Anda di halaman 1dari 10

PRAKTEK PERADILAN PIDANA KEL 4 12 IPS

HAKIM KETUA : Rizki Fauzan (34)


HAKIM 1 : Allysa (AU)
HAKIM 2 : Citra (AU)
JAKSA PENUNTUT UMUM : JUL (AU)
PENASIHAT HUKUM : mandaap manghir ( AU )
TERDAKWA : Sayyid (36)
PANITERA : Aditya Rizki (1)
SAKSI 1 : Rivanaa (33)
SAKSI 2 : Damar Prasetyo (AU)

Panitera : Pada hari ini Jumat Tanggal 11 Februari 2010, Sidang Perkara Pidana Kasus
Pembunuhan Nasrudin Zulkarnean dengan Terdakwa Antasari Azhar siap dilaksanakan.
Hadirin dipersilahkan berdiri (Hakim masuk ruang sidang dan duduk di Kursi Majelis Hakim)
Hadirin dipersilahkan duduk kembali!

Hakim Ketua : Apakah saudari jaksa penuntut umum sudah siap mengikuti persidangan?

JPU : Siap.

Hakim Ketua : Apakah saudari penasehat hukum sudah siap mengikuti persidangan?

PH : Siap.

Hakim Ketua : Pada hari ini Jumat Tanggal 11 Februari 2010, Sidang Pengadilan Negeri DKI
Jakarta yang memeriksa dan mengadili perkara pidana Kasus Pembunuhan Saudara Nasrudin
Zulkarnean dengan Terdakwa Antasari Azhar, Saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.
(Ketuk Palu 3x)

Hakim Ketua : Kepada Saudari Jaksa Penuntut Umum harap menghadirkan Terdakwa di
ruang sidang.

JPU : Baik, Majelis Hakim. Kepada Terdakwa Antasari Azhar dipersilahkan memasuki
ruang sidang. (Terdakwa memasuki ruang sidang sambil memberi hormat kepada Majelis
Hakim dengan menganggukkan kepala).

Hakim Ketua : (Silahkan duduk). Selamat pagi, Saudara terdakwa.


Terdakwa : Selamat pagi, Bapak Hakim.
Hakim Ketua : Saudara terdakwa, sebelumnya saya akan memeriksa identitas Saudara
terlebih dahulu. Saudara terdakwa, silahkan maju untuk memperlihatkan kartu identitas
Saudara

Terdakwa : Baik Bapak Hakim (maju menyerahkan kartu identitas).

Hakim Ketua : (mempersilahkan Terdakwa duduk). Apakah Saudara bisa berbahasa Indonesia
dengan baik?
Terdakwa : Bisa, Bapak Hakim.

Hakim Ketua : Apakah Saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani?

Terdakwa : Sehat, Bapak Hakim.

Hakim Ketua : Kepada Penasehat hukum, Apakah Saudari benar Penasehat Hukum dari
Terdakwa?

PH : Iya, Yang Mulia.

Hakim Ketua : Silahkan perlihatkan Surat Kuasa dan Surat Ijin Praktek Saudari?

PH : Baik, Yang Mulia. (Maju menyerahkan surat kuasa dan surat ijin praktek).

Hakim Ketua : Saudari Jaksa Penuntut Umum, apakah Saudari ingin memeriksa Surat Kuasa
dan Surat Ijin Praktek dari Penasehat hukum Terdakwa?

JPU : Iya, Majelis Hakim. (Maju melihat keaslian Surat Kuasa dan surat Ijin Praktek
kuasa hukum Terdakwa).

Hakim Ketua : Apakah Saudara siap mengikuti persidangan?

Terdakwa : Siap, Bapak hakim.

Hakim Ketua : Baiklah, sidang akan dilanjutkan dengan agenda pembacaan Surat Dakwaan
oleh Jaksa Penuntut Umum. Apakah saudari Penasehat Hukum sudah menerima salinan surat
dakwaan?

