Anda di halaman 1dari 19

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN KEKERASAN

SEKSUAL DI PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN


PEREMPUAN DAN ANAK (P2TP2A) KOTA PADANG

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :

ASTRI

JULIANINGSIH NIM :

2074201029

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATERA

BARAT TAHUN 2024


PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN KEKERASAN
SEKSUAL DI PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN ANAK (P2TP2A) KOTA PADANG

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :

ASTRI

JULIANINGSIH NIM :

2074201029

Dosen Pembimbing

Rifka Zuwanda,SH.,MH

NIDN.1009107403

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATERA

BARAT TAHUN 2024

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................i

BAB I....................................................................................................1

PENDAHULUAN................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................6

1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................7

1.5 Fokus Penelitian..............................................................................8

1.6 Ruang lingkup Penelitian................................................................8

1.7 Metode Penelitan..........................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................15

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang


Perlindungan Anak, secara substansial telah memberikan perlindungan
khusus terhadap anak korban kekerasan seksual, yang termuat dalam Pasal 59
ayat (1) bahwa “Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan lembaga negara lainnya
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan Perlindungan
Khusus Kepada Anak.”1

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas


Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, yang
mempertegas tentang perlunya pemberatan saksi pidana dan denda bagi
pelaku kejahatan terhadap anak terutama kepada kejahatan seksual yang
bertujuan untuk memberikan efek jera, serta mendorong adanya langkah
konkrit untuk memulihkan kembali fisik, psikis, dan sosial anak.

Anak adalah seorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak


yang masih dalam kandungan.2 Seorang anak memiliki hak untuk di lindungi
sebagaimana tertera pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 pasal 1
ayat (2) “Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusian,
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Setiap anak
kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapat
kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara

1
Tengker, Owen Rafael. "Perlindungan khusus bagi anak korban kekerasan fisik atau
psikis." lex privatum 9.4 (2021).
2
Tampi, Oktafianus. “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Di Bawah Umur Dalam
Tindak Pidana Narkotika.” Lext et Societatis 3.10 (2015).

1
optimal baik secara fisik, mental, sosial, berakhlak mulia perlu dilakukan
upaya perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan
memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya
perlakuan tanpa diskriminatif. Perlindungan hukum anak diartikan sebagai
upaya perlindungan hukum terhadap kebebasan dan hak asasi anak yang
berhubungan dengan kesejahteraanya.

Pembuatan undang-undang perlindungan anak ini sebagaimana


dimaksudkan Undang-Undang di atas agar seorang anak bisa terjamin dalam
proses pemenuhan hak-haknya, sehingga mereka bisa hidup, tumbuh dan
berkembang serta berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat serta
martabatnya sebagai manusia. Di sisi lain, undang-undang ini menjamin
seorang anak terbebas dari kekerasan serta diskriminasi sehingga bisa
mewujudkan cita-cita anak indonesia yang memiliki kualitas, akhlak mulia
serta sejahtera. Dengan kata lain, anak-anak di indonesia akan di jamin hak
mereka untuk bisa memiliki kesempatan mengkualitaskan diri.

Di indonesia, Undang-Undang perlindungan anak merupakan sebuah


undang-undang yang memuat berbagai macam peraturan dimana anak-anak
merupakan fokus utama pembahasannya. Dalam undang-undang tersebut,
dicantumkan berbagai macam penjelasan yang berhubungan dengan
kehidupan anak. Pada bagian pembuka undang-undang perlindunga anak ini
disebutkan mengenai dasar pertimbangan perlunya di buat undang-undang
tersebut. Ada beberapa alasan, mengapa masalah anak-anak pun harus di atur
melalui sebuah hukum formal sehingga memiliki kekuatan hukum yang
bersifat mengikat. Alasan tersebut dijelaskan dalam bagian pembuka undang-
undang perlindungan anak, khususnya pada bab pertimbangan. Salah satu
alasanya adalah pengakuan dari pemerintah mengakui anak sebagai karunia
serta amanah dari Allah SWT.3 Dimana dalam diri seorang anak terdapat hak
serta martabat sebagai manusia yang seutuhnya sebagaimana orang dewasa.

3
Pulubuhu, Zhakila Salsabila Rizky Imani, Lisnawaty W. Badu, and Melisa Towadi.
"Perlindungan Anak Korban Kekerasan Dan Pelecehan Seksual." Perkara: Jurnal Ilmu Hukum
dan Politik 1.3 (2023): 210-220.

