2/Feb/2016
PERBUATAN CABUL TERHADAP ANAK Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang
DIBAWAH UMUR DAN UPAYA berbunyi: “bahwa anak adalah tunas, potensi,
PENANGGULANGANNYA MENURUT PASAL 289 dan generasi muda penerus cita-cita
KUH PIDANA1 perjuangan bangsa, memiliki peran strategis
Oleh : Ribka E. Kalalo2 dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang
menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan
ABSTRAK negara pada masa depan.3
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
mengetahui mengapa terjadi tindak pidana Indonesia (KUHP), kejahatan dalam bentuk
pencabulan terhadap anak di bawah umur dan Pencabulan diatur dalam Pasal 289 KUHP. Pasal
bagaimana pengaturan tindak pidana ini diatur dalam Buku II, Bab XIV tentang
Pencabulan dalam KUHP serta bagaimana Kejahatan terhadap Kesusilaan. Adapun Pasal
upaya penanggulangan tindak pidana 289 KUHP menentukan sebagai berikut:
perbuatan cabul terhadap anak di bawah umur. “barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman
Dengan menggunakan metode penelitian kekerasan memaksa seseorang melakukan atau
yuridis normatif, maka dapat disimpulkan: 1. membiarkan dilakukan perbuatan cabul,
Perbuatan cabul terhadap anak di bawah umur dihukum karena salahnya melakukan
terjadi karena faktor lingkungan, faktor perbuatan melanggar kesopanan dengan
kebudayaan, faktor teknologi, faktor ekonomi, hukuman penjara selama-lamanya sembilan
fktor media, faktor kejiwaan dan psikologi dan tahun”.4
faktor minuman keras. 2. Tindak Pidana Pencabulan yang dilakukan terhadap anak di
Pencabulan dalam KUHP diatur dalam Bab XIV bawah umur tentunya akan berdampak pada
Buku II mulai Pasal 289, Pasal 290, Pasal 292, psikologis maupun perkembangan lainnya
Pasal 293, Pasal 294, Pasal 295 dan Pasal 296. terhadap anak tersebut. Dampak psikologis
3. Upaya atau kebijakan penanggulangan pada anak-anak akan melahirkan trauma
kejahatan dapat dilakukan dengan dua cara berkepanjangan yang kemudian dapat
yaitu kebijakan non-penal yang meliputi upaya melahirkan sikap tidak sehat, seperti minder,
pencegahan tanpa menggunakan hukum takut yang berlebihan, perkembangan jiwa
pidana dan dilakukan sebelum suatu tindak terganggu, dan akhirnya akan berakibat
pidana dilakukan, dan kebijakan penal yaitu keterbelakangan mental.5 Keadaan tersebut
upaya penanggulangan berupa ‘penerapan kemungkinan dapat menjadi suatu kenangan
hukum pidana’ yaitu sebagaimana yang diatur buruk bagi anak korban pencabulan tersebut.
dalam Pasal 289 KUHP. Peran aktif dari para aparat penegak hukum
Kata kunci: Perbuatan cabul, anak, upaya dalam menanggulangi kejahatan kesusilaan
penanggulangan. sangat diperlukan.
Perkembangan dalam bidang hukum yang
PENDAHULUAN paling penting sehubungan dengan
A.Latar Belakang perlindungan terhadap hak-hak anak adalah
‘Anak’ sebagai bagian dari generasi muda dikeluarkannya Undang-Undang Perlindungan
merupakan mata rantai awal yang penting dan Anak pada bulan Oktober 2002 yaitu UU No. 23
menetukan dalam upaya menyiapkan dan Tahun 2002 yang kemudian diubah dengan UU
mewujudkan masa depan bangsa dan negara; No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU
Anak merupakan generasi yang akan No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
meneruskan perjuangan dan cita-cita seluruh
bangsa di belahan bumi ini. Hal ini secara tegas 3
Anonimous, UU Perlindungan Anak, UU No. 35 Tahun
dirumuskan dalam butir c Konsiderans Undang- 2014 tentang Perubahan Atas UU No. 23 Tahun 2002
Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang tentang Perlindungan Anak, Pustaka Mahardika,
Perubahan Atas Undang-Undang nomor 23 Yogyakarta, 2015, hlm. 2.
4
R.Sugandhi, KUHP dan Penjelasannya, Usaha Nasional,
Surabaya, 1981, hlm. 305.
1 5
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Bimo Adi Wicaksono, Analisis Pemidanaan Dalam Tindak
2
Mahasiswa Pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Pidana Pencabulan Terhadap Anak Di bawah Umur,
110711337 diakses tanggal 11 Januari 2016.