PH : Sudah, Yang Mulia.

Hakim Ketua : Silahkan Jaksa Penuntut Umum untuk membacakan surat dakwaannya.
JPU : Terimakasih, Majelis Hakim.

Bahwa terdakwa Antasari Azhar pada hari Sabtu tanggal 14 Maret 2009 pukul 14.00 WIB. telah
dengan sengaja dilakukan perbuatan pembunuhan yang direncanakan terlebih dahulu,
mengingat pasal 84 ayat(2) KUHP
Adapun kronologis peristiwa yang menjelaskan bahwa perkara tersebut yaitu berawal pada hari
Sabtu tanggal 14 Maret 2009 sekitar jam 14.00 WIB, Direktur Putra Rajawali Banjaran Nasrudin
Zulkarnaen tewas ditembak di dalam mobil sedan dengan nomor polisi B 191 E seusai bermain
golf di Padang Golf Modernland, Tanggerang. Ketika mobil yang ia tumpangi bergerak lambat di
tepian danau di dekat lapangan golf, tiba-tiba dua pria dengan sepeda motor muncul dari arah
belakang kiri mobil. Salah satu pria kemudian mengeluarkan senjarta api laras pendek dan
menambak Nasrudin sebanyak dua kali. Peluru bersarang di pelipis kiri korban.

Hakim Ketua : Saudara terdakwa, apakah sudah mengerti dengan surat dakwaan yang
dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum tadi?

Terdakwa : Sudah, Bapak hakim.


Hakim Ketua : Saudara terdakwa, apakah Saudara akan mengajukan keberatan terhadap
surat dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum?

Terdakwa : Iya, Bapak hakim dan saya serahkan sepenuhnya kepada kuasa hukum saya.

Hakim Ketua : Saudari Penasehat Hukum, apakah akan mengajukan eksepsi atas surat
dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum?

PH : Iya, Yang Mulia.

Hakim Ketua : Apakah saudari sudah siap untuk membacakan eksepsi atas surat dakwaan
Jaksa Penuntut Umum?

PH : Sudah yang mulia.

Berikut isi dari eksepsi: surat Dakwaan Jaksa keliru dalam menjelaskan kronologi, tidak
menjelaskan secara pasti dan utuh peristiwa hukum atau tindak pidana yang didakwakan,
sehingga dakwaan Jaksa Penuntut Umum menjadi kabur. Saya menduga adanya rekayasa
untuk melibatkan klien saya yang bernama antasari azhar dalam kasus pembunuhan Nasrudin
Zulkamaen.Demikian surat keberatan atau eksepsi terdakwa
Hakim Ketua : Saudari Jaksa Penuntut Umum, apakah sudah mengerti dengan eksepsi dari
Penasehat Hukum?

JPU : Mengerti, Majelis hakim. Untuk menjelaskan secara pasti kronologi pembunuhan
berencana terdakwa Antasari Azhar sesuai ajuan dari Penasihat Hukum terdakwa, kami siap
untuk menghadirkan 2 orang saksi.

Hakim Ketua : Baiklah sidang akan dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi. Saudari Jaksa
Penuntut Umum, silahkan Saudari Jaksa Penuntut Umum untuk menghadirkan saksi 1

JPU : Baik, kepada Saudari saksi Nadia harap memasuki ruang sidang (Rani Juliani
memasuki ruang sidang sambil memberi hormat kepada Majelis Hakim dengan
menganggukkan kepala).

Hakim Ketua : (HAKIM MEMPERSILAHKAN SAKSI DUDUK). Selamat pagi, Saudari Rani
Juliani
Nadia : Selamat pagi, Bapak Hakim.

Hakim Ketua : Apakah saudari siap mengikuti persidangan?


Rani : Siap, yang mulia
Hakim Ketua : Saudari Rani Juliani, sebelumnya saya akan memeriksa identitas adik terlebih
dahulu. Saudari saksi, silahkan maju untuk memperlihatkan kartu identitas Saudari

Rani : Baik yang mulia Hakim (maju menyerahkan kartu identitas).


