Rizaldi
“Fakultas Hukum,Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin”
*Email:riizaaldi@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan buat mengkaji bagaimana mekanisme perlindungan identitas anak
diimplementasikan dalam proses sesuai dengan bunyi Tertuang pasal 19 “UU Sistem Peradilan
Pidana Anak”.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian normatif, yang dimulai secara
apriori dengan hubungan antara analisis ketentuan perundang-undangan dan penerapannya secara
praktis).
Hasil penelitian ini menjelaskan sebagai berikut: Pertama, persidangan menunjukkan adanya norma
yang mengatur tentang perlindungan identitas anak terdakwa. dan kewajiban Negara untuk
memberikan perlindungan khusus kepada semua anak yang dirampas kebebasannya sebagai akibat
dari konflik hukum. Namun dalam undang-undang perlindungan identitas anak terdakwa tidak jelas
bagaimana mekanisme perlindungan identitas anak terdakwa harus diatur atau dijelaskan. -“Undang
No.35 Tahun 2014 (UU Perlindungan Anak)” mengubah “UU No.23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak Pengamanan”. Terhadap kecaman yang menyulitkan dan berbahaya diri sendiri
dan kehidupan seseorang dalam pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan ketentuan Undang-
Undang Perlindungan Anak, kami telah menciptakan jaminan bahwa anak Anda akan merasa aman.
Bunyi Tertuang pasal 59 Ayat 2 UU Perlindungan Anak mengatur dalam bunyi Ayat 1 bahwa
perlindungan anak khusus diberikan kepada anak dalam keadaan darurat dan anak yang berhadapan
dengan hukum. Perlindungan yang diatur dalam tertuang pasal 64, termasuk perlindungan khusus
untuk anak nakal dalam tertuang pasal 59(2)(b), dicapai dengan menghindari pengungkapan identitas
.Kata Kunci : Identitas, Terdakwa, Penyidangan.
PENDAHULUAN Mengingat dampak sosialnya, ini sangat
tingkah laku manusia dalam kehidupan adanya kecaman serta adanya ancaman
keteraturan hidup dalam masyarakat. diri sendiri dan nyawa dalam proses
cukup untuk memastikan bahwa norma yang diatur dalam tertuang pasal 64,
hukum dihormati dan dipatuhi; Tindakan termasuk perlindungan khusus untuk anak
lain juga harus diberikan dalam bentuk nakal dalam tertuang pasal 59(2)(b),
lain, hukum pidana pada hakikatnya yaitu Peradilan Anak No.11 Tahun 2012
norma dan sanksi, atau hukum sanksi. (UUSPPA) juga mengatur atau mengelola
Adanya media sosial telah memberikan dalam bunyi Tertuang pasal 19 bahwa
kemudahan bagi kita untuk mendapatkan identitas anak, korban anak dan/atau saksi
informasi terbaru dan segala macam anak harus dirahasiakan dalam pesan dan
informasi. Tuntutan hukum terbaru juga pesan media cetak atau elektronik.
detail kronologis dan identitas pelaku. bunyi tertuang ayat (1) seperti nama anak,
nama anak korban, nama anak saksi, nama “Anak yang dijadikan sebagai
orang tua, alamat, wajah, dan keterangan korban dapat mengalami kerugian fisik
lain identitas anak bertambah dari saksi. maupun non materil”. Cedera tubuh seperti
hukum bagian dari jenis atau bagi anak meninggal dunia. Kerugian non fisik
yang berhadapan dengan hukum diatur seperti gangguan mental dan rasa sakit
yang menjadi korban atau pelaku identitas anak yang berkonflik dengan
kekerasan seksual, atau yang memiliki hukum harus dirahasiakan dan tidak
didiskriminasi. Oleh karena itu, anak Professional yang ada pada diri
berhak atas privasi/kerahasiaan untuk pers ada pola alur kerja yang susah dan
pidana yang memposisikan korban sebagai dan kode etik jurnallistik yang ruangnya
saksi korban seringkali mengabaikan ketat, yaitu “fair (jujur), cover bothsides
posisi korban sebagai pencari keadilan. (berimbang dari kedua belah pihak), check
oleh lembaga penegak hukum. Berurusan mencampurkan fakta dan opini, “serta
media massa. Maka dari itu identitas anak mengakibatkan meninggal dunia.
sangat erat penting bagi kelangsungan Bedampak dilur fisik menjadi mengalami
akan kehidupan hidup anak, dan jika kerugian dan bisa saja terjadi gangguan
identitas anak menyebar luas maka anak mental dan ketakutan yang terus menerus.
maupun di sekolah tempat anak belajar, pelaku, tetapi juga tugas warga negara dan
dan anak akan dijauhi. terkena itu negara. Perlindungan korban sebagai
“cyberbullying” dari publik masyarakat. upaya untuk menjamin sikap dan sifat
Jika adanya masyarakat sudah banyak yang adil terhadap korban, pelaku dan
dengan teori dan praktek penegakan bahan hukum penelitian secara kualittatif,
hukum aktif yang relevan dengan apabila yaitu dengan menganalisis data secara
ini bertujuan untuk mengenali keberadaan kata-kata, kita akan dapat memperoleh
norma-norma yang tidak valid. Tepatnya, argumen sebagai kalimat yang sistematis..
