Anda di halaman 1dari 8

Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal

Volume 3, No. 2, Oktober 2020

PERAN PENYIDIK DALAM PROSES PENANGANAN TINDAK PIDANA KEKERASAN


TERHADAP ANAK YANG DILAKUKAN OLEH ANAK
(STUDI KASUS POLSEK BUA)

Sulastryani

Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Andi Djemma Palopo
Email : SulastryaniMajid@gmail.com

Abstrak

Anak merupakan generasi penerus suatu bangsa, dengan demikian dibutuhkan anak dengan kualitas yang
baik agar tercapai masa depan bangsa yang baik. Untuk itu, anak sangat penting perlu untuk dilindungi tumbuh
kembangnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyidik terhadap tindak pidana kekerasan terhadap
anak yang dilakukan oleh anak dan penerapan hukum pidana terhadap tindak pidana kekerasan terhadap anak yang
dilakukan oleh anak. Penelitian ini dilakukan di Polsek Bua. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif
empiris yakni menggunakan penelitian lapangan dan pustaka, yang hasil penelitiannya dianalisis menggunakan
analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang pertama peran penyidik terhadap tindak pidana
kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh anak diantarannya adalah menetapkan anak yang berkonflik dengan
hukum dan menentukan alat bukti. Yang kedua penerapan hukum pidana terhadap tindak pidana kekerasan terhadap
anak yang dilakukan oleh anak yang dilakukan oleh pihak kepolisian Polsek Bua berdasarkan Undang-Undang Nomor
35 tahun 2014, dimana perkara diselesaikan melalui diversi dengan syarat tindak pidana yang dilakukan maksimal
ancamannya 7 tahun penjara dan bukan merupakan pengulangan tindak pidana.

Kata Kunci : Anak, Kekerasan, Perlindungan Hukum.

PENDAHULUAN bukan saja menjadi korban, namun anak juga telah


Sebagai Negara hukum, tujuan Negara menjadi pelaku dalam tindak pidana ini. Ketika si
Republik Indonesia juga secara jelas dituangkan “anak” melakukan suatu tindak pidana, maka sebagai
dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Negara hukum, Indonesia akan menindaklanjuti
Tahun 1945 bahwa negara bertujuan untuk melindungi perbuatan anak tersebut melalui jalur hukum pula.
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Penyelesaian dengan jalur hukum tentulah akan sangat
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mengkhawatirkan baik bagi orang tua maupun bangsa
mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut serta dalam Indonesia sendiri, karena anak merupakan generasi
upaya perdamaian dunia berdasarkan kemerdekaan, penerus bangsa yang akan melanjutkan estafet
perdamaian abadi dan keadilan sosial. kepemimpian bangsa ini. Jika anak dihukum, maka
Sudah menjadi kodrat bahwa manusia selalu akan timbul tekanan baik fisik maupun psikis yang
hidup dengan manusia lainnya, dan secara alamiah akan menghalangi tumbuh dan kembang anak
tiap individu atau pribadi harus menyesuaikan diri tersebut.
dengan kelompok dimana ia berada. Seringkali Negara Kesatuan Republik Indonesia
benturan antara kepentingan pribadi atau individu menjamin kesejahteraan tiap-tiap warga Negaranya,
terjadi sehingga menimbulkan konflik dikalangan termasuk perlindungan terhadap anak yang merupakan
masyarakat.Konflik yang terjadi sering berujung pada hak asasi manusia.Setiap anak berhak atas
terjadinya kejahatan.Salah satu bentuk kejahatan yang kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang,
berkembang ditengah masyarakat dan merupakan berpartisipasi, serta berhak perlindungan dari tindak
sebuah tindak pidana adalah kekerasan. Kekerasan pidana dan diskriminasi serta hak sipil atas kebebasan.
merupakan suatu tindakan sewenang-wenang yang Arti dari anak dalam penjelasan atas Undang-Undang
dilakukan oleh seseorang untuk menyakiti orang lain Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
baik secara fisik maupun psikis. yang menyebutkan bahwa anak adalah amanah
Tindak pidana kekerasan ini biasanya ditujukan sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang
kepada orang yang lemah seperti perempuan dan anak. senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya
Namun seiring berkembangnya waktu faktanya, anak