Hakim ketua : Apakah saudari mempunyai hubungan keluarga atau hubungan darah dengan
terdakwa?
Rani : Tidak bapak Hakim
Hakim Ketua : Baik silahkan saudari Rani untuk mengambil kembali kartu identitasnya.

Hakim Ketua : Sebelum memberikan kesaksian, apakah saudari saksi bersedia untuk diambil
sumpah?
Rani : Bersedia, Bapak hakim
Hakim Ketua : Silahkan kepada Hakim Anggota 1 untuk mengambil sumpah dari saudara
saksi?
HA 1 : Saudari Rani Juliani silahkan berdiri dan ikuti kata-kata saya. (saksi berdiri
kemudian melakukan sumpah dengan dibantu oleh Juru Sumpah).

“Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya sebagai ahli telah/akan memberikan keterangan
menurut pengetahuan saya yang sebaik-baiknya, tidak lain dari yang sebaik-baiknya. Apabila
saya tidak memberikan keterangan yang sebenarnya, saya akan mendapat kutukan dari
Tuhan” (kata-kata diikuti oleh saksi)
HA 1 : Baik perlu saya ingatkan bahwa Saudari harus memberikan keterangan sesuai
dengan yang anda lihat, dengar dan alami sendiri. Jika tidak Saudari akan dikenai sanksi
pidana berupa pemberian sumpah palsu, Saudari bisa dimengerti?

Rani : Mengerti Ibu Hakim.

Hakim Ketua : Baiklah, proses pemeriksaan saya serahkan kepada Hakim Anggota 1.
HA 1 : Ya, Hakim Ketua

Hakim Ketua : Silahkan.


HA 1 : Apakah Saudari Rani Juliani mengenal terdakwa?
Rani : Iya bu.
HA 1 : Dimana Saudari Melihat Terdakwah?
Rani : Di Hotel Grand Mahakam, Jakarta Selatan.

HA 1 : Apakah yang saudari lakukan disana ?


Rani : Saya melakukan pertemuan oleh Antasari Azhar membicarakaan Keanggotaan
Golf
HA 1 : Bisa Saudari Jelaskan lebih rinci mengenai itu ?
Rani Juliani :

Saya adalah mantan caddy di padang golf yang sering disambangi oleh Antasari dan Nasrudin.
Sebenarnya saya sudah menjadi istri siri Nasrudin sejak tahun 2007. Pada bulan Mei, saya
yang sudah bekerja di bagian pemasaran Modernland menemui Antasari dengan tujuan
membicarakan keanggotan Antasari di padang golf tersebut. Pertemuan berlangsung di kamar
803 Hotel Grand Mahakam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

HA 1 : Baik, terimakasih Saudari Rani Juliani atas keterangannya.

Hakim Ketua : Baik, kepada Saudari Jaksa Penuntut Umum, apakah ingin mengajukan
pertanyaan?

JPU : Iya, saya ingin mengajukan pertanyaan majelis hakim.


Hakim Ketua : Baik Silahkan.
JPU : Apakah benar pada Bulan Mei yang lalu, Saudari Rani sedang Mengadakan
Pertemuan di Hotel Grand Mahakam, Jakarta Selatan Bersama terdakwah.
Rani : Ya Pak.
JPU : Apa ada tindakan yang dilakukan korban yang berhubungan dalam kasus ini ?
Rani :

Terdakwa mengajak saya untuk bersetubuh, namun saya tolak. Setelah itu saya mengadukan
pertemuan itu kepada korban. Korban pun meminta saya untuk kembali menemui terdakwa,
berharap dapat menghubungkan dirinya dengan ketua KPK demi menjadi direktur
BUMN.Setelah dihubungi, terdakwa bersedia bertemu di tempat yang sama. Selanjutnya,
dengan menggunakan taksi, Saya dan korban menuju Hotel Grand Mahakam. Saat akan
menuju kamar, saya diminta agar mengaktifkan HP supaya bisa mendengar pembicaraan. Di
sela pembicaraannya dengan saya di kamar hotel tersebut, terdakwa kembali membujuk saya
untuk bersetubuh. Saya lalu menolak ajakan tersebut lagi, namun terdakwa terus memaksanya.

