Anda di halaman 1dari 7

TUGAS FILSAFAT MORAL

NAMA : Eva Esiska

NIM: 51418018

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA MADIUN

MADIUN 2019
KASUS PEMBUNUHAN SEORANG IBU OLEH ANAK

KANDUNGNYA SENDIRI DITINJU DARI TATANAN MORAL

SUBJEKTIF DAN TEORI NILAI.

Abstrak
Kata pembunuhan sudah sering kita dengar setiap harinya, bahkan di televisi banyak
diberitakan tentang pembunuhan, begitu mengerikan mengapa banyak orang yang tega
membunuh sesama manusia. Banyak manusia yang mati karena dibunuh oleh manusia
sendiri, bukan karena penyakit melainkan karena kekejaman hati manusia yang memiiki hati
nurani yang sesat, karena telah diseliputi dengan motif jahat dan tidak takut akan dosa.
Padahal Indonesia merupakan negara hukum yang jug menunjung tinggi nilai-nilai Hak
Asasi Manusia (HAM), tetapi mengapa masih saja banyak korban pembunuhan? Itu karena
manusia tidak memiliki perikemanusiaan, manusia yang membunuh tidak lebih dari
binatang, ini merupakan tindakan yang tidak menyertakan pikiran rasional, manusia menjadi
makhluk yang tidak bermoral, jika dia memiliki moral tentu dia tahu mana yang baik dan
mana yang jahat dan ini merupakan Actus Hominis, dalam teori mengatakan bahwa manusia
tidak lebih dari binatang ketika bertindak.
Key Word : Pembunuhan, Hati Nurani, Nilai Kehidupan

A. PENGERTIAN SERTA LATAR BELAKANG DARI PEMBUNUHAN.

VIVA –Tindakan biadab yang dilakukan Akmaludin (38), hingga tega membunuh
ibu kandungnya, Salbiah (60), di Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatra Selatan,
ternyata dipicu oleh hal yang sepele. Si pelaku tega menghabisi nyawa seorang
wanita yang telah memberi kehidupan karena dimarah tidak diberi makan dan
disebut pemalas.

” Motif pembunuhan ini dipicu karena permasalahan ekonomi.Dan sebelum


pembunuhan itu si pelaku mau makan, tapi tidak dikasi. Pelaku juga dibilang
pemalas,tidak mau kerja,” ungkap Kasat Reskrim Polres OKU, AKP Alex Adriya,
Kamis 11 April 2019.
Pelaku yang merasa kesal langsung naik pitam dan pergi ke dapur. Setelah itu
pelaku kembali menghampiri korban dengan membawa parang, dengan gelap mata
menggorok leher korban. Melihan korban sudah tewas dan kondisi leher yang
nyaris putus, pelaku langsung pergi ke sumur an mencuci darah yang ada
dibajunya. Setelah itu dia kabur menuju kediaman kerabatnya yang tidak jauh dari
rumah pelaku.
Dari kasus tersebut merupakan suatu kasus pembunuhan yang disengajakan
( direncanakan) dalam kasus itu sang pelaku dicap sebagai anak durhaka yang telah
membunuh ibu kandungannya sendiri. Ternyata pembunuhan tidak lagi memandang status
keluarga jika seorang telah diliputi rasa amarah yang begitu besar, sehingga mengalahkan
suara hati nuraninya. Banyak manusia banyak, banyak karakter banyak pula kejahatan.
Semakin kita mendalami karakter seseorang kita akan mengetahui bahwa ada manusia yang
lemah lembut, ada yang pengasih, dan tidak semua manusia itu baik, tentu ada manusia yang
jahat dan kejam, sehingga sampai ada yang membunuh sesamanya.
Pembunuhan merupakan perbuatan yang mengancam dan menghilangkan kehidupan
orang lain, baik direncana maupun tidak direncana. Nyawa manusia sangat berharga, tidak
satupun yang boleh mencabut nyawa manusia selain tuhan, maka barang siapa yang
menghilangkan nyawa orang lain akan terkena hukum pidana yang sudah jelas dan diatur
dalam UU. Sanksi pidana bagi si pelaku juga akan diatur seberapa beratnya kejahatan yang
dilakukan.Meskipun adanya hukuman bagi si pelaku pmbunuhan tetap tidak membuat orang
jera, tetapi makin bertambah dan sering sekali terjadi di dalam masyarakat. Apa sebenarnya
yang memicu terjadinyanya pembunuhn di masyarakat, bahkan antara keluarga, apakah
karena tidak ada lagi nilai kehidupan atau hati nuraninya sudah tumpul?

