Anda di halaman 1dari 7

𝑷 𝒆𝒓𝒍𝒊𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑯𝒖𝒌𝒖𝒎 𝑲𝒆𝒌𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝑨𝒏𝒂𝒌

Oleh: Raden Roro Rindiyani (A1011231193)1, Lora Grashelly (A1011231184)2


1,2
Mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Hukum, Kelas D, Fakultas Hukum,
Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia

A1011231193@student.untan.ac.id
A1011231184@student.untan.ac.id

ABSTRAK
Mendalami isu perlindungan anak saat ini kekerasan sebagai tantangan serius yang dihadapi dalam masyarakat
kontemporer, perlindungan anak adalah kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal. Instrumen hukum di Indonesia memberi perhatian
terhadap keberadaan anak, namun dibutuhkan pengertian dan pemahaman posisi anak yang juga memiliki hak
yang pada dasarnya sama satu sama lain agar keberadaan anak lebih terlindungi. Artikel ini mengeksplorasi
berbagai bentuk kekerasan yang memengaruhi anak-anak, baik fisik maupun psikologis, ini juga bertujuan untuk
mengungkap dampak yang signifikan terhadap perkembangan dan kesejahteraan mereka. Beberapa hal yang akan
diurai dalam Artikel ini membahas pengertian kekerasan pada anak, jenis-jenis kekerasan yang biasa terjadi,
pentingnya perlindungan kekerasan pada anak, hukum yang melindungi anak dari kekerasan, peran lembaga
dalam melindungi anak, upaya pencegahan kekerasan pada anak, serta rujukan dan sumber informasi terkait. Anak
dibawah umur yang termasuk golongan lemah fisik, mental, dan sosial sangat rentan untuk menjadi korban
kekerasan. Dengan merangkai data statistik dan temuan terkini, banyak menyajikan gambaran global mengenai
prevalensi kekerasan anak. Kesadaran akan kompleksitas isu ini menjadi dasar bagi upaya kolektif dalam
menciptakan lingkungan yang mendukung, aman, dan melindungi hak-hak fundamental anak-anak. Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak memberikan harapan yang lebih menjanjikan bagi
anak yang menjadi korban kekerasan untuk mendapatkan perlindungan. Perlindungan anak korban kekerasan
dalam proses penyelesaian perkara pidana sangat penting bagi korban, keluarganya dan
penanggulangan kejahatan.

Kata kunci: Perlindungan Hukum, Kekerasan pada Anak, Kejahatan

PENDAHULUAN
Kekerasan pada anak merujuk pada kali didefinisikan dalam berbagai peraturan
tindakan atau perilaku yang merugikan, hukum baik di tingkat nasional maupun
melukai, atau merugikan secara fisik, mental, internasional, termasuk Konvensi Hak Anak.
atau emosional anak. Kekerasan ini dapat Kekerasan pada anak merupakan sebuah
terjadi dalam berbagai bentuk dan konteks, dan kejahatan yang sampai saat ini masih marak
seringkali melibatkan pelanggaran hak-hak terjadi hingga bertambah di Negara kita
anak. Menurut pandangan hukum, kekerasan Indonesia hal ini dikutip dari laman (Kompas,
anak adalah tindakan atau perilaku yang 28 Okt 2022), Kasus kekerasan terhadap anak
merugikan, melukai, atau merugikan secara meningkat. Data sepanjang tahun 2021 tercatat,
fisik, mental, atau emosional anak. Dalam kasus kekerasan terhadap anak yang dilaporkan
konteks hukum, kekerasan anak dianggap mencapai 11.952. Sebanyak 58,6 persen atau
sebagai pelanggaran hak-hak anak dan sering 7.004 di antaranya adalah kasus kekerasan

