Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENCABULAN ANAK

DI BAWAH UMUR

PAPER
Tugas Etika Moral

Disusun Oleh:

Agustinus Muksin
NIM : 31413001

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGATAHUAN ALAM
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA MADIUN
2019

1
PENGARUH PENCABULAN ANAK
DI BAWAH UMUR

ABSTRAK

Kejahatan pencabulan anak dibawah umur merupakan bagian dari


kejahatan terhadap kesusilaan. Dimana perbuatan cabul tersebut tidak saja
terjadi pada orang dewasa tetapi juga terjadi pada anak-anak di bawah umur.
Baik secara langsung ataupun tidak langsung anak-anak yang menjadi korban
kejahatan pencabulan mengalami berbagai ganguan terhadap dirinya baik itu
fisik maupun non-fisik yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut. Dalam penulisan
paper ini membahas permasalahan tentang pengaruh pencabulan anak di bawah
umu, sehinga bisa di temukan permasalahan atau faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya pencabulan , serta upaya- upaya yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya pencabulan anak di bawah umur.
Pencabulan terhadap anak di bawah umur dalam melakukan suatu
kejahatan dilakukan dengan berbagai macam cara pencapai hasrat seksualya.
Dapat disimpulkan fakto-faktor yang mempengaruhi terjadinyatindak pidana
pencabulan terhadap anak dibawah umuryaitu faktor lingkungan, faktor media,
faktor psikologis, serta faktor kejiwaan pelaku.

Kata kunci : Pencabulan, kejahatan, anak-anak.

2
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah asset bagi bangsa dan sebagai generasi penerus bangsa yang
harus dilindungi dan kesejateraannya haris dijamin. Bahwa didalam masyarakat
seorang anak harus mendapat perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan
kejahatan yang dapat membahayakan keselamatan anak. Sesuai dengan tujuan
nasional bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 alenia 4 yaitu “melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia”.
Dari tujuan nasional tersebut dapatdilihat bahwa bangsa Indonesia akan
melindungi seluruh warga negaranya termasuk anak-anak dari segala ancaman
yang dapat membahayakan keselamatan hidup mereka. Anak-anak yang masih
memerlukan perlindungan dari orang dewasa sangat rentan untuk menjadi korban
dari suatu tindak kejahatan.
Kejahatan atau Tindak pidana merupakan persoalan yang dialami manusia
dari waktu ke waktu, mengapa tindak pidana dapat terjadi dan bagaimana
memberantasnya merupakan persoalan yang tiada hentinya diperdebatkan. Tindak
pidana merupakan problema manusia, yang mana “terjadi pada seorang yang tidak
menggunakan akal serta ditambah dengan dorongan hawa nafsu dalam bertindak,
sehingga terjadilah kejahatan yang melampaui batas seperti kejahatan seksual.
Hukum Islam telah mengatur segala macam perbuatan yang terjadi di muka
bumi ini, khususnya perbuatan yang merugikan orang lain. Contohnya seseorang
yang melakukan kejahatan pemerkosaan atau dalam hukum Islam disebut dengan
perbutan zina yang dilakukan secara paksa, maka pelaku akan dikenakan sanksi
atau hukuman yang telah ditetapkan dalam nash. Hukuman bagi pelaku
pemerkosaan lebih berat, karena selain hukuman yang telah ditetapkan sebagai
pelaku perbuatan zina, ia juga mendapat hukuman tambahan karena.
Semakin tinggi nilai peradaban dari masa ke masa tentunya mampu
memberikan kemajuan bagi kehidupan manusia, namun tidak dapat dilupakan