2
Selain itu, munculnya kesadaran para penyelenggara pemerintah tentang
potensi anak sebagai penerus perjuangan dan proses pembangunan bangsa.
Mereka memiliki peran yang cukup strategis sebagai pelaksana pembangunan
dan dengan kualitas yang baik, anak-anak bisa menjadi sebuah jaminan
terhadap eksistensi bangsa serta negara di masa depan. Dengan tanggung
jawab yang akan di pikulnya tersebut, maka seorang anak harus di berikan
kesempatan yang besar untuk bisa tumbuh serta berkembang dengan optimal
baik secara fisik, mental, maupun secara sosial. Dengan demikian
terbentuklah suatu peraturan itu yang melindungi dan bisa mewujudkan
kesejahteraan anak.4

Perlindungan hukum terhadap anak merupakan usaha dan kegiatan


seluruh lapisan masyarakat dalam berbagai kedudukan dan peranan, yang
sangat menyadari pentingnya anak bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. 5
Anak apabila sudah mencapai pertumbuhan fisik maupun mental dan
sosialnya, maka tiba saatnya mereka menggantikan generasi yang sudah
lewat. Perlindungan anak merupakan perwujudan adanya keadilan dalam
suatu masyarakat, dengan demikian perlindungan anak di usahakan dalam
berbagai bidang kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

Pada umumnya anak yang menjadi korban kekerasan seksual akan


mengalami tekanan psikologis seperti ketakutan, malu, stress, bahkan ada
yang ingin bunuh diri karena tidak mampu bangkit dari rasa depresi yang di
alaminya.6 Sangat sulit ketika menyembuhkan trauma dari anak, apalagi jika
anak menjadi semakin terpuruk, merasa takut bahkan dikemudian hari jika
sudah tumbuh dewasa bisa melampiaskan dendamnya yang dulu pernah di

4
Fahlevi, Reza. “Aspek hukum perlindungan anak dalam perspektif hukum nasional.”
Lex Jurnalica 12.3 (2015): 147255.
5
Santoso, Widi. "Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dari Tindakan Kekerasan." Lex
Crimen 3.4 (2014).
6
Samrotul, Khumairoh. Layanan konseling individu untuk mengatasi depresi pada remaja
introvert korban kekerasan seksual (Studi Kasus di Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak Kabupaten Mesuji). Diss. Uin raden intan lampung, 2023.

3
alaminya. Karena secara fisik dan psikis, mereka tidak berdaya saat
menghadapi kekerasan yang dilakukan orang dewasa.

Dampak yang ditimbulkan dari tindak kekerasan seksual terhadap


anak tergantung pada tingkat kekerasan seksual yang di alaminya. Semakin
sering anak menerima tindak kekerasan seksual, maka semakin besar juga
trauma yang timbul dan membutuhkan waktu pemulihan yang cukup
panjang.7 Maka dari itu orang tua harus berperan aktif dalam mengawasi dan
mendidik anak, anak harus di berikan edukasi sesuai usianya agar mengetahui
batasan-batasan mengenai dirinya. Luka fisik mungkin bisa di sembuhkan
dalam waktu yang tidak lama, namun luka psikis akan terekam serta mental
anak juga akan ikut terluka dan terhambat.

Kekerasan seksual kini telah menjadi masalah sosial yang cukup


serius dan memprihatinkan.8 Tindak pidana itu tidak hanya di alami oleh
orang dewasa saja, tetapi korbanya juga banyak dari anak-anak. Peristiwa itu
merupakan masalah hukum yang sangat penting untuk di kaji, karena dalam
hal ini dapat berakibat pada korban yang biasa mengalami trauma baik secara
psikis maupun fisiknya.

Semakin banyaknya kasus kekerasan terhadap anak tentunya


memprihatinkan kita semua. Keluarga sebagai perlindungan utama untuk
anak ternyata belum sepenuhnya mampu menjalankan perannya dengan baik. 9
Kasus perceraian, diharmoni keluarga, perilaku ayah atau ibu yang salah, dan
berbagai permasalahan lainnya, menjadi salah satu pemicu terbaiknya hak-
hak anak dalam keluarga, sedangkan seharusnya keluarga merupakan tempat

7
Noviana, Ivo. "Kekerasan seksual terhadap anak: dampak dan penanganannya." Sosio
Informa (2015): 52819.
8
Rofiq, M. Upaya pemulihan kesehatan mental korban kekerasan seksual di pusat
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Tuban. Diss.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2018.
9
Rahmat, Stephanus Turibius. "Pola asuh yang efektif untuk mendidik anak di era
digital." Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio 10.2 (2018): 143-161.

