Disusun Oleh :
Nama : Aidil IBRAHIM opick
Nama :M fikri habib juliansyah
Nama :Muhammad Ramadhan
Nama :benidictus luhur A
Nama :Lois Rahman hidayat
Kelas : XI IPS4
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Definisi Kriminalitas...........................................................................................4
A. Kesimpulan........................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengatur berbagai macam tindakan kriminal yaitu UUD 1945, dengan Pancasila
tersebut dibuat agar masyarakat menjadi aman, damai, dan jauh dari masalah-
dilakukan, belakangan ini banyak anak di bawah umur atau bocah bau kencur
yang justru melakukan tindak kriminalitas dimana hal tersebut melanggar norma
sosial dan norma hukum yang berlaku. Dalam kejahatan anak ini, para pelaku
sepele. Jika anak pada saat 30 – 20 tahun lalu biasanya berantem dengan tangan
tajam, ada atau tidak ada bahaya yang mengancam. Maraknya tayangan kekerasan
di televisi, kebiasaan menonton game online yang membuat anak terbiasa dengan
dulu sebelum diserang, semua itu memicu perilaku kriminal dalam diri anak.
(baik dari segi kulitas maupun kuantitas) yang dilakukan oleh anak di bawah umur
tiap tahunnya menurut data badan pusat statistik Indonesia. Dimana kenakalan
yang dilakukan awalnya hanya berupa perilaku perkelahian antar teman, dan
sekarang berkembang sebagai tindak kriminalitas seperti pencurian, pemerkosaan,
pembunuhan.
semua khawatir, karena bisa jadi pelaku ataupun korban dari tindak kriminal
tersebut merupakan orang terdekat, atau saudara kita sendiri. Sedangkan kita
semua tahu bahwa masa depan bangsa ada di tangan generasi muda. Sehingga
dalam hal ini sangat penting untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi
penyebab perilaku tindak kriminal yang dilakukan anak di bawah umur agar dapat
kriminal yang dilakukan. Karena sangat disayangkan apabila generasi muda yang
dan terlibat dalam tindakan kriminal yang merugikan dirinya sendiri dan orang
lain.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis membuat rumusan masalah yang
kriminal ?
3. Apa saja contoh kasus kriminal yang dilakukan anak di bawah umur ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kriminalitas,
2. Untuk mengetahui hal – hal apa saja yang menyebabkan anak di bawah umur
3. Untuk mengetahui contoh kasus – kasus tindak kriminal yang dilakukan anak
di bawah umur,
A.Definisi Kriminalitas
Walaupun begitu, kategori terakhir (teroris) agak berbeda dari kriminal karena
seorang hakim, maka orang ini disebut seorang terdakwa. Sebab ini merupakan
asas dasar sebuah negara hukum, seseorang tetap tidak bersalah sebelum
terpidana atau narapidana.
Secara yuridis: kejahatan berarti segala tingkah laku manusia yang dapat
berarti setiap kejahatan tidak harus dirumuskan terlebih dahulu dalam suatu
peraturan hokum pidana. Jadi setiap perbuatan yang anti social, merugikan
sebagai kejahatan.
Nusantara,Bandung,1977,hal 15).
Dari segi apa pun dibicarakan suatu kejahatan, perlu diketahui bahwa
Peter Hoefnagels menulis sebagai berikut : (Marvin E Wolfgang et. Al., The
York,1970,hlm. 119.)
“We have seen that the concept of crime is highly relative in commen
parlance. The use of term “crime” in respect of the same behavior differs from
(situation).”
Relatifnya kejahatan bergantung pada ruang, waktu, dan siapa yang
1. Faktor Endogen
Adalah dorongan yang terjadi dari dirinya sendiri, kebenaran relatif itu
diri atau egosentris dan fanatis yang berlebihan. Jika seorang tidak bijaksana
2. Faktor Keluarga.
yang super sibuk dengan pekerjaannya, orang tua yang berlaku diskriminatif
melanggar norma menurut kaca mata sosiologis mungkin hal yang wajar
dan sejalan dengan hukum sebab akibat. Namun demikian lain halnya
apabila yang memicu justru orang tua atau yang dituakan oleh si anak.
Artinya pelanggaran norma tersebut justru dilegalkan oleh orang tua atau
3. Faktor Lingkungan.
melakukan pelanggaran hukum, karena ada juga kasus dimana anak sebagai
lebih berpotensi untuk mencari sendiri lingkungan diluar keluarga yang bisa
menerima apa adanya. Apabila lingkungan tersebut positif tentu akan
Sebaliknya, jika lingkungan negatif yang didapat, inilah yang justru akan
yang tinggi, karena si anak ingin tetap diakui eksistensinya dalam gang
salah atau benar tidak lagi masalah, yang penting si anak memiliki tempat
belajar cara berkompromi dan berbagi di dunia yang penuh dengan orang
lain.
