DI KOTA BENGKULU
B. Latar Belakang
alasan fisik dan mental anak yang belum dewasa dan matang. Perlindungan
Tumbuh kembang anak merupakan isu pembangunan yang sangat penting dan
ditegaskan dalam Pasal 28B ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 mengatur
Anak adalah karunia Allah yang maha kuasa yang harus kita syukuri. Ia
harus ditangani secara benar.1 Anak juga merupakan persoalan yang selalu
haknya dalam keluarga, dan bagaimana seharusnya anak diperlakukan oleh kedua
1
Imran siswadi, “Perlindungan Anak Dalam Perspektif Hukum Islam dan HAM”, Al-
Mawarij, Vol XI No 2 (September-Januari 2011), h. 225
orang tuanya, bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui
tindakan tidak manusiawi baik dalam bentuk fisik maupun psikis. Kekerasan
terhadap anak yang tidak sekedar pelanggaran norma sosial, tetapi juga norma
2
Achie Sudiarti Luhulima, Pemahaman Bentuk-bentuk Tindak Kekerasan Terhadap
Perempuan dan Alternatif Pencegahannya (Jakarta: Pusat Kajian Wanita dan Gender UI, 2000), h.
78.
menyangkut masalah seksual, seperti pemerkosaan atau percobaan pemerkosaan,
kenyataanya kekerasan seksual. Kekerasan seksual kerap kali terjadi tidak hanya
pada orang dewasa namun lebih buruknya lagi terjadi pada anak dibawah umur
merupakan salah satu bentuk tindakan atau perbuatan yang tidak terpuji serta
dilarang dalam agama, terlebih lagi hal tersebut dilakukan pada anak-anak.
Kekerasan anak tersebut ternoda oleh berbagai aksi kekerasan seksual, baik
dilakukan oleh seseorang yang seharusnya menjaga dan melindungi anak, baik
secara fisik maupun seksual. Pelaku kekerasan seksual disini pada umumnya
adalah orang terdekat disekitar anak seperti bapak, paman, guru, kakek dan
sebagainya.3
pada anak dan trauma tersebut terjadi berkepanjangan artinya anak akan
mengingat selalu apa yang pernah ia alami (dalam bentuk kekerasan seksual)
sehingga setelah meranjak remaja dan dewasa kelak akan merasa dihantui rasa
3
Sugiarno, Indra, Aspek Klinis Kekerasan Pada Anak dan Upaya Pencegahan, Ketua
Satuan Tugas Perlindungan dan Kesejahteraan Anak Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak
Indonesia Tahun 2007, h. 283
takut dengan perasaan menyalahkan diri, penuh kecurigaan pada orang yang
belum dikenal dan permasalahan ini akan berakibat fatal jika pada masa tersebut
mendapat sorotan tajam dari masyarakat serta lembaga Dinas Sosial. Dari 170
kasus pengaduan kekerasan, kasus kekerasan seksual sebanyak 45,7% (53 kasus),
kekerasan fisik sebanyak 25% (29 kasus), penelantara 20,7% (24 kasus), dan
kekerasan psikis 8,6% (10 kasus), sebagian besar dikarnakan pengaruh vedio
porno, serta maraknya pemberitaan yang tidak baik dimedia masa maupun media
kekerasan seksual terhadap anak seperti yang tercantum dalam Undang- Undang
pasal 15 UU nomor 23 Tahun 2004 tentang kekerasan dalam rumah tangga dan
anak.
berbunyi: “setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta
C. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
4
UU Republik Indonesia No. 23 Tahun 2003.
2. Manfaat Penelitian
sebagai berikut.
1) Manfaat teoritis
kerangka teoritis dalam penelitian hukum dan bagaimana suatu teori dapat
bermanfaat bagi :
Bengkulu.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut untuk
2) Manfaat praktis
Bengkulu.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis empiris.
Pendekatan ini bertujuan untuk memahami bahwa hukum itu tidak semata-
penelitian secara timbal balik antara hukum dengan lembaga non doktrin yang
masyarakat.5
data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.6
5
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Ghia
Indonesia, Jakarta 2007) Cetakan Keenam, h, 34
6
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Rosdakarya, Bandung1995) h, 3
2. Pendekatan Penelitian
mendapatkan berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari
b. Pendekatan konseptual
7
Peter Mahmud Marzuki. Peneltian Hukum, (Cet ke-6, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2010) h, 93
bagi peneliti dalam membangun suatu argumentasi hukum dalam
pengumpulan data mencakup data primer dan data sekunder. Data primer
diteliti.
8
Peter Mahmud Marzuki. Peneltian Hukum, Ibid, h 95
9
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Bhineka Cipta,
Jakarta, 1997, h 234.