Anda di halaman 1dari 7

Lex Crimen Vol. IV/No.

4/Juni/2015

ANALISIS YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA dalam rangka menjamin pertumbuhan dan
PENCABULAN ANAK1 perkembangan fisik, mental, sosial secara utuh,
Oleh: Rachmat Harun2 serasi, selaras, dan seimbang.3 Anak memiliki
keterbatasan dalam memahami dan melindungi
ABSTRAK diri dari berbagai pengaruh sistem yang ada.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk Ketika anak terlibat dalam permasalahan
mengetahui bagaimana perlindungan hukum hukum, negara harus memberikan
terhadap anak yang menjadi korban tindak perlindungan kepada anak melalui peraturan
pidana pencabulan dan bagaimana pembuktian perundang undangan di antaranya Undang-
dan penerapan hukum terhadap tindak pidana Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem
pencabulan yang dilakukan oleh anak. Metode Peradilan Pidana Anak.4
penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini Perlindungan yang di maksudkan adalah
adalah metode penelitian yuridis normatif jaminan hukum atas kejadian yang
sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. menimpanya, segala sesuatu yang dapat
Perlindungan Anak diatur dalam Undang- meringankan kerugiannya pada saat dia
Undang Nomor 23 Tahun 2002. Selain Undang- menjadi korban itulah yang dimaksud dengan
Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang perlindungan. Dalam KUHP Indonesia,
Perlindungan Anak dalam melindungi korban kejahatan dalam bentuk pencabulan diatur
pencabulan anak Undang-Undang No.13 Tahun dalam Pasal 289 KUHP5. Pasal ini diatur dalam
2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban buku II Bab XIV Tentang Kejahatan Terhadap
juga dapat melindungi korban pencabulan anak Kesusilaan. Adapun Pasal 289 menyatakan
dan korban-korban akibat tindak pidana yang • P ] Œ]lµš Z[ Œ vP •] ‰ vP v
lainya. 2. Pembuktian dalam tindak pidana kekerasan atau ancaman Kekerasan atau
pencabulan menggunakan alat bukti sesuai ancaman kekerasan memaksa seseorang
dengan KUHAP. Adapun alat bukti sah menurut melakukan atau membiarkan dilakukan
Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 di atur perbuatan cabul, dihukum karena salahnya
dalam Pasal 184 Kitab Undang-Undang Hukum melakukan perbuatan melanggar kesopanan
Acara Pidana yang terdiri dari Keterangan dengan hukuman penjara selama-lamanya
saksi,Keterangan ahli,Surat Petunju, Keterangan s u ]o v š Zµv_X W • ŒvÇ • • }Œ vP
terdakwa. Dalam penerapan hukum terhadap telah melakukan suatu tindak pidana dapat
pelaku pencabulan anak dapat diterapkan Pasal dikenakan sanksi apabila unsur-untur tersebut
82 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana.
tentang Perlindungan Anak dengan Unsur-unsur tindak pidana harus dipenuhi
menggunakan mekanisme dan sistem peradilan antara lain adalah suatu perbuatan memenuhi
anak yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun rumusan undang-undang dan bersifat melawan
2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. hukum dilakukan oleh seseorang atau
Kata kunci: Tindak pidana, pencabulan anak. sekelompok orang yang dianggap mampu
bertanggung jawab. Tindak pidana pencabulan
PENDAHULUAN dengan kekerasan diancam dengan pasal 289
A. Latar Belakang <h,W u uµšµ•l v ^ Œ vP •] ‰ vP v
Anak merupakan anugerah Tuhan Yang kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa
Maha Esa yang tidak akan tergantikan. Anak seorang wanita bersetubuh dengan dia diluar
adalah bagian dari generasi muda sebagai salah perkawinan, diancam karena melakukan
satu sumber daya manusia yang merupakan kesusilaan, dengan pidana paling lama dua
potensi dan penerus cita-cita perjuangan
bangsa, yang memiliki peran strategis dan 3
Makarao, Hukum Perlindungan Anak dan Penghapusan
mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Rineka Cipta, Jakarta
memerlukan pembinaan dan perlindungan 2013, hlm. 1
4
Abintoro Prakoso, Pembaruan Sistem Peradilan Pidana
Anak, Laksbang Grafika, Yogyakarta, 2013, hlm. 15.
1 5
Artikel Skripsi. Anonimous, Kitab Undang-Undang Hukum acara Pidana
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Universitas Sam dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Sinar Grafika,
Ratulangi, NIM. 100711339 Jakarta, 2013, hlm. 99.

