Disusun Oleh
Putri Berliani Pangestu1, Roby Kurniawan2 , Hikmat Rahmansyah3, Kintara Balqis Rapasya4
Pelanggaran HAM dalam kasus penusukan anak 12 tahun di Cimahi, Jl.Terusan Jend.Sudirman, Cimahi, 40531,
Indonesia
Abstrak :
Abstract :
Murder is a very deadly crime because it means taking the life of another person.
Although there is no single legal or religious doctrine in Indonesia that permits one
person to kill another, the act of killing is widespread, especially in Indonesia, and has
received attention. Because every day we hear and see news about criminal acts,
especially murder, on television and social media. These murders are committed for
several reasons, triggered by various problems, and serious and minor problems can
trigger murder. This study uses a qualitative method with a descriptive analytical method
in order to obtain a description of the public's response to the news or issues of human
rights violations in the case of the stabbing of a 12-year-old child in Cimahi. The subject
of this research is the people of Cimahi city aged 17-25 years. The results showed that
55% of people who filled out the questionnaire had met someone who looked like a
criminal.
Anak merupakan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang harus kita lindungi agar tercapai
masa pertumbuhan dan perkembangannya menjadi seorang manusia dewasa sebagai
keberlanjutan masa depan bangsa (Fajaruddin, 2014: 23) sehingga mutlak bagi negara
dan pemerintah memberikan perlindungan hukum dan hak asasi manusia kepada anak
sebagai bagian dari anak bangsa yang diharapkan menjadi pelanjut citacita perjuangan
bangsa Indonesia (Djanggih, 2018: 317).
Setiap negara, hak anak telah di atur dalam Undang-Undang dalam hal ini tidak
terkecuali di Indonesia (Roza, 2018: 10). Negara memikul tanggungjawab memberi
jaminan atas kesejahteraan anakanak secara konstitusional dalam UndangUndang Dasar
1945. Secara hierarkis dikeluarkan dan disahkan berbagai produk hukum yang menjadi
dasar kebijakan dan rambu-rambu dalam memperlakukan anak-anak Indonesia, mulai
dari produk hukum nasional dan produk hukum internasional yang telah diratifikasi
Indonesia (Ismawati, 2013: 197).
Oleh karena itu, setiap orang perlu hidup berdampingan secara baik dengan sesamanya
agar tercipta hubungan interpersonal yang bermanfaat dan harmonis. Pembunuhan
adalah kejahatan yang sangat brutal yang mempengaruhi semua orang. Surat kabar,
radio, televisi, dan media sosial terus melaporkan pembunuhan. Tindakan pembunuhan
terkadang menjadi perhatian publik dan mungkin dipicu oleh beberapa faktor. Orang-
orang telah diatur oleh berbagai aturan dan hukum dalam setiap aspek kehidupan
mereka. Namun setiap hari, kita melihat dan mendengar hal-hal yang terjadi di
komunitas kita yang melanggar hukum dan peraturan yang berlaku.
Perbuatan pembunuhan berencana adalah perbuatan yang didasarkan pada pemusnahan dan
mengakibatkan hilangnya nyawa melalui suatu perbuatan yang telah direncanakan sejak
lama. Motivasi pembunuhan baik disengaja atau direncanakan dapat dimasukkan dalam
motivasi untuk mencari pembalasan terhadap orang lain. Mayoritas pembunuhan yang tidak
direncanakan terjadi sebagai akibat dari keinginan individu untuk membela diri dari ancaman
berbahaya yang memaksa mereka untuk membunuh. Selain itu, pembunuhan adalah
perbuatan jahat atau tercela yang dapat mengganggu keseimbangan antara kehidupan,
keamanan, dan ketertiban masyarakat. Karena pembunuhan adalah tindak pidana yang
mengambil nyawa orang lain tanpa belas kasihan atau kemanusiaan, maka tidak pantas untuk
melakukannya.\
Biasanya, ada sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap pembunuhan ini, yakni :
Indonesia adalah negara hukum yang dalam pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa
menjamin perlindungan terhadap segala pertumpahan darah bagi segenap bangsa dan
negara Indonesia. Artinya, seluruh konstitusi berisi aturan bahwa tindakan seperti
pembunuhan dan pembunuhan tidak dan akan dilakukan. Tidak akan terjadi Tidak akan
terjadi Seperti perang, darah antar manusia. Pembunuhan diklasifikasikan sebagai
respons negatif terhadap masalah hukum dan dianggap sebagai kejahatan yang pantas
mendapatkan sanksi pidana. Namun, meskipun hukum dan ajaran semua agama
menyatakan bahwa pembunuhan dilarang keras, pembunuhan terjadi berulang kali dalam
kehidupan manusia.Pembunuhan dibedakan dari segi hukum, yaitu perbuatan yang
dilarang oleh hukum pidana, dan secara sosiologis dan/atau psikologis. istilah yang
sering disebut sebagai perilaku menyimpang.