24
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 3, No. 2, Oktober 2020

melekat harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia Terhadap Anak Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi
yang harus dijunjung tinggi. Kasus POLSEK BUA), dengan membatasi masalah :
Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan bagaimana peran peran penyidik terhadap tindak
dari keberlangsungan hidup manusia dan pidana kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh
keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Dalam anak dan bagaimanakah penerapan hukum pidana
konstitusi Indonesia, anak memiliki peran strategis terhadapan tindak pidana kekerasan terhadap anak
yang secara tegas dinyatakan bahwa negara menjamin yang dilakukan oleh anak studi kasus pada Polsek Bua
hak setiap anak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Kecatan Bua Kabupaten Luwu?
berkembang serta atas pelindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
Anak perlu mendapat pelindungan dari METODE PENELITIAN
dampak negatif perkembangan pembangunan yang Adapun jenis penelitian yang akan digunakan
cepat, arus globalisasi di bidang komunikasi dan dalam mengkaji masalah ini adalah jenis penelitian
informasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, Normatif-Empiris. Metode penelitian hukum normatif
serta perubahan gaya dan cara hidup sebagian orang empiris ini pada dasarnya merupakan penggabungan
tua yang telah membawa perubahan sosial yang antara pendekatan hukum normatif dengan adanya
mendasar dalam kehidupan masyarakat yang sangat penambahan berbagai unsur empiris.Metode
berpengaruh terhadap nilai dan perilaku Anak. penelitian normatif-empiris mengenai implementasi
Penyimpangan tingkah laku atau perbuatan melanggar ketentuan hukum normatif (undang-undang) dalam
hukum yang dilakukan oleh Anak, antara lain, aksinya pada setiap peristiwa hukum tertentu yang
disebabkan oleh faktor dari dalam diri anak (keluarga) terjadi dalam suatu masyarakat.
dan diluar diri Anak (lingkungan) tersebut.Oleh Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten
karena itu peranan orangtua untuk menjaga dan Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan yaitu di Polsek Bua.
mendidik anak dalam perkembangan menuju Adapun alasan pemilihan tempat tersebut karena
kedewasaan menjadi kewajiban utama. semua data yang dibutuhkan dalam proses penelitian
Dilain sisi, anak sebagai pelaku tindak pidana berada di Polsek Bua. Adapun populasi dalam
yang harus berdapan dengan hukum menjadi polemik penelitian ini adalah penyidik yang menangani tindak
yang berkepanjangan. Untuk menjaga hak-hak anak pidana kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh
dan tetap menegakkan asas legalitas, penanganan anak., sedangkan Sampel pada penelitian ini adalah
perkara pidana terhadap anak tentunya beda dengan dua orang penyidik yang menangani tindak pidana
penanganan perkara terhadap usia dewasa. yang dimaksud. Data yang digunakan dalam penelitian
Penanganan terhadap anak tersebut bersifat khusus ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
karena itu diatur pula dalam peraturan tersendiri. adalah data yang di peroleh langsung dari lokasi
Pemahaman terhadap proses penanganan perkara anak penelitian berupa informasi yang berkaitan dengan
tentunya mungkin masih ada sebahagian kalangan permasalahan tindak pidana kekerasan terhadap anak
masyarakat yang belum mengerti atau paham, yang dilakukan oleh anak. Dimana data tersebut
sehingga kadang-kadang memunculkan penilaian diperoleh di Polsek Bua. Data sekunder adalah data
bermacam-macam, malah yang lebih fatal bilamana yang diperoleh dengan mempelajari bahan-bahan
terjadi salah penilaian bahwa penanganan terhadap pustaka yang berupa peraturan perundang-undangan
anak khususnya anak yang berkonflik hukum dan literatur-literatur lainnya seperti : buku, jurnal
mendapatkan perlakuan istimewa dan ada juga yang dan artikel lainnya yang berhubungan dengan
menganggap anak tidak bisa dihukum padahal tidak permasalahan tindak pidana pencemaran nama baik
sejauh itu, hanya saja proses penanganannya diatur melalui media sosial. Data tersebut penulis dapatkan
secara khusus. dari sumber referensi yang penulis miliki dan literatur
Perkara anak yang menjadi korban kekerasan lain di perpustakaan Universitas Andi Djemma.
yang dilakukan oleh anak terjadi buakn hanya di kota- Adapun metode pengumpulan data yang
kota besar, tapi juga merambah hingga ke pelosok- penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
pelosok desa.Misalnya saja, di kecamatan Bua yang berikut ;
merupakan wilayah kabupaten Luwu. Tidak bisa 1. Studi Lapangan. Dimana studi lapangan
dihindari lagi, pengaruh lingkungan dan dilakukan untuk memperoleh data primer dengan
perkembangan teknologi menyebabkan usia anak menggunakan teknik wawancara langsung
rencan melakukan kekerasan terhadap sesamanya. dengan informan yaitu penyidik di Polsek Bua
Atas dasar latar belakang diatas, penulis tertarik yang menangani perkara tindak kekerasan
melakukan penelitian yang berjudul Peran Penyidik terhadap anak yang dilakukan oleh anak.
Dalam Proses Penanganan Perkara Kekerasan Wawancara dilakukan secara langsung dan