4
paling utama untuk memelihara kelangsungan hidup dan tumbuh kembang
anak. Orang tua wajib memelihara dan mendidik anak yang belum dewasa
sampai anak-anak bersangkutan dewasa dan mampu berdiri sendiri.

Kasus kekerasan pada anak dan perempuan di Kota Padang Sumatera


Barat mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun
2020 jumlah kasus secara keseluruhan ada sebanyak 69 kasus. 10 Pada tahun
2021 kasus secara keseluruhan ada sebanyak 89 kasus, pada tahun 2022
jumlah kasus keseluruhan sebanyak 49 kasus. Sementara itu pada tahun 2023
sejak Januari hingga Desember sudah ada 47 kasus. Fakta yang tidak bisa
dibantah dalam kurun waktu Januari-Desember 2023 terjadinya penurunan
kasus kekerasan terhadap anak di bandingkan dengan data kasus keseluruhan
pada tahun sebelumnya. Angka kejahatan seksual akan berkurang jika
pemerintah Kota Padang menaruh perhatian serius terhadap permasalahan
ini.11
Berikut data tabel kasus kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi
di Kota Padang dari tahun 2020-2023

No Tahun Jumlah
1. 2020 69 kasus
2. 2021 89 kasus
3. 2022 49 kasus
4. 2023 47 kasus
Sumber Data. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
(P2TP2A) Kota Padang

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik ingin mengetahui tentang


faktor masalah anak yang menjadi korban dan bagaimana proses yang di

10
Aditama, Tjandra Y. "Dua Tahun Pandemi COVID-19." EJournal Kedokteran
Indonesia 10.1 (2022): 1-3.
11
Neherta, Meri, et al. “Tiga Kekuatan” Solusi Mencegah Kekerasan Seksual Pada Anak
Sekolah Dasar. Penerbit Adab.

5
lakukan lembaga pemerintah P2TP2A dalam melakukan upaya perlindungan
anak korban kekerasan seksual, karena penegakan hak anak sebagai korban
kekerasan seksual yang dilakukan P2TP2A merupakan bagian ujung tombak
pelayanan yang memegang peran penting dalam penanganan korban
kekerasan seksual agar korban di harapkan dapat kembali melakukan
aktifitasnya dan berkembang seperti halnya anak yang lain, maka dari itu
permasalahan ini akan di angkat sebagai kajian dalam bentuk skripsi yang
berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Kekerasan
Seksual Di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Anak (P2TP2A) Kota Padang”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

akan di teliti sebagai berikut :

1. Apa penyebab terjadinya kekerasan seksual terhadap anak di Kota


Padang berdasarkan penilaian menurut P2TP2A Kota Padang?
2. Apa saja kendala-kendala yang di hadapi Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Padang dalam
Perlindungan Hukum terhadap anak korban kekerasan seksual ?
3. Bagaimana perlindungan hukum yang di lakukan Pusat Pelayanan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Padang
terhadap anak korban kekerasan seksual ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kekerasan seksual terhadap


anak berdasarkan penilaian menurut P2TP2A Kota Padang.

6
2. Untuk mengetahui apa saja kendala yang di hadapi Pusat Pelayanan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Padang
dalam perlindungan hukum terhadap anak korban kekerasan seksual.
3. Untuk mengetahui perlindungan hukum yang dilakukan Pusat
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
Kota Padang terhadap anak korban kekerasan seksual.

