Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KRIMINALITAS

Kriminal adalah segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah tindak kejahatan. Pelaku
kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang dianggap kriminal adalah seorang pencuri,
pembunuh, perampok, atau teroris. Walaupun begitu kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari
kriminal karena melakukan tindak kejahatannya berdasarkan motif politik atau paham.

Pengertian kriminalitas. Kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan (pelanggaran
yang dapat dihukum) yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang.
Sedangkan pengertian kriminalitas menurut istilah diartikan sebagai suatu kejahatan yang
tergolong dalam pelanggaran hukum positif (hukum yang berlaku dalam suatu negara).

Pengertian kejahatan sebagai unsur dalam pengertian kriminalitas, secara sosiologis mempunyai
dua unsur-unsur yaitu: 1) Kejahatan itu ialah perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan
merugikan secara psikologis. 2) Melukai perasaan susila dari suatu segerombolan manusia, di
mana orang-orang itu berhak melahirkan celaan. Dengan demikian, pengertian kriminalitas adalah
segala macam bentuk tindakan dan perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan psikologis
yang melanggar hukum yang berlaku dalam negara Indonesia serta norma-norma sosial dan
agama.

Selama kesalahan seorang kriminal belum ditetapkan oleh seorang hakim, maka orang ini disebut
seorang terdakwa. Sebab ini merupakan asas dasar sebuah negara hukum: seseorang tetap tidak
bersalah sebelum kesalahannya terbukti. Pelaku tindak kriminal yang dinyatakan bersalah oleh
pengadilan dan harus menjalani hukuman disebut sebagai terpidana atau narapidana.

Dalam mendefinisikan kejahatan, ada beberapa pandangan mengenai perbuatan apakah yang
dapat dikatakan sebagai kejahatan. Definisi kejahatan dalam pengertian yuridis tidak sama dengan
pengertian kejahatan dalam kriminologi yang dipandang secara sosiologis. Secara yuridis,
kejahatan dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang melanggar undang-undang atau
ketentuan yang berlaku dan diakui secara legal. Secara kriminologi yang berbasis sosiologis
kejahatan merupakan suatu pola tingkah laku yang merugikan masyarakat (dengan kata lain
terdapat korban) dan suatu pola tingkah laku yang mendapatkan reaksi sosial dari masyarakat.
Reaksi sosial tersebut dapat berupa reaksi formal, reaksi informal, dan reaksi non-formal.
Macam – Macam Tindak Kriminal

1. Pencurian

Dalam hukum kriminal, pencurian adalah pengambilan properti milik orang lain secara tidak
sah tanpa seizin pemilik. Kata ini juga digunakan sebagai sebutan informal untuk sejumlah
kejahatan terhadap properti orang lain, seperti perampokan rumah, penggelapan, larseni,
penjarahan, perampokan, pencurian toko, penipuan dan kadang pertukaran kriminal. Dalam
yurisdiksi tertentu, pencurian dianggap sama dengan larseni; sementara yang lain
menyebutkan pencurian telah menggantikan larseni.

Seseorang yang melakukan tindakan atau berkarir dalam pencurian disebut pencuri, dan
tindakannya disebut mencuri.

Pengertian Pencurian menurut hukum beserta unsur-unsurnya dirumuskan dalam pasal 362
KHUP yaitu: "Barang siapa mengambil suatu benda yang seluruhnya atau sebagian milik
orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian,
dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak sembilan ratus rupiah".

 Selain itu untuk mengefektifkan kembali pidana denda serta mengurangi beban Lembaga
Pemasyarakatan yang saat ini telah banyak yang melampaui kapasitasnya yang telah
menimbulkan persoalan baru, sejauh mungkin para hakim mempertimbangkan sanksi denda
sebagai pilihan pemidanaan  yang  akan  dijatuhkannya,  dengan tetap mempertimbangkan 
berat ringannya perbuatan serta rasa keadilan masyarakat.