25
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 3, No. 2, Oktober 2020

terbuka dengan mengadakan tanya jawab untuk Sistem pemeriksaan dalam suasana
mendapatkan keterangan atau jawaban yang kekeluargaan yang dilakukan penyidik sesuai asas
bebas sehingga data yang diperoleh sesuai dengan kekeluargaan dalam Undang-Undang Perlindungan
yang diharapkan. Anak, yaitu memperlakukan tersangka atau korban
2. Studi pustaka. Metode ini dilakukan melalui seakan-akan bagian dari keluarga.Penyidik anak wajib
kegiatan seperti membaca, menelaah, mencatat meminta saran dari pembimbing Kemasyarakatan,
dan membuat ulasan bahan-bahan pustaka yang pembimbing kemsyarakatan selaku petugas
ada kaitannya dengan permasalahan tindak pidana permasyarakatan pada balai permasyarakatan
kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh memiliki tugas membantu memperlancar tugas
anak. Studi pustaka ini di lakukan untuk penyidik dalam perkara tindkak pidana dengan
memperoleh data yang sifatnya sekunder. memberikan laporan hasil penelitian
Data yang diperoleh akan diolah terlebih masyarakat.Melalui laporan penelitian yang berasal
dahulu secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif dari pembimbing kemasyarakatan dapat menjadi
yaitu menjelaskan, menguraikan dan menggambarkan bahan pertimbangan penyidik untuk melakukan
sesuai dengan hasil analisis data yang telah dilakukan, tindakan seperti penahanan atau gelar perkara.
kemudian menarik suatu kesimpulan berdasarkan Seseorang anak yang tertangkap tangan
analisis yang telah dilakukan. maupun tertangkap setelah tindak pidana terjadi harus
memuat adanya kesalahan yang dapat berupa
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN kesengajaan maupun kelalaian.Penyelidik maupun
penyidik dalam melakukan penangkapan harus
Peran Penyidik /Terhadap Tindak Pidana memiliki bukti permulaan yang dapat membuktikan
Kekerasan Terhadap Anak yang dilakuakan oleh kesalahan anak melakukan perbuatan yang dilarang
Anak : oleh perundang-undangan. di Polsek Bua yang
bertugas melakukan penangkapan anak adalah
1. Menetapkan Anak yang Berkonflik dengan
penyidik anak yang beranggotakan 6 orang
Hukum dan Menemukan Alat Bukti.
diantaranya penyidik pembantuh, tidak semua
Penyidik anak berupanya melakukan gelar penangkan dilakukan oleh penyidik. Hal ini mengingat
perkara dimana setiap tindak pidana kekerasan anak pada proses penangkapan anak yang melakukan tindak
termasuk anak sebagai tersangaka diupayakan pidana kekerasan cara penangkapan adalah tertangkap
dilakukan Diversi maupun gelar perkara. Hal ini tangan sehingga dalam proses penangkapan tidak
bertujan untuk melindungi kepentingan masa depan dapat selalu menunggu personil penyidik dalam
anak, memimalisasikan kesalahan penyidik dan demi tindakan tersebut. dasar pertimbangannya adalah
mewujudkan restorative justice. Tidak semua efisiensi waktu, karena jika menunggu penyidik
penyidik adalah penyidik anak, penyidik anak adalah dikhawatirkan bukti-bukti akan kehilangan.
penyidik khusus yang harus memliki komitmen,
dedikas, minat dan perhatian anak yang berhadapan 2. Melakukan Perlindungan Terhadap Anak
dengan hukum yang diterapkan selama proeses Berdasarkan Undang-Undang
penyidikan berlangsung, seperti proses pemeriksaan Anakyang berhadapan dengan hukum baik
anak yang secara kekeluargaan, proses penyidikan sebagai korban maupun pelaku wajib dilindungi hak-
yang secepat procedural, transparan, profesionalitas haknnya oleh pemerintah dan tidak boleh diskriminasi.
dan hak-hak yang di utamakan. Penyidikan anak Terhadap anak yang melakukan tindak pidana atau
sebagi tindak pidana kekerasan di POLSEK BUA melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi
tidak semua di tangani oleh penyidik melaikan dibantu anak perlu ditangani dengan seksama. Salah satu
oleh personil lain yang bukan dalam kategori proses perlindungan terhadap anak yang berhadapan
penyidik. hukum, dimana anak sebagai pelaku, maka peran
orang tua, penasehat hukum, pembimbing
Pemeriksaan harus dilakukan dalam suansan kemasyarakatan, penuntut umum, dan hakim
kekeluargaan mengingat pelaku tersebut masih anak- merupakan suatu sistem yang saling relevan untuk
anak. Suasana kekeluargaan dalam pemeriksaan anak
terlaksananya dan dilindungi hak-hak anak dalam
di Polsek Bua adalah penyidik yang mengunakan
proses peradilan pidana.
bahasa yang mudah dimengerti dan memberiakan
Anak sebagai pelaku maupun korban diatur
pertanyaan yang tidak menyudutkan atau melakukan dalam undang-undang. Perlindungan Hukum terhadap
pemaksaan agar anak mengakui atau memberikan anak sebagai pelaku diatur dalam Undang-Undang
keterangan , penyidik tidak ada yang memakai pakaian
Sistem peradilan pidana anak. Dalam hal pelaksanaan
dinas sehingga tidak nampak bahwa mereka adalah
perlindungan hukum terhadap anak sebagai pelaku
polisi.