5. Faktor Ekonomi.
hukum.
10 Mei 2014, Yakobus Yunusa alias Bush (14) tewas dibacok dengan
clurit oleh MF alias Alit (14) di Ciracas, Jakarta. Timur, dengan luka
menganga di dada dan pinggang kiri. Siswa kelas I SMP itu dibunuh temannya
polisi. Sejumlah perhiasan emas dan telepon genggam mereka jarah dari rumah
korban.
13 Juni 2014, Dua anggota geng pencuri kendaraan bermotor yang masih
di bawah umur, yakni IH (17) dan SS (16) diciduk polisi di Cisauk, Tangerang.
Sementara ketuanya, Irfan alias Keling (18) terpaksa ditembak kakinya karena
melawan saat hendak ditangkap. Aksi terakhir yang mereka lakukan terjadi 11
Juni 2014 malam. Jeri Irawan (20) yang sedang melintas bersama temannya di
Jalan Raya Pasar Jengkol, Tangerang. Mereka pukul hingga jatuh dan diambil
sepeda motornya.
5 Okt 2014, Tiga pelajar nekat mencekik dan menggorok leher teman
(15) Pelajar SMK Karya Ekonomi, Ikhwan (16) Pelajar SMP Nurul Ikhsan, dan
dianiaya hingga tewas di depan Pasar Modern, Perumahan Jakarta Garden City,
agamanya (5 agama yang dizinkan di Indonesia) secara baik dan benar. Atas
tidak boleh ada pertentangan dalam hal ketuhanan yang Maha Esa, tidak boleh
ada sikap dan perbuatan yang anti ketuhanan yang Maha Esa, dan anti
keagamaan serta tidak boleh ada paksaan agama dengan kata lain dinegara
Indonesia tidak ada paham yang meniadakan Tuhan yang Maha Esa
(atheisme).
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini mengajarkan agar semua rakyat
Indonesia taat dalam beragam sesuai dengan agama dan keyakinan yang
tersebut tidak sesuai dengan isi dari sila Pancasila, terutama sila pertama.
Setiap agama mengajarkan hal – hal yang baik atau positif, manusia diciptakan
perbuatan tersebut karena sudah jelas akan merugikan orang lain. Jika kita lihat
lebih dalam lagi maka para pelaku tersebut telah mengabaikan norma - norma
tetapi, mereka tidak meyakini bahwa Tuhan melihat mereka dan pada saat itu
pelaku tidak terpikirkan sama sekali akan kuasa Tuhan dan hukuman yang
arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup
bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal
susunan kodrat yang terdiri atas jasmani dan rohani. Sifat kodrat manusia yaitu
dan bahasa.
sesuai dengan isi dari sila Pancasila, yaitu sila kedua. Perbuatan – perbuatan
dirampok tersebut berisi hak – hak milik orang lain yang telah dirampas.
Sehingga orang yang dicuri atau dirampok tersebut telah kehilangan hak nya
yaitu berupa kekayaan yang Ia miliki. Hal tersebut merupakan perilaku yang
pembunuhan, orang yang dianiaya tersebut memiliki hak untuk hidup aman
dan jauh dari tindak kekerasan. Sehingga orang yang dianiaya atau dibunuh
tersebut telah kehilangan hak nya yaitu berupa rasa aman, hak untuk
yaitu dengan memperlakukan sesama manusia secara adil dan baik. hal inilah
sila kedua.
Cara Pencegahan dan Solusi
kejahatan anak yang makin sadis dan brutal ini makin mengkhawatirkan.
tindakan yang tidak boleh ditiru oleh anak dan menjelaskan akibat dari
pengawasan ini yang sering jadi titik lemah orang tua yang sibuk dengan
perlindungan
dari itu pihak kepolisian agar meningkatkan patrolinya di setiap titik rawan
kriminalitas, hal itu Selain itu untuk menciptakan rasa aman, pihak kepolisian bisa
menjaga hubungan baik antara lembaga berseragam abu-abu itu dengan
masyarakat.
Yang paling utama, anak diajarkan tentang nilai – nilai religious agar tetap
di jalan yang lurus dan sesuai ajaran agama dalam bertindak dan menggunakan
Pancasila sebagai dasar Negara harus dihayati dan dijiwai serta digunakan sebagai
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
sebagai berikut:
jiwa.
Dari berbagai kemungkinan masalah yang bisa timbul, tentu peran orang tua
tidak bisa diabaikan. Sesibuk apapun orang tua, anak tetap harus
diperhatikan dan anak harus diberi batasan – batasan tentang apa saja yang