48
Lex Crimen Vol. IV/No. 4/Juni/2015

belas tahun. Namun bagaimanakah dengan C. Metode Penelitian


pelaku anak dalam tindak pidana pencabulan? Penelitian ini merupakan penelitian
Apakah hukumannya sama dengan apa yang di normatif, yaitu terutama mengkaji kaidah-
atur dalam KUHP? kaidah (norma-norma) hukum dalam hukum
Pelaku anak yang melakukan kekerasan positif. Penelitian ini adalah penelitian hukum
seksual pencabulan juga belum sepatasnya dia normatif atau penelitian hukum kepustakaan,
mendapat hukuman berupa pemidanaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
karena melihat kondisi mereka yang mungkin meneliti bahan pustaka atau data sekunder
pada saat melakukan tindak pidana di bawah belaka.
tekanan atau pengaruh buruk dari orang lain
atau lingkungan sekitarnya. Faktor-faktor PEMBAHASAN
seorang anak melakukan kekerasan seksual A. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Yang
pencabulan diantaranya yaitu faktor ekonomi, Menjadi Korban Tindak Pidana
budaya, keluarga, pendidikan, lingkungan, Pencabulan
pergaulan, dan kecanggihan teknologi. Namun Banyaknya kasus pencabulan terhadap anak
peran keluargalah yang sangat berpengaruh di bawah umur menunjukkan bahwa buruknya
dalam pendidikan mental seorang anak. orang kualitas perlindungan anak. Keberadaan anak
tua berkewajiban mengasuh, memelihara, yang belum mampu untuk hidup mandiri
mendidik, dan melindungi anak sesuai dengan tentunya sangat membutuhkan orang-orang
Pasal 26 Undang-Undang Nomor 23 Tahun sebagai tempat berlindung. Rendahnya kualitas
2002 Tentang Perlindungan Anak.6 Minimnya perlindungan anak di Indonesia banyak menuai
pengawasan dari orang tua dan kurangnya kritik dari berbagai elemen masyarakat.
pendidikan membuat anak mudah terpengaruh Pertanyaan yang sering dilontarkan adalah
dari keadaan yang mendesak sehingga terlibat sejauh mana pemerintah telah berupaya
dalam suatu tindak pidana. Maka dari pada itu memberikan perlindungan (hukum) pada anak
di buatnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun sehingga anak dapat memperoleh jaminan atas
2012 Tentang Sistem Peeradilan Anak yg di kelangsungan hidup dan penghidupannya
dalamnya sangat menjujung tinggi harkat dan sebagai bagian dari hak asasi manusia. Padahal,
martabat anak. Dalam undang-undang Sistem berdasarkan Pasal 20 Undang-undang Nomor
Peradilan Pidana Anak, terdapat kebijakan- 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,yang
kebijakan yang menjujung tinggi kesejahteraan berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap
anak diantaranya Diversi yang ada di dalam penyelenggaraan perlindungan anak adalah
tahap pemeriksaan penyidikan hingga pada negara, pemerintah, masyarakat, keluarga dan
tahap persidangan. orang tua.7
Skripsi Ç vP Œiµ µo ^Analisis Yuridis Adanya kewajiban dan tanggung jawab
Tentang Tindak Pidana Perbuatan Cabul negara dan pemerintah terhadap
Terhadap Anak_ l v u o]Z š Œ] µ •µ µš penyelenggaraan perlindungan anak ditegaskan
yaitu anak yang menjadi korban pencabulan dalam Pasal 21 sampai Pasal 24 Undang-
serta perlindunganya dan yang menjadi pelaku undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
pencabulan. Perlindungan Anak, yang meliputi kewajiban
dan tanggung jawab:8
B. Rumusan Masalah 1. Menghormati dan menjamin hak asasi setiap
1. Bagaimana perlindungan hukum anak tanpa membedakan suku, agama, ras,
terhadap anak yang menjadi korban golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan
tindak pidana pencabulan? bahasa, status anak, urutan kelahiran anak,
2. Bagaimana pembuktian dan penerapan dan kondisi fisik dan/atau mental (Pasal21);
hukum terhadap tindak pidana
pencabulan yang dilakukan oleh anak?