26
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 3, No. 2, Oktober 2020

tindak pidana pada Polsek Bua telah dilakukan “Untuk perkara tindak pidana yang dilakukan oleh
berbagai upayah. Berdasarkan hasil wawancara anak, kami selalu mengupayakan diversi. Jika
penulis dengan salah satu personil Polsek Bua yang kedau belah pihak sepakat untuk melakukan
juga merupakan penyidik anak pada tanggal 22 perdamaian maka perkaranya akan ditutup.
Oktober 2019 di kantor Polsek Bua, bapak Brigpol Namun, jika pihak korban tidak mau melakukan
Agus mengatakan bahwa : perdamaian ini berarti bahwa upayah diversi tidak
“Bentuk perlindungan hukum yang diberikan dapat dilakukan. Jika diversi tidak dilakukan maka
kepada anak yang berkonflik dengan hukum proses perkaranya akan dijalankan sesuai dengan
diantaranya : melakukan penelitian oleh Hukum Acara Pidana yang berlaku. Hanya saja
BAPAS, diberikan temapt khusus, diberikan proses penyidikannya akan berbeda dengan
pendidikan baik pelaku maupun korban, perkara umum. Seperti penyidiknya harus
didampingi oleh orang/wali, didampingi oleh menggukan penyidik anak. Dan yang menjadi
pengacara”. kendala adalah kami kekurangan penyidik anak.
Akan tetapi hal tersebut tidak akan menyurutkan
Sesuai dengan pasal 21 ayat 1 dalam Undang- langkah kami untuk berbuat sebagai penegak
Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem hukum. Kami berupayah semaksimal mungkin
Peradilan Pidana Anak dan Pasal 67 dalam Peraturan bekerja untuk Negara demi tegaknya hukum di
Pemerintah Nomor 65 Tahun 2015 tentang Pedoman Indonesia.”
Pelaksanaan Diversi dan Penanganan Anak yang
Belum Berumur 12 (Dua Belas) Tahun bahwa “dalam Dalam pelaksanaan penegakan hukum
hal anak yang belum berumur 12 (dua belas) tahun terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh anak
melakukan atau diduga melakukan tindak pidana, berdasarkan undang-undang Nomo 11 tahun 2012
penyidik, pembimbing kemasyarakatan, dan pekerja tentang sistem peradilan pindan anak, hal pertama
sosial profesional mengambil keputusan untuk: yang dilakukan adalah upayah diversi yakni
menyerahkannya kembali kepada orang tua/ wali; atau penyelesaian perkara diluar proses peradilan pidana.
mengikutsertakannya dalam program pendidikan, Upayah diviersi yang dimulai sejak proses penyidikan
pembinaan, dan pembimbingan di instansi pemerintah hingga pemeriksaan disidang pengadilan,
atau LPKS di instansi yang menangani bidang dilaksanakan dengan menghadirkan pelaku, korban,
kesejahteraan sosial, baik di tingkat pusat maupun keluarga pelaku dan korban, pembimbing
daerah, untuk waktu paling lama 6 (enam) bulan”. pemasyarakatan, tokoh-tokoh masyarakat, dan pihak-
pihak terkait. Sebelum melakukan diversi, penyidik
Penerapan Hukum Pidana Terhadap Tindak terlebih dahulu melakukan wawancara dengan pelaku
Pidana Kekerasan Terhadap Anak yang dilakukan untuk memahami motif pelaku melakukan tindak
Oleh Anak. pidana tersebut, sehingga penyidik lebih mudah untuk
Dalam hal kekerasa terhadap anak yang mengupayakan diversi berhasil mencapai
dilakukan oleh pihak Polsek Bua pada kasus yang kesepakatan.
diteliti oleh peneliti, para pihak mengupyakan untuk
melakukan diversi. Berdasarkan hasil wawancancara Pembahasan
yang dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2019,
Brigpol Agus mengatakan : Penyidik sebagai terdepan dalam pelaksaana
“Dalam hal tindak pidana yang dilakukan oleh penegakan hukum senantiasa diperluhkan dalam
anak terlebih dahulu diupayakan diversi, karena memperhitungkan akan terjadi persoalan-persoalan
hal inilah yang diperintahkan oleh undang-undang yang tidak dapat dihindari, ketika Hukum Acara ini
sistem peradilan pidana anak, dengan ketentuan berlaku. Kitab Undang-Undang HUkum Acara Pidana
perbuatan itu ancaman hukumannya maksimal 7 merupakan hukum nasional berasaskan pancasila dan
(tujuh) tahun dan bukan merupakan residivis atau Undang-Undang Dasar 1945 bersifat unifikasi dan
pengulangan tindak pidana. Pada kasus kodifikasi yang bertujuan untuk kepentingan nasional,
penaganiayaan terhadap anak yang dilakukan oleh ini adalah merupakan realiasi Eropa continental
anak yang saudara peneliti sedang teliti ini, kami seperti Jerman, Prancis dan Belanda atau negara-
berhasil melakukan upayah diversi dengan negara lain seperti Jepan, yang membedakanya hanya
memanggil pihak korban dan pelaku.” keadaan dalam isinya, khususnya yang berkaitan
dengan asas-asas hukum acara pidana. Sesuai tugas
Lebih lanjut Brigpol agus menjelaskan bahwa dan wewenangnya dalam Pasal 13 Undang-Undang
: Nomor 2 Tahun 2002, tambahan lembaran negara
Nomor 4168, menyataan bahwa:

27
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 3, No. 2, Oktober 2020

a. Memelihara keamanan dan Ketertiban Masyarakat masyarakat.Melalui laporan penelitian yang berasal
b. Menegakkan Hukum, dan dari pembimbing kemasyarakatan dapat menjadi
c. Memberikan Perlindunga, Pengayoman dan bahan pertimbangan penyidik untuk melakukan
pelayanan kepada, Masyarakat tindakan seperti penahanan atau gelar perkara.
Penegakan Hukum yang berasaskan Seseorang anak yang tertangkap tangan
peradilan yang cepat, sederhana dan biaya ringan maupun tertangkap setelah tindak pidana terjadi harus
bertujuan untuk memberikan kepastian hukum bagi memuat adanya kesalahan yang dapat berupa
seluruh pihak, khususnya pelaku maupun kesengajaan maupun kelalaian.Penyelidik maupun
korban.penyidik wajib menyelesaikan berkas-berkas penyidik dalam melakukan penangkapan harus
hasil penyidikan untuk dilakukannya pelimpahan (P- memiliki bukti permulaan yang dapat membuktikan
21) selama jangka waktu 30 hari. Jangka waktu kesalahan anak melakukan perbuatan yang dilarang
tersebut harus dimaksikmalkan oleh penyidik untuk oleh perundang-undangan. di Polsek Bua yang
menyelesaikan hasil-hasil penyidikan agar status bertugas melakukan penangkapan anak adalah
hukum anak memiliki kepastian hukum dan tidak penyidik anak yang beranggotakan 6 orang
terkantung-kantung perkara pidananya. diantaranya penyidik pembantuh, tidak semua
Penyidik anak berupanya melakukan gelar penangkan dilakukan oleh penyidik. Hal ini mengingat
perkara dimana setiap tindak pidana kekerasan anak pada proses penangkapan anak yang melakukan tindak
termasuk anak sebagai tersangaka diupayakan pidana kekerasan cara penangkapan adalah tertangkap
dilakukan Diversi maupun gelar perkara. Hal ini tangan sehingga dalam proses penangkapan tidak
bertujan untuk melindungi kepentingan masa depan dapat selalu menunggu personil penyidik dalam
anak, memimalisasikan kesalahan penyidik dan demi tindakan tersebut. dasar pertimbangannya adalah
mewujudkan restorative justice. Tidak semua efisiensi waktu, karena jika menunggu penyidik
penyidik adalah penyidik anak, penyidik anak adalah dikhawatirkan bukti-bukti akan kehilangan.
penyidik khusus yang harus memliki komitmen, Penahanan adalah kewenangan dari penyidik,
dedikas, minat dan perhatian anak yang berhadapan penahanan anak akan mungkin juga dilaksanakan anak
dengan hukum yang diterapkan selama proeses setelah dengan sungguh-sungguh mempertimbangkan
penyidikan berlangsung, seperti proses pemeriksaan kepentingan anak. Mengingat bahwa penahanan bagi