3
pula juga disisi lain dari kemajuan yang ditimbulkan akan membawa dampak
yang buruk terhadap manusia jika semuanya itu tidak ditepatkan pada tempatnya.
Perkembangan masyarakat merupakan suatu gejala social yang biasa dan bersifat
umum serta merupakan proses penyesuaian masyarakat terhadap kemajuan jaman.
Perkembangan tersebut membawa dampak yang luae biasayang dapat dirasakan
oleh masyarakat tersebut termasuk tuntutan hidup.(Soekanto, Soejorno, 2005).
Pencabulan yang dilakukan terhadap anak dibawah umur tentunya akan
berdampak pada psikologis maupun perkembangan lainya terhadap anak tersebut.
Dampak psikologis terhadap anak-anak akan melahirkan trauma berkepanjangan
yang kemudian dapat melahirkan sikap tidak sehat seperti minder, takut yang
berlebihan, perkembangan jiwa yang terganggu dan pada akhirnya berakibat pada
keterbelakangan mental.
Semakin meningkat kejahatan anak harus diantisipasi dengan
memfungsikan hokum pidana secara efektip melalui penegakan hokum dengan
cara mengupayakan penanggulangan terhadap prilaku yang melangar hokum yang
bersifat prevetif dan represif.(Sunarso dkk, 2005).

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat disimpulkan masalah sebagai berikut:
1. apakah faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya kejahatan terhadap anak
dibawah umur
2. upaya apa saja yang telah dilakukan untuk mencegaha pencabulan anak di
bawah umur

4
II. PEMBAHASAN
A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencabulan Anak Dibawah Umur
Dalam hal mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kejahatan pencabulan terhadap anak dibawah umur, dapat dimulai dengan
mengetahui, peningkatan, hubungan pelaku sampai modus operadi dari kasus
pencabulan terhadap anak dibawah umur.
Pelaku kejahatan pencabulan anak dibawah umur dalam melakukan suatu
kejahatannya dilakukannya dengan berbagai bermacam cara untuk pemenuhan
atau mencapat hasrat seksualnya.

1. Pengertian Pencabulan
Menurut para ahli dalam mendefinisikan tentang pencabulan
berbeda beda seperti yang di kemukakan oleh Soetandyo Wignjosoebroto,”
pencabulan adalah suatu usaha melampiaskan nafsu sexual oleh seorang laki-
laki terhadap seorang perempuan menurut moral atau hokum yang berlaku”.
Dari pendapat tersebut berati pencabulan tersebut disuatu pihak merupakan
tindakan atau perbuatan seorang laki-laki yang melampiaskan nafsu
sexualnya terhadap seorang perempuan yang dimana perbuatan tersebut tidak
bermoral dan dilarang menurut hokum yang berlaku.
PAF Lamintang dan Djisman Samosis berpendapat,”pemerkosaan
adalah perbuatan seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
dengan memaksa seorang wanita untuk melakukan persetubuhan di luar
ikatan perkawinan”. Dari pendapat tersebut, ini membuktikan bahwa dengan
adanya kekersan dan ancaman kekerasan dengan cara dibunuh, dilukai,
ataupun dirampas hak asasinya yang lain merupakan suatu bagian untuk
mempermudah dilakukannya suatu persetubuhan.
2. Pengertian Kejahatan
Kejahatan adalah suatu nama atau cap yang diberikan orang untuk
menilai perbuatan-perbuatan tertentu, sebagai perbuatan jahat. Demikian
maka pelaku sebagai penjahat tingkah laku criminal itu bisa dilakukan oleh

5
siapapun juga baik wanita , maupun pria, dapat belansung pada usia anak ,
dewasa, lanjut usia.(Arief Gosita)
Masalah kejahatan merupakan masalah abadi dalam kehidupan
manusia, karena berkembang sejalan dengan perkembangan tingkat
peradaban umat manusia. Sejarah perkembangan masyarakat sejak sebelum,
selama, dan sesudah abab pertengahan telah ditandai dan hampir sebagian
besar memilki unsure kekerasan sebagai fonomena dalam dunia realita.
Bahkan kehidupan umat manusia abad ke-20 ini, masih ditandai oleh
eksitensi kekerasan sebagai suatu yang tidak berkesudahan.(Romli
Atmasasnita, 1992)
3. Pengertian anak di bawah umur
Istilah anak di bawah umur tersebut dalam hal ini disetarakan
dengan sebutan anak. Pengertian anak menurut kamus Bahasa Indonesia yang
dapat disimpulkan ialah keturunan yang kedua yang berati dari seorang pria
dan seorang wanita yang melahirkan keturunanya yang dimana ketururunan
tersebut secara biologis berasal dari sel laki laki yang kemudian
berkembangbiak dalam rahim wanita berupa suatu kandungan dan kemudia
wanita tersebut melahirkan suatu keturunannya.
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan yang Maha Esa, yang
dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak
merupakan mahluk sosial hal ini sama dengan orang dewasa anak tidak dapat
tumbuh dan berkembang sendiri tampa adanya orang lain, karena anak lahir
dengan segala kelemahan sehingga tampa orang lain anak tidak mungkin
mencapai tahap kemanusian yang normal.
Anak merupakan tunas sumber potensi dan generasi muda penerus
perjuangan cita-cita bangsa dimasa yang akan datang nantinya, oleh karena
itu harus kita jaga dan lindungi dari perbuatan buruk ataupun sebai korban
dari perbuatan buruk seseorang. (Irsan, Koesparmono, 2007)