Motif yang melatarbelakangi pembunuhan juga beragam seperti, dendam,sakit hati,


cemburu, faktor ekonomi dan juga karena adanya persaingan di dalam suatu organisasi. Di
dalam motif pembunuhan tersebut memang ada juga faktor yang disebabkan oleh kesalahan
si korban, mungkin karena pernah menyakiti hati si pelaku,sehingga si pelaku merasa sangat
sakit hati,dan tidak mampu lagi untuk menahan rasa sakit hati yang begitu menyakitkan.
Membunuh atau menghilangkan nyawa orang lain merupakan tindakan manusia yang Actus
Humanus banyak orang dibunuh bukan oleh orang gila ataupun kesurupan, melainkan
dibunuh oleh orang yang masih sadar. Tetapi seringkali orang gelap mata ketika membunuh
orang. Sebagai makhluk yang actus humanus seharusnya manusia “tahu” di sini maksudnya
bukan hanya pengetahuan yang cukup terhadap objeknya atau sasaran perbuatannya,
melainkan juga mengenai dirinya sendiri. Apabila orang tersebut tahu bahwa membunuh
orang lain adalah tindakan yang tidak manusia,danjuga mau melakukan tindakan
pembunuhan maka orang tersebut patut untuk dihukum.
Tindakan membunuh juga merupakan tindakan direct voluntary mengapa? Itu karena ini
adalah tindakan yang langsung dikehendki, seharusnya manusa dapat berpikir sebelum
bertindak, karenakan berakibat fatal jika anda sampai menghilangkan nyawa orang lain,
apalagi ada dalam keadaan sadar arti anda tidak sedang mengalami gangguan kejiwaan serta
tidak mengalami kesurupan.
Manusia adalah makhluk hidup yang memang memerlukan kebebasan serta harus juga
bertindak. ”Harus bertindak artinya bahwa tindakan itu harus memenuhi standar atau kiteria
normatif tertentu. Makna terminolog “harus”mengedepankan pemahaman bahwa tindakan
manusia harus memenuhi syarat moral atau etis tertentu.
Dari penjelasan diatas dikatakan manusia harus bertindak, tetapi tetap berpegang pada nilai-
nilai serta norma. Suatu kebebasan yang diberikan harus bisa kita pertanggung jawabkan.
Bertanggung jawab artinya tindakan kta tidak merugikan orang lain. Suatu tindakan harus
menyertakan moralitas serta kesadaran rasional.

B. Hukum Yang Mengatur Tentang Pembunuhan.

Tuhan sudah menciptakan manusia sebagai makhluk paling luhur, sejak dalam
kandungan negara sudah memberikan perlindungan kepemilikan, hak untuk hidup, untuk
merdeka, hak atas persamaan derajat, serta hak-hak lainnya. Hak untuk hidup merupakan
suatu hak yang harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan hukum sebab hak ini
merupakan hak paling mulia bagi Tuhan dan manusia. Maka kita sesama manusia harus
saling melindungi dan menghormati
HAM ( Hak Asasi Manusia) yang sudah diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,bukankah sudah jelas bahwa
hanya Tuhan Sang pemberi kehidupanlah yang boleh mencabut nyawa manusia. Tetapi
manusia adalah makhluk yang egois dan selalu memandang bahwa dirinya yang berkuasa.

