Anda di halaman 1dari 7

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP

TINDAK PIDANA PENCABULAN ANAK

NAMA KELOMPOK :
KAMARUDIN
HASTUTI HI. HUSEN
KARTIKA A. SOFIMALAMO
ULFA LUMAELA
ANDRI TOMAGOLA
ARI WAWAN
APRILIANSYAH ADNAN
Latar belakang

Pencabulan merupakan kecenderungan untuk melakukan aktivitas seksual dengan orang yang tidak berdaya
seperti anak, baik pria maupun wanita, dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan.

Pengertian pencabulan atau cabul dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai, pencabulan adalah
kata dasar dari cabul, yaitu kotor dan keji sifatnya tidak sesuai dengan sopan santun(tidak senonoh), tidak susila,
mencabul: menzinahi, memperkosa, mencemari kehormatan perempuan.
Menurut UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjelaskan dalam Pasal 1 angka 1 bahwa:
“Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan.” yang artinya bahwa objek pencabulan mengacu pada ketidakmampuan secara fisik seorang anak
yang kemudian

Dengan adanya uraian diatas, para penulis sepakat berpendapat dengan berlandaskan kamus lengkap bahasa
indonesia yang secara teori dipahami yaitu pencabulan adalah suatu proses, cara, perbuatan, berbuat buruk yang
melanggar kesusilanan, dan/atau mencemari kehortanata dan/atau kesucian perempuan.

Oleh karena itu, dari latar belakang inilah, maka dari kelompok kami memutuskan untuk mngangkat dalam
pembahasan penulisan kami yang di muat dalam judul “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA
PENCABULAN ANAK”
Rumusan masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka yang


jadi permasalahan dalam penulisan ini yaitu :
1. Bagaimana dampak yang di alami anak dari
tindak pidana pencabulan
2. Bagaimana upaya hukum yang harus
ditempuh oleh korban tindak pidana
pencabulan
Kegunaan dan tujuan

Dapat memberikan kepercayaan diri terhadap anak dan/atau korban


agar memiliki keberanian diri, untukmengungkapkan apa yang di alami
korban dalam tindakan pencabulan kepada orang tua atau keluarga
dekat. Maka dari itu kasus ini menjadi salah satu gambaran kepada
masyarakat dan/atau khususnya orang tua dapat berhati-hati dalam
memberikan kepercayaan kepada orang belum di kenal.

Adapun tujuan dari tulisan ini tidak lain untuk memberikan sumbangsi
pemikiran di bidang hukum, agar nantinya para pembaca dapat
menjawab problematika yang terjadi di kalangan masyarakat khususnya
pada anak yang mengalami ganguan fisik dan psikis dari dampak tindak
pidana pencabulan .
Tinjauan Pustaka
Tindak pidana (strafbaar feit)
Menurut profesor POMPE strafbaar feit secara teoritis dapat dirumuskan sebagai suatu pelanggaran norma (gangguan
terhadap tertib hukum) yang dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja telh dilakukan oleh sorang pelaku, dimana
penjatuha hukuman terhadap pelaku tersebut adalah perlu demi terpeliharanya tertib hukum dan tercerminnya kepentingan
umum.
Menurut profesor SIMON starfbaar feit sebagai suatu tindakan melanggar hukum yang telah dilaukan denga sengaja maupun
tidak dengan sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggung jawabkan atas tindakannya dan yang oleh undang-undang
telah dinyatakan sebagai suatu tindakan yang dapat dihukum.
Unsur-unsur tindak pidana
Unsur subjektif
1.Kesengajan atau ketidak sengajaan (dolus/atau culpa)
2. Maksud pada suatu percobaan pogging.
3. macam-macam maksud
4. Merencanakan terlebih dahulu
5. Perasaan takut
Unsur objektif
2.Sifat melanggar hukum
2. Kualitas dar si pelaku
3. Kualitas, yakni hubungan antara suatu tindakan sebagai penyebab akibat.
Teori
Menurut R. Soesilo yaitu “Segala perbuatan yang
melanggar kesusilaan (kesopanan) atau
perbuatan yang keji semua itu dalam lingkungan
nafsu birahi kelamin, misalnya cium-ciuman
meraba-raba anggota kemaluan, meraba-raba
buah dada, dan lain sebagainya, Pada umumnya
yang menjadi pencabulan ini adalah anak-anak”.
Metode Penilitian

Anda mungkin juga menyukai