6 7
Anonimous, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Aonimous, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak, Citra Umbara, Bandung, Tentang Perlindungan Anak, Op-Cit, hlm. 84.
8
2012, hlm. 86. Ibid, hlm. 85

49
Lex Crimen Vol. IV/No. 4/Juni/2015

2. Memberikan dukungan sarana dan 3. Pemberian jaminan keselamatan bagi saksi


prasarana dalam penyelenggaraan korban dan saksi ahli baik fisik, mental
perlindungan anak (Pasal 22); maupun sosial, dan
3. Menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan 4. Pemberian aksebilitas untuk mendapatkan
kesejahteraan anak dengan memperhatikan informasi mengenai perkara.
hak dan kewajiban orang tua, wali, atau Sedangkan perlindungan hukum terhadap
orang lain yang secara hukum bertanggung anak di dalam undang-undang Dasar 1945
jawab terhadap anak dan mengawasi terdapat dalam Pasal 34 ayat (1) bahwa fakir
penyelenggaraan perlindungan anak (Pasal miskin dan anak terlantar dipelihara oleh
23); negara. Dari penjelasan Pasal 34 ayat (1) UUD
4. Menjamin anak untuk mempergunakan 45 dapat diartikan bahwa anak belum memiliki
haknya dalam menyampaikan pendapat kemampuan untuk berdiri sendiri baik secara
sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan rohani, jasmani maupun sosial.
anak (Pasal 24). Undang-Undang Nomor 23 Pihak yang paling berperan penting di dalam
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak perlindungan terhadap anak yang menjadi
mengatur mengenai larangan perbuatan korban pencabulan yaitu orang tua. Orang tua
cabul terhadap anak yaitu Pasal 82 :9 mempunyai kewajiban dalam mendidik,
^Setiap orang yang dengan sengaja mengawasi, dan memberikan kasih sayang,
melakukan kekerasan atau ancaman dukungan atau support kepada anak yang telah
kekerasan, memaksa, melakukan tipu menjadi korban pencabulan agar mental si anak
muslihat, serangkaian kebohongan, atau boleh perlahan-lahan di bentuk. Adapun tugas
membujuk anak untuk melakukan atau dan kewajiban dari orang tua dalam Undang-
membiarkan dilakukan perbuatan cabul, Undang Nomor 23 Tahun 2002 dalam Pasal 26
dipidana dengan pidana penjara paling lama ayat (1) yaitu:
15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 1. Mengasuh, memelihara, mendidik dan
(tiga) tahun dan denda paling banyak Rp melindungi anak;
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan 2. Menumbuh kembangkan anak sesuai
paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh kemampuan bakat dan minatnya;
juta rupiah)_ rumusan Pasal di atas jika di 3. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia
kaitkan ke dalam delik pidana menunjukan anak-anak.
bahwa delik pencabulan merupakan delik Adapun lembaga negara yang menjunjung
biasa karena tidak ada keharusan delik ini tinggi harkat dan martabat anak yaitu Komisi
untuk dilaporkan oleh korbannya. Sehingga Perlindungan Anak Indonesia. Data dari Komisi
perkara pencabulan harus tetap diproses Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sejak
walaupun sudah ada pencabutan dari Januari hingga Oktober 2014, tercatat 784
keluarga korban. kasus kekerasan seksual anak. Itu artinya rata-
Tertuang dalam Pasal ñõ Ç ]šµ ^W u Œ]vš Z rata 129 anak menjadi korban kekerasan
dan lembaga negara lainya berkewajiban dan seksual setiap bulannya, dan 20% anak menjadi
bertanggung jawab untuk memberikan korban pornografi.11Kekerasan pencabulan
perlindungan khusus kepada anak, korban yang dialami anak dikarenakan pengaruh buruk
kekerasan baik fisik atau mental.10 Pasal 64 ayat dari jejaring sosial, hampir sebagian anak
(3): korban pencabulan berawal dari perkenalan
1. Upaya rehabilitasi baik dalam lembaga mereka dari orang-orang asing yang ada di
maupun di luar lembaga; jejaring sosial dan berakhir pada pertemuan
2. Upaya perlindungan dari pemberitahuan hingga adanya iming-iming sehingga anak
identitas melalui media masa untuk terjebak dalam kekerasan pencabulan. Untuk
menghindari lebelisasi; itu KPAI mendorong kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan untuk memasukan kurikulum
internet sehat dan aman bagi anak. selain itu