UniversitasTanjungpura, Ilmu Hukum, Kelas D


seksual. Di tengah dinamika kehidupan
modern, perlindungan anak dari ancaman
TINJAUAN PUSTAKA
kekerasan menjadi panggilan moral dan
tanggung jawab bersama. Anak-anak, sebagai Hukum perlindungan pada anak adalah
harapan masa depan, berhak tumbuh dan upaya pemberian perlindungan kepada hak-hak
berkembang tanpa harus menghadapi bayang- seseorang yang dirugikan oleh orang lain dan
bayang kekerasan yang mengancam seluruh masyarakat berhak mendapat
kesejahteraan mereka. Kekerasan terhadap perlindungan tersebut tanpa terkecuali bahkan
anak masih merajalela di berbagai belahan telah diberikan sejak masih di dalam kandungan
dunia, membangkitkan keprihatinan mendalam sehingga hak-hak yang hukum berikan bisa
terhadap hak-hak dasar yang seharusnya dinikmati oleh mereka. Konvensi Hak Anak,
terjamin bagi setiap anak. Anak juga yang diadopsi pada tahun 1989 oleh
mempunyai hak untuk dilindungi sebagaimana Perserikatan Bangsa-Bangsa, memetakan hak-
tertulis pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun hak dasar anak yang harus diakui dan
2014 pasal 1 ayat (2) yang berbunyi dilindungi oleh setiap negara. Prinsip-prinsip
“perlindungan anak adalah segala kegiatan hak anak, seperti hak untuk hidup, berkembang,
untuk menjamin dan melindungi anak dan hak- dan dilindungi dari kekerasan, membentuk
haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, kerangka kerja hukum perlindungan anak.
dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan Perlindungan hukum terhadap anak meliputi
harkat dan martabat kemanusiaan, serta upaya dalam menjadikan diri untuk
mendapat perlindungan dari kekerasan memberikan perlindungan terhadap anak
dan diskriminasi. Maka dari itu diharapkan sehingga ia bisa menjalankan hak dan
dapat membuka jalan menuju upaya kolektif kewajibannya di masa mendatang.
yang lebih efektif dalam melindungi anak-anak Perlindungan hukum terhadap anak yang
dari kekerasan, menciptakan dunia di mana berkonflik dengan hukum dapat berupa
setiap anak dapat tumbuh dan berkembang perlakuan khusus pada hukum acara, ancaman
tanpa takut akan ancaman yang menghancurkan pidananya yang berbeda dengan orang dewasa,
masa depan mereka. Perkembangan teknologi pemenuhan hak anak serta mengutamakan
dan modernisasi mempengaruhi anak-anak, dan keadilan restoratif. Undang-Undang Nomor 23
terkadang mengalami kekerasan. Kekerasan Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
terhadap anak meliputi: fisik, mental, dan sebagaimana diubah menjadi Undang-Undang
seksual. Nomor 35 Tahun 2014 dan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Pengertian mengenai kekerasan dengan
Peradilan Pidana Anak merupakan dasar
jelas dan jenis-jenisnya dapat membantu kita
hukum dalam perlindungan anak. Pasal 76 c
mencegah dan melaporkan terjadinya
UU 35 Tahun 2014 tentang perlindungan Anak
kekerasan pada anak. Perlindungan kekerasan
mengatur bahwa setiap orang dilarang
pada anak adalah isu yang sangat penting dan
menempatkan, membiarkan, melakukan,
memerlukan perhatian serius dari
menyuruh melakukan, atau turut serta
masyarakat dan pemerintah. Kekerasan
melakukan kekerasan terhadap anak. Dalam
terhadap anak tahun 2019 sebanyak 12.285
konteks hukum, kekerasan anak dianggap
anak. Angka ini mengalami peningkatan pada
sebagai pelanggaran hak-hak anak dan sering
tahun 2020 menjadi 12.425 anak. Tidak
kali didefinisikan dalam berbagai peraturan
berhenti pada angka tersebut pada tahun 2022
hukum baik di tingkat nasional maupun
angka kekerasan terhadap anak meningkat
internasional, termasuk Konvensi Hak Anak.
tajam menjadi 15.972 anak. Menurut
Bentuk kekerasan anak mencakup: [1]
pandangan hukum, kekerasan anak adalah
Kekerasan Fisik: Termasuk pukulan,
tindakan atau perilaku yang merugikan,
tendangan, atau tindakan fisik lainnya yang
melukai, atau merugikan secara fisik, mental,
dapat menyebabkan cedera atau penderitaan
atau emosional anak.
fisik pada anak. “Undang-Undang No. 23
Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan

UniversitasTanjungpura, Ilmu Hukum, Kelas D


dalam Rumah Tangga” (UU No. 23 Tahun 2004 menyebutkan bahwa pencegahan tindak
tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah kekerasan di lingkungan satuan pendidikan
Tangga). Undang-undang ini mendefinisikan dilakukan oleh peserta didik, orangtua/wali
kekerasan dalam rumah tangga meliputi peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,
kekerasan fisik dan seksual serta penelantaran komite sekolah, masyarakat, dan pemerintah
rumah tangga. UU ini mengatur tentang hak daerah. Upaya hukum dan sosial untuk
korban untuk mendapatkan perlindungan, menangani kekerasan anak melibatkan
beban pemerintah dan masyarakat untuk implementasi hukum perlindungan anak yang
menghentikan tindakan kekerasan dalam rumah memadai, kampanye kesadaran masyarakat,
tangga, dan hukuman pidana atas tindakan serta dukungan terhadap korban agar dapat
kekerasan dalam rumah tangga. [2] Kekerasan pulih dan tumbuh tanpa beban traumatis dari
Psikologis atau Emosional: Melibatkan kekerasan yang mereka alami.
perilaku yang merusak kesejahteraan mental
dan emosional anak, seperti pelecehan verbal,
intimidasi, atau pengucilan. Undang-Undang PEMBAHASAN
Republik Indonesia No. 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Hal-hal yang sering terjadi karena
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak juga faktor-faktor seperti kurangnya kesadaran akan
mengatur perlindungan terhadap kekerasan hak-hak anak, perubahan sosial dan ekonomi,
pada anak, termasuk kekerasan psikologis. serta kurangnya sistem perlindungan anak yang
Pasal 7 dari UU No. 23 Tahun 2004 efektif. Perlindungan hukum terhadap anak dari
menyebutkan bahwa kekerasan psikologis atau kekerasan mencakup sanksi hukum bagi
emosional termasuk dalam bentuk kekerasan pelaku, perlindungan hak-hak anak, dan
dalam rumah tangga. [3] Kekerasan Seksual: langkah-langkah preventif untuk mencegah
Merujuk pada eksploitasi seksual anak melalui kekerasan. Salah satu faktor terjadinya
tindakan seperti pelecehan seksual, pemaksaan, kekerasan pada anak adalah anak dianggap
atau eksploitasi melalui pornografi. Undang- lemah tidak dapat melawan dan jarang dari
Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak mereka yang menganggap kekerasan sebagai
Pidana Kekerasan Seksual juga mengatur hal yang salah, hal ini juga di kemukakan oleh
mengenai perlindungan anak dari tindak pidana beberapa ahli, diantaranya adalah Agustinus
kekerasan seksual. [4] Napas atau Pengabaian: “anak tidaklah sama dengan orang dewasa,
Termasuk ketidakmampuan memberikan anak mempunyai kecenderungan untuk
kebutuhan dasar seperti makanan, tempat menyimpang dari hukum dan ketertiban yang di
tinggal, pendidikan, atau perawatan medis, sebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
yang dapat merugikan perkembangan anak. pengertian terhadap realita kehidupan, anak-
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014: anak lebih mudah belajar dengan contoh-
Undang-Undang yang mengatur perlindungan contoh yang diterimanya dari aturan-aturan
anak dengan ancaman pidana penjara paling yang bersifat memaksa”. Kekerasan pada anak
lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau sangat berdampak pada masa depan terutama
denda paling banyak Rp 72 juta. [5] Kekerasan generasi yang akan datang, mulai dari peruban
di Sekolah atau Lingkungan Pendidikan: pemikiran yang salah hingga gangguan mental.
Melibatkan perilaku kekerasan atau pelecehan Salah satu contoh kasus kekerasan pada anak
di lingkungan sekolah yang dapat merugikan yang berdampak membuat anak-anak terlibat
anak secara fisik atau psikologis. Undang- dalam perilaku kriminal seperti seorang remaja
undang Indonesia mengenai kekerasan di yang tumbuh dalam lingkungan rumah tangga
sekolah atau lingkungan pendidikan adalah yang penuh kekerasan. Kondisi psikologis anak
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan akan semakin terkikis oleh ketidakstabilan.
Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2015 Dampak buruk dari kekerasan ini tidak hanya
tentang Pencegahan dan Penanggulangan memengaruhi kesejahteraan mental anak tetapi
Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan juga menciptakan lingkungan di mana
Pendidikan. Pasal 7 dalam peraturan ini kekerasan dianggap sebagai norma. Mereka