JPU : Setelah itu?


Rani : Sebelum pulang, terdakwa memberi saya uang sebesar 500 dolar AS. Saat
hendak keluar kamar, N tiba-tiba masuk dan marah atas tindakan yang telah
dilakukan terdakwa kepada saya.

JPU : baik, cukup sekian dari saya. Terimakasih

Hakim Ketua : Kepada Saudari Penasehat Hukum, apakah ingin mengajukan pertanyaan?
PH : Iya, ada beberapa hal yang ingin kami tanyakan, Majelis Hakim.
Hakim Ketua : Silahkan
PH : Tadi Saudari bilang, Saudari Dipaksa untuk bersetubuh dengan terdakhwa.
Benar?
Nadia : Benar bu
PH : Lalu Sebelum keluar kamar Inisial N tiba tiba masuk dan marah atas tindakan
yang dilakukan terdakwah. Benar?
Nadia : Betul bu
PH : Baik Terimakasih Saudari Rani Juliani, dari saya Cukup Yang Mulia dan
Mohon kepada Majelis untuk memerintahkan kepada Panitera untuk mencatat pernyataan
Saudari Rani tersebut.

Hakim Ketua : Apakah ada yang ingin ditambahkan oleh Rani ?


Nadia : Tidak ada bapak Hakim.

Hakim Ketua : Kalau begitu Saudari Rani Juliani dipersilahkan meninggalkan ruang sidang dan
silahkan mengambil kembali kartu identitas.
Nadia : Baik, Bapak hakim. (Nadia lalu keluar dari ruang sidang dengan dikawal oleh
petugas keamanan).
Hakim Ketua : Saudari Jaksa Penuntut Umum, apakah masih akan mengajukan saksi lagi?

JPU : Masih ada 1 saksi lagi Majelis Hakim.

Hakim Ketua : Baik, Saudari Jaksa Penuntut Umum untuk menghadirkan saksi di muka
sidang.
JPU : Baik majelis hakim, kepada Saudari saksi Hamidin untuk memasuki ruang
Sidang. (Saksi memasuki ruang sidang sambil memberi hormat kepada Majelis
Hakim dengan menganggukkan kepala).

Hakim Ketua : (Silahkan duduk). Selamat pagi, Saudara saksi.


Saksi hamidin : Selamat pagi, bapak Hakim.
Hakim Ketua : Apakah Saudara siap mengikuti persidangan?
Saksi Hamidin : siap, bapak Hakim
Hakim Ketua : Saudara Hamidin, sebelumnya saya akan memeriksa identitas Saudara terlebih
dahulu. Saudara saksi, silahkan maju untuk memperlihatkan kartu identitas
Saudara

Saksi Hamidin : baik Ibu Hakim (maju menyerahkan kartu identitas).

Hakim Ketua : Apakah Saudara saksi mempunyai hubungan keluarga atau hubungan
darah dengan terdakwa?
Saksi Hamid : Tidak Bapak Hakim
Hakim ketua. : Baik silahkan diambil kembali kartu identitasnya

Hakim Ketua : Sebelum memberikan kesaksian, apakah Saudara saksi bersedia untuk
diambil sumpah?
Saksi Hamid : Bersedia, Bapak. hakim
Hakim Ketua : Silahkan kepada Hakim Anggota 2 untuk mengambil sumpah dari saudari saksi.

HA 2 : Saudari Hamidin silahkan berdiri dan ikuti kata-kata saya. (saksi berdiri
kemudian melakukan sumpah dengan dibantu oleh Juru Sumpah).

