Anda di halaman 1dari 14

“”PERLINDUNGAN IDENTITAS ANAK DALAM PERSIDANGAN MENURUT

“UNDANG-UNDANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK””

Rizaldi
“Fakultas Hukum,Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin”
*Email:riizaaldi@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan buat mengkaji bagaimana mekanisme perlindungan identitas anak
diimplementasikan dalam proses sesuai dengan bunyi Tertuang pasal 19 “UU Sistem Peradilan
Pidana Anak”.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian normatif, yang dimulai secara
apriori dengan hubungan antara analisis ketentuan perundang-undangan dan penerapannya secara
praktis).
Hasil penelitian ini menjelaskan sebagai berikut: Pertama, persidangan menunjukkan adanya norma
yang mengatur tentang perlindungan identitas anak terdakwa. dan kewajiban Negara untuk
memberikan perlindungan khusus kepada semua anak yang dirampas kebebasannya sebagai akibat
dari konflik hukum. Namun dalam undang-undang perlindungan identitas anak terdakwa tidak jelas
bagaimana mekanisme perlindungan identitas anak terdakwa harus diatur atau dijelaskan. -“Undang
No.35 Tahun 2014 (UU Perlindungan Anak)” mengubah “UU No.23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak Pengamanan”. Terhadap kecaman yang menyulitkan dan berbahaya diri sendiri
dan kehidupan seseorang dalam pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan ketentuan Undang-
Undang Perlindungan Anak, kami telah menciptakan jaminan bahwa anak Anda akan merasa aman.
Bunyi Tertuang pasal 59 Ayat 2 UU Perlindungan Anak mengatur dalam bunyi Ayat 1 bahwa
perlindungan anak khusus diberikan kepada anak dalam keadaan darurat dan anak yang berhadapan
dengan hukum. Perlindungan yang diatur dalam tertuang pasal 64, termasuk perlindungan khusus
untuk anak nakal dalam tertuang pasal 59(2)(b), dicapai dengan menghindari pengungkapan identitas
.Kata Kunci : Identitas, Terdakwa, Penyidangan.
PENDAHULUAN Mengingat dampak sosialnya, ini sangat

Hukum sebagaimana norma besar, terutama bagi anak-anak.

mempunyai dan meiliki adanya fungsi UU No.35 Tahun 2014 mengubah

mengelola mengatur tingkah laku atau Undang-Undang No.23 Tahun 2002

sikap perlakuan manusia yang boleh tentang Perlindungan Anak (UU

dilakukan atau dilarang dan pedoman Perlindungan Anak) Pengamanan pada

tingkah laku manusia dalam kehidupan adanya kecaman serta adanya ancaman

bermasyarakat agar tercipta ketertiban atau yang membahayakan/menyulitkan bagi

keteraturan hidup dalam masyarakat. diri sendiri dan nyawa dalam proses

Untuk menertibkan kehidupan sosial, sifat bertumbuh kembang.

paksaan dari norma hukum saja tidak Adanya Perlindungan mengelola

cukup untuk memastikan bahwa norma yang diatur dalam tertuang pasal 64,

hukum dihormati dan dipatuhi; Tindakan termasuk perlindungan khusus untuk anak

lain juga harus diberikan dalam bentuk nakal dalam tertuang pasal 59(2)(b),

mandat hukum pidana untuk membantu dicapai dengan menghindari

menegakkan dan memelihara norma pengungkapan identitas.

melalui sanksi dan hukuman. Dengan kata Pada UU mengenai Sistem

lain, hukum pidana pada hakikatnya yaitu Peradilan Anak No.11 Tahun 2012

norma dan sanksi, atau hukum sanksi. (UUSPPA) juga mengatur atau mengelola

Adanya media sosial telah memberikan dalam bunyi Tertuang pasal 19 bahwa

kemudahan bagi kita untuk mendapatkan identitas anak, korban anak dan/atau saksi

informasi terbaru dan segala macam anak harus dirahasiakan dalam pesan dan

informasi. Tuntutan hukum terbaru juga pesan media cetak atau elektronik.