9 11
Ibid, hlm. 106. http://www.kpai.go.id/berita/kpai-setiap-bulan-129-
10
Ibid, hlm. 97. anak-jadi-korban-kekerasan-seksual/#comment-441

50
Lex Crimen Vol. IV/No. 4/Juni/2015

juga meminta Kementrian Kominfo perbuatan cabul, dipidana dengan pidana


meningkatkan upaya upaya pencegahan penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
penyebar luasan pornografi demi perlindungan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling
anak. KPAI juga mengajak orang tua, keluarga banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
dan masyarakat berperan aktif dalam rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00
melakukan perlindungan anak dari pornografi (enam puluh iµš Œµ‰] Z•X_15
dan kejahatan online.12 Akan tetapi sistem pemidanaan anak dan orang
dewasa tidak sama. Dalam pemidanaan anak
B. Pembuktian dan Penerapan Hukum mempunyai sistem pemidanaanya sendiri, yaitu
Terhadap Tindak Pidana Pencabulan Yang dengan menggunakan Undang-Undang Nomor
Dilakukan Oleh Anak 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan
Setiap pemeriksaan, apakah itu pemeriksaan pidana Anak.Sistem peradilan pidana anak
acara biasa, singkat, maupun cepat, setiap alat adalah keseluruhan proses penyelesaian
bukti itu perlu digunakan guna membantu perkara anak yang berhadapan dengan hukum
hakim untuk pengambilan keputusanya. mulai dari tahap penyidikan sampai pada tahap
Adapun alat bukti sah menurut Undang-Undang pembimbingan setelah menjalani pidana.
Nomor 8 Tahun 1981 di atur dalam pasal 184 Perlindungan khusus tidak hanya kepada anak
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang menjadi korban tindak pidana pencabulan
yang terdiri dari: akan tetapi pada anak pelaku tindak pidana
a. Keterangan saksi; tetap harus mendapatkan perlindungan khusus.
b. Keterangan ahli; Perlindungan khusus ini terdapat pada Pasal 17
c. Surat; ayat (1) Undang-Undang Sistem Peradilan
d. Petunjuk Pidana Anak. Hal ini mengingat sifat dan psikis
e. Keterangan terdakwa.13 anak dalam beberapa hal tertentu memerlukan
Alat bukti ini sangat diperlukan karena hakim perlakuan khusus, serta perlindungan yang
tidak boleh menjatuhkan pidana kepada khusus pula, terutama pada tindakan-tindakan
seseorang kecuali apabila dengan sekurang- yang dapat merugikan perkembangan mental
kurangnya dua alat bukti yang sah dan hakim maupun jasmani anak.16
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak Hukum Sistem Peradilan Pidana Anak diatur
pidana benar-benar terjadi dan terdakwalah dalam Undang-Undang Negara Republik
yang melakukan perbuatan itu.14 Indonesia Nomor 11 Tahun 2012. Undang-
Tindak pidana pencabulan terhadap anak diatur Undang Sistem Perlindungan Anak diperlukan
BUKU II KUHP Pasal 290, Pasal 292, Pasal 293, dengan menggunakan beberapa pertimbangan
Pasal 294, Pasal 295. Ketentuan tentang tindak sebagai berikut:17
pidana pencabulan juga terdapat pada Pasal 82 a. Bahwa anak merupakan amanah dan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 karunia Tuhan yang Maha Esa yang memiliki
Tentang Perlindungan Anak. Mengenai tindak harkat dan martabat sebagai manusia
pidana pencabulan terhadap anak telah diatur seutuhnya;
dalamUndang-Undang No. 23 tahun 2002 b. Bahwa untuk menjaga harkat dan
Tentang Perlindungan Anak yangterdapat martabatnya, anak berhak mendapatkan
dalam Pasal 82 yang menentukan bahwa perlindungan khusus, terutama
^^ š] ‰ }Œ vP Ç vP vP v • vP i u o lµl v perlindungan hukum dan sistem peradilan;
kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, c. Bahwa Indonesia sebagai Negara Pihak
melakukan tipu muslihat, serangkaian dalam Konvensi Hak-Hak Anak (Convention
kebohongan, atau membujuk anak untuk on the Right of the Child) yang mengatur
melakukan atau membiarkan dilakukan prinsip perlindungan hukum terhadap anak
mempunyai kewajiban untuk perlindungan
12
http://www.goriau.com/berita/umum/setiap-bulan-
15
129-anak-jadi-korban-kekerasan-seksual.html Anonimus, Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang
13
Djisman Samosir, Hukum Acara Pidana, Nuansa Aulia, Perlindungan Anak, Op-Cit,hlm. 106
16
Bandung, 2013, hlm. 127 Ibid, hlm. 24
14 17
Ibid Hadi Setia Tunggal, Op-Cit. hlm. 1.