92
Lex Privatum, Vol. IV/No. 2/Feb/2016
93
Lex Privatum, Vol. IV/No. 2/Feb/2016
gelap dan sepi, dimana situasi tersebut Kebudayaan merupakan juga merupakan
sangat mendukung terjadinya tindak salah satu faktor yang dapat
pidana pencabulan. memepengaruhi terjadinya tindak pidana
c. Kurang efisiennya sistem pengamanan pencabulan terhadap anak. Faktor-faktor
dari suatu daerah oleh masyarakat budaya diantaranya gaya berpakaian kaum
maupun aparat keamanan setempat wanita yang kemudian ditiru oleh anak-
sehingga menyebabkan daerah tersebut anak, semakain bebasnya pergaualan
rawan dans sering timbul kejahatan. terutama dalam hal seksual bebas. Budaya
d. Keadaan di lingkungan keluarga yaitu berpakaian anak yang mengikuti
kurang efisiennya antisipasi keluarga perkembangan zaman, dimana tidak
terhadap anak seperti, seorang anak menutupi auratnya, suatu hal yang dapat
dibiarkan bermain atau bepergian mengundang hasrat seksual orang lain untuk
sendirian tanpa pendampingan atau menjadi pelaku tindak pidana pencabulan.
pengawasan secara intensif, sehingga
anak tidak diwasi dengan baik, dengan 3. Faktor Teknologi12
siapa anak bermain atau siapa teman Adanya berkembangnya teknologi tentunya
yang baru anak kenal dan ketahui. membawa pengaruh bagi kehidupan,
e. Keadaan di lingkungan keluarga, dalam pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu
hal hubungan seksual suami-istti, dapat pengaruh positif dan pengaruh negatif.
mendukung terjadinya tindak pidana Informasi yang tidak tersaring membuat
pencabulan seperti seorang ayah tidak kreatif, prilaku konsumtif dan
mencabuli anaknya (incest), yang membuat sikap menutup diri serta berpikir
disebabkan hasrat seksual ayah tidak sempit, hal tersebut menimbulkan prilaku
dapat dipenuhi oleh sang ibu dan yang buruk.
menyebabkan ayah lepas kontrol dan
mencabuli anaknya sendiri. 4. Faktor Ekonomi13
f. Keadaan di lingkungan pendidikan dapat Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor
juga mempengaruhi, karena lingkungan yang benar-benar sangat mempengaruhi
pendidikan banyak juga terjadi kasus terjadinya tindak pidana pencabulan.
pencabulan yang dilakukan oleh seorang Apabila seseorang mengalami himpitan atau
pengajar ataupun teman sekolahnya kesusahan dalam bidang perekonomian
yang disebabkan oleh kurangnya akan dapat mengganggu akal pikirannya
moralitas dan mentalitas dari pelaku, sehingga berakibat orang akan mengalami
daan pelaku tidak dapat mengontrol stres berat. Dampak stres berat yang dialami
nafsu atau perilakunya. membuat pelaku tidak lagi dapat
g. Keadaan lingkungan di jalanan bagi anak- mengontrol dirinya sehingga bisa saja
anak yang berkehidupan di jalanan, juag melakukan tindak pidana.
dapat mempengaruhi terjadinya tindak
pidana pencabulan terhadap anak. 4. Faktor Media14
Kehidupan jalanan adalah merupakan Media merupakan sarana yang efisien dan
kehidupan yang sangat keras dan efektif dalam meyebarluaskan informasi
memiliki potensi yang relevan bagi suatu kepada masyarakat luas, karena dengan
tindak pidana pencabulan. Kebanyakan biaya yang relatif sesuai dengan
korbannya adalah anak-anak jalanan kemampuan dan dapat dijangkau oleh
yang berkehidupan sebagai pengamen masyarakat. Faktor media meliputi media
dan pengemis. cetak seperti majalah-majalah atau bacaan-
bacaan yang mengandung unsur pornografi
2. Faktor Kebudayaan11 dan media elektronik seperti internet, film-
12
Wiji Rahayu, Op-Cit, hlm. 70.
13
Andi Manurungzz, Op-Cit.
11 14
Ibid. Ibid.
94
Lex Privatum, Vol. IV/No. 2/Feb/2016
15 18
Ibid. KUHAP dan KUHP, Op-Cit, hlm. viiii
16 19
Ibid. Soenarto Soerodibroto, Op-Cit, hlm. 174.
17 20
Wiji Rahayu, Op-Cit, hlm. 69. Adami Chazawi, Op-Cit, hlm. 79.