memiliki akses yang sangat mudah ke Identitas sebagaimana dimaksud pada

detail kronologis dan identitas pelaku. bunyi tertuang ayat (1) seperti nama anak,
nama anak korban, nama anak saksi, nama “Anak yang dijadikan sebagai

orang tua, alamat, wajah, dan keterangan korban dapat mengalami kerugian fisik

lain identitas anak bertambah dari saksi. maupun non materil”. Cedera tubuh seperti

Bentuk adanya perlindungan cacat atau cedera hingga mengakibatkan

hukum bagian dari jenis atau bagi anak meninggal dunia. Kerugian non fisik

yang berhadapan dengan hukum diatur seperti gangguan mental dan rasa sakit

dalam Tertuang dengan bunyi pasal 17 yang menetap.

ayat (2) UU Perlindungan Anak. Berdasarkan Bagian 64 (i)

Dinyatakan karena maka seorang anak “Undang-Undang Perlindungan Anak”,

yang menjadi korban atau pelaku identitas anak yang berkonflik dengan

kekerasan seksual, atau yang memiliki hukum harus dirahasiakan dan tidak

masalah dengan hukum, berhak atas dipublikasikan. Oleh karena itu,

privasi/kerahasiaan. Anak yang berkonflik penyebarluasan identitas anak yang

dalam masalah dengan hukum harus berkonflik dengan hukum berdampak

dilindungi dan tidak adanya negatif bagi anak.

didiskriminasi. Oleh karena itu, anak Professional yang ada pada diri

berhak atas privasi/kerahasiaan untuk pers ada pola alur kerja yang susah dan

melindungi identitasnya. Praktik peradilan tidak sederhana serta mempunyai prinsip

pidana yang memposisikan korban sebagai dan kode etik jurnallistik yang ruangnya

saksi korban seringkali mengabaikan ketat, yaitu “fair (jujur), cover bothsides

posisi korban sebagai pencari keadilan. (berimbang dari kedua belah pihak), check

Dalam proses pengadilan, korban diwakili and recheck, objektif, tidak

oleh lembaga penegak hukum. Berurusan mencampurkan fakta dan opini, “serta

dengan pelaku kejahatan yaitu hak penuh tidak bias”

negara untuk menyelesaikannya.


Anak-anak dikritik secara negatif memanifestasikan dirinya dalam

oleh masyarakat karena pemberitaan kecacatan, cedera, dan bahkan sampai

media massa. Maka dari itu identitas anak mengakibatkan meninggal dunia.

sangat erat penting bagi kelangsungan Bedampak dilur fisik menjadi mengalami

akan kehidupan hidup anak, dan jika kerugian dan bisa saja terjadi gangguan

identitas anak menyebar luas maka anak mental dan ketakutan yang terus menerus.

akan dijauhi oleh teman-teman Mattalata berpendapat bahwa upaya

disekitarnya baik di lingkungan rumah pendampingan korban bukan hanya tugas

maupun di sekolah tempat anak belajar, pelaku, tetapi juga tugas warga negara dan