51
Lex Crimen Vol. IV/No. 4/Juni/2015

khusus terhadap anak yang berhadapan (6) Keadilan Restoratif adalah penyelesaian
dengan hukum; perkara tindak pidana dengan melibatkan
d. Bahwa Undang-Undang Nomor 3 Tahun pelaku, korban, keluarga pelaku/korban,
1997 tentang Pengadilan anak sudah tidak dan pihak lain yang terkait, untuk bersama
sesuai lagi dengan perkembangan dan sama mencari penyelesaian yang adil
kebutuhan hukum masyarakat karena belum dengan menekankan pemulihan kembali
secara kompre-hensif memberikan pada keadaan semula, dan bukan
perlindungan kepada anak yang berhadapan pembalasan.
dengan hukum sehingga perlu diganti (7) Diversi adalah pengalihan penyelesaian
dengan Undang-Undang yang baru; perkara anak dari proses peradilan pidana
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan ke proses di luar peradilan pidana.
sebagaimana yang dimaksud dalam huuf a, (8) Penyidik adalah penyidik anak.
huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu (9) Penuntut Umum adalah Penuntut Umum
membentuk Undang-Undang tentang Sistem Anak.
Peradilan Anak. (10) Hakim adalah hakim Anak.
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 (11) Hakim Banding adalah hakim banding
tentang Sistem Peradilan Anak menyatakan, Anak.
dalam undang-undang ini yang dimaksud (12) Hakim Kasasi adalah hakim kasasi Anak.
dengan :18 (13) Pembimbing Kemasyarakatan adalah
(1) Sistem Peradilan Pidana anak adalah pejabat fungsional penegak hukum yang
keseluruhan proses penyelesaian perkara melaksanakan penelitian kemasyarakatan,
anak yang berhadapan dengan hukum, pembimbingan, pengawasan dan
mulai tahap penyelidikan sampai tahap pendampingan terhadap anak di dalam
pembimbingan setelah menjalani pidana. dan di luar proses peradilan pidana.
(2) Anak yang berhadapan dengan hukum (14) Pekerja Sosial Profesional adalah seorang
adalah anak yang berkonflik dengan yang bekerja, baik dilembaga pemerintah
hukum, anak anak yang menjadi korban maupun swasta, yang memiliki kompetensi
tindak pidana, anak yang menjadi saksi dan profesi pekerjaan sosial serta
tindak pidana. kepedulian dalam pekerjaan sosial yang
(3) Anak yang berkonflik dengan hukum yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan
selanjutnya disebut anak adalah anak yang dan/atau pengalaman praktik pekerjaan
berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi sosial untuk melaksanakan tugas
belum berumur 18 (delapan belas) tahun pelayanan dan penanganan masalah anak.
yang melakukan tindak pidana. (15) Tenaga Kesejahteraan Sosial adalah
(4) Anak yang menjadi korban tindak pidana seseorang yang didik dan dilatih secara
yang selanjutnya disebut anak korban professional untuk melaksanakan tugas
adalah anak yang berumur 18 (delapan pelayanan dan penanganan masalah sosial
belas) tahun yang mengalami penderitaan dan/atau seseorang yang bekerja baik
fisik, mental dan/atau kerugian ekonomi dilembaga pemerintah maupun swasta
yang disebabkan pelaku tindak pidana. yang ruang lingkup kegiatanya dibidang
(5) Anak yang menjadi saksi tindak pidana kesejahteraan sosial Anak.
yang selanjutnya disebut anak saksi adalah (16) Keluarga adalah orang tua yang terdiri atas
anak yang berumur 18 (delapan belas) ayah, ibu dan/atau anggota keluarga lain
tahun yang dapat memberikan keterangan yang dipercaya oleh anak.
guna kepentingan penyidikan, penuntutan, (17) Wali adalah orang tua atau badan yang
dan pemeriksaan di sidang pengadilan dalam kenyataanya menjalankan
tentang suatu perkara tindak pidana yang kekuasaan asuh sebagai orang tua
didengar, dilihat dan/atau dialaminya terhadap anak.
sendiri. (18) Pendamping adalah orang yang dipercaya
oleh anak untuk mendampinginya selama
proses peradilan pidana berlangsung.
18
Ibid, hlm. 3