1.4 Manfaat
Penelitian
Manfaat Teoritis
1. Di lihat secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
penjelasan secara rinci mengenai peran dan fungsi lembaga Pusat
Pelayanan Terpada Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
terhadap perlindungan hukum bagi anak di bawah umur sebagai korban
tindak kekerasan seksual. Semoga dengan adanya penelitian ini dapat
memberikan manfaat terutama bagi perkembangan hukum yang tengah
terjadi di tengah masyarakat saat ini, dan juga dapat menjadikan sebgai
bahan bacaan maupun kepustakaan.
2. Bahkan Manfaat Teoritis yang dapat disimpulkan menurut beberapa para
ahli adalah diharapkan untuk dapat membuka pradigma berfikir dalam
mendalami permasalahan kekerasan seksual terhadap anak yang banyak
terjadi dan semakin marak, serta menjadi bahan kajian dan memberikan
sumbangan pemikiran dan informasi dalam upaya pencegahan kekerasan
dan pelecehan seksual terhadap anak korban. Menurut Winarsunu (2008)
pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang
berkonotasi seksual yang di lakukan secara sepihak dan tidak di
kehendaki oleh korbannya.

Manfaat Praktis

1. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat Penelitian ini sebagai bentuk untuk mencegah terjadinya
kekerasan dan pelecehan terhadap anak bahkan bisa memberikan

7
perlindungan kepada korban dan pertolongan darurat jika terjadi di
lingkungan sekitar.

2. Bagi Para Pembaca


Diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan acuan
serta studi perbandingan mengenai bagaimana perlindungan terhadap anak
yang menjadi korban kekerasan.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini di harapkan dapat mengetahui bentuk dan upaya
perlindungan hukum dalam kasus kekerasan anak yang ada di Kota
Padang.
1.5 Fokus Penelitiaan
Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif atau penelitian hukum
sosiologis (empiris) ini yaitu fokus pada pengamatan yang mendalam,
penggunaan metode ini dapat menghasilkan kajian atas suatu fenomena yang
lebih komprehensif. Penelitian ini bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih di lihatkan
dalam penelitian kualitatif. Landasan teori di manfaatkan sebagai pemandu
agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam hal ini agar tidak terjadi pembahasan yang tidak terarah agar tujuan
pokok penulisan tercapai dan mudah untuk di pahami, maka perlu untuk
membatasi ruang lingkup pembahasan dibidang hukum pidana yang berfokus
atau menitik beratkan pada.
1. Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual adalah setiap perbuatan merendahkan,
menghina, melecehkan, dan menyerang tubuh/ fungsi reproduksi
seseorang, karena ketimpangan relasi kuasa dan gender, yang berakibat
atau dapat berakibat penderitaan psikis atau fisik termasuk yang

8
menggangu kesehatan reproduksi seseorang dan hilang kesempatan
melaksanakan pendidikan dengan aman dan optimal.12
Adapun yang membedakan kekerasan seksual dengan jenis
kekerasan yang lainnya adalah dampaknya yang amat besar dan mendalam
bagi korban.
Kekerasan seksual biasanya terjadi karena adanya keinginan dari
pelaku dan kesempatan untuk melakukan pelecehan. Perempuan menjadi
korban kekerasan seksual yang paling banyak dibandingkan laki-laki.
2. Perlindungan Anak
Perlindungan anak dalan hukum mencakup berbagai aspek. Di
banyak negara, ada undang-undang yang melindungi hak-hak anak,
termasuk hak atas perlindungan dari kekerasan, esploitasi seksual,
pekerjaan anak, pendidikan akses kesehatan, serta hak untuk berkembang
dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial.13 Perlindungan ini juga
melibatkan penegakan hukum terhadap pelanggaran terhadap hak-hak
anak. Undang-undang sering kali berfokus pada perlindungan anak dari
segala bentuk penelantaran, pelecehan, dan diskriminasi.
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
yang menetapkan berbagai aspek perlindungan anak, termasuk hak-hak,
kewajiban, dan prosedur untuk melindungi anak dari berbagai bentuk
kekerasan, eksploitasi, dan penelantaran.14 Uu ini juga mengatur tentang
sistem peradilan anak, hak anak untuk mendapat pendidikan, kesehatan,
serta perlindungan bagi anak dengan kebutuhan khusus.
3. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)

12
Rizal, Saiful. "Pencegahan Kekerasan Seksual Terhadap Anak." (2023).
13
Sudrajat, Tedy. "Perlindungan Hukum Terhadap Hak Anak Sebagai Hak Asasi
Manusia Dalam Perspektif Sistem Hukum Keluarga Di Indonesia." Kanun Jurnal Ilmu
Hukum 13.2 (2011): 111-132.
14
Trimaya, Arrista. "Pengaturan Perlindungan Khusus Bagi Anak Korban Kekerasan
dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Arrangements For Child Protection As Victim of
Violence In Law Number 35 Of 2014 on the Revision of Law Number 23 Of 2002 on Child
Protection)." Jurnal Legislasi Indonesia 12.3 (2018).