6
B. Upaya pencegahan pencabulan Anak di bawah umur
Upaya untuk pencegahan pencabulan anak di bawah umur dapat dilakukan
dengan cara yaitu, pencegahan dan penangulangan, adapun macam upaya yang
dilakukan untuk pencegahan pecabulan anak di bawah umur sebagai berikut:
1. Upaya Pre-emtif
Yang dimaksud dengan Pre-emtif adalah upaya-upaya awal yang
dilakukan oleh pihak kepolisian untuk memberikan pencegahan terhadap
kejahatan atau biasa di sebut usaha awal. Usaha usaha dLm melakukan pre-
emtif adalah menanamkan nilai-nilai/norma-norma yang baik sehinga norma-
norma tersebut terinternalisasi dalam diri seseorang, meskipun ada kesempatan
melakukan kejahatan/pelangaran tetapi tidak ada niatnya untuk melakukan
kejahatan, atau pelangaran.
2. Upaya preventif
Preventif adalah merupakan tindak lanjut dari upaya pre-emtif yang
bertujuan untuk dapat mencegah, mengurangi, dan menghapus kejahatan.
Dalam upaya ini yang ditekankan adalah menghilangkan kesempatan
dilakukannya kejahatan.
3. upaya Represif
Yang dimaksud dengan upaya Represif adalah usaha yang dilakukan
aparat setelah terjadinya suatu kejahatan seperti menindak pelaku sesuai
dengan perbuatanya serta memperbaiki kembali agar ia sadar bahwa perbuatan
yang dilakukan merupakan perbuatan yang melangar Hukumdan merugikan
masyarakat, sehingga ia kembali kemasyarakat dan tidak melakukan kembali
kejahtan.

7
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan pembahasan semua materi yang diuraikan mengenai
permesalah tentang pengaruh pencabulan anak di bawah umur dapat diproleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. faktor-faktor yang mempengaruhi terdadinya pencabulan anak dibawah
umur yaitu faktor linkungan, kebudayaan, media, fsikologis dan faktor
kejiwaan.
2. Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mencegahnya pencabulan anak
di bawah umur dapat dilakukan upaya meningkatkan keamanan
dilingkungan sekitar, membenahi dan menuntun anak-anak disekitar,
memantau dan mengayomi anak anak yang di bawah umur, serta ajari
nilai-nilai norma,etika yang baik dan agama.
B.Saran
Meningkatkan mentalitas, moralitas, serta keimanan dan ketaqwaan
pada diri sendiri yang bertujuan utuk mengendalikan diri, sehingga tidak
mudah tergoda untuk melakukan sesuatu tindakan yang tidak baik, dan
mencegah pikiran yang berunsur negativ atau tidak baik yang di dalam
hati nurani, maupun secara jasmani.

8
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soejono, Faktor-Faktor yang mempengaruhi penegakan hukum, Raja


Granfindo Persada, 2005, hlm23.
Sunarso, Siswanto, Wawasan Penegak Hukum Di Indonesia, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2005, hlm 142.
Arif Gosita, Masalah Korban Kejahatan, Skripsi, Universitas Trisakti, Jakarta.
Hlm 15.
Romli Atmasasmita,Teori dan kapita selekta kriminologi, PT. Refika Aditama,
Bandung 1992, hlm 63.
Irsan, Koesparnomo, Hukum Perlindungan Anak, Fakultas Hukum Universitas
Pembagunan Nasional Veteran Jakarta, Jakarta, 2007. Hlm 47.

Anda mungkin juga menyukai