Jenis sumber hukum yang digunakan informasi pribadi seseorang tanpa izin.
sumber hukum sekunder, dan sumber pengajuan klaim atas kerugian yang
hukum tersier. dan semua peraturan diderita individu. Isu yang ditelaah
studi pustaka dan dokumen. Data hukum sanksi pengungkapan identitas korban
semua hak yang diberikan hukum tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
lain yang ditunjuk oleh jaksa agung. pertama dilakukan oleh hakim tunggal
pertimbangan atau saran dari Pembina hakim musyawarah dalam hal tindak
anak, dan atau saksi anak tidak Pidana Anak) Hakim wajib
memakai toga hilir atau atribut dinas melakukan metode kepada orang
maka pada setiap posisi pemeriksaan, Dalam hal orang tua, wali atau wali
tidak hadir, persidangan dilanjutkan Pelaksanaan setiap ada proses dalam
dengan didampingi oleh advokat atau peradilan para dari pejabat penegak hukum
pemberi bantuan hukum lain dan/atau berusaha dan memaksimalkan harus dan
harus terus tumbuh, berkembang dan dengan anak, Tindakan atas suatu
penyidik, jaksa dan hakim, peningkatan terhadap identitas anak kan tetapi juga
pada “sistem peradilan pidana anak”. Tertuang pasal 29 (P3) Mengenai Anak-
Adanya KPAI bekerja sama dan Anak dan Remaja Sebagai Narasumber.
ramah anak dan pentingnya keutamaan dan/atau remaja sebagai narasumber wajib
anak. Bentuk atau jenis perlindungan lain 1. Susah adanya dilarang guna
negara yang tidak cukup sampai disitu hal adanya penjagaan terasa aman dan
ini karena perlindungan bisa mampu nyaman bagi anak-anak dan/ atau
berjalan dengan baik disebabkan adanya remaja dimasa depan yang menjadi
identitas anak yang menjadi pelaku tindak dalam peristiwa dan/atau penegakan
hukum, baik sebagai pelaku maupun B. Akibat Hukum Jika Identitas Anak
untuk ikut serta dan andil dalam Sistem Peradilan Pidana Anak”,pada
anak bagian dari generasi penerus bangsa bahwa pengertian Anak yaitu anak yang
yang harus dijaga dan tidak bis atau telah berusia 12 (dua belas) tahun tetapi
bunyi tertuang pasal ini diikutsertakandan tahun yang adanya dugaan melakukan
diandilkan dalam melakukan pelaporan suatu tindak pidana. dimulai dari tahun
pelanggaran hak-hak anak, rehabilitasi 2011 hingga di tahun 2019 terhadap kasus
Dalam hal ini dapat dikatakan hak anak Indonesia” (KPAI) mencapai sebanyak
wajib dipenuhi dalam proses peradilan 11.492 kasus, jauh lebih tinggi dari pada
pidana, khususnya anak yang menjadi kasus anak terjerat masalah kesehatan dan
bunyi Tertuang pasal 19 Ayat (1)dipidana agar dapat diakses oleh masyarakat umum.
500.000.000,00 (lima ratur juta rupiah)”. perlindungan salah satunya yaitu melarang
Dengan kata lain, di bawah Aturan publikasi atas identitas anak bahkan
pada kedelapan Perlindungan anak pada, termasuk identitas orang tua anak
disebabkan oleh proses periklanan dan Ada juga sanksi atau hukuman
pelabelan yang tidak pantas. Sebagai yang diatur dan dikelola polisi jika
aturan umum, informasi yang dapat identitas anak korban dan orangtuanya
remaja tidak akan dipublikasikan. Oleh polisi. Pada prinsipnya anggota Kepolisian
mereka, karena ini yaitu masalah dan resmi serta menjaga sebaik-baiknya
dilakukan oleh siapa saja, termasuk aparat diatas tidak menghapuskan tuntutan
penegak hukum. Mereka bertujuan untuk pidana, sehingga, jika perlu yang
tindak pidana yang masih anak-anak tidak sekolah manapun di daerah sekitar
dimedia massa, ada banyak dampak yang Dalam hal terjadinya kekosongan
Ada empat dampak buruk bagi anak- Peradilan Anak mampu bisadijadikan
anak terpidana kalau media tidak alternatif bagi aparat penegak hukum atau
online dan berita YouTube dapat cetak maupun media elektronik. Di masa
anak tersebut berisiko ditolak oleh akan tetapi juga di dalam peraturan –
telah diatur dan dipelihara di dalam “UU anak yang dirampas kebebasannya
mengenai sanksi hukuman. Pemerintah Pada dasarnya pada saat identitas anak
mampu berfungsi dengan baik dan tidak suatu perampasan kemerdekaan anak
PENUTUP peribadinya.