9
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
(P2TP2A) merupakan lembaga yang menyediakan layanan terintegrasi
bagi perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan.15 Tujuan
utamanya adalah memberikan bantuan yang komprehensif, seperti
konseling, perlindungan, pendampingan hukum, layanan kesehatan, serta
rehabilitasi psikologis bagi korban kekerasan.
1.7 Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah cara melakukan sesuatu dengan


menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan dengan
cara mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun
laporan.16 Bahan istilah lain menyebutkan bahwa metodologi penelitian
adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Istilah Metodologi berasal dari kata metode yang berarti jalan,
namun demikian, menurut kebiasaan metode dirumuskan dengan
kemungkinan suatu tipe yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian.17

Riset atau Penelitian merupakan aktivitas ilmiah yang sistematis,


berarah dan bertujuan. Maka, data atau informasi yang dikumpulkan dalam
penelitian harus relavan dengan persoalan yang dihadapi.18 Artinya, data
tersebut berkaitan, mengenal dan tepat. Jadi penelitian itu hal yang unik dan
menyenangkan yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
Dalam Penelitian ini menggunakan jenis penelitian empiris. Sebab dari judul
yang diangkat mengacu kepada bagaimana bentuk perlindungan hukum
terhadap anak korban kekerasan seksial di pusat pelayanan terpadu
pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) Kota Padang. Metode

15
Utami, Penny Naluria. "Optimalisasi pemenuhan hak korban kekerasan terhadap
perempuan melalui pusat pelayanan terpadu." Jurnal HAM 7.1 (2016): 55-67.
16
Nadirah, S. Pd, Andi Dwi Resqi Pramana, and Nurmalinda Zari. metodologi penelitian
kualitatif, kuantitatif, mix method (mengelola Penelitian Dengan Mendeley dan Nvivo). CV. Azka
Pustaka, 2022.
17
Benuf, Kornelius, and Muhamad Azhar. "Metodologi penelitian hukum sebagai
instrumen mengurai permasalahan hukum kontemporer." Gema Keadilan 7.1 (2020): 20-33.
18
Assyakurrohim, Dimas, et al. "Metode studi kasus dalam penelitian kualitatif." Jurnal
Pendidikan Sains Dan Komputer 3.01 (2023): 1-9.

1
penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam mengumpulkan data
penelitian dan membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan.
Dalam hal ini peneliti menggunakan beberapa perangkat penelitian ini guna
memperoleh hasil maksimal, antara lain sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah yuridis empiris yang


dengan kata lain adalah jenis penelitian hukum sosiologis dan dapat
disebut pula dengan penelitian lapangan, yaitu mengkaji ketentuan
hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataan di
masyarakat.19 Atau dengan kata lain yaitu suatu penelitian yang
dilakukan terhadapa keadaan sebenarnya atau keadaan nyata yang
terjadi di masyarakat dengan maksud untuk mengetahui dan
menemukan fakta fakta dan data yang dibutuhkan, setelah data yang
dibutuhkan terkumpul kemudian menuju kepada identifikasi masalah
yang pada akhirnya menuju pada penyelesaian masalah. Penelitian ini
termasuk kedalam penelitian empiris, karena hendak mengetahui
bagaimana perlindungan hukum terhadap anak korban kekerasan
seksual di pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak
(P2TP2A) Kota Padang.

2. Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah


pendekatan yuridis sosiologi.20 Pendeketan yuridis sosiologis adalah
mengindentifikasi dan mengkonsepsikasikan hukum sebagai institusi
sosial yang real dan fungsional dalam sistem kehidupan yang nyata.
Pendekatan yuridis sosiologis adalah menekankan penelitian yang

19
Benuf, Kornelius, and Muhamad Azhar. "Metodologi penelitian hukum sebagai
instrumen mengurai permasalahan hukum kontemporer." Gema Keadilan 7.1 (2020): 20-33.
20
Huda, Muhammad Chairul, and M. H. S HI. Metode Penelitian Hukum (Pendekatan
Yuridis Sosiologis). The Mahfud Ridwan Institute, 2021.