“Demi Allah, Bapak, Putra dan Roh Kudus, saya berjanji, bahwa saya sebagai ahli telah/akan
memberikan keterangan menurut pengetahuan saya yang sebaik-baiknya, tidak lain dari yang
sebaik-baiknya. Jika saya berdusta, saya akan mendapat hukuman dari Tuhan. Semoga Allah
menolong saya.” (kata-kata diikuti oleh saksi)
HA 2 : baik perlu saya ingatkan bahwa Saudara harus memberikan keterangan sesuai
dengan yang anda lihat, dengar dan alami sendiri. Jika tidak Saudara akan dikenai sanksi
pidana berupa pemberian sumpah palsu, Saudara bisa dimengerti?
Saksi hamidin : Mengerti Ibu Hakim.

Hakim Ketua : Apakah Saudara saksi mengenal terdakwa?


Saksi Hamidin : Saya tidak kenal Bu.
Hakim Ketua : Apakah Saudara tahu dan mengerti mengapa dihadirkan dalam persidangan
ini?
Saksi Hamid : Tahu Ibu Hakim, untuk memberikan kesaksian tentang pembunuhan yang
dilakukan oleh Antasari Azhar

Hakim Ketua : Baiklah, proses pemeriksaan saya serahkan kepada Hakim Anggota 2.
HA 2 : Baik, Hakim Ketua
Hakim Ketua : Silahkan

HA 2 : Kapan dan dimana pembunuhan dilakukan?


Saksi Hamid : Pada hari Sabtu tanggal 14 Maret 2009 sekitar jam 14.00 WIB, di Lapangan
Golf Moderland, Kota Tangerang

HA 2 : Dimana keberadaan Saudara saksi saat pembunuhan terjadi?


Saksi Hamid : Saya Hamidin sebagai saksi yang melihat kejadian langsung, jadi kronologinya
usai bermain golf di Lapangan Golf Moderland, Kota Tangerang

HA 2 : Bisa Saudara. jelaskan kronologi terjadinya pembunuhan?


Saksi Hamid :

Nasrudin berada di kursi kiri belakang mobil BMW-nya. Ketika melintas marka kejut di
tepian danau di dekat lapangan golf itu, mobil bergerak lebih lambat. Tiba-tiba, dua pria
mengenakan jaket warna cokelat berkendara dengan sepeda motor muncul dari arah
belakang mobil kiri. Keduanya berboncengan sepeda motor Yamaha Scorpio warna
hijau. Salah satu pria kemudian mengeluarkan senjata api laras pendek dan menembak
Nasrudin sebanyak dua kali.Pria yang membonceng lalu mengeluarkan senjata api
laras pendek dan menembak korban dua kali. Peluru bersarang di pelipis kiri korban

Nasrudin kemudian dibawa ke Rumah Sakit Mayapada yang berada di Kompleks


Perumahan Modernland. Akan tetapi, ia tidak bisa langsung dioperasi lantaran
pendarahan di kepala tak kunjung berhenti.Peluru masih bersarang di kepala korban.
Mungkin baru besok pagi dikeluarkan, menunggu pendarahan di kepala reda,Namun,
nyawa Nasrudin pada akhirnya tidak bisa diselamatkan dan meninggal dunia keesokan
harinya.
HA 2 : Apakah laki-laki yang bapak lihat benar seorang Antasari Azhar?
Saksi Hamid : Bukan Ibu Hakim.
HA 2 : Cukup, Hakim Ketua.

Hakim Ketua : Pada hakim anggota 1 apakah akan mengajukan pertanyaan?


HA 1 : ya, hakim ketua
Hakim Ketua : silahkan.
HA 1 : Saudara Hamidin, apakah saudara melihat terdakwah berkeliaran di Tempat
Kejadian ?
Saksi Hamid : Hmmm….. (saksi mengingat-ingat) Saya kurang tahu Bu Hakim. karena saya
tidak memperhatikan keadaan sekitar.
HA 1 : Baik, kalau begitu. Saya rasa cukup Hakim Ketua
Hakim Ketua : Pada saudari penasihat hukum korban, apakah ada yang ingin disanggah?
PH : Iya, yang mulia
Hakim ketua : Silahkan.

