Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

ETIKA DAN DAN HUKUM KESEHATAN


ETIKA SAINS
“KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA”

NAMA : Ari corio rambu mura ngguna


NIM : 22180056
KELAS : A4.02 Kebidanan sarjana

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN SI
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2023
Melanjutkan jurnal yang telah saya teliti yaitu jurnal yang berjudul “kekerasan seksul pada anak
dalam perspektif hak asasi manusia” oleh Desi Sommaliagustina, Dian Cita Sari, saya memilih
topik pembahasan ini dikarenakan jurnal ini membahas tentang kekerasan seksual,anak dan hak
asasi manusia sebagaimana Meliputi pembahasan, metode sains-nya apa yang di
gunakan,ensensial-nya mengenai apa dan penelitian tindak lanjut nya bagaimana.

 Kekerasan terhadap anak yaiu kekerasan yang korbannya adalah anak yang umumnya terjadi
di dalam lingkungan rumah tangga. Kekerasaan yang paling sering terjadi yaitu kekerasan
yang justru dilakukan oleh orang yang paling dekat dengan si anak, misalnya pemerkosaan
terhadap anak oleh ayah kandungnya sendiri dan berbagai kekerasan fisik lainnya seperti
naik tangan ke anak. Kekerasan seksual pada anak di bawah umur sudah menjadi ancaman di
Indonesia, melonjaknya kekerasan seksual di Indonesia membuat semua orang harus
waspada karena kekerasan seksual merupakan penyiksaan terhadap anak, mengapa bisa di
cap seperti itu? Karena dimana orang dewasa atau remaja menggunakan anak sebagai
rangsangan seksual. Ada beberapa alasan anak seringkali menjadi target kekerasan seksual,
yaitu anak selalu berada pada posisi yang lebih lemah dan tidak berdaya, moralitas
masyarakat khususnya pelaku kekerasan seksual pada anak yang rendah, kontrol dan
kesadaran orang tua dalam mengantisipasi tindak kejahatan pada anak juga rendah. Di
Indonesia kekerasan seksual pada anak dapat dijerat hukum seperti yang tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Oleh karenanya,
pelecehan seksual pada anak perlu mendapatkan perhatian serius mengingat akibat dari
kekerasan seksual terhadap anak akan menyebabkan anak akan mengalami trauma yang
berkepanjangan. Banyak kekerasan yang terjadi pada anak. Misalnya kekerasan seksual,
kekerasan fisik, psikis, penelantaran, dan diperdagangkan. Adapun kekerasan yang Peneliti
angkat pada penelitian ini adalah kekerasan seksual yang terjadi pada anak
 Jurnal ini menggunakan metode Penelitian hukum normatif atau metode penelitian hukum
kepustakaan bila mana metode atau cara yang dipergunakan di dalam penelitian hukum yang
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada (Soekanto, 2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Peneliti lebih ditujukan kepada pendekatan undang-undang
dan pendekatan kasus. Pendekatan undang-undang dilakukan dengan menelaah semua
undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani.
Pendekatan kasus dilakukan dengan cara melakukan penelitian terhadap kasus-kasus yang
berkaitan dengan kekerasan seksual pada anak.
 Esensi mendasar atau hakiki (Kualitatif)
Kekerasan merupakan bentuk pelanggaran yang paling sering dialami anak. Salah satu
definisi kekerasan yang relevan dan terkait dengan eksistensi anak yaitu dirumuskan dalam
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (selanjutnya disingkat UUPKDRT). Dalam Pasal 1 butir 1
UUKDRT dinyatakan, "kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum
dalam lingkup rumah tangga” (Pasal 2 ayat (1) UUPKDRT).

Kekerasan pada anak mencakup dalam perspekstif HAM dimana mencakup kejahatan bentuk
kekerasan 6 keompok yaitu

1. Pencurian dengan kekerasan.

2. Pembunuhan.

3. Perkosaan.

4. Penculikan.

5. Pemerasan.

6. Penganiayaan

Indonesia mempunyai kewajiban untuk melakukan berbagai upaya dalam melindungi hak asasi
anak tersebut diantaranya ialah dengan:

1. Melakukan pencegahan agar anak terhindar dari penculikan, penyelundupan dan penjualan;

2. Melindungi anak dari kehilangan keluarga, eksploitasi ekonomi baik secara fisik maupun
psikologi, prostitusi, segala bentuk diskriminasi dan dalam hal keadaan krisis darurat seperti
pengungsian, konflik bersenjata, dan anak yang berkonflik dengan hukum;

3. Menjamin hak anak yang menjadi korban konflik bersenjata, penelantaran, penganiayaan dan
eksploitasi;

4. Dilarang memberikan perlakuan/hukuman yang kejam, penjatuhan hukuman mati, penjara


seumur hidup, penahanan semena-mena dan perampasan kemerdekaan (Mahbub, 2012).

Apabila dijumpai anak yang terlanjur menjadi korban kekerasan maka perlu diupayakan
langkah-langkah sebagai berikut: (1) korban kekerasan dapat melapor ke Komnas HAM, KPAI,
kantor polisi setempat, rumah sakit, LSM dan tokoh. Untuk lebih cepat upaya penanganannya,
anak korban kekerasan dengan didampingi keluarganya dapat langsung melapor ke pusat
pelayanan terpadu (PPT) setempat, dimana PPT tersebut merupakan suatu bentuk
penyelenggaraan layanan terpadu yang berbasis pada rumah sakit dalam menangani korban
kekerasan terhadap perempuan dan anak yang meliputi, pelayanan medis, medikolegal,
psikososial, dan bantuan hukum yang dilakukan secara lintas fugsi dan lintas sektoral. (2)
Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhannya korban dapat dirujuk
pada lembaga yang ditunjuk dan mempunyai kapasitas sesuai dengan yang diperlukan korban.

Kewajiban Orang Tua Orang tua harus disadarkan apa kewajiban-kewajibannya terhadap anak.
Posisi orang tua dalam mencegah anak dari korban kekerasan sangat strategis. Oleh karena itu,
sangat penting pemerintah in casu (dalam hal ini) instansi yang terkait, melakukan sosialisasi
semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang bertujuan memberikan perlindungan
terhadap anak dan hak-haknya, sebagaimana disebutkan Pasal 1 butir 2 tentang perlindungan
anak yang telah uraikan.

 Hal yang perlu di tindak lanjuti Dari penelitian ini sbb :


Mengupayakan langkah strategis guna menangani anak yang sering kena korban kekerasan
Mengkaji dampak dari intervensi yang diakukan terhadap oknum kekerasan dan pespektif hukum
Ham
 Melakukan observasi terhadap orang tua serta bagaimana memperhatikan anak yang Mengalami
kekerasan Seksual
 Mengkaji dampak dari kekerasan Seksual terhadap anak serta mengamati perubahan Perilaku.

DAFTAR PUSTAKA

Harkristuti Harkrisnowo. Kejahatan Kekerasan Terhadap Anak (Beberapa Catatan Singkat untuk
Diskusi. Makalah pada Penataran Nasional Hukum Pidana dan Kriminologi, Semarang 3-
15 Desember 1995.

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Somaliagustina, D., & Sari, D. C. (2018). Kekerasan seksual pada anak dalam perspektif hak
asasi manusia. Psychopolytan: Jurnal Psikologi, 1(2), 122-131.

Anda mungkin juga menyukai