1
bertujuan memperoleh pengetahuan hukum secara empiris dengan
langsung turun ke obyeknya yaitu mengetahui perlindungan hukum.

Dalam penelitian ini menghasilkan data yang dikatakan oleh


responden secara tertulis, lisan, maupun dengan kebiasaan atau perilaku
nyata. Dalam pendekatan empiris ini tidak menggunakan angka ataupun
alat pengukur. Pengumpulan data tersebut dilakukan dalam latar yang
wajar/alamiah (natural setting), bukan dalam kondisi yang terkendali
atau laboratis. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk memahami
fenomena sosial dan memperbanyak pemahaman secara mendalam
terhadap objek penelitian. Dalam penelitian yang akan dilakukan,
peneliti akan terjun langsung untuk memperoleh data-data yang
dibutuhkan. Sehingga data yang disajikan tersebut bersifat natural
sebagaimana yang tengah terjadi. Adapun dalam penelitian ini, secara
langsung peneliti akan bertanya terhadap para konselor yang berkaitan
dengan pembahasan penelitian.

Penelitian kualitatif menuntut sebanyak mungkin kepada


penelitinya untuk melakukan sendiri kegiatan penelitian di lapangan. 21
Hal tersebut tidak hanya membantu peneliti dalam memahami konteks
dan berbagai perspektif dari orang yang sedang diteliti, namun agar
mereka yang diteliti menjadi lebih terbiasa dengan kehadiran penelitidi
tengah-tengah mereka.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Untuk memperoleh data tentang Perlindungan Hukum Terhadap


anak korban kekerasan seksual di pusat pelayanan terpadu perempuan
dan anak (P2TP2A) Kota Padang, Penelitian dilakukan di pusat
pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) Kota
Padang.

21
Sari, Ifit Novita, et al. Metode penelitian kualitatif. Unisma Press, 2022.

1
4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini adalah


observasi, wawancara (interview), dan dokumentasi. Teknik tersebut
digunakan peneliti karena suatu fenomena akan dapat dimengerti
maknanya secara baik dan mendalam apabila peneliti melakukan
interaksi dengan subjek dimana fenomena tersebut berlangsung.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen


pedoman observasi, wawancara dan dokumentasi. Pedoman wawancara
digunakan sebagai alat pengumpulan data dan informasi melalui teknik
wawancara. Responden dalam wawancara tersebut adalah pimpinan
LBH, Masyarakat, Buruh, dan Pemerintah setempat. Dokumentasi
adalah mencari data mengenai hal hal atau variabel yang berupa
catatan, traskip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya.

6. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara


sistematis data yang diperoleh. Analisis dilakukan dengan mengorganisir
data, menjabarkan, menyusun, memilih data dan membuat kesimpulan.

Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini analisis


kualitatif. Peneliti menggunakan model analisis data yang dikemukakan
oleh Huberman dan Miles, yaitu Model interaktif. Huberman dan Miles
dalam Muhammad Idrus, (2009:147) mengemukakan bahwa model
interaktif terdiri dari 3 hal utama, yaitu:

1
1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu data yang diperoleh dari lapangan yang banyak
dan kompleks, maka perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data.

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu data yang sudah direduksi disajikan dalam


bentuk uraian singkat berupa teks yang bersifat naratif. Melalui
penyajian data tersebut, maka data akan mudah dipahami sehingga
memudahkan rencana kerja selanjutnya.

3. Penarikan Kesimpulan /Verifikasi

Penarikan kesimpulan yaitu data yang sudah disajikan di analisis


secara kritis berdasarkan fakta fakta yang diperoleh di lapangan.
Penarikan kesimpulan di kemukakan dalam bentuk naratif sebagai
jawaban dari rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.

P2TP2A berupaya memberdayakan perempuan dan anak untuk


memulihkan diri dari pengalaman traumatis serta memberikan dukungan
yang di perlukan agar mereka dapat kembali ke kehidupan yang aman dan
produktif.22

22
Noer, Khaerul Umam, et al. Menyoal Peran Negara dan Masyarakat Dalam Melindungi
Perempuan dan Anak: Asesmen Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
(P2TP2A) di Empat Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Pusat Kajian Wanita dan Gender Universitas
Indonesia, 2019.

1
DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Y. "Dua Tahun Pandemi COVID-19." EJournal Kedokteran


Indonesia 10.1 (2022): 1-3.