dan anak akan dijauhi. terkena itu negara. Perlindungan korban sebagai

“cyberbullying” dari publik masyarakat. upaya untuk menjamin sikap dan sifat

Jika adanya masyarakat sudah banyak yang adil terhadap korban, pelaku dan

memahami danmengetahui identitas anak masyarakat merupakan tujuan yang

tersebut, maka m akan membuat pada label diinginkan.1

anak tersebut menjadi sangat merugikan


METODE PENELITIAN”
anak dan dapat mengancam masa depan
Jenis penelitian yang digunakan
anak di kemudian hari.
yaitu penelitian normatif, yang diawali
Perlindungan hukum terhadap hak-
dengan analisis menggambarkan tentang
hak anak harus berusaha untuk
hubungan antara kitab undang-undang
diperlakukan secara adil dan adil untuk
dengan penerapan praktisnya.
kepentingan anak. sendiri, mengingat
Jenis penelitian yang digunakan
keadaan dan kondisi yang sangat berbeda
penulis yaitu penelitian deskripttif analitis
dengan orang dewasa. Korban anak dapat
dengan memaparkan peraturan perundang-
mengalami kerugian fisik maupun non
1
Aisa Cahyani. Perlindungan Hukujm
materil. Kehilangan fisik dapat Terhadap Pemberitaan Identitas Anak Korban Pidana
Dalam Media Masa. 2020. Artikel dalam “Jurnal
Kronologi Indonesia”. No. 2. Vol. 7, hlm. 224.
undangan yang berlaku dalam kaitannya Dengan mengolah dan menganalisis

dengan teori dan praktek penegakan bahan hukum penelitian secara kualittatif,

hukum aktif yang relevan dengan apabila yaitu dengan menganalisis data secara

dengan permasalahan. Penelitian semacam kualitatif dan mendeskripsikannya dengan

ini bertujuan untuk mengenali keberadaan kata-kata, kita akan dapat memperoleh

norma-norma yang tidak valid. Tepatnya, argumen sebagai kalimat yang sistematis..

dalam norma-norma yang mengatur

identitas dalam proses peradilan terhadap TINJAUAN PUSTAKA

anak dalam hukum pidana terhadap anak, 1. Pengertian identitas anak

tidak ada penjelasan bagaimana “UU ITE memiliki kekosongan

mekanisme perlindungan identitas anak normatif di mana tidak ada hukuman

dilaksanakan. bagi mereka yang menggunakan

Jenis sumber hukum yang digunakan informasi pribadi seseorang tanpa izin.

pengarang yaitu sumber hukum primer, UU ITE hanya menjadi dasar

sumber hukum sekunder, dan sumber pengajuan klaim atas kerugian yang

hukum tersier. dan semua peraturan diderita individu. Isu yang ditelaah

perundang-undangan yang terkait dengan dalam jurnal ilmiah ini menyangkut

judul karya ini pengaturan perlindungan identitas

Teknik pengumpulan bahan hukum pribadi di masa mendatang dalam

dalam penelitian ini dilakukan melalui konteks UU ITE dan pengaturan

studi pustaka dan dokumen. Data hukum sanksi pengungkapan identitas korban

yang dikumpulkan merupakan data anak”.

sekunder yang diperoleh dari data

dokumenter yang terdiri dari data hukum

primer dan data hukum sekunder.


pendekatan berbasis hak anak(child

2. Tinjauan Terhadap Atas rights-based approach), termasuk

Perlindungan Hukum Anak dalam melakukan pemrosesan data

Menurut Setiono perlindungan pribadi terkait anak.

hukum yaitu tindakan atau upaya 3. Pengertian undang-undang sistem

untuk melindungi masyarakat dari peradilan pidana anak

perbuatan sewenang-wenang oleh Sistem peradilan anak yaitu

penguasa yang tidak sesuai dengan “seluruh proses penyelesaian perkara

aturan hukum, untuk mewujudkan anak yang berkonflik dengan hukum,

ketertiban dan ketentraman serta mulai dari tahap penyidikan sampai

kesejahteraan sehingga tahap konsultasi, setelah proses pidana

memungkinkan manusia untuk berdasarkan perlindungan, keadilan,

menikmati martabatnya sebagai nondiskriminasi dan kepentingan

manusia”. terbaik masyarakat”. Penghormatan

Menurut Satjipto Raharjo, terhadap anak dan anak, kelangsungan

“perlindungan hukum terhadap anak hidup dan tumbuh kembang anak,

bertujuan untuk melindungi hak asasi keseimbangan, perampasan

manusia yang telah dilanggar oleh kemerdekaan, penghindaran hukuman

orang lain, dan perlindungan ini dan pembalasan sebagai upaya

bertujuan agar masyarakat menikmati terakhir (“UU Nomor 11 Tahun 2012

semua hak yang diberikan hukum tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

kepadanya”. Pasal 1 Ayat 1 dan 2”)