Manusia selalu diciptakan oleh Tuhan dengan hati nurani yang sehat dan akal sehat,
mampu membedakan antara tindakan yang baik dan yang buruk. Orang yang bertindak
seperti ini tidak dapat mengendalikan tindakannya, seperti pembunuhan, karena mereka
adalah orang yang tidak mendengarkan suara hati dan berpikir secara logis. Pelaku
bahkan tidak memikirkan apa akibat dari tindakan tersebut.Seseorang yang tega
melakukan pembunuhan pasti memiliki alasan mengapa ia melakukannya.Hal tersebut
menimbulkan rasa mengasihani diri sendiri dan ketika pelaku pembunuhan sedang
emosi, hati nurani bekerja dengan baik setelah hilang untuk sementara waktu. , yang
selalu memperkenalkan konten terkait pembunuhan.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
pengumpulan data pada latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah dan dilakukan
oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Dengan metode deskriptif analitis
sehingga diperoleh rasa kepedulian masyarakat satu sama lain sebagai makhluk sosial.
Kuesinoer minat yang digunakan adalah tes wawancara melalui google form. kuesioner yang
telah dilakukan validasi. Tes ini bertujuan untuk mendapatkan rasa kepedulian masyarakat
satu sama lain sebagai makhluk sosial berdasarkan skor yang diperoleh dari kuesinoer yang
telah dilakukan. Subjek penelitian ini adalah masyarakat kota cimahi umur 17-25 tahun.
Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk pengambilan data adalah metode non tes
yang berupa kuisioner atau angket. Menurut Sugiyono (2010:199) kuisioner atau angket
merupakan Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 55% masyarakat pernah bertemu dengan seseorang
yang terlihat seperti akan melakukan tindak kejahatan.
HASIL PENELITIAN
Hasil dari pengolahan data penelitian mengenai gambaran respon masyarakat terhadap berita
atau isu Pelanggaran HAM dalam kasus penusukan anak 12 tahun di Cimahi kemudian data
tersebut diolah dalam bentuk table deskriptif perssentase sebagai berikut:
No Pertanyaan Jawaban
1 3. Bagaimana jika tindak Berarti hukum di indonesia sia sia dan tidak berlaku.
penusukan ini tidak di tidak suatu orang yang melakukan tindakan kejahatan dan
lanjut?" dapat merugikan orang lain itu tidak bisa di biarkan
begitu saja sebab jika dibiarkan negara ini akan hancur
tanpa adanya rasa keadilan.
Dari tabel diatas diperoleh 55% masyarakat pernah bertemu dengan seseorang yang
terlihat akan melakukan tindak kejahatan. Jika pelaku kejahatan melakukan teror maka
secepatnya kita harus melaporkan pada pihak berwajib. Maka dari itu kita harus lebih
waspada agar terhindar dari pelaku-pelaku kejahatan.
Berdasarkan data analisis diatas, masyarakat merasa hukum yang berlaku harus di lakukan
agar tidak ada korban lagi dan memberhentikan rantai kejahatan yang terjadi. Jika tidak ada
hukuman yang dilakukan maka hukum di indonesia sia sia dan tidak berlaku. suatu orang
yang melakukan tindakan kejahatan dan dapat merugikan orang lain itu tidak bisa di biarkan
begitu saja sebab jika dibiarkan negara ini akan hancur tanpa adanya rasa keadilan dan
mematikan arti dari sila kelima yaitu “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ”.
Sebagai warga Indonesia seharusnya dalam bertindak atau melakukan sesuatu harusnya
berdasarkan pada pancasila agar apa yang kita lakukan tidak menyimpang dan seluruh warga
negara Indonesia harus memgembangkan kebiasaan melakukan sebuah tindakan berdasarkan
pancasila agar kasus seperti yang dibahas dalam paper ini tidak terjadi untuk kedua kalinya.
KESIMPULAN
Dari analisis terkait penusukan anak 12 tahun di cimahi yang telah kami ambil,kami
menyimpulkan bahwa kasus ini diduga pelaku melakukan penusukan dikarenakan sakit
hati dikarenakan omongan temannnya yang menyinggung karena tidak memiliki hp
pelaku tersebut melihat 2 anak kecil yang salah satunya korban sepulang mengaji.
Kemudian tersangka melihat 2 anak tersebut sedang berjalan 1 orang berjalan kearah kiri
dan satu orang berjalan kearah kanan. Pelaku memilih jalan ke kiri karena
memperhitungkan korban yang terlihat lebih lemah dan jalanan yang sepi. Lalu pelaku
mengejar korban, korban sempat berlari menjauh hingga akhirnya pelaku berhasil
menanhkap korban dan langsung di tikam oleh pelaku. Korban berteriak untuk meminta
tolong , karena si pelaku takut orang lain mendengar kejadian tersebut pelaku langsung
menusuk anak tersebut memakai sangkur, setelah menusuk pelaku menggeledah tas dan
ternyata di dalam tas tersebut tidak menemukan handphone,lalu melarikan diri memakai
motor yang ia simpan di jalan sebelumnya”.diduga anak tersebut ditusuk di bagian
punggung tetapi polisi masih menunggu hasil rincian otopsi agar memastikan kejaidan .
korban sempat berjalan ker arah rumahnya , tetapi korban sendiri sudah tidak kuasa
untuk jalan ke rumahnya hingga tergeletak tak sadarkan diri sekitar 150 meter dari arah
rumahnya. Dari kasus ini kami menyimpulkan bahwa pentingnya bertutur kata baik agar
tidak menyinggung perasan orang lain, dan lebih berhati hati saat akan melakukan suatu
Tindakan .
DAFTAR PUSTAKA