(Dikutip dari Penjelasan Umum Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor : 02 Tahun 2012 Tentang Penyesuaian
Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda dalam KUHP)
Contoh kasus tindak pidana pencurian

Sepasang Kekasih Jadi Otak Pencurian Komputer Sekolah di


Gunungkidul

Heri Susilo dan Tika Purwaningsih, pelaku pencurian komputer sedang menjalani pemeriksaan di ruang satreskrim
Polres Gunungkidul, Selasa(27/8).

TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Kasus pencurian komputer di sekolah-sekolah yang


marak terjadi di wilayah Gunungkidul, mulai terungkap.

Selasa (27/8/2013) dini hari, petugas Satreskrim Polres Gunungkidul berhasil menangkap
sepasang kekasih yang menjadi pelaku pencurian komputer.

Pelaku diketahui bernama Heri Susilo (20), warga Mlati, Sleman, dan Tika Purwaningsih(21),
warga Munggi, Semanu. Tika diketahui sedang hamil enam bulan. Pasangan kekasih ini ,
ditangkap saat beristirahat di tempat kosnya di wilayah Kaliurang, Sleman.

Selain mengamankan kedua pelaku, petugas juga berhasil mengamankan sepeda motor Yamaha
Xeon AB 6712 PQ.

Selain itu, rekan Heri bernama Angga Rusliyanto(20) yang kebetulan tinggal bersama kedua
pelaku, juga ikut diamankan. Sementara barang bukti komputer hasil curian, masih dicari oleh
petugas karena pelaku sudah menjualnya kepada penadah.

Menurut pengakuan Heri, aksinya selalu dilakukan pada siang hari. Setiap menjalankan aksi
pencurian, Tika selalu menemaninya. Tika bertugas untuk mengawasi situasi di sekitar lokasi,
sementara dirinya bertugas mengambil komputer dengan cara mencongkel jendela menggunakan
sabit.
2. Pembunuhan

Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara
yang melanggar hukum, maupun yang tidak melawan hukum. Pembunuhan biasanya
dilatarbelakangi oleh bermacam-macam motif, misalnya politik, kecemburuan, dendam,
membela diri, dan sebagainya. Pembunuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang
paling umum adalah dengan menggunakan senjata api atau senjata tajam. Pembunuhan dapat
juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan peledak, seperti bom.

Pembunuhan ada 3 macam, yaitu :

1. Membunuh dengan sengaja


Membunuh dengan sengaja adalah pembunuhan yang telah direncanakan dengan memakai
alat yang biasanya mematikan. Dikatakan seseorang membunuh dengan sengaja apabila
pembunuh tersebut :

 Baligh (Dewasa).
 Mempunyai niat/rencana untuk membunuh.
 memakai alat yang mematikan.

Pembunuhan dengan sengaja antara lain dengan membacok korban, menembak dengan
senjata api, memukul dengan benda keras, menggilas dengan mobil, mengalirkan listrik ke
tubuh korban dan sebagainya.

2. Membunuh seperti di sengaja


Membunuh seperti di sengaja yaitu pembunuhan yang terjadi sengaja di lakukan oleh
seorang mukallaf dengan alat yang biasanya tidak mematikan. perbuatan ini tidak
diniatkan untuk membunuh, atau mungkin hanya bermain-bermain. Misalnya dengan
sengaja memukul orang lain dengan cambuk ringan atau dengan mistar, akan tetapi yang
terkena pukul kemudian meninggal. Dan jika yang di bunuh itu adalah janin yang masih
dalam kandungan ibunya dengan cara aborsi (pengguguran). Maka masalah ini menjadi
penting dibicarakan, karena kasus-kasus aborsi dengan cara medis (meminum obat tertentu
atau suntikan) dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini merupakan masalah yang
cukup serius.