KPAI yang memiliki mandat untuk Penyidikan dilakukan oleh

melakukan monitoring realisasi hak penyidik yang ditetapkan berdasarkan

anak, semestinya bekerja berdasarkan keputusan kepala kepolisian atau


pejabat lain yang ditunjuk oleh Kepala anak harus diberikan bantuan hukum

Kepolisian Negara Republik dan didampingi oleh penasehat atau

Indonesia, sedangkan penuntutan pembantu sosial hilir dengan

dilakukan oleh penuntut umum yang ketentuan yang berlaku;

ditetapkan berdasarkan keputusan Pemeriksaan di pengadilan

penyidik. jaksa agung atau pejabat terhadap anak dalam kedudukan

lain yang ditunjuk oleh jaksa agung. pertama dilakukan oleh hakim tunggal

Dalam melakukan penyidikan kasus hilir, tetapi Ketua Pengadilan dalam

anak hilir, pengusut wajib meminta memeriksa perkara anak dengan

pertimbangan atau saran dari Pembina hakim musyawarah dalam hal tindak

masyarakat setelah tindak pidana pidana diancam dengan pidana

dilaporkan atau dilaporkan, maka penjara 7 tahun atau lebih berat

Puslitbang wajib menyampaikan hasil membuktikan. Hakim dalam

penelitian masyarakat selambat- memeriksa perkara anak hilir dalam

lambatnya. dari 3 hari setelah persidangan anak hilir dinyatakan

permintaan pengusut. tertutup untuk umum kecuali untuk

Penyidik, Penuntut Umum, Penasihat pembacaan putusan.

Masyarakat dan atau pemberi bantuan Kemudian dalam proses

hukum serta petugas lainnya dalam persidangan (Pasal 55 UU No.11

pemeriksaan perkara anak, korban Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

anak, dan atau saksi anak tidak Pidana Anak) Hakim wajib

memakai toga hilir atau atribut dinas melakukan metode kepada orang

(Pasal 22 UU No. Tahun 2012 tentang tua/wali atau pendamping atau

Sistem Peradilan Pidana Anak). ), pemberi bantuan hukum lainnya;

maka pada setiap posisi pemeriksaan, Dalam hal orang tua, wali atau wali
tidak hadir, persidangan dilanjutkan Pelaksanaan setiap ada proses dalam

dengan didampingi oleh advokat atau peradilan para dari pejabat penegak hukum

pemberi bantuan hukum lain dan/atau berusaha dan memaksimalkan harus dan

penasehat masyarakat. wajib mengutamakan dan serta

mengendepankan keperluhan dan

PEMBAHASAN kebutuhan pada anak dimana dalam

A. Peraturan Tentang Mekanisme kepentingan itu adanya berisi hak-hak dari

Perlindungan Terhadap Identitas anak dan kemudian negara juga

Anak Pelaku Terdakwa Dalam mempunyai kewajiban warga negaranya

Sistem Peradilan Pidana Anak dimulai dilahirkan hingga sampai

Menurut dari Kementerian mengalami meninggal dunia.

Pemberdayaan Perempuan dan Berdasarkan prinsip diatas terkait

Perlindungan Anak, melindungi identitas “Undang-Undang Tentang Perlindungan

anak sangat penting untuk menghindari Anak” mempunyai tujuan memberikan

dampak negatif pada mereka, dan perlindungan khusus untuk segala

kementerian percaya bahwa anak-anak Tindakan yang berhubungan langsung

harus terus tumbuh, berkembang dan dengan anak, Tindakan atas suatu

berpartisipasi dalam masyarakat. persoalan yang melibatkan anak harus

Pelayanan Pemberdayaan dan selalu mengutamakan dan mengedepankan

Perlindungan Anak yaitu SPPA bagi aparat anak.