UniversitasTanjungpura, Ilmu Hukum, Kelas D


akan cenderung menunjukkan perilaku agresif rehabilitasi menjadi langkah penting untuk
dan mencari kekuatan dalam menghadapi mengubah perilaku pelaku, menciptakan efek
tekanan psikologisnya dengan mengalihkannya jera, dan mencegah pengulangan kekerasan di
ke luar, terlibat dalam kelompok-kelompok masa mendatang. Kekerasan pada anak dapat
remaja yang cenderung terlibat dalam tindakan memiliki dampak jangka panjang yang serius.
kriminal. Beberapa dampak dari kekerasan pada anak di
masa depan antara lain [1] Mengalami masalah
Perlindungan hukum tidak hanya
kesehatan mental: Anak yang mengalami
mengenai melindungi korban tetapi juga
kekerasan cenderung mengalami masalah
merespon terhadap pelaku kekerasan berupa:
kesehatan mental seperti depresi, kecemasan,
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
dan gangguan stres pasca-trauma dan juga sulit
tentang Perlindungan Anak. Pasal 59 dalam
dalam membangun hubungan yang sehat di
undang-undang menyebutkan bahwa
masa depan. [2] Berisiko menjadi pelaku
perlindungan khusus bagi anak korban
kekerasan: Anak yang menjadi korban
kekerasan meliputi kekerasan fisik, psikis, dan
kekerasan cenderung berisiko menjadi pelaku
seksual dilakukan melalui upaya. Pelaku
kekerasan di masa depan. Mereka mungkin
kekerasan terhadap anak dapat dijerat Pasal 80
meniru perilaku kekerasan yang pernah mereka
(1) jo. Pasal 76 c UU 35 Tahun 2014 tentang
alami. [3] Masalah kesehatan fisik: Trauma
Perlindungan Anak dengan ancaman pidana
akibat kekerasan pada anak dapat
penjara selama 3 tahun 6 bulan dan denda
meningkatkan risiko terjadinya masalah
sejumlah Rp1.5 juta dengan ketentuan apabila
kesehatan fisik seperti penyakit jantung,
denda tidak dibayar diganti dengan pidana
diabetes, dan obesitas. [4] Gangguan emosi:
penjara selama 1 bulan. Sanksi bagi masyarakat
Anak yang mengalami kekerasan cenderung
yang membiarkan terjadinya kekerasan
mengalami gangguan emosi seperti kesulitan
terhadap anak tercantum dalam Pasal 80 ayat
mengendalikan emosi, mudah marah, sedih,
(1), yaitu sanksi pidana berupa penjara selama