anak yang secara kekeluargaan, proses penyidikan anak akan dapat menimbulkan kontaminasi criminal
yang secepat procedural, transparan, profesionalitas yang membahayakan. Penyidik anak dapat melakukan
dan hak-hak yang di utamakan. Penyidikan anak penhanan bukan karena anak membuat kejahatan
sebagi tindak pidana kekerasan di POLSEK BUA melainkansupaya orang jangan membuat kejahatan.
tidak semua di tangani oleh penyidik melaikan dibantu Tujuan penahanan ini adalah memberikan efek jera
oleh personil lain yang bukan dalam kategori atau “ancaman psikologis” terhadap anak ika dia
penyidik. melakukan kejahatan lagi maka akan merasakan
Pemeriksaan harus dilakukan dalam suansan kembali penahanan sehingga sesuai dengan teori
kekeluargaan mengingat pelaku tersebut masih anak- pemidaan relatif, hukuman diberikan agar anak tidak
anak. Suasana kekeluargaan dalam pemeriksaan anak melakukan kejahatan. Proses pemeriksaan anak
di Polsek Bua adalah penyidik yang mengunakan diwajibkan untuk dirahasiakan untuk menghindari
bahasa yang mudah dimengerti dan memberiakan adanya proses labelisasi dan melindungi
pertanyaan yang tidak menyudutkan atau melakukan perkembangan mental anak, pihak penyidik
pemaksaan agar anak mengakui atau memberikan memberikan press releaseagar pemberitaan tidak
keterangan , penyidik tidak ada yang memakai pakaian menyimpang.
dinas sehingga tidak nampak bahwa mereka adalah Anak sebagai pelaku maupun korban diatur
polisi. dalam undang-undang. Perlindungan Hukum terhadap
Sistem pemeriksaan dalam suasana anak sebagai pelaku diatur dalam Undang-Undang
kekeluargaan yang dilakukan penyidik sesuai asas Sistem peradilan pidana anak. Dalam hal pelaksanaan
kekeluargaan dalam Undang-Undang Perlindungan perlindungan hukum terhadap anak sebagai pelaku
Anak, yaitu memperlakukan tersangka atau korban tindak pidana pada Polsek Bua telah dilakukan
seakan-akan bagian dari keluarga.Penyidik anak wajib berbagai upayah. Berdasarkan hasil wawancara
meminta saran dari pembimbing Kemasyarakatan, penulis dengan salah satu personil Polsek Bua yang
pembimbing kemsyarakatan selaku petugas juga merupakan penyidik anak pada tanggal 22
permasyarakatan pada balai permasyarakatan Oktober 2019 di kantor Polsek Bua, bapak Brigpol
memiliki tugas membantu memperlancar tugas Agus mengatakan bahwa :
penyidik dalam perkara tindkak pidana dengan “Bentuk perlindungan hukum yang diberikan
memberikan laporan hasil penelitian kepada anak yang berkonflik dengan hukum