pengaman penegak hukum yang terlibat Bukan di bagian kementerian saja

dalam pelaksanaan sistem peradilan anak: yang memberikan pada perlindungan

penyidik, jaksa dan hakim, peningkatan terhadap identitas anak kan tetapi juga

kapasitas dan sosialisasi hukum. KPAI juga memberikan akan

perlindungan pada anak serta melakukan


dan melaksanakan pengawasan mengenai pidana diatur atau sudah diciptakan dalam

pada “sistem peradilan pidana anak”. Tertuang pasal 29 (P3) Mengenai Anak-

Adanya KPAI bekerja sama dan Anak dan Remaja Sebagai Narasumber.

berhubungan dengan Dewan Pers berita Lembaga penyiaran dalam menyiarkan

mengenai edukasi pemberitaan bersikap program yang melibatkan anakanak

ramah anak dan pentingnya keutamaan dan/atau remaja sebagai narasumber wajib

menjaga kerahasiaan terhadap identitas mengikuti ketentuan sebagai berikut:

anak. Bentuk atau jenis perlindungan lain 1. Susah adanya dilarang guna

yang diberikan dari Komisi Perlindungan mewawancarai anak-anak dan/atau

Anak Indonesia yaitu meminta Komisi remaja berusia dibawah umur 18

Perlindungan Anak Daerah untuk tahun mengenai hal-hal di luar dari

melakukan pengawalan penanganan kapasitas mereka buat menjawabnya,

rehabilitasinya serta jika sudah tersebar seperti: “kematian, perceraian,

luas identitasnya di media sosial KPAI perselingkuhan orangtua dan keluarga,

bekerjasama atau berhubungan dengan serta kekerasan, konflik, dan bencana

Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menimbulkan dampak

agar ditutup situs aksesnya traumatic”

Perlindungan diberikan dari lembaga 2. Wajib adanya pertimbangan terhadap

negara yang tidak cukup sampai disitu hal adanya penjagaan terasa aman dan

ini karena perlindungan bisa mampu nyaman bagi anak-anak dan/ atau

berjalan dengan baik disebabkan adanya remaja dimasa depan yang menjadi

suatu setiap koordinasi yang baik narasumber; dan

antarlembaga negara. 3. identitas anak-anak wajib menyimpan

Perlindungan tehadap hukum pada dengan baik dengan dan/atau remaja

identitas anak yang menjadi pelaku tindak dalam peristiwa dan/atau penegakan
hukum, baik sebagai pelaku maupun B. Akibat Hukum Jika Identitas Anak

korban. Pelaku Terdakwa Yang Telah

Tertuang pasal ini ialah berisi Dilindungi Dalam Sistem Peradilan

tertuang pasal yang mengajak atau Pidana Anak Terungkap

membawa semua elemen masyarakat “UU No.11 Tahun 2012 tentang

untuk ikut serta dan andil dalam Sistem Peradilan Pidana Anak”,pada

melakukan perlindungan anak, sebabnya Tertuang pasal 1 Ayat (3) dijelaskan

anak bagian dari generasi penerus bangsa bahwa pengertian Anak yaitu anak yang

yang harus dijaga dan tidak bis atau telah berusia 12 (dua belas) tahun tetapi

larangan di diskriminasi. Masyarakat pada tidak mencapai usia 18 (delapan belas)

bunyi tertuang pasal ini diikutsertakandan tahun yang adanya dugaan melakukan

diandilkan dalam melakukan pelaporan suatu tindak pidana. dimulai dari tahun

pelanggaran hak-hak anak, rehabilitasi 2011 hingga di tahun 2019 terhadap kasus

memberikan terapi sampai dengan anak ditemykan dengan hukum yang

melakukan sosialisasi mengenai hak anak. dilaporkan ke “Komisi Perlindungan Anak

Dalam hal ini dapat dikatakan hak anak Indonesia” (KPAI) mencapai sebanyak

wajib dipenuhi dalam proses peradilan 11.492 kasus, jauh lebih tinggi dari pada

pidana, khususnya anak yang menjadi kasus anak terjerat masalah kesehatan dan

pelaku tindak pidana. narkotika sebanyak (2.820 kasus),

pornografi dan cyber crime sebanyak

(3.232 kasus), serta trafficking dan

eksploitasi sebanyak (2.156 kasus).