95
Lex Privatum, Vol. IV/No. 2/Feb/2016
96
Lex Privatum, Vol. IV/No. 2/Feb/2016
97
Lex Privatum, Vol. IV/No. 2/Feb/2016
tidak lepas begitu saja dari tindak pidana penegak hukum dapat menggunakan upaya
yang disangkakan. Sebab banyak sekali “penerapan hukum pidana” kepada pelaku
kasus pencabulan terhadap anak di perbuatan cabul terhadap anak di bawah umur,
bawah umur yang terjadi, para pelaku dalam hal ini menerapkan ketentuan dalam
seringkali dibebaskan, dikarenakan Pasal 289 KUHP.
dengan alasan tidak cukup bukti yang Ketentuan mengenai perbuatan cabul yang
menguatkan tersangka. diatur dalam Pasal 289 KUHP sebagai berikut:
c. penuntut umum adalah Jaksa yang “barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman
diberikan wewenang oleh undang- kekerasan memaksa seorang untuk melakukan
undang untuk melakukan penuntutan atau membiarkan dilakukannya perbuatan
dan melaksanakan penetapan hakim cabul, diancam karena melakukan perbuatan
sesuai dengan Pasl 13 KUHAP. yang menyerang kehormatan kesusilaan,
d. pihak Kehakiman harus bekerja efisien dengan pidana penjara paling lama sembilan
dalam menjatuhkan hukuman yang tahun”.27
benar-benar setimpal dengan perbuatan
pelaku yaitu perbuatan cabul terhadap
anak di bawah umur. Hal ini dimaksudkan
agar pelaku benar-benar jera dan korban PENUTUP
serta keluarga juga masyarakat merasa A. Kesimpulan
lebih tenang dan terlindungi serta demi 1. Perbuatan cabul terhadap anak di bawah
kepercayaan masyarakat terhadap umur terjadi karena faktor lingkungan,
hukum di Indonesia tetap dapat faktor kebudayaan, faktor teknologi,
dipertahankan. faktor ekonomi, fktor media, faktor
e. media cetak maupun elektronik dapat juga kejiwaan dan psikologi dan faktor
membantu proses penanggulangan minuman keras.
terajdinya perbuatan cabul terhadap 2. Tindak Pidana Pencabulan dalam KUHP
anak di bawah umur yaitu dengan cara diatur dalam Bab XIV Buku II mulai
mengadakan berita investigasi atas kasus Pasal 289, Pasal 290, Pasal 292, Pasal
pencabulan terhadap anak di bawah 293, Pasal 294, Pasal 295 dan Pasal
umur. Pihak aparat bisa juga bekerja 296.
sama dengn pihak media untuk mencoba 3. Upaya atau kebijakan penanggulangan
melakukan berbagai cara atau tindakan kejahatan dapat dilakukan dengan
yang diperkirakan dapat menekan angka dua cara yaitu kebijakan non-penal
perbuatan cabul terhadap anak di bawah yang meliputi upaya pencegahan
umur, misalnya dengan menayangkan tanpa menggunakan hukum pidana
berita tentang pelaku perbuatan cabul dan dilakukan sebelum suatu tindak
terhadap anak di bawah umur serta pidana dilakukan, dan kebijakan penal
memaparkan ancaman hukumannya, yaitu upaya penanggulangan berupa
ataupun dengan cara penyuluhan hukum ‘penerapan hukum pidana’ yaitu
tentang perbuatan cabul tersebut di sebagaimana yang diatur dalam Pasal
televisi dan lain-lain. 289 KUHP.
G. Pieter Hoefnagels mengatakan bahwa
salah satu upaya penanggulangan kejahatan B. SARAN
adalah “penerapan hukum pidana”.26 Upaya 1. Banyak hal yang ada di sekitar
penanggulangan kejahatan ini dapatlah kehidupan yang dapat menjadi
digunakan manakala upaya pencegahan telah pemicu terjadinya perbuatan cabul
gagal untuk dilaksanakan, dalam artian bahwa terhadap anak di bawah umur. Oleh
apa yang sudah diusahakan oleh keluarga, sebab itu faktor-faktor pemicu ini
masyarakat, pemerintah tidak berhasil, maka sebaiknya diperhatikan dengan baik
26 27
Marlina, Op-Cit, hlm. 15. KUHAP dan KUHP, Sinar Grafika, Jakrta, 2013, hlm. 99.
98
Lex Privatum, Vol. IV/No. 2/Feb/2016
99
Lex Privatum, Vol. IV/No. 2/Feb/2016
100