarnya masalah.
5. Untuk mengetahui distribusi masalah.
6. Untuk mengetahui peranan epidemiologi dalam kasus tersebut.
7. Untuk mengetahui upaya pencegahannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembunuhan
Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa
seseorang dengan cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak
melanggar acto. Pembunuhan biasanya dilatarbelakangi oleh bermacam-
macam motif, misalnya politik, kecemburuan, dendam, membela diri, dan
sebagainya.
B. Contoh Kasus Pembunuhan
Kasus pembunuhan yang disertai mutilasi terhadap pasangan suami istri
di Bandung, Jawa Barat Rabu ( 10/09 ). Dia mengaku tega menghabisi nyawa
kedua majikannya karena dendam sering diperlakukan dengan kejam
termasuk diberi makan basi. Tersangka yang merupakan pembantu korban
pasangan suami istri Ronald Alimuddin dan Sri Magdalena tega memenggal
kepala dan kedua lengan korban Sri Magdalena serta merebusnya. Aksi
pembunuhan sadis dilakukan tersangka menggunakan linggis serta sebilah
golok.
Tindakan sadis tersangka dipicu rasa sakit hati sekaligus dendam yang
lama dipendam tersangka atas perlakuan kejam majikannya. Bahkan
tersangka juga mengaku sering diberi makanan basi oleh korban
pembunuhan. Kasus ini disertai mutilasi. Tersangka berhasil diringkus
dirumah saudaranya di Saguling Kabupaten Bandung Barat.
C. Perhitungan Besarnya Masalah
Banyaknya kasus pembunuhan yang terjadi di dunia ini tidak luput dari
pemahaman kita tentang pentingnya komunikasi di antara manusia yang satu
dengan yang lainnya. Tidak sedikit pembunuhan terjadi karena hal sepele
seperti rasa cemburu dengan orang lain.
Jika kita bisa memahami sesama dan menghargai satu sama lain akan
mengurangi kasus pembunuhan. Nyawa bukan hal yang mudah di
permainkan. Menghilangkan nyawa seseorang menjadi hal yang tabuh
dilakukan. Seseorang yang sudak di kuasai hawa jahat akan mudah
terpengaruh untuk melakukan pembunuhan.
Kasus pembunuhan sadis yang dilakukan oleh Harnoko Dewanto
menambah panjang kasus-kasus pembunuhan sadis yang terjadi di Indonesia.
Paling sedikit ada 9 pembunuhan sadis yang terjadi.
D. Distribusi Masalah
Kasus pembunuhan sadis yang terjadi di Indonesia ada 9 kasus
diantaranya :
1. HARNOKO DEWANTO, pelaku pembunuhan 3 orang di Los Angeles,
Amerika Serikat (Gina, Eri, Suresh). Vonis hukuman mati
2. ROBOT GEDEK, siswanto atau yang dikenal dengan julukan robot gedek
( 1965- 2007 ) adalah terhukum karena perbuatan kriminal berupa sodomi
disertai dengan pembunuhan anak kecil di sekitar Jakarta dan Jawa Tengah
pada rentang waktu 1994-1996 dengan korban 12 anak.selain sodomi, robot
gedek juga memutilasi korbannya dengan merobek isi perut korbannya
untuk dia mabil dan dilakukan untuk pemenuhan hasrat seksualnya. Vonis
hukuman mati.
3. RIO ALEX BULO ( RIO MARTIL ), dia terbukti mecabut nyawa lima
orang dan sekali melakukan percobaan pembunuhan. Dia masuk LP pada 2
agustus 2004 dieksekusi 8 agustus 2008.
4. NY.ASTINI, pelaku pembunuhan 3 orang di Surabaya. Vonis hukuman
mati dan telah dieksekusi tahun 2005. Astini alias Bu Lastri dinyatakan
bersalah karena melakukan mutilasi dengan dimasukkan ke dalam tas
kresek yang dibuang di beberapa tempat sampah dan sungai di Surabaya.
5. GARIBALDI HANDAYANI, pelaku pembunuhan 7 orang di Jambi. Vonis
hukuman mati.
6. TUBAGUS YUSUF MAULANA ( DUKUN USEP ), Muhammad Tubagus
Yusuf ( lahir 1968 ) atau lebih dikenal dengan nama Dukun Usep
merupakan pelaku pembunuhan yang diketahui telah membunuh sebnayak
9 orang di Lebak. Dia di vonis mati pada 10 Maret 2008 dan kemudian vonis
dilaksanakan pada 18 Juli 2008 di sebuah desa di Lebak.
7. VERRY IDHAM HENYAKSAH ( RYAN JOMBANG ) seorang tersangka