Hal seperti ini biasanya di lakukan oleh janin dari hasil hubungan di luar nikah. Atau
kehamilan yang tidak diinginkan oleh pasangan sah sekalipun. Aborsi harus dipandang
sebagai suatu pembunuhan yang di sengaja atau di rencanakan, dan pelakunya layak
mendapatkan sanksi hukum. Hukum Islam menjelaskan bahwa janin memiliki hak untuk
hidup. Hal ini di perkuat dengan fakta bahwa semua mahzab memerintahkan untuk
menunda pelaksanaan hukuman mati bagi seorang wanita yang hamil sampai ia
melahirkan.

3. Membunuh tersalah
membunuh tersalah yaitu pembunuhan karena kesalahan atau keliru semata-mata, tanpa
direncanakan dan tanpa maksud sama sekali. misalnya seseorang melempar batu atau
menembak burung, akan tetapi terkena orang kemudian meninggal.
Dasar hukum larangan membunuh
Membunuh adalah perbuatan yang dilarang dalam agama Islam, karena Islam
menghormati dan melindungi hak hidup setiap manusia. Allah berfirman dalam Surah Al
Isra :33 yang artinya

"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)


melainkan dengan suatu alasan yang benar"

Dalam ajaran agama Katolik, larangan untuk membunuh ditemukan dalam Sepuluh
Perintah Allah kelima, "Jangan Membunuh". Dalam Gereja Katolik, implikasinya luas,
termasuk juga larangan untuk membunuh kandungan aborsi, euthanasia, dan bunuh diri,
terkecuali pembunuhan karena membela diri terhadap serangan orang lain. Dalam konteks
yang lebih luas, perintah "jangan membunuh" ini diserukan untuk menghindari perang
selama dimungkinkan, untuk mencegah pertumpahan darah yang besar.

Contoh kasus tindak pidana pembunuhan

Sadis! Ibu dan 4 Anaknya Tewas Ditikam Saudara


Liputan6.com, Brooklyn : Insiden berdarah terjadi di keluarga asal Asia yang menetap di Amerika
Serikat. Seorang pria tega menikam bibi dan 4 sepupunya. Akibatnya ibu dan keempat anaknya itu tewas di
apartemennya. Kejadian terjadi di apartemen yang terletak di Sunset Park, Brooklyn, AS, Sabtu 26 Oktober
malam. Tak dijelaskan bagaimana awal kejadian. Yang pasti pria bernama Ming Dong Chen itu tiba-tiba
membantai bibi dan sepupunya. Lelaki 25 tahun tersebut menikam para saudaranya sampai tewas.

Saat kejadian, suami korban sedang bekerja di luar. Sang suami datang sangat telat. Istri dan anak-anaknya
telah ditusuk Ming di apartemen. Suami itu menemukan anggota keluarganya sudah bersimbah darah dan
Ming tengah memegang pisau.

Suami tersebut langsung membekuk Ming. Lalu dengan bantuan para tetangga, ia membawa istri dan anak-
anaknya ke rumah sakit. Namun saat itu hanya putra tertuanya yang masih hidup.

Bocah laki-laki itu langsung dilarikan ke rumah sakit demi mendapat pertolongan secepatnya. Sementara
ibu dan 3 anak yang lain dibawa ke kamar jenazah. Tapi anak pertama itu menghembuskan nafas
terakhirnya pada Minggu 27 Oktober pagi.

Sang ibu serta 2 putra dan 2 putrinya yang tewas itu masing-masing bernama Qiao Zhen Li (37), Linda
Zhuo (9), Amy Zhuo (7), Kevin Zhuo (5), dan William Zhuo (1).

Kepolisian setempat telah membekuk pelaku, Ming. Polisi juga menyita pisau dan gunting dari lokasi
kejadian. Ming diketahui memang tinggal bersama keluarga yang ia tusuk itu. Namun belum jelas motifnya
melakukan hal tersebut.