Hukuman untuk dari membongkar

identitas Anak tecantum pada tertuang

Tertuang pasal 97 di dalam UU SPPA


yaitu : “setiap orang yang melanggar sebaliknya mengambil langkah-langkah

kewajiban sebagaimana dimaksud didalam untuk mengungkapkan identitas anak-anak

bunyi Tertuang pasal 19 Ayat (1)dipidana agar dapat diakses oleh masyarakat umum.

dengan pidana penjara paling lama 5 Dari penjelasan tersebut secara

(lima) tahun dan denda paling banyak Rp jelas Undang-Undang memberikan

500.000.000,00 (lima ratur juta rupiah)”. perlindungan salah satunya yaitu melarang

Dengan kata lain, di bawah Aturan publikasi atas identitas anak bahkan

pada kedelapan Perlindungan anak pada, termasuk identitas orang tua anak

hak anak-anak harus dihormati di semua bersangkutan yang berhadapan dengan

tahap untuk menghindari kerugian yang hukum.

disebabkan oleh proses periklanan dan Ada juga sanksi atau hukuman

pelabelan yang tidak pantas. Sebagai yang diatur dan dikelola polisi jika

aturan umum, informasi yang dapat identitas anak korban dan orangtuanya

mengarah pada identifikasi kenakalan diungkapkan atau dijelaskan oleh petugas

remaja tidak akan dipublikasikan. Oleh polisi. Pada prinsipnya anggota Kepolisian

karena itu, melindungi identitas anak Negara Republik Indonesia berkewajiban

penting untuk mendapatkan perlindungan antara lain untuk mentaati peraturan

dari perilaku yang dapat merugikan perundang-undangan yang berlaku umum

mereka, karena ini yaitu masalah dan resmi serta menjaga sebaik-baiknya

kelangsungan hidup dan perkembangan rahasia negara dan/atau rahasia status.

dalam masyarakat. Pengungkapan Secara garis besar bahwa hukuman

terbongkarnya identitas anak dapat dijatukan pada masalah disiplin tersebut

dilakukan oleh siapa saja, termasuk aparat diatas tidak menghapuskan tuntutan

penegak hukum. Mereka bertujuan untuk pidana, sehingga, jika perlu yang

melindungi hak privasi anak-anak, tetapi membocorkan data identitas anak


terpidana dan orangtua korban tersebut kesulitan perkembangan dan

yakni bagian dari anggota kepolisian, mencari pekerjaan karena identitas

maka yang bersangkutan berkaitan mereka sudah diketahui”.

sehingga dapat dijerat pidana, serta 4. “adanya beberapa kasus, anak-anak

dikenakan sanksi disiplin jika terbukti yang melakukan kejahatan

melakukan adanya pelanggaran disiplin. diberhentikan dari sekolah dan

Apabila adanya identitas pelaku tidak dapat lagi diterima di

tindak pidana yang masih anak-anak tidak sekolah manapun di daerah sekitar

dapat dilindungi dalam pemberitaan tersebut”.

dimedia massa, ada banyak dampak yang Dalam hal terjadinya kekosongan

bakal dia rasakan. atau tidak adanya norma, UU Sistem

Ada empat dampak buruk bagi anak- Peradilan Anak mampu bisadijadikan

anak terpidana kalau media tidak alternatif bagi aparat penegak hukum atau

melindungi identitasnya, dampak buruk pejabat pelindung hukum agar untuk

tersebut sebagai berikut: menentukan dan melaksnaakan sanksi

1. “Prasangka negatif yang dimiliki hukuman dalam hal terjadinya pelanggaran

oleh anak-anak karena media publikasi terhadap identitas anak di media

online dan berita YouTube dapat cetak maupun media elektronik. Di masa

diakses oleh semua orang”. mendatang pemerintah harus mampu

2. “Ketika anak pelaku meninggalkan memberikan kepastian hukum, tidak hanya

lembaga pemasyarakatan (penjara), melalui “UU Sistem Peradilan Anak” saja

anak tersebut berisiko ditolak oleh akan tetapi juga di dalam peraturan –

lingkungan tempat tinggalnya”. peraturan terkait lainnya agar tidak terjadi

3. “Anak-anak yang melakukan kekosongan norma.