Di dalam Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang pembunuhan :


“Barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain, dipidana kerena
pembunuhan, dipenjara paling lama 15 (lima belas) tahun”.
1. Jika ingin lebih detail lagi mengenai hukum pidana pembuhan maka dapat dibagi menjadi
dua jenis menurut konsep yuridis yaitu :
a). Tidak disengaja
Artinya dalam melakukan pembunuhan si pelaku tidak sengaja atau tanpa direncanakan.
Contoh kecelakan Bis, kecelakan mobil, motor. Yang nama kecelakan tentu tidak
dinginkan oleh pihak manapun, kecuali memang sudah ada minatnya
b). Disengaja ( direncanakan)
Contoh pembunuhan baru ini yaitu, pemerkosaan dan pembunuhan terhadpap
seorang wanita yang merupakan pendeta muda di Palembang, yang dilakukan oleh dua orang
pria, kedua orang pria tersebut sudah merencanakan untuk melakukan niat jahatnya.Mereka
awalnya menaruh sebatang pohon kayu di tengah jalan, ketika sang pendeta itu lewat, dia
berhenti untuk menyingkirkan kayu tersebut ke pingir. Tetapi tiba-tiba kedua pelaku datang
dan melakukan kejahatan yang sangat kejam kepada si korban.
“Direct voluntary adalah voluntary in itself, namely what is directly willed by
a person. Artinya, direct voluntary adalah kehendak si pelaku itu sendiri. Dengan
demikian direct voluntary adalah cetusan dari diri manusia sebagai subjek dari
tingkah lakunya. Menghendaki untuk melakukan suatu tindakan merupakan tindakan
untuk mengomunukasiakn diri dalam tindakan tersebut. Suatu perbuatan buruk
( seperti membunuh, mencuri, memerkosa, dst) dalam pertimbangan moral /etis, tidak
pernah boleh merupakan direct voluntary”.

Disengajakan artinya bahwa pembunuhan tersebut memang sudah direncanakan sejak


dahulu. Pembunuhan berencana merupakan pembuhan yang bersifat serius dan si pelaku bisa
dihukum seumur hidup atau dihukum mati. Contoh melakukan aborsi supaya lepas dari
tanggung jawab, mutilasi tubuh orang lain, pengeboman dan sebagainya. Semua itu
merupakan tindakan dimana manusia bukan lagi manusia, karena mereka tidak memiliki rasa
kasihan,takut dan tidak lagi menjunjungi tinggi nilai kehidupan, manusia menjadi tidak
bermoral , sehingga manusia melanggar yang namanya Tatanan Moral Subjektif dan Objektif.
1). Moral Objektif yaitu pedoman tentang baik atau buruk yang ada dalam hidup bersama,
dibuat bersama,dan bisa disepakati bersama, demi kebaikan manusia. Ia bisa berupa
hukum, Undang-Undang, norma.
2). Moral Subjektif yaitu pedoman tentang baik atau buruk yang ada dan tertanam dalam
diri.
Tidak hanya Negara yang memberikan larangan pembunuhan, tetapi agama juga
melarang pembunuhan antara sesame manusia. Seperti yang ada di agama katolik yaitu
dalam perintahan Allah yang kelima, sudah jelas bahwa Allah melarang membunuh sesama
manusia, begitu juga agama-agama yang lain, tidak ada perintah untuk membunuh sesama
manusia. Membunuh juga melawan hati nurani, melawan hati nurani berarti melawan
suaranya Tuhan. Apabila sudah melanggar suara hati nurani yang berasal dari Tuhan
Di dalam Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia dan Pancasila, negara
memiliki tujuan yaitu untuk mewujudkan masyarakat kesejahteraan, kemakmuran, dan
keadilan rakyat baik jasmani maupun rohani sehingga hukum harus tegas dan lebih
konsisten, karena jika tidak maka sebuah negara akan kacau, banyak terjadinya kejahatan.
Dalam kasus pembunuhan berencana terhadap ibu kandung, polisi melakukan
serangkaian penyelidikan terhadap si pelaku agar pihak kepolisian bisa mengetahui motif
dari pembunuhan serta apakah tindakan pembunuhan tidak disengaja atau memang sudah
direncanakan, dengan mengumpukan barang bukti supaya nantinya akan ada perbedaan
hukum yang akan dijatuhkan kepada si pelaku. Dari hasil penyelidakan tersebut polisi
menemukan bahwa motifnya adalah karena faktor ekonomi dan rasa kesal si pelaku serta
sehingga membuat si pelaku menjadi gelap mata.