28
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 3, No. 2, Oktober 2020

diantaranya : melakukan penelitian oleh dilaksankan sebagaimana mestinya, dimana


BAPAS, diberikan temapt khusus, diberikan kebanyakan dari perkara yang dilakukan oleh anak
pendidikan baik pelaku maupun korban, diselesaikan dengan jalur diversi. Hal ini dikarenakan
didampingi oleh orang/wali, didampingi oleh bentuk tindak pidana yang dilakukan oleh anak
pengacara”. ancamannya dibawah 7 tahun dan bukan merupakan
Penanganan terhadap anak yang berkonflik pengulangan tindak pidana. Tindak pidana yang
dengan hukum adalah merupakan tanggung jawab dan dimaksud diantaranya tindak pidana kekerasan yang
kewajiban bersama antara masyarakat dan pemerintah, lebih dikenal dengan penganiayaan.
seperti yang dijelaskan dalam pasal 64 Undang- Dalam penyelesaian tindak pidana kekerasan
Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002, terhadap anak yang dilakukan oleh anak, pihak
yaitu : kepolisian Polsek Bua mengupayakan diversi dengan
1. Perlingungan Khusus bagi anak yang berhadapan jalan memamggila pihak keluara korban dan pelaku.
dengan hukum, meliputi anak yang berkoflik dan Dalam pertemuan membicarakan dan mendamaiankan
anak korban tindak pidana adalah merupakan kedua belah pihak.
kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dan Sistem Peradilan Pidana Anak berdasarkan
masyarakat. pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2. Perlindungan Khusus bagi anak yang berhadapan 2012 Tentang Sistem Pidana Peradilan Anak adalah
dengan hukum dilaksanakan melalui; Perlakuan keseluruhan proses perkara anak yang berhadapan
atas anak secara manusiawi sesuai dengan dengan hukum, mulai tahap penyelidikan sampai
martabat dan hak-hak anak, penyediaan petugas dengan tahap pembimbingan setelah menjalani
pendamping khusus anak sejak dini, penyediaan pidana. Dalam undang-undang sistem peradilan anak
sarana dan prasarana khusus, penjatuan sanksi terdapat pembaharuan dalam upayah penanganan
yang tepat untuk kepentingan terbaik anak, perkara anak yang wajib dilakukan pada pada tingkat
pemantauan dan pencatatan secara kontinyu penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan perkara
terhadap perkemabangan anak, pemberian Anak di pengadilan negeri yang disebut dengan
jaminan untuk berhubnungan dengan orang tua diversi. Dimana diversi dapat dilakukan dengan syarat
atau keluarga, perlindungan dari pemberitaan oleh tindak pidana yang dilakukan ancamannya 7 (tujuh)
media dan menghindari dari labelisasi. tahun dan bukan merupakan pengulangan tindak
3. Perlindungan Khusus bagi anak yang menjadi pidana (resedivis).
korban tindak pidana dilaksanakan melalui: upaya Diversi dalam undang-undang nomor 11
rehabilitas baik dalam lembaga maupun diluar tajun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
lembaga, upaya perlindungan dari pemberitaan merupakan pengalihan penyelesaian perkara anak dari
indentitas melalui media massa dan untuk proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan
menghindari labelisasi, pemberian jaminan pidana. Sumber-sumber daya yang khusus menangani
keselamatan bagi saksi korban ahli baik fisik anak yang berhadapan dengan hukum amat terbatas.
mental maupun sosial, pemberian aksessibilitas Jadi sumber-sumber berharga tersebut jangan disia-
untuk mendapatkan informasi mengenai siakan untuk kasus kasus yang ringan. Artinya, sumber
perkembangan perkara. daya dapat lebih difokuskan untuk menangani kasus-
kasus yang lebih serius sehingga akan lebih banyak
Penerapan Hukum Pidana Terhadap Tindak hasil-hasil yang bermanfaat bagi masyarakat, anak,
Pidana Kekerasan Terhadap Anak yang dilakukan dan korban. Sesuai dengan yurisdiksi penanganan
Oleh Anak. anak yang berhadapan dengan hukum, maka batasan
Dalam hukum pidana berdasarkan undang- umur anak yang dipakai adalah sesuai Undang-undang
undang perlindungan anak, seseorang yang belum Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
berumur 18 tahun dikategorikan sebagai anak. Dalam Anak, yaitu anak adalah yang telah mencapai umur 12
undang-undang sistem peradilan pidana anak, anak tahun sampai 18 Tahun dan belum pernah kawin.
yang berkonflik dengan hukum diupayahkan Kewajiban melaksanakan diversi diatur
diselesaikan melalui jalur diversi yakni penyelesaian dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 15 undang-undang
perkara diluar peradilan. Hal boleh dilakukan jika sistem peradilan pidana anak. Secara umum diversi
tindak pidana yang dilakukan oleh anak diancam adalah sebuah tindakan atau perlakuan untuk
maksimal 7 (tujuh) tahun penjara dan bukan menghentikan atau tidak meneruskan/mele-paskan
merupakan residivis atau bentuk pengulangan tindak dari proses pengadilan atau mengem-
pidana. balikan/menyerahkan kepada masyarakat dan bentuk-
Penerapan hukum pidana berdasarkan bentuk kegiatan pelayanan sosial lainnya. Pengertian
undang-undang sistem peradilan pidana anak telah diversi juga dimuat dalam United Nation Standard