52
Lex Crimen Vol. IV/No. 4/Juni/2015

(19) Advokat atau pemberi bantuan hukum Keterangan terdakwa. Dalam penerapan
lainya adalah orang yang berprofesi hukum terhadap pelaku pencabulan anak
sebagai jasa hukum, baik di dalam maupun dapat diterapkan Pasal 82 Undang-
di luar pengadilan, yang memenuhi Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
persyaratan sesuai dengan peraturan Perlindungan Anak dengan menggunakan
perundang-undangan. mekanisme dan sistem peradilan anak
(20) Lembaga Bantuan Khusus Anak yang yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun
selanjutnya disingkat LPKA adalah lembaga 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana
atau tempat anak menjalani masa Anak.
pidananya.
(21) Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan B. Saran
Sosial yang selanjutnya disingkat LPKS 1. Anak adalah generasi penerus cita-cita
adalah lembaga atau tempat pelayanan dan perjuangan bangsa Negara dan
sosial yang melaksanakan pemerintah harus memberi perhatian
penyelenggaraan kesejahteraan sosial bagi khusus untuk mereka sesuai dengan yang
anak. di atur dalam Undang-Undang
(22) Lembaga Penempatan Anak Sementara Perlindungan anak. selain pemerintah
selanjutnya disingkat LPAS adalah tempat peran orang tua dalam hal ini sebagai
sementara anak selama proses peradilan pihak yang selalu dapat mengkontrol
berlangsung. kehidupan sang anak harus lebih di
(23) Klien anak adalah Anak yang berada di tingkatkan, mengkontrol segala aktivitas
dalam pelayanan, pembimbingan, anak, dengan tujuan agar tidak menjadi
pengawasan, dan pendampingan pelaku maupun korban tindak pidana
pembimbing kemasyarakatan. pencabulan. Apabila terlanjur menjadi
(24) Balai pemasyarakatan yang selanjutnya korban pencabulan kiranya korban atau
disebut Bapas adalah unit pelaksanaan pihak keluarga dapat melaporkan kepada
teknis pemasyarakatan yang melaksanakan Komnas Perlindungan Anak dan meminta
tugas dan fungsi penelitian perlindungan sebagai korban sesuai
kemasyarakatan, pembimbingan, dengan Undang-Undang Nomor 13
pengawasan, dan pendampingan. Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi
dan Korban.
PENUTUP 2. Dalam menjatuhkan hukuman
A. Kesimpulan pemidanaan kepada anak harus berpikir
1. Perlindungan Anak diatur dalam Undang- terlebih dahulu apakah dengan
Undang Nomor 23 Tahun 2002,Selain memidanakan seorang anak anak
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tersebut dapat mempertanggung
Tentang Perlindungan Anak dalam jawabkan kesalahannya atau tidak.
melindungi korban pencabulan anak Bahwa pada dasarnya anak harus di
Undang-Undang No.13 Tahun 2006 lindungi walaupun ia terlibat dalam
Tentang Perlindungan Saksi dan Korban tindak pidana. Mencari solusi titik
juga dapat melindungi korban permasalahan antara pelaku, korban dan
pencabulan anak dan korban-korban keluarga. Apabila tidak dapat
akibat tindak pidana yang lainya. diselesaikan secara kekeluargaan maka
2. Pembuktian dalam tindak pidana sistem pemidanaan anak baru di
pencabulan menggunakan alat bukti terapkan dengan tetap menjunjung tinggi
sesuai dengan KUHAP. Adapun alat bukti harkat dan martabat anak sesuai dengan
sah menurut Undang-Undang No. 8 Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana.
Tahun 1981 di atur dalam pasal 184 Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana DAFTAR PUSTAKA
yang terdiri dari Keterangan Anonimous, Undang-Undang Republik
saksi,Keterangan ahli,Surat Petunju, Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang

53
Lex Crimen Vol. IV/No. 4/Juni/2015

Perlindungan Anak, Citra Umbara, Bandung, http://www.goriau.com/berita/umum/setiap-


2012. bulan-129-anak-jadi-korban-kekerasan-
.................., Undang-Undang Republik seksual.html
Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang http://health.kompas.com/read/2014/05/14/1
Hak asasi Manusia, Sinar Grafika, Jakarta, 616274/Anak.Bisa.Jadi.Pelaku
2000. kekerasanSeksual
..................., KUHAP dan KUHP, Sinar Grafika,
Jakarta, 2013.
..................., Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Perlindungan Saksi dan Korban, Sinar
Grafik, Jakarta, 2010.
Gultom Maidin, Perlindungan Hukum
Terhdapa Anak dan Perempuan, Refika
Aditama, Bandung, 2013.
Makarao, Hukum Perlindungan Anak dan
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga, Rineka Cipta, Jakarta, 2013.
Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia
(Pengembangan Konsep Diversi dan
Restorative Justice), Refika Aditama,
Bandung, 2009.
Maramis Frans,Hukum Pidana Umum dan
Tertulis di indonesia, PT Raja Grafindo,
Jakarta, 2012.
Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP), Bumi Aksara, Jakarta, 2003.
Prakoso Abintoro, Pembaruan Sistem
Peradilan Pidana Anak, Laksbang, Grafika,
Surabaya, 2013.
Prodjodikoro Wirjono, Azas-Azas Hukum
Pidana di Indonesia, Refika Aditama,
Bandung, 2003.
Rasijid Lili dan I.B Wyasa Putra, Hukum Sebagai
Suatu Sistem, Remaja Rosdakarya, Bandung,
1993.
Samosir Djisman, Hukum Acara Pidana, Nuansa
Aulia, Bandung, 2013.
Soekanto Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian
Hukum Normatif; Suatu Tinjauan Singkat,
PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2003
Tunggal, Hadi Setia, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak, Harvarindo,
Jakarta, 2013
Sumber Lain:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kejahatan_seksual
_terhadap_anak_di_Indonesia
http://www.kpai.go.id/berita/kpai-setiap-
bulan-129-anak-jadi-korban-kekerasan-
seksual/#comment-441

54

Anda mungkin juga menyukai