Anda di halaman 1dari 13

1

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEKERASAN ANAK

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Drs. Yundi Fitrah, M. Hum

Disusun Oleh :

Gadis Anggraini Safitri A1A322052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

1.1 Latar Belakang............................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................

1.3 Tujuan.........................................................................................................

BAB II KAJIAN TEOROTIK.......................................................................

2.1 Definisi Perlindungan Hukum....................................................................

2.2 Definisi Kekerasan .....................................................................................

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................

3.1 Perlindungan Hukum Terhadap Kekerasan Anak......................................

3.2 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kekerasan pada Anak.................

BAB IV PENUTUP.........................................................................................

4.1 Simpulan.....................................................................................................

4.2 Saran...........................................................................................................

DAFTAR RUJUKAN.....................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekerasan terhadap anak adalah tindakan yang tidak dapat diterima di dalam

masyarakat yang beradab. Anak-anak adalah pilar penting dari generasi masa depan

dan oleh karena itu harus dilindungi dari kekerasan fisik, psikologis, atau seksual.

Perlindungan hukum terhadap kekerasan anak menjadi sangat penting untuk

memastikan bahwa hak-hak anak dilindungi dan kekerasan tidak dibiarkan berlanjut.

Kekerasan dalam rumah tangga juga meningkat 11,4% atau 24 juta dari 217 juta

penduduk Indonesia, terutama di daerah pedesaan dimana kekerasan merajalela

kekrasan dalam rumah tangga adalah yang terbesar, dengan 15,2% perempuan

mengalami kekerasan dalam rumah tangga di jalur ini.

Anak adalah makhluk yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia

dan masyarakat. Anak merupakan calon penerus bangsa yang harus dilindungi dan

dijaga hak-haknya agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Oleh karena

itu, perlindungan anak menjadi sangat penting dalam memastikan bahwa hak-hak

mereka tidak dilanggar dan masa depan mereka terjamin. Perlindungan anak sendiri

dapat dilihat dari beberapa aspek seperti pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan

juga hak-haknya secara umum. Upaya perlindungan anak juga meliputi tindakan

pencegahan terhadap kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadap anak.

Selanjutnya, upaya penegakan hukum terhadap hak asasi anak, anak dilindungi

secara hukum dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan


2

Anak dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Selain itu, Indonesia

juga telah meratifikasi Konvensi Hak Anak yang mengikat negara-negara yang telah

menandatanganinya untuk melindungi hak-hak anak, termasuk hak untuk terbebas

dari kekerasan.

Dengan demikian, perlindungan hukum terhadap perkawinan anak dapat

dikaitkan dengan undang-undang perlindungan anak, pengawasan lembaga sosial,

penegakan aturan, dan peningkatan kesejahteraan anak. Mengidentifikasi isu-isu

ekonomi sosial, budaya, dan politik yang mendorong terjadinya pernikahan anak di

usia muda. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan

konsep perlindungan hukum terhadap kekerasan terhadap anak.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah pada

tulisan ini sebagai berikut :

1. Apa itu perlindungan hukum terhadap kekerasan anak?

2. .Faktor yang mempengaruhi kekerasan terhadap anak dalam pernikahan usia tua

Anak.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan tulisan ini untuk mendeskripsikan perlindungan hukum terhadap

kekerasan anak.
BAB II. KAJIAN TEORITIK

2.1 Definisi Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum secara terminologi dapat diartikan dari gabungan dua

definisi, yakni “perlindungan” dan “hukum”. Menurut KBBI perlindungan sebagai

hal atau perbuatan yang melindungi. Lalu, hukum dapat diartikan sebagai peraturan

yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau

pemerintah. Perlindungan hukum dapat diartikan dengan upaya melindungi yang

dilakukan pemerintah atau penguasa dengan sejumlah peraturan yang ada.

Singkatnya, perlindungan hukum adalah fungsi dari hukum itu sendiri; memberikan

perlindungan.

Beranjak dari definisi sederhana tersebut, Kamus Hukum mengartikan

perlindungan hukum sebagai peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang

menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat. Peraturan ini dibuat

oleh badan-badan resmi yang berwajib dan pelanggaran terhadap peraturan-peraturan

tersebut akan menyebabkan pengambilan tindakan.