kejahatan berisiko mengalami


Secara aturan sifat yuridis adanya Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

hal yangmengenai informasi melalui Pidana Anak” yang menetapkan

media elektronik yang menyangkut atau kewajiban negara untuk memberikan

mengaitkan terhadap identitas seseorang perlindungan khusus kepada setiap

telah diatur dan dipelihara di dalam “UU anak yang dirampas kebebasannya

ITE” meskipun belum ada aturam-aturan karena berkonflik dengan hukum.

mengenai sanksi hukuman. Pemerintah Pada dasarnya pada saat identitas anak

diharapkan mampu segera melakukan yang menjadi pelaku tindak pidana

peninjauan kembali bagi “UU ITE” agar tersebut identitasnya disebarluaskan

aturamn-aturann adanya tersebut agar maka secara tidak langsung adanya

mampu berfungsi dengan baik dan tidak suatu perampasan kemerdekaan anak

ada lagi kekosongan norma itu sendiri dikarenakan oleh anak

kehilangan pada dunia kehidupan

PENUTUP peribadinya.

1. “Pada UU No.11 Tahun 2012 Tentang REFERENCES


Aisa Cahyani. Perlindungan Hukujm
Sistem Peradilan Pidana Anak tidak Terhadap Pemberitaan Identitas
Anak Korban Pidana Dalam Media
ada mengatur tentang adanya Masa. 2020. Artikel dalam “Jurnal
Kronologi Indonesia”. No.2. Vol. 7,
mekanisme perlindungan tehadap hlm. 224.
Andreansyah F dan Anggi Mutiara
identitas anak yang menjadi pelaku Pertiwi. 2021. Sisi lain pelanggar
hukum. Hlm.132-135.
tindak pidana”. Junifer Girsang,2007.Penyelesaian
Sengketa Pers,Gramedia Pustaka
2. “Adanya dengan peraturan menjaga Utama,Jakarta,
Laurences Aulina. Perlindungan Hukum
hak identitas anak yang menjadi Identitas Anak Sebagai Pelaku dan
Korban Tindak
bagian pelaku tindak pidana wajib Pidana.https://www.kennywiston.co
m. Diakses tanggal 21 Maret 2021.
dijaga kerahasiannya”. Hal ini pula di Lis Sutinah. 2016. Konsolidasi Undang-
Undang Perlindungan Anak, hlm
atur dan dikelola dalam “UU No.11 120.
M. Hufron Fakih dan Subekti. dalam Proses Peradilan Pidana.
Perlindungan Hukum Atas 2020. Jurnal. No.8. Vol. 8, hlm.
Pengungkapan Identitas Anak Oleh 1647.
Aparat Penegak Hukum. 2021. Ni Gusti Ayu Agung Novita Dhamayanti.
Jurnal. No.2. Vol. 10, hlm. 109-110. Perlindungan Hukum Terhadap
Mahendra,A dan Harefa,B. Perlindungan Identitas Anak Sebagai Korban
Hukum Terhadap Identitas Anak Tindak di Media Elektronik. 2019.
Sebagai Perilaku Tindak Pidana NO.12. Vol. 8, hlm. 1-17.
dalam Proses Peradilan Pidana. Satjipto Rahardjo, 2010, Penegakan
2020. Jurnal. No.8. Vol. 8, hlm. Hukum Progresif, Kompas, Jakarta.
1630-1631. Sudarto,1986.Hukum dan Hukum
Mahendra,A dan Harefa,B. Perlindungan Pidana,Alumni,Bandung
Hukum Terhadap Identitas Anak Yazid,Effendi,2001.Victimology,
Sebagai Perilaku Tindak Pidana Purwokerto Penerbit Unsoed,

Anda mungkin juga menyukai