Dalam lansiran New York Post, Senin (28/10/2013), polisi menyebut Ming mengalami gangguan jiwa. Para
tetangga bilang, pemuda itu adalah sosok seorang yang pendiam. Tak banyak bertingkah.

"Dia orangnya kalem, tenang," kata seorang tetangga yang tak disebutkan namanya. (Riz/Sss)
3. Kekerasan

Kekerasan atau (bahasa Inggris: Violence pengucapan bahasa Inggris: berasal dari (bahasa Latin:
violentus yang berasal dari kata vī atau vīs berarti kekuasaan atau berkuasa) adalah dalam prinsip
dasar dalam hukum publik dan privat Romawi yang merupakan sebuah ekspresi baik yang dilakukan
secara fisik ataupun secara verbal yang mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan pada
kebebasan atau martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang
umumnya berkaitan dengan kewenangannya yakni bila diterjemahkan secara bebas dapat diartinya
bahwa semua kewenangan tanpa mengindahkan keabsahan penggunaan atau tindakan kesewenang-
wenangan itu dapat pula dimasukan dalam rumusan kekerasan.

jenis dan definisi

 Kekerasan yang dilakukan perorangan perlakuan kekerasan dengan menggunakan fisik


(kekerasan seksual), verbal (termasuk menghina), psikologis (pelecehan), oleh seseorang dalam
lingkup lingkungannya.
 Kekerasan yang dilakukan oleh negara atau kelompok, yang oleh Max Weber didefinisikan
sebagai "monopoli, legitimasi untuk melakukan kekerasan secara sah" yakni dengan alasan untuk
melaksanakan putusan pengadilan, menjaga ketertiban umum atau dalam keadaan perang yang
dapat berubah menjadi semacam perbuatanan terorisme yang dilakukan oleh negara atau kelompok
yang dapat menjadi salah satu bentuk kekerasan ekstrem (antara lain, genosida, dll.).
 Tindakan kekerasan yang tercantum dalam hukum publik yakni tindakan kekerasan yang
diancam oleh hukum pidana (sosial, ekonomi atau psikologis (skizofrenia, dll.)).
 Kekerasan dalam politik umumnya pada setiap tindakan kekerasan tersebut dengan suatu klaim
legitimasi bahwa mereka dapat melakukannya dengan mengatas namakan suatu tujuan politik
(revolusi, perlawanan terhadap penindasan, hak untuk memberontak atau alasan pembunuhan
terhadap raja lalim walaupun tindakan kekerasan dapat dibenarkan dalam teori hukum untuk
pembelaan diri atau oleh doktrin hukum dalam kasus perlawanan terhadap penindasan di bawah
tirani dalam doktrin hak asasi manusia.
 Kekerasan simbolik (Bourdieu, Theory of symbolic power), merupakan tindakan kekerasan
yang tak terlihat atau kekerasan secara struktural dan kultural (Johan Galtung, Cultural Violence)
dalam beberapa kasus dapat pula merupakan fenomena dalam penciptaan stigmatisasi.

Kekerasan antara lain dapat pula berupa pelanggaran (penyiksaan, pemerkosaan, pemukulan, dll.)
yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain, dan
- hingga batas tertentu - kepada binatang dan harta-benda. Istilah "kekerasan" juga berkonotasi
kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak. Kekerasan pada dasarnya tergolong
ke dalam dua bentuk —kekerasan sembarang, yang mencakup kekerasan dalam skala kecil atau
yang tidak terencanakan, dan kekerasan yang terkoordinasi, yang dilakukan oleh kelompok-
kelompok baik yang diberi hak maupun tidak seperti yang terjadi dalam perang (yakni kekerasan
antar-masyarakat) dan terorisme. Sejak Revolusi Industri, kedahsyatan peperangan modern semakin
meningkat hingga mencapai tingkat yang membahayakan secara universal. Dari segi praktis,
peperangan dalam skala besar dianggap sebagai ancaman langsung terhadap harta benda dan manusia,
budaya, masyarakat, dan makhluk hidup lainnya di muka bumi. Secara khusus dalam hubungannya
dengan peperangan, jurnalisme, karena kemampuannya yang kian meningkat, telah berperan dalam
membuat kekerasan yang dulunya dianggap merupakan urusan militer menjadi masalah moral dan
menjadi urusan masyarakat pada umumnya.
Contoh kasus tindak kekerasan