C. Bagaimana Peran Hati Nurani?


1). Hati nurani Tajam
Banyak orang yang membunuh baik tidak sengaja maupun sengaja akan menyesal,
merasa bersalah,dan berdosa, apalagi orang yang melakukan pembunuhan disengaja
(direncana) pasti akan merasa lebih tersiksa, hidupnya tidak tenang dan merasa dihantui.
Lalu apa yang membuat manusia bisa memiliki hal semacam itu ? Hal ini dikarenakan
manusia memiliki hati nurani, walaupun pada saat pembunuhn hati nuraninya sering kalah
dalam melakukan pertimbangan antara baik dan buruk perbuatannya. Apa peran hati nurani
bagi manusia?

Dalam tindakan pembunuhan baik secara sengaja tentu akan “melakukan


pertimbangan artinya manusia memiliki semacam gradasi nilai-nilai yang menjadi
fundamen untuk menegaskan pilihan-pilihan dan melakukan keputusan.
“Hati nurani pertama-tama menyentuh pengetahuan. Pengetahuan dari hati
nurani . Hati nurani berarti hati manusia memiliki pengetahuan. Hati nurani ialah
hati yang mengetahuai. Hati nurani disebut juga “Synderesis”. Dalam bahasa
Inggris disebut juga “conscience” yang berkaitan langsung dengan kesadaran .
Hati nurani menjadi kapasitas/daya/kekuatan yang mempertimbang dan
pemeriksaannya mengatasi hukum, fenomena baik/buruk sebagaimana digagas
oleh publik kebanyakan.

Dari pengertian hati nurani, yang saya kutip dari buku Filsafat Moral karya Agustinus
Dewantara menjelaskan bahwa hati nurani akan melakukan pertimbangan pada saat tindakan
jahat itu akan direncanakan bahkan pada saat akan melaksanakan. Hati nurani juga akan
merasa menyesal apabila rencana jahat sudah dilakukan. Banyak sekali fenomena yang
menunjukan bahwa orang tersebut merasa bersalah dan berdosa. Hal itu juga menunjukan
bahwa manusia memiliki hati nurni, hati yang akan merasa kasihan dan merasa hidupnya
akan penuh dengan kutukan.
2). Hati Nurani Sesat.
Dari kasus Salbiah si pelaku memiliki hati nurani yang sesat, mengapa? Hal itu terdapat
dalam pengertian hati nurani sesat. Orang yang memiliki hati nurani yang sesat dan dia
mengetahui bahwa itu salah seharusnya bisa mengoreksi sebelum ia bertindak, dia mau
mengubah pola pikir supaya tidak dikuasai oleh amarah. Seaharusnya si pelaku bisa
mengetahui apa yang dilakukannya itu sangatlah salah dan sangat tidak bermoral, tidak ada
perikemanusian.
Kesesatan yang culpable ialah kesesatan mengenai apa yang harus diketahui
oleh seorang pribadi (jadi dia mestinya tahu), atau kesesatan itu mengalir dari kelalain
atau kesembronoan pada pihak si pelaku (misalnya karena kesesatan itu dibiasakan).
Bila kesesatan itu berhubungan dengan apa yang harus dia ketahui. Kesesatan adalah
vincible apabila subjek, pada waktu itu, dapat mengoreksinya. Ini berarti dia (subjek
itu) paling sedikit memiliki kecurigan-kecurigaan tertentu bahwa yang dilakukan itu
tidak semestinyaatau sewajarnya.

3). Hati Nurani Tumpul


Namun ada juga manusia yang tidak merasa bersalah dan bahkan akan bersenang-
senang diatas kematian orang dibunuhnya, Mengapa hal itu terjadi? Apabila setelah si pelaku
membunuh dan tidak merasa bersalah, berarti hati nuraninya tumpul.Mengapa disebut
tumpul? Hal ini karena orang yang hati nurani sudah tumpul maka ia akan merasa biasa-biasa
saja atau tidak merasa bersalah. Orang seperti “ kurang peka terhadap nilai-nilai kebaikan.”
Hal ini juga bisa disebabkan oleh seringnya melakukankan kejahatan, sehingga menganggap
bahwa kejahatan adalah merupakan suatu kebiasaan. Manusia yang tidak merasa bersalah
apabila melakukan kejahatan akan menerima sebuah karma yang buruk dalam hidupnya.