Assyakurrohim, Dimas, et al. "Metode studi kasus dalam penelitian


kualitatif." Jurnal Pendidikan Sains Dan Komputer 3.01 (2023): 1-9.

Benuf, Kornelius, and Muhamad Azhar. "Metodologi penelitian hukum sebagai


instrumen mengurai permasalahan hukum kontemporer." Gema
Keadilan 7.1 (2020): 20-33.

Benuf, Kornelius, and Muhamad Azhar. "Metodologi penelitian hukum sebagai


instrumen mengurai permasalahan hukum kontemporer." Gema
Keadilan 7.1 (2020): 20-33.

Fahlevi, Reza. “Aspek hukum perlindungan anak dalam perspektif hukum


nasional.” Lex Jurnalica 12.3 (2015): 147255.

Huda, Muhammad Chairul, and M. H. S HI. Metode Penelitian Hukum


(Pendekatan Yuridis Sosiologis). The Mahfud Ridwan Institute, 2021.

Nadirah, S. Pd, Andi Dwi Resqi Pramana, and Nurmalinda Zari. metodologi
penelitian kualitatif, kuantitatif, mix method (mengelola Penelitian Dengan
Mendeley dan Nvivo). CV. Azka Pustaka, 2022.

Neherta, Meri, et al. “Tiga Kekuatan” Solusi Mencegah Kekerasan Seksual Pada
Anak Sekolah Dasar. Penerbit Adab.

Noer, Khaerul Umam, et al. Menyoal Peran Negara dan Masyarakat Dalam
Melindungi Perempuan dan Anak: Asesmen Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di Empat Kabupaten/Kota
di Jawa Barat. Pusat Kajian Wanita dan Gender Universitas Indonesia,
2019.

Noviana, Ivo. "Kekerasan seksual terhadap anak: dampak dan


penanganannya." Sosio Informa (2015): 52819.

Pulubuhu, Zhakila Salsabila Rizky Imani, Lisnawaty W. Badu, and Melisa


Towadi. "Perlindungan Anak Korban Kekerasan Dan Pelecehan
Seksual." Perkara: Jurnal Ilmu Hukum dan Politik 1.3 (2023): 210-220.

Rahmat, Stephanus Turibius. "Pola asuh yang efektif untuk mendidik anak di era
digital." Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio 10.2 (2018): 143-161.

1
Rizal, Saiful. "Pencegahan Kekerasan Seksual Terhadap Anak." (2023).

Rofiq, M. Upaya pemulihan kesehatan mental korban kekerasan seksual di pusat


Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
Kabupaten Tuban. Diss. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim,
2018.

Samrotul, Khumairoh. Layanan Konseling Individu Untuk Mengatasi Depresi


Pada Remaja Introvert Korban Kekerasan Seksual (Studi Kasus di Dinas
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Mesuji).
Diss. Uin Raden Intan Lampung, 2023.

Santoso, Widi. "Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dari Tindakan


Kekerasan." Lex Crimen 3.4 (2014).

Sari, Ifit Novita, et al. Metode penelitian kualitatif. Unisma Press, 2022.

Sudrajat, Tedy. "Perlindungan Hukum Terhadap Hak Anak Sebagai Hak Asasi
Manusia Dalam Perspektif Sistem Hukum Keluarga Di Indonesia." Kanun
Jurnal Ilmu Hukum 13.2 (2011): 111-132.

Tampi, Oktafianus. "Perlindungan Hukum Terhadap Anak Di Bawah Umur


Dalam Tindak Pidana Narkotika." Lex et Societatis 3.10 (2015).

Tengker, Owen Rafael. "Perlindungan Khusus Bagi Anak Korban Kekerasan


Fisik Atau Psikis." Lex Privatum 9.4 (2021).

Trimaya, Arrista. "Pengaturan Perlindungan Khusus Bagi Anak Korban


Kekerasan dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak (Arrangements For Child Protection As Victim of
Violence In Law Number 35 Of 2014 on the Revision of Law Number 23
Of 2002 on Child Protection)." Jurnal Legislasi Indonesia 12.3 (2018).

Utami, Penny Naluria. "Optimalisasi pemenuhan hak korban kekerasan terhadap


perempuan melalui pusat pelayanan terpadu." Jurnal HAM 7.1 (2016): 55-
67.

Anda mungkin juga menyukai