Diduga Alami Kekerasan di Sekolah, Siswa SD Meninggal Dunia

Metrotvnews.com, Jakarta: Stefanus Betran Yuda Aditya, siswa kelas IV SDN 2 Waringin Sari Timur
Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, Lampung, meninggal dunia setelah diduga mendapat tindak
kekerasan di sekolah. Stefanus dinyatakan meninggal pada Senin (23/12) pukul 16.00 WIB karena
mengalami pendarahan di bagian kepala akibat benda tumpul.

Nasib nahas menimpa Stefanus ketika pada Jumat (20/12) tiba-tiba diantar pulang ke rumah oleh seorang
guru. Menurut sang guru, Stefanus pingsan di sekolah. Di rumah, badan Stefanus lemas dan muntah-
muntah. Orang tua Stefanus mengira sang anak hanya menderita masuk angin. Stefanus kemudian dibawa
ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa.

"Karena tidak ada perubahan, langsung dirujuk ke RS Immanuel di Bandar Lampung. Dokter bilang
mungkin kena bakteri di lambung. Orang tuanya juga tidak menjelaskan dia kenapa di sekolah, orang
tuanya juga tidak begitu tahu. Di rumah sakit penangannya justru penyakit perut. hari kedua, akhirnya di
scan, ternyata otak kecil, otak kehidupannya pecahnya, Stefanus tidak tertolong lagi," terang perwakilan
keluarga, Maria, kepada Metrotvnews.com, Ahad (29/12).

Pihak keluarga merasa bingung dengan kenyataan ini. Pasalnya, ketika berangkat sekolah Stefanus dalam
keadaan sehat walafiat. Tak puas, pihak keluarga mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Sayangnya, pihak sekolah tak mau terbuka soal apa yang terjadi pada Stefanus sebelum diantar kembali ke
rumah pada saat jam belajar masih berlangsung.

Berdasarkan info yang dihimpun keluarga, setelah senam, murid-murid melakukan kegiatan bersih-bersih.
Pada saat itu, ada seorang anak yang melemparkan sampah ke tubuh Stefanus. Stefanus pun mengingatkan
temannya agar tidak membuang sampah sembarangan, apalagi melemparkannya ke tubuh orang.

"Stefanus kemudian dipukul. Entah kena apanya. Pada saat itu tidak ada guru yang mengawasi. Kepala
sekolah tidak berada di tempat. Guru olahraga yang harusnya mengawasi juga tidak ada. Menurut
temannya, Stefanus di tonjok di bagian kepala, tapi apa mungkin setelah itu dia jatuh terjungkal juga tidak
dijelaskan, guru juga tidak tahu pastinya. Pihak sekolah menutupi, kalau kecelakaan biasa tidak mungkin
sampai seperti ini," kisah Maria.

Keluarga semakin kecewa ketika salah satu guru mengatakan perkelahian antar anak laki-laki adalah hal
biasa. Yang penting, anak-anak itu tidak menangis ketika berkelahi. "Tapi kalau sudah begini bagaimana?
Nanti akan ada yang seterusnya," tambah Maria. Pihak keluarga akhirnya melaporkan kejadian ini ke
Polsek Sukoharjo. Namun, karena dibutuhkan proses, kasus ini tidak bisa langsung ditindaklanjuti.