D. Pembunuhan Menurut Pandangan Nilai Kehidupan.

“Nilai semacam produk yang dihasilkan dari penelajahan etika. Nilai menjadi
semacam prestasi dari aktivitas pendalaman ilmu normatif,etika. Suatu nilai
berkaitan dengan perbuatan manusia. Artinya, perbuatan manusialah (dalam makna
“perbuatan´dicakup pula aktivitas berpikir, mempertimbangankan, memutuskan,
mempraktikkan,menindaklanjuti,dan seterusnya) yang langsung berkaitn dengan
suatu nilai”.
Pembunuhan yang dilakukan terhadap ibu kandung sendiri merupakan pembunuhan
yang paling sadis,dan tidak mengenal apa makna dari nilai kehidupan. Manusia sebenarnya
kaya akan nilai, tetapi sering mengabaikan hal-hal yang bersifat baik. Bisa dibayangkan kita
membunuh orang yang sudah mengandung kita selama 9 bulan dan berjuang antara hidup dan
mati pada saat melahirkan kita. Apakah tidak ada nilai kasih sayang dari seorang ibu yang
melekat di hati nurani kita. Apakah manusia mengalami krisis nilai? Manusia yang
mengalami krisis nilai, pikirannya dangkal sehingga tidak bisa membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk. Jika manusia tidak lagi mengenal mana yang baik dan buruk tentu
hidupnya akan kacau dan menjadi sebuah bahan koreksi bagi hidupnya, sehingga bisa
menjadi manusia yang lebih baik.

E. Mempertajamkan Hati Nurani dan Memegang Nilai Kehidupan.


1). Cara mempertajam hati nurani.
Kita sebagai manusia memang tidak ada yang mampu menahan rasa amarah, rasa
benci, bahkan banyak pembunuhn terjadi karena benci yang disertai dendam. Tetapi kita
adalah manusia yang Tuhan ciptakan begitu luhur. Tuhan memberikan akal budi, serta
membimbing kita ke jalan kebaikan melalui suara hati nurani. Manusia adalah makhluk yang
dapat berpikir dan bertanya, juga tentang dirinya sendiri. Kita harus lebih peka terhadap
sesama baik di masyarakat maupun di dalam keluarga supaya kita tidak terjerumus ke dalam
hati nurani yang sesat.
2). Memegang Nilai kehidupan.
Nilai itu menunjukan pada itu yang langsung berhubungan dengan etika, karena
etika mengajukan nilai-nilai. Semacam produk yang dihasilkan dari penjelajahan etika. Nilai
semacam ini prestasi dari aktivitas pendalaman ilmu normatif, etika.
Dengan memegang nilai-nilai kehidupan yang baik kita dapat mengontrol hati nurani
kita supaya tidak mengalami kesesatan hati nurani. Jangan sampai kit menjadi manusia yang
krisis akan nilai kehidupan, orang yang krisis nilai kehidupan tidak adalah orang tidak
memiliki nilai etika sebagai pegangan hidupnya. Selalu berpegang teguh pada nilai kebaikan,
menyertakan akal budi, dan mengejar nilai kebaikan.
Seperti prinsip Bonum faciendum, malum vitandum (kebaikan harus dilakukan dan
keburukan harus dihindari). Jadi kejarlah nilai kebaikan selama diberikn kesempatan. Jangan
foyakan waktu kita di dunia ini dengan kejahatan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia).

Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.

Violytha, F. M., & Dewantara, A. (2018). KASUS PEMBUNUHAN SATU KELUARGA


DI DELI SERDANG DITINJAU DARI TINDAKAN MANUSIA (ACTUS HUMANUS)
DAN TATANAN MORAL SUBJEKTIF (HATI NURANI SESAT).

Sumber pendukung

https://regional.kompas.com/read/2019/04/11/15392971/kronologi-anak-
kandung-bunuh-ibu-di-sumsel-karena-dibilang-pengangguran

https://www.viva.co.id/tag/pembunuhan-sadis.

Anda mungkin juga menyukai