29
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 3, No. 2, Oktober 2020

Minimum Rulesfor the Administration of Juvenile proses perkaranya akan dijalankan sesuai dengan
Justice (The Beijing Rules) butir 6 dan butir 11 Hukum Acara Pidana yang berlaku. Hanya saja
terkandungpernyataan mengenai diversi yakni sebagai proses penyidikannya akan berbeda dengan
proses pelimpahan anak yang berkonflik dengan perkara umum. Seperti penyidiknya harus
hukum dari sistem peradilan pidana ke proses informal menggukan penyidik anak. Dan yang menjadi
seperti mengembalikan kepada lembaga sosial kendala adalah kami kekurangan penyidik anak.
masyarakat baik pemerintah atau non pemerintah. Akan tetapi hal tersebut tidak akan menyurutkan
Diversi berupaya memberikan keadilan kepada kasus- langkah kami untuk berbuat sebagai penegak
kasus anak yang telah terlanjur melakukan tindak hukum. Kami berupayah semaksimal mungkin
pidana sampai kepada aparat penegak hukum sebagai bekerja untuk Negara demi tegaknya hukum di
pihak penegak hukum. Indonesia.”
Dalam pelaksanaan penegakan hukum
Tujuan dari diversi yaitu; terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh anak
1. Untuk menghindari penahanan; berdasarkan undang-undang Nomo 11 tahun 2012
2. Untuk menghindari cap/label sebagai penjahat; tentang sistem peradilan pindan anak, hal pertama
3. Untuk meningkatkan keterampilan hidup bagi yang dilakukan adalah upayah diversi yakni
pelaku; penyelesaian perkara diluar proses peradilan pidana.
4. Agar pelaku bertanggung jawab atas Upayah diviersi yang dimulai sejak proses penyidikan
perbuatannya; hingga pemeriksaan disidang pengadilan,
5. Untuk mencegah pengulangan tindak pidana; dilaksanakan dengan menghadirkan pelaku, korban,
6. Untuk memajukan intervensi-intervensi yang keluarga pelaku dan korban, pembimbing
diperlukan bagi korban dan pelaku tanpa harus pemasyarakatan, tokoh-tokoh masyarakat, dan pihak-
melalui proses formal; pihak terkait. Sebelum melakukan diversi, penyidik
7. Program diversi juga akan menghindari anak terlebih dahulu melakukan wawancara dengan pelaku
mengikuti proses system peradilan; untuk memahami motif pelaku melakukan tindak
8. Lebih lanjut program ini akan menjauhkan pidana tersebut, sehingga penyidik lebih mudah untuk
anak-anak dari pengaruh-pengaruh dan mengupayakan diversi berhasil mencapai
implikasi negative dari proses peradilan kesepakatan.
tersebut. Tahap wawancara dan penyidikan polisi
Dalam hal kekerasa terhadap anak yang penting untuk kasus tindak pidana yang dilakukan oleh
dilakukan oleh pihak Polsek Bua pada kasus yang anak. Wawancara terhadap anak tersangka pelaku
diteliti oleh peneliti, para pihak mengupyakan untuk tindak pidana dilakukan secara berkesinambungan
melakukan diversi. Berdasarkan hasil wawancancara antara orang tua, saksi, dan orang-orang lain yang
yang dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2019, diperlukan atau berkaitan dengan kasus tersebut. Anak
Brigpol Agus mengatakan : yang sedang diperiksa saat wawancara dilakukan
“Dalam hal tindak pidana yang dilakukan oleh harus didampingi orang tua/wali, orang terdekat
anak terlebih dahulu diupayakan diversi, karena dengan anak, dan atau orang yang paling dipercaya
hal inilah yang diperintahkan oleh undang-undang oleh anak seperti orang tua angkat,saudara, pengasuh,
sistem peradilan pidana anak, dengan ketentuan pekerja sosial, dan sebagainya. Saat wawancara
perbuatan itu ancaman hukumannya maksimal 7 dengan anak seorang pendamping dihadirkan
(tujuh) tahun dan bukan merupakan residivis atau bertujuan membantu kelancaran wawancara dan
pengulangan tindak pidana. Pada kasus memberikan perlindungan terhdapa anak. Semaksimal
penaganiayaan terhadap anak yang dilakukan oleh mungkin upaya diversi diberikan pada anak yang
anak yang saudara peneliti sedang teliti ini, kami berkonflik dengan hukum.
berhasil melakukan upayah diversi dengan Dalam hal proses diversi tidak menghasilkan
memanggil pihak korban dan pelaku.” kesepakatan atau kesepakatan diversi tidak
Lebih lanjut Brigpol agus menjelaskan bahwa dilaksanakan, maka proses peradilan pidana anak
: dilanjutkan. Register perkara Anak pada kepolisian,
“Untuk