2.2 Definisi Kekerasan Anak

Kekerasan anak merujuk pada segala tindakan atau perlakuan yang melukai atau

merugikan anak secara fisik, emosional, seksual, atau penelantaran, baik yang

dilakukan oleh orang dewasa maupun anak-anak lainnya. Kekerasan anak dapat

terjadi dalam berbagai konteks, termasuk dalam lingkungan keluarga, sekolah,


4

masyarakat, serta institusi sosial lainnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kekerasan anak sebagai

"segala tindakan yang melukai atau merugikan anak secara fisik, psikologis, atau

seksual, penelantaran atau eksploitasi, baik secara tunggal atau berulang, yang terjadi

baik di rumah tangga, sekolah, masyarakat, atau institusi lainnya, baik oleh orang

dewasa maupun anak-anak lainnya." Definisi ini mengakui berbagai bentuk

kekerasan yang dapat dialami oleh anak, termasuk kekerasan fisik seperti pukulan

atau pemukulan, kekerasan emosional seperti penghinaan atau pengabaian emosional,

kekerasan seksual seperti pelecehan seksual atau perkosaan, serta penelantaran atau

pengabaian dalam memberikan perawatan dan perlindungan yang layak.


BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Perlindungan Hukum Terhadap Kekerasan Anak

Perlindungan hukum terhadap kekerasan anak merujuk pada upaya yang

dilakukan oleh sistem hukum dalam melindungi anak dari segala bentuk kekerasan,

termasuk kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan psikologis, dan kekerasan

lainnya yang dapat membahayakan, melukai, atau merugikan anak. Perlindungan

hukum terhadap kekerasan anak bertujuan untuk menjamin hak-hak anak,

memastikan keamanan dan kesejahteraan mereka, serta memberikan sanksi dan

pemulihan bagi pelaku kekerasan.

Dalam konteks Indonesia, perlindungan hukum terhadap kekerasan anak diatur

melalui berbagai perundang-undangan, diantaranya sebagai berikut :

1. Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak: Undang-undang

ini mengatur berbagai aspek perlindungan anak, termasuk perlindungan terhadap

kekerasan anak. Undang-undang ini memberikan definisi kekerasan anak,

menjelaskan hak-hak anak dalam konteks perlindungan, serta mengatur mekanisme

penanganan kasus kekerasan anak.

2. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak: Undang-undang

ini juga memberikan landasan perlindungan hukum terhadap kekerasan anak.

Undang-undang ini mengatur hak-hak anak, tanggung jawab pemerintah, lembaga,

dan masyarakat dalam melindungi anak, serta sanksi pidana terhadap pelaku

kekerasan anak.
6

3. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP): KUHP juga mengatur tentang

kekerasan anak sebagai salah satu bentuk tindak pidana. Misalnya, pasal-pasal yang

mengatur tentang kekerasan dalam rumah tangga, pemerkosaan, atau perlakuan

kekerasan lainnya yang ditujukan kepada anak.

Dalam rangka melindungi anak dari kekerasan, sistem hukum juga menetapkan

sanksi dan mekanisme penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan anak. Sanksi ini

dapat berupa hukuman pidana, denda, pembatasan kebebasan, atau tindakan

rehabilitasi sesuai dengan beratnya kekerasan yang dilakukan dan ketentuan hukum

yang berlaku. Selain sanksi, upaya pemulihan dan pemulihan korban juga menjadi

bagian penting dari perlindungan hukum terhadap kekerasan anak. Anak korban

kekerasan berhak mendapatkan dukungan dan pemulihan yang mencakup akses ke

layanan kesehatan, konseling, pendidikan, dan rehabilitasi sosial.

Perlindungan hukum terhadap kekerasan anak juga melibatkan kerja sama antara

berbagai pemangku kepentingan, termasuk lembaga pemerintah, lembaga penegak

hukum, lembaga sosial, pendidikan, dan masyarakat sipil. Kolaborasi ini diperlukan

untuk memastikan adanya pengawasan, pelaporan, penegakan hukum yang efektif,

serta penyediaan layanan dan dukungan yang tepat bagi anak korban kekerasan.

2. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kekerasan pada Anak

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan pada anak melibatkan

berbagai aspek, baik dari lingkungan keluarga, sosial, maupun individu itu sendiri.

Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kekerasan pada anak:
7

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap

kekerasan pada anak. Beberapa faktor dalam lingkungan keluarga yang dapat memicu

kekerasan pada anak meliputi ketidakharmonisan dalam rumah tangga, kekerasan

dalam rumah tangga, disfungsi keluarga, pengabaian, dan kurangnya pendidikan atau

kesadaran akan hak-hak anak.

b) Faktor Sosial

Faktor sosial juga dapat mempengaruhi terjadinya kekerasan pada anak. Faktor-

faktor ini meliputi tingkat kemiskinan, ketimpangan sosial, rendahnya tingkat

pendidikan, kekerasan dalam masyarakat, serta budaya yang membenarkan atau

mengagungkan kekerasan.

c) Faktor Individu

Faktor individu mengacu pada karakteristik dan kondisi anak yang dapat

berkontribusi terhadap kekerasan yang mereka alami. Beberapa faktor individu yang

dapat mempengaruhi terjadinya kekerasan pada anak meliputi rendahnya tingkat

keterampilan sosial, gangguan emosi atau mental, pengalaman trauma sebelumnya,

dan kurangnya pengetahuan tentang hak-hak dan perlindungan anak.

d) Faktor Media dan Teknologi

Pengaruh media dan teknologi juga dapat memainkan peran dalam terjadinya

kekerasan pada anak. Konten media yang kekerasan, akses yang tidak terkontrol

terhadap konten dewasa, serta interaksi negatif melalui media sosial dapat berdampak

buruk pada perilaku dan kehidupan ana


BAB IV. PENUTUP

4.1 Simpulan

Perlindungan hukum terhadap kekerasan anak tertuang pada UU No. 35 Tahun

2014 UU No. 23 Tahun 2002 yang mengatur tuntutan negara untuk perlindungan

anak untuk memastikan pemerintah, keluarga dan masyarakat terwujudnya hak dan

perlindungan anak. Tidak hanya itu perlindungan hukum terhadap kekerasan anak

juga tercantum dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002, dan Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP).

Perlindungan hukum terhadap kekerasan anak bertujuan untuk menjamin hak-hak

anak, memastikan keamanan dan kesejahteraan mereka, serta memberikan sanksi dan

pemulihan bagi pelaku kekerasan. Kekerasan anak dapat terjadi dalam berbagai

konteks, termasuk dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, serta institusi

sosial lainnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan pada anak

yakni, faktor lingkungan, faktor sosial, faktor individu serta faktor media dan

teknologi.

4.2 Saran

Meningkatkan perlindungan hukum terhadap kekerasan anak dapat dilakukan

dengan menguatkan Undang-Undang yang melindungi anak, penegakan hukum yang

efektif, peningkatan kesadaran dan edukasi masyarakat, penguatan sistem pelaporan

dan pemantauan, penyediaan layanan dukungan dan pemulihan, serta kolaborasi

lintas sektor.
9

Dengan ini, diharapkan terciptanya lingkungan yang peduli dan aman bagi anak-

anak, sehingga kekerasan terhadap mereka dapat dicegah dan diberikan perlindungan

yang sesuai. Penting untuk diingat bahwa kekerasan anak merupakan pelanggaran

hak asasi anak dan dapat berdampak pada kesejahteraan dan perkembangan anak.

Oleh karena itu, perlindungan anak dari kekerasan menjadi penting dalam upaya

memastikan bahwa setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang dalam

lingkungan yang aman, mendukung, dan peduli


DAFTAR RUJUKAN

Iqbal, M. 2011. Perlindungan Hukum terhadap Anak Korban Tindak Pidana.

Kanun J. Ilmu Huk.. vol. 13, no. 2, pp. 97-119.

Muladi, H. 2005. Hak Asasi Manusia: Hakekat, Konsep dan Implikasinya

dalam Perspektif Hukum dan Masyarakat.

Rafikah, R. 2017. Peranan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan

perempuan dan anak (P2TP2A) dalam menghapuskan kekerasan

dalam rumah tangga (KDRT) di kota Bukittinggi. Islam Realitas J.

Islam. Soc. Stud., vol. 1, no. 2, pp. 173- 186.

Risma, D., Yeni, S., dan Defni, S. 2018. Hubungan tingkat pendidikan orang

tua dengan bentuk kekerasan terhadap anak. J. Educhild Pendidik. dan

Sos. 7(2), pp. 113-117.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak:

https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2002_23.pdf

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak:https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/1821.pdf
11

Anda mungkin juga menyukai