Anda di halaman 1dari 8

Lecturer Notes Program Studi Hukum

Hukum Pidana Universitas Nusa Putra

SESI 1

HUKUM PIDANA ANAK DAN PERLINDUNGAN ANAK

Oleh: Muhammad Ridho Sinaga, SH., MH.

Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti perkuliahan sesi ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan

A. Kebijakan Perlindungan Anak


Dalam berbgai peraturan perundang-undangan indoensia, tidak terdapat
pengaturan yang tegas tentang kriteria anak. Lain peraturan perundang-undangan
lain pula kriteria anak. Pasal 330 Kitab Undang hukum perdata menentukan
bahwa belum dewasa apabila belum mencapai umur 21 tahun dan tidak lebih
dahulu telah kawin. Pasal 68 UU no 13 tahun 2003 tentang ketenangakerjaan,
menentukan bahwa pengusaha dilarang mempekerjakan anak. Anak adalah
orang yang berumur dibawah 18 (delapan belas) tahun.
Dalam UU SPPA terdapat beberapa pengertian anak, yaitu anak yang
berhadapan dengan hukum adalah anak yang berkonflik dengan hukum, znak
yang menjadi korban tindak pidana, dan anak yang menjadikan saksi tindak
pidana (pasal 1 angka 2 UU SPPA) .
1. Anak yang berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut anak adalah
anak yang telah berumur 12 tahun, tetapi belum berumur 18 tahun yang
diduga melakukan tindak pidana
2. Anak yang menjadi korban tindak pidana yang selanjutnya disebut anak
korban adalah anak yang ebrumur 18 tahun yang mengalami penderitaan
fisik, mental dan atau kerugian ekonomi yang disebabkan oleh tindak
pidana.
3. Anak yang menjadi saksi tindak pidana yang selanjutnya disebut anak saksi
adalah anak yang berumur 18 tahun yang dapat pemeriksaan disidang
pengadilan tentang suatu perkara pidana yang didengar, dilihat dan atau
dialaminya sendiri.

© 2020 - Universitas Nusa Putra


Lecturer Notes Program Studi Hukum
Hukum Pidana Universitas Nusa Putra

4. Pasal 1 angka 1 UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak


menentukan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun
termasuk anak yang masih dalam kandungan .

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam peraturan perundang-undangan yang


berkaitan dengan anak adalah konsekuensi penerapanya dikaitkan dengan
berbgai factor seperti kondisi ekonomi, sosial politik dan budaya Masyarakat.
Dalam berbagai peraturan perundnag-undangan terdapat perbedaan ketentuan
yang mengatur tentang anak, hal ini dilatarbelakangi berbagai factor yang
merupakan prinsip dasar yang terkandung dalam dasar pertimbnagan
dikerluarkanya peraturan perundang-undangan yang bersangkutan yang
berkaitan dengan kondisi dan perlindungan anak.

Berkaitan dengan ketentuan hukum/peraturan perundang-undangan yang


emngatur tentang perngertian anak, tidak terlepas dari kemampuan anak
mempertanggungjawabkan kenakalan yang dilakukanya. Pertanggungjawaban
pidana anak di ukur dari tingkat kesesuian antara kematangan moral dan
kejiwaan anak dengan kenakalan yang dilakukan anak menjadi perhatiuan.
Dalam hal ini dipertimbangkan berbgai komponenn seperti moral dan keadaan
psikologis dan ketajaman pikiran anak dalam menentukan
pertanggungjawabannya atas kenakalan yang diperbuatnya.

B. Pengertian perlindungan Anak


Kedudukan anak sebgaai generasi muda yang akan meneruskan cita-cita luhur
bangsa, calon-calon pemimpin bangsa di masa mendatang dan sebagai sumber
harapan bagi generasi terdahulu, perlu mendapat kesempatan seluas-luasnya
untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar baik secara Rohani jasmani dan
sosial.
Perlindungan anak adalah segala usaha yang dilakukan untuk menciptakan
kondisi agar setiap anak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya demi
perkembangan dan pertumbuhan anak secara wajar baik fisik, mental dan sosial.
Perlindungan anak merupakan perwujudan adanya keadilan dalam suatu
Masyarakat, dengan demikian perlindungan anak di usahakan dalam berbagai
bidang kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Ekgiatan perlundungan anak

© 2020 - Universitas Nusa Putra


Lecturer Notes Program Studi Hukum
Hukum Pidana Universitas Nusa Putra

membawa akibat hukum, baik dalam kaitanya dengan hukum tertulis maupun
hukum tidak tertulis.
Hukum emrupakan jaminan bagi kegiatan perlindungan anak. Arif gosita
mengemukan bahwa kepastian hukum perlu di usahakan demi kelangsungan
kegiatan perlindungan anak dan mencegah penyelenggaraan yang emmbawa
akibat negative yang tidak dinginkan dalam pelaksanaan perlindungan anak.
Perlindungan anak tidak boleh dilakuakn secara berlebihan dan
memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan maupun diri anak itu sendiri,
sehingga usaha perlindungan anak dilaksanakan rasional, bertanggungjawab, dan
bermanfaat yang menverminkan suatu usaha yang efektif dan efisien. Usaha
perlindungan anak tidak boleh mengakibatkan matinya inisiatif, kerativitas, dan
hal-hal lain yang menyebabkan ketergantungan kepada orang lain dan kemauan
menggunakan hak-haknya dan emlaksanakan kewajiban-kewajibanya.
Perlindungan anak dapat dibedakan dalam 2 bagian yaitu: perlidnungan anak
yang bersifat yuridis, yang meliputi: perlindungan dalam bidang hukum public
dan dalam bidang hukum keperdataan perlindungan anak yang bersfiat non
yuridis, meliputi: perlindungan dalam bidang sosial, bidang Kesehatan dan
bidang Pendidikan.
Arif gosita berpendapat bahwa perlindungan anak adalh suatu usaha
melindungi anak dapt melaksanakan hak dan kewajibanya. Perlindungan hak-
hak anak pada hakikatnya menyangkut langsung peraturan dalam peraturan
perundang-undangan. Kebijaksanaan, usaha dan kegiatan yang menjamin
terwujudnya perlindungan hak-hak anak, pertama-tama didasrkan atas
pertimbangan bahwa anak-anak merupakan golongan yang rawankaan atas
pertimbangan bahwa anak-aanak merupakan golongan anak-anak yang dan
dependent, disamping karena adnaya golongana anak-anak yang megalami
hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan baik Rohani jasmani maupun
sosial.
Dasar perlindungan anak
a. Dasar filosofis: Pancasila dasar kegiatan dalam berbagai bidang
kehidupan keluarga bermasyarakat, bernegara dan berbangsa dan dasar
filosfis pelaksanaan perlindungan anak.

© 2020 - Universitas Nusa Putra


Lecturer Notes Program Studi Hukum
Hukum Pidana Universitas Nusa Putra

b. Dasar etis: Pelaksanaan perlindungana anak harus sesuai dengan etika


profesi yang berkaitan, utnuk mencegah perilaku menyimpang dalam
pelaksanaan kewenangan, kekuasaan dalam pelaksanaan perlindungana
anak.
c. Dasar yuridis: Pelaksanaan perlindungan anak harus didasarkan pada
UUD 1945 dan berbgai peraturan perundang-undangan lainya yang
berlaku. Penerapan dasar yuridis ini harus secara integrative, yaitu
penerapan terpadu menyangkut peraturan perundang-undangan dari
berbagai bidang hukum yang berkaitan.
Pelaksanaan perlindungan anak, harus memenuhi syarat anatara lain :
merupakan pengemabngan kebenaran , keadilan dan kesejahteraan anak
harus mempunyai landasan filsafat, etika dan hukum secara rasional
positif dapat dipertanggungjawabkan bermanfaat untuk yang bersankutan
mengutamakan perspektif kepentingan yang diatur, bukan perspektif
kepentingan yang mengatur, tidak bersifat aksidential dan omplimenter
tetapi harus dilakukan secara konsisiten mempunyai rencana operasional,
emmerhatikan unsur-unsur menejemen melaksanakan respons keadilan
yang restorative, tidak merupakan wadah dan kesempatan untuk
berpartisipasi sesuai situasi dan kondisinya.
Perlindungan anak dapat dilakukan secara langsung maupun secara tidak
langsung. Secara langsung maksudnya kegiatanya lansgung ditujukan
kepada anak anak yang menjadi sasaran penangana langsung. Kegiatan
seperti ini dapat berupa anatara lain dengan cara melindungi anak dari
berbgai ancaman dari luar dan dalam dirinya, mendidik, membina,
emndapingi anak dengan cberbgaimcara, menyediakan sarana
pengemabngan diri, dan sebagainya. Perlindungana anak secara tidak
langsung ditujukan kepada anak, ettapi orang lain yang melaukan terlibat
dalam usaha perlindungana anak. Usaha perlindungan demikian misalnya
dilakuakn oleh orang tua atau yang terlibat dalam usaha-usaha
perlindungana anak terhdap berbgai anacaman dari luar ataupun dari
dalam diri anak, ,mereka yang bertugas mengasuh, membina,
mendampingi anak dengan berbagai cara.
C. Tanggung Jawab Perlindungan Anak

© 2020 - Universitas Nusa Putra


Lecturer Notes Program Studi Hukum
Hukum Pidana Universitas Nusa Putra

Perlindungan anak di usahakan oelh stiap orang baik orang tua keluarga
Masyarakat, pemerintah maupun negara PAsal 20 UU no 23 tahun 2002
menentukan:

“negara , Pemerintah, amsyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan


bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan perlindungana anak’.

Jadi yang mengusahakan perlindungana anak adalah setiap anggota Masyarakat


sesuai dengan kemampuanya dengan berbagai macam usaha dalam situasi dan
kondisi tertentu. Setiap warga negara ikut bertanggungjawab terhadap
dilaksankanya perlindungan anak demi kesejahteraan anak. Kebahagian anak
merupakan kebahagian Bersama kebahgiaan pada anak karena perlindungan
anak dilaksanakan dengan baik anak yang Sejahtera.

Kesejahteran anak mempunyai pengaruh positif terahdap orang tua, keluarga


Masyarakat, pemerintah dan negara. Perlindungan anak bermanfaat bagi anak
dan orang tua kelurga masyarajat pemerintah dan negara koordinasi kerja sama
kegiatan perlindungan anak perlu dilakukan dalam rangka mencegah
ketidakseimbangan kegiatanperlindungan anak secara keseluruhan.

Kewajiban dan tanggungjawab negara dan pemerintah dalm usaha


perlindungan anak diatur dalam UU Nomor 23 tahun 2022 yaitu:

a. Menghormati dan menjamin hak asasi setiap anak tanpa membedakan suku,
agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan Bahasa, status
hukum anak, urutan kelahiran anak dan kondisi fisik dan atau mental
b. Memberikan ndukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggraaan
perlundungan anak
c. Menjamin perlindungan, pemeliharaan dan kesejahteraan anak dengan
memperhatikan hak dan kewajiba orang tua, wali atau orang lain yang
secara umum bertanggungjawab terhadap anak dan mengawasi
penyelnggaraan perlindungan anak,
d. Menjamin anak untuk mempergunakan haknya dalam menyampaikan
pendapat sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan anak.

© 2020 - Universitas Nusa Putra


Lecturer Notes Program Studi Hukum
Hukum Pidana Universitas Nusa Putra

Kewajiban dan tanggungjawab Masyarakat terhadap perlindungan anak


dilaksanakan melalui kegiatan peran Masyarakat dalam penyelenggaraan
perlindungan anak (pasal 25 UU Nomor 23 tahun 2002). Kewajiban dan
tanggung jawab keluarga dan orang tua dalam usaha perlindungan anak diatur
dalam pasal 26 UU No 23 Tahun 2002 yaitu mengasuh, memlihara, mendidik,
dan melindungi anak, menumbuh kembangkan anak sesuai dengan
kemampuan, bakat dan minatnya dan mencegah terjadinya perkawinan pada
usia anak-anak.

Dalam hal orang tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadanya atau akrena
suatu sebab, tidak dapat dilaksanakan kewajiban dan tanggungjawabnya, mak
kewajiban dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat
beralih kepada keluarga, yang dialksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

D. Prinsip-Prinsip Perlindungan Anak


a. Anak tidak dapat berjuang sendiri

Salah satu prinsip yang digunakan dalam perlindungan anak adalah: anak adalah
itu modal utama kelangsungan hidup manusia, bansa dan keluarga, untuk itu
hak-haknya harus dilindungi. Anak tidak dapat melindungi sendiri, hak-haknya,
banyak piha yang mempengaruhi kehidupanya. Negara dan
masyarakatberkepentingan untuk mengusahakan perlindungan hak-hak anak.

b. Kepentingan Terbaik anak

Agar perlindungan anak dapat diselenggarkan dengan baik, dianut prinsip yang
menyatakan bahwa kepentingan terbaik bagi anak harus dipandang sebagai of
paramount importance (memperoleh prioritas tertinggi) dalam setiap keputusan
yang mneyangkut anak. Tanpa prinsip ini pwejuangan untuk melindungi anak
akan mengalami banyak batu sandungan. Prinsip the best interest of child
digunakan karena dalam banyak hal anak korban disebabkan ketidaktahuan
(ignorance) karena usia perkembangnya. Jika prinsip ini diabaikan, maka
Masyarakat menciptakan monster-monster yang lebih buruk di kemudian hari.

c. Ancangan daur Kehidupan

© 2020 - Universitas Nusa Putra


Lecturer Notes Program Studi Hukum
Hukum Pidana Universitas Nusa Putra

Perlindungan anak mengacu pada pemahaman bahea perlindungan harus dimulai


sejak dini dan terus menerus. Janin yang berada dalam kandungan perlu
dilindungi dengan gizi, termasuk yodium dan kalsium yang baik melalui ibunya.
Jika ia telah lahir, maka diperlukan air susu ibu dan pelayanan Kesehatan orimer
dengan memberikan pelayanan imunisasi dan lain-lain, sehingga anak terbebas
dari berbgai kemungkinann cacat dan penyakit.

d. Lintas Sektoral

Nasib anak tergantung dari berbgai factor yang makro maupun mikro yang
langsung maupun tidak langsung. Kemiskinan, perencanaan kota dan segala
penggususran, sistem Pendidikan yang menkankan hapalan dan bahan-bahan
yang tidak relevan, komunitas yang penuh dengan ketikadilan dan sebagainya
tidak dapat diatanagani oleh sektor, terlebih keluarga atau anak itu sendiri.
Perlindungan terhadap anak adalah perjuangan yang membutuhkan sumbangan
semua orang di semua tingkatan.

Prinsi-prinsip perlindungan hukum pidana terhadap anaktercermin dalam pasal


37 dan pasal 40 konvensi hak-hak anak yang sidahkan dengan keputusan
presiden NO.36 Tahun 1990.

Pasal 59 UU NO 23 Tahun 2002 menentukan bahwa pemerintah dan Lembaga


negara lainya berkewajiban dan bertanggungjawab untuk memberikan
perlindungan khusus kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadap
dengan hukum, anak dan kelompok minoritas dan terisolasi, anak di ekploitasi
secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang menjadi korban penyalahgunaan
narkotika, alcohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban
perlakuan salah dan penelantaran.

Pasal 64 bayat (1) uu Nomor 23 Tahun 2002 menentukan bahwa perlindungan


khusus bagi anak yang ebrhadapan denga hukum meliputi anak yang berkofnlik
dnegan hukum dan anak korban tindak pidana, merupakan kewajiban dan
tanggungjawab pemerintah dan amsyarakat. Perlindungan khusus bagi anak yang
berhadapan dnegan hukum sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan melalui
Perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martababt dan ahak-hak
anak;penyediaan petugas pendamping anak sejak dini, penyediaan sarana da

© 2020 - Universitas Nusa Putra


Lecturer Notes Program Studi Hukum
Hukum Pidana Universitas Nusa Putra

prasaranan khusus, penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan yang terbaik
bagi anak, pemantaun dan pencatatan terus menerus terhadap perkembangan
anak yang berhadapan dengan hukum, pemberian jaminan untuk
mempertahankan hubungan orang tua atau keluarga dan perlindungan dari
identitas melalui media masa utnuk menghindari labelisasi.

© 2020 - Universitas Nusa Putra

Anda mungkin juga menyukai