"Yang kami tuntut sebenarnya kelalaian pihak sekolah yang membiarkan anak murid sampai begitu kok
tidak tahu kenapa? Harusnya ada guru yang mengawasi. Kami juga masih berduka terus terang, karena
kehilangan Stefanus. Dia anak semata wayang," tutup Maria.
4. Perampokan

Perampokan adalah suatu tindak kriminal di mana sang pelaku perampokan (disebut
perampok) mengambil kepemilikan seseorang/sesuatu melalui tindakan kasar dan intimidasi.
Karena sering melibatkan kekasaran, perampokan dapat menyebabkan jatuhnya korban.

Ada beberapa macam perampokan, namun yang paling umum adalah:

 Perampokan bank
 Perampokan mobil
 Perampokan di laut (dilakukan oleh bajak laut)

Perampokan kadang dibedakan dari pencurian; perampokan adalah tindakan pencurian yang
berlangsung saat diketahui sang korban, sedangkan pencurian biasanya dianggap dilakukan
saat tidak diketahui korban. Selain itu, pencurian juga digunakan sebagai istilah yang lebih
umum yang merujuk kepada segala tindakan pengambilalihan sesuatu dari suatu pihak secara
paksa.

Contoh kasus perampokan

Coba kabur, betis perampok dibedil polisi

Merdeka.com - Polisi menggerebek rumah satu rumah di Jalan Tangguk Bongkar VII, Medan, yang diduga
sebagai lokasi berkumpulnya satu komplotan perampok. Dari tempat itu, polisi menangkap Sandro
Sihombing (22).

"Tersangka terpaksa kita lumpuhkan dengan tembakan yang mengenai betis kanannya, karena yang
bersangkutan mengancam petugas dan mencoba melarikan diri. Dia ditangkap di rumah yang dijadikan
markas para pelaku, yang tak jauh dari rumahnya tadi malam (Rabu, 15/1)," kata Kapolsek Medan Area
Kompol Rama S Putra kepada wartawan, Kamis (6/1).
Sandro merupakan 1 dari 6 pelaku perampokan yang kerap beraksi di kawasan Jalan Wahidin, Jalan Asia,
dan Jalan Sutrisno, Medan. Dua temannya, Erwin dan Kodek, beserta seorang penadah, Alex, telah
ditangkap petugas Polda Sumut lebih dulu.

"Kita masih melakukan 3 pelaku lainnya," sambung Rama.

Aksi Sandro Cs terbongkar setelah Parisal Gunawan Manulang dan Hendra Dermawan Surya, warga Jalan
Perjuangan, Medan, mengadukan perampokan yang mereka alami pada, Selasa ( 14/1) dini hari. Ketika itu
keduanya berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Beat BK 5880 ADW melintasi Jalan Sutrisno.

"Tiba-tiba 6 orang dengan mengendarai 3 sepeda motor memepet kendaraan korban. Semula mereka
berpura-pura menyatakan pada korban ada razia di dekat Pasar Sukaramai. Belakangan, seorang pelaku,
yaitu Sandro, mengeluarkan kelewang dan mencoba menebas leher korban. Untung korban menghindar
dan lari meninggalkan sepeda motornya," jelas Rama.

Berkat laporan itu, petugas langsung bertindak dan melakukan penyelidikan. Hasilnya, Sandro pun
tertangkap bersama barang bukti sepeda motor Satria FU BK 3678 AAH dan sebilah kelewang.

Karena betisnya diterjang peluru petugas, Sandro sempat dilarikan ke RS Bhayangkara Polda Sumut.
Setelah mendapat pengobatan, dia pun dibawa ke Mapolsek Medan Area untuk pengembangan lebih
lanjut.

Saat ditanyai, Sandro mengaku sedikitnya sudah 20 kali melakukan aksi kejahatan di kawasan Jalan
Wahidin, Jalan Asia dan Jalan Sutrisno. "Hasilnya kami jual ke seorang penadah di Jalan Mandala.
Uangnya untuk happy-happy," akunya.

Anda mungkin juga menyukai