atau ketakutan. Dampak-dampak ini
3 tahun 6 bulan dan denda sejumlah Rp1.5 juta
menekankan pentingnya perlindungan anak
dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar
dari kekerasan dan pentingnya intervensi yang
diganti dengan pidana penjara selama 1 bulan.
tepat untuk membantu anak-anak yang telah
Hukum mengenai kekerasan pada anak
mengalami kekerasan. Beberapa contoh kasus
mencakup berbagai peraturan dan instrumen
kekerasan pada anak yang pernah terjadi antara
hukum baik di tingkat nasional maupun
lain: [1] Kasus kekerasan terhadap anak di
internasional. Di tingkat internasional,
wilayah Serpong, Tangerang Selatan, di mana
Konvensi Hak Anak yang diadopsi oleh
korban mengalami pemukulan dan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun
penganiayaan oleh pelaku yang masih berusia
1989 adalah dokumen kunci yang mengatur
belia. [2] Pembunuhan Ade Sara oleh sepasang
hak-hak anak dan memberikan landasan bagi
kekasih, kasus perundungan di Tangsel, kasus
hukum perlindungan anak secara global.
pelajar yang tendang nenek, dan kasus siswa
Berikut adalah beberapa aspek hukum
yang dipukuli hingga. [3] Kasus kekerasan anak
mengenai kekerasan pada anak: [1]Konvensi
di satuan pendidikan berasrama dan Madrasah
Hak Anak (CRC), Konvensi ini menegaskan
Tsanawiyah swasta pada awal tahun 2023,
hak-hak anak, termasuk hak untuk dilindungi
termasuk kekerasan fisik dan kekerasan
dari segala bentuk kekerasan (Pasal 19).
seksual. [4] Kasus pengeroyokan empat siswa
Negara-negara yang meratifikasi CRC
dan seorang dewasa terhadap petugas
diharapkan untuk mengambil langkah-langkah
kebersihan di SMP Negeri 2 Galesong, serta
hukum dan pencegahan untuk melindungi
kasus bullying dan kekerasan yang terjadi di
anak-anak dari segala bentuk kekerasan.
lingkungan pendidikan pada tahun 2019.
Implementasi dan penegakan hukum yang
Dikarenakan kasus kekerasan anak terus
efektif penting untuk memastikan hak-hak anak
bertambah maka sangat perlu dilakukan solusi
terlindungi dan mencegah terjadinya kekerasan.
berupa pencegahan kekerasan pada anak
Sanksi hukum yang tegas dan program
melibatkan berbagai upaya yang melibatkan