pembunuhan berantai di Jakarta dan Jombang. Kasusnya mulai terungkap
setelah penemuan mayat termutilasi di Jakarta.
8. BABEH BAEKUNI, tersangka kasus mutilasi bocah 9 tahun bernama
Ardiansyah yang jasadnya di temukan di Cakung, Jakarta Timur. Di duga
berperilaku seperti Ryan, pelaku pembunuhan berantai asal Jombang.
9. AHMAD SURAJI, dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri
Lubukpakam 10 Desember 1997. Suraji adalah pelaku pembunuhan 42
wanita di Medan.
E. Peran Epidemiologi Dalam Kasus Pembunuhan
1. Mengidentifikasi factor-faktor yang berperan dalam terjadinya pembunuhan
seperti motif yang dilakukan oleh pelaku
2. Menyediakan data yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan
untuk menindaklanjuti kasus-kasus pembunhan yang terjadi
3. Membantu melakukan evaluasi terjadinya suatu pembunuhan.
4. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan pelaku dalam
upaya untuk mengatasi bertambahnya kejadian pembunuhan.
5. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah
pembunuhan.
F. Upaya Pencegahan
1. Primordial prevention
 Upaya pencegahan baik dari sisi pelaku atau korban ( jera sebelum
bertindak ). Jika orang membayangkan betapa menakutkannya
hukum qishas, maka dia akan menahan dirinya untuk tidak
membunuh. Dalam kasus ini, si calon pembunuh selamat dari
hukum qishas lantaran tidak jadi membunuh. Dan si calon korban
tetap hidup karena tidak jadi dibunuh.
 Mencegah tindakan balas dendam dari pihak keluarga korban.
 Menciptakan susana harmonis, perhatian dan penuh rasa
kekeluargaan.
 Mengembangkan nilai-nilai budi pekerti, kedisiplinan, dan ketaatan
beribadah.
2. Health promotion
 Memberikan wawasan atau pengetahuan terhadap keluarga atau
masyarakat tentang bahayanya pembunuhan dan konsekuensinya.
 Penyuluhan tentang pembunuhan.
3. Spesific protection
 Saksi dalam kasus pembunuhan dilindungi agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.
 Penjagaan ketat untuk pelaku pembunuhan.perlindungan dari pihak
aparat hukum untuk mengungkap kasus-kasus yang terselubung.
4. Early diagnosis
 Melakukan deteksi dini faktor risiko dan gangguan perilaku pada
anak.
 Biasanya tidak tamat sekolah
 Pengenalan karakteristik pelaku
5. Prompt treatment
 Pemeriksaan kesehatan untuk pelaku pembunuhan.
 Jika terjadi penyimpangan dalam diri pelaku pembunuhan,
dilakukan tes kesehatan lebih lanjut untuk menangani
penyimpangan tersebut.
6. Rehabilitation
 Pelaku pembunuhan diberikan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat
di dalam penjara untuk merehabilitasi diri.
 Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT
 Bertawakkal dan berusaha ikhlas menjalani cobaan untuk menebus
kesalahan yang tega membunuh orang.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pembunuhan biasanya dilatar belakangi dengan berbagai macam motif
seperti politik, kecemburuan, dendam, membela diri dan sebagainya.
Pembunuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling umum
adalah dengan menggunakan senjata api atau senjata tajam.
B. SARAN
1. Menjaga harmonisasi dalam lingkungan pergaulan serta di lingkungan
keluarga.
2. Selalu berfikir positif dalam bertindak.
3. Meningkatkan kewaspadaan diri terhadap kejadian kriminal.
DAFTAR PUSTAKA

Kompas, 1 Agustus 1999, hlm.1


Manciaux,M.,Romer,CJ.
Accidents inChilhood and Adolescence ; The Role of Rsearch WHO, geneva, 1991
Stansfield,SK.
Injury. Dalam Jamison, DT.Disease Control Priorities inDeveloping
Countries.Oxford University Press, London, 1993
http://www.alanrahlintang.blogspot.pembunuhan.com
http://www.indosiar.com/tag.pembunuhan-sadis.html.
www.jelajahunik.us>home>misteripembunuhan.com

Anda mungkin juga menyukai