PH : Saya menemukan Bukti Pesan Singkat, Kurang lebih, isi pesan singkat
tersebut adalah sebagai berikut:"'Maaf... masalah ini hanya kita berdua yang
tahu. Kalau ini sampai terblow-up, tahu konsekuensinya', Begitu kira-kira,"

Hakim Ketua : Kepada jaksa penuntut umum, apakah ada bukti yang dapat ditambahkan?
JPU. : Tidak, Bapak hakim. (Sambil memberi dokumen)

Hakim Ketua : Baik, sesuai agenda sidang hari ini yaitu PEMBACAAN SURAT TUNTUTAN,
Saudari JPU Apakah Saudari sudah siap dengan surat Tuntutan?

JPU : Siap Majelis Hakim


Hakim Ketua : Saya persilahkan Saudari. JPU untuk membacakan surat tuntutannya.
JPU :

Terima kasih Majelis Hakim, (JPU membacakan tuntutannya).


1. Menyatakan Terdakwa Antasari Azhar gea bersalah melakukan tindak pidana "turut serta
melakukan pembunuhan secara berencana" sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 340 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dalam Surat Dakwaan Primair terlampir;
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Timothy faoli gea dengan pidana penjara seumur
hidup;
3. Menyatakan barang bukti berupa
- 1 Buah Pesan Suara
- 1 buah Pistol dan peluru
- 1 Buah Handphone
- Dokumen hasil forensik tubuh korban
4. Biaya perkara dibebankan kepada negara (Setelah membacakan menyerahkan salinan surat
tuntutan kepada Majelis Hakim dan PH)
Hakim Ketua : Apakah Saudara. Terdakwa telah mengerti isi tuntutan tersebut?
Terdakwa : Mengerti, Pak Hakim.

Hakim Ketua : Apakah Saudari keberatan atau tidak terhadap surat tuntutan tersebut?

Terdakwa : Saya serahkan semuanya kepada Penasihat Hukum saya, Majelis Hakim yang
terhormat.

Hakim Ketua : Bagaimana Saudari. Penasihat Hukum?


PH : Baik yang mulia, Kami sebagai Penasihat Hukum Terdakwa menyatakan Tidak
keberatan atas surat tuntutan tersebut.
Hakim Ketua :
Baik, sesuai dengan agenda terakhir sidang hari ini yaitu PEMBACAAN
PUTUSAN dan Kepada Saudara terdakwa, Jaksa penuntut umum dan Penasehat Hukum agar
menyimak dan mendengarkan putusan ini. (MEMBACAKAN PUTUSAN AKHIR).
1 Menyatakan terdakwa Antasari Azhar bersalah melakukan tindak pidana Pembunuhan
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 338 KUHP ”Barang siapa dengan sengaja merampas
nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun”
sebagaimana dakwaan pertama Penuntut Umum;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Antasari Azhar dengan pidana penjara selama 15
Tahun, dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dan dengan perintah terdakwa tetap
ditahan;
3. Biaya perkara dibebankan kepada negara (KETUK PALU 3X)

Hakim ketua : Apakah Saudara terdakwa, Jaksa penuntut umum dan Penasehat Hukum,
sudah mengerti dengan keputusan ini?
Terdakwa : Mengerti. Bapak Hakim
JPU : Mengerti. Majelis Hakim yang terhormat.
PH : Mengerti. Yang mulia
H. Ketua : Baik.. Kepada para pihak yang merasa berkeberatan terhadap isi putusan ini
dapat mengajukan upaya hukum banding dalam waktu 14 hari sejak putusan ini dibacakan.
Demikian sidang pada hari ini dinyatakan ditutup! (Ketok Palu 3X)
Panitera : Majelis hakim akan meninggalkan ruang sidang.. hadirin dimohon berdiri

Anda mungkin juga menyukai