UniversitasTanjungpura, Ilmu Hukum, Kelas D


individu, keluarga, masyarakat, dan sipil, dan individu merupakan kunci
pemerintah. Beberapa solusi yang dapat keberhasilan upaya tersebut.1
diimplementasikan untuk mencegah kekerasan
pada anak adalah Pendidikan Kesadaran,
melakukan kampanye pendidikan kesadaran di KESIMPULAN
sekolah dan masyarakat dapat meningkatkan
pemahaman akan hak anak, dampak negatif Perlindungan hukum terhadap
kekerasan, dan cara melaporkan kasus kekerasan pada anak adalah pilar utama dalam
kekerasan. Pelatihan Orangtua untuk orangtua pembentukan masyarakat yang adil dan
yang mendukung keterampilan pengasuhan beradab. Dengan terus mengembangkan dan
positif dapat membantu mencegah kekerasan memperkuat kerangka hukum perlindungan
dalam rumah tangga dan memberikan anak, kita dapat melangkah menuju dunia di
dukungan bagi perkembangan anak. Penguatan mana hak-hak setiap anak dihormati,
Dukungan Sosial, yang bertujuan untuk dilindungi, dan diberdayakan untuk mencapai
membangun jaringan dukungan sosial untuk potensi maksimal mereka. Mendalami isu
keluarga dan individu dapat membantu perlindungan anak saat ini kekerasan sebagai
mengatasi tekanan dan stres, yang dapat tantangan serius yang dihadapi dalam
menjadi pemicu kekerasan. Melakukan masyarakat kontemporer, perlindungan anak
kampanye media yang positif dan mendidik adalah kegiatan untuk menjamin dan
dapat membantu mengurangi toleransi terhadap melindungi anak dan hak-haknya agar dapat
kekerasan dan meningkatkan pemahaman akan hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi
dampaknya. Dapat juga dilakukan dengan secara optimal. Instrumen hukum di Indonesia
Pelatihan Tenaga Pendidik agar memberikan memberi perhatian terhadap keberadaan anak,
pelatihan kepada guru dan staf sekolah tentang namun dibutuhkan pengertian dan pemahaman
cara mengidentifikasi tanda-tanda kekerasan posisi anak yang juga memiliki hak yang pada
pada anak, serta melibatkan mereka dalam dasarnya sama satu sama lain agar keberadaan
upaya pencegahan dan melaporkan kasus yang anak lebih terlindungi. Artikel ini
mencurigakan. Mengembangkan sistem mengeksplorasi berbagai bentuk kekerasan
Perlindungan Anak yang Efektif berupa yang memengaruhi anak-anak, baik fisik
Menguatkan dan memperbaiki sistem maupun psikologis, ini juga bertujuan untuk
perlindungan anak, termasuk lembaga-lembaga mengungkap dampak yang signifikan terhadap
seperti pusat perlindungan anak, untuk perkembangan dan kesejahteraan mereka.
memastikan respons cepat dan efektif terhadap Beberapa hal yang akan diurai dalam Artikel ini
kasus kekerasan. Pendidikan Seks dan membahas pengertian kekerasan pada anak,
Keamanan Anak yang menyertakan pendidikan jenis-jenis kekerasan yang biasa terjadi,
seks positif dan informasi keamanan anak pentingnya perlindungan kekerasan pada anak,
dalam kurikulum pendidikan dapat membantu hukum yang melindungi anak dari kekerasan,
anak-anak memahami batasan dan menjaga diri peran lembaga dalam melindungi anak, upaya
mereka sendiri. Dan penguatan Layanan pencegahan kekerasan pada anak, serta rujukan
Kesehatan Mental untuk meningkatkan akses dan sumber informasi terkait. Undang-Undang
dan dukungan untuk layanan kesehatan mental Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
dapat membantu individu dan keluarga Anak memberikan harapan yang lebih
mengatasi masalah kesehatan mental yang menjanjikan bagi anak yang menjadi korban
mungkin berkontribusi pada kekerasan. kekerasan untuk mendapatkan perlindungan.
Pencegahan kekerasan pada anak memerlukan Perlindungan anak korban kekerasan dalam
pendekatan holistik yang melibatkan semua proses penyelesaian perkara pidana sangat
lapisan masyarakat. Kolaborasi antara penting bagi korban, keluarganya dan
pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat penanggulangan kejahatan. Dikarenakan kasus
kekerasan anak terus bertambah maka sangat

Margareta, T. S., & Jaya, M. P. S. (2020).

UniversitasTanjungpura, Ilmu Hukum, Kelas D


perlu dilakukan solusi berupa pencegahan
kekerasan pada anak melibatkan berbagai
upaya yang melibatkan individu, keluarga,
masyarakat, dan pemerintah. Beberapa solusi
yang dapat diimplementasikan untuk mencegah
kekerasan pada anak adalah Pendidikan
Kesadaran, melakukan kampanye pendidikan
kesadaran di sekolah dan masyarakat dapat
meningkatkan pemahaman akan hak anak,
dampak negatif kekerasan, dan cara
melaporkan kasus kekerasan. Pelatihan
Orangtua untuk orangtua yang mendukung
keterampilan pengasuhan positif dapat
membantu mencegah kekerasan dalam rumah
tangga dan memberikan dukungan bagi
perkembangan anak. Dapat juga dilakukan
dengan Pelatihan Tenaga Pendidik agar
memberikan pelatihan kepada guru dan staf
sekolah tentang cara mengidentifikasi tanda-
tanda kekerasan pada anak, serta melibatkan
mereka dalam upaya pencegahan dan
melaporkan kasus yang mencurigakan.
Mengembangkan sistem Perlindungan Anak
yang Efektif berupa Menguatkan dan
memperbaiki sistem perlindungan anak,
termasuk lembaga-lembaga seperti pusat
perlindungan anak, untuk memastikan respons
cepat dan efektif terhadap kasus kekerasan.
Pendidikan Seks dan Keamanan Anak yang
menyertakan pendidikan seks positif dan
informasi keamanan anak dalam kurikulum
pendidikan dapat membantu anak-anak
memahami batasan dan menjaga
diri mereka sendiri.

UniversitasTanjungpura, Ilmu Hukum, Kelas D


DAFTAR PUSTAKA

7 Kasus Kekerasan Anak Muda yang Sempat Kasus Kekerasan terhadap Anak di Serpong,
Viral di Media Sosial, Termasuk Pembunuhan Korban Dipukuli dan Dianiaya Halaman all—
Ade Sara. (n.d.). Retrieved December 3, 2023, Kompas.com. (n.d.). Retrieved December 3,
from 2023, from
https://www.kompas.tv/nasional/381907/7- https://megapolitan.kompas.com/read/2022/05/
kasus-kekerasan-anak-muda-yang-sempat- 19/08542811/kasus-kekerasan-terhadap-anak-
viral-di-media-sosial-termasuk-pembunuhan- di-serpong-korban-dipukuli-dan-
ade-sara?page=all dianiaya?page=all
151701-ID-kajian-perlindungan-hukum- Kekerasan Fisik Terhadap Anak Ditinjau Dari
terhadap-anak.pdf. (n.d.). Retrieved December Aspek Perlindungan Hak–hak Anak—Neliti.
3, 2023, from (n.d.). Retrieved December 3, 2023, from
https://media.neliti.com/media/publications/15 https://www.neliti.com/publications/3131/keke
1701-ID-kajian-perlindungan-hukum- rasan-fisik-terhadap-anak-ditinjau-dari-aspek-
terhadap-anak.pdf perlindungan-hakhak-anak
Anggara, G. N. G., & Subawa, M. (n.d.). Trini Handayani. (2016). Perlindungan dan
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP Penegakan Hukum terhadap Kasus Kekerasan
ANAK SEBAGAI KORBAN KEKERASAN. Seksual pada Anak. Jurnal Hukum Mimbar
Justitia, 2(2), 826–839.
Berita SIPPN - PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP KEKERASAN KEPADA ANAK UU-No-23-tahun-2002-PERLINDUNGAN-
DI INDONESIA. (n.d.). SIPPN - ANAK.pdf. (n.d.). Retrieved December 3,
CARIYANLIK. Retrieved December 3, 2023, 2023, from https://lab-
from hukum.umm.ac.id/files/file/UU-No-23-tahun-
https://sippn.menpan.go.id/berita/36178/rumah 2002-PERLINDUNGAN-ANAK.pdf
-tahanan-negara-kelas-iib-
pelaihari/perlindungan-hukum-terhadap-
kekerasan-kepada-anak-di-indonesia
ARLIMAN, Laurensius. Reformasi Penegakan SUGIJOKANTO, Suzie. Cegah kekerasan pada
Hukum Kekerasan Seksual Terhadap Anak anak. Elex Media Komputindo, 2014.
Sebagai Bentuk Perlindungan Anak
https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthawicar
Berkelanjutan. Kanun Jurnal Ilmu Hukum, 2017
https://jurnal.usk.ac.id/kanun/article/download/
a/article/download/43699/26615
7983/6829

UniversitasTanjungpura, Ilmu Hukum, Kelas D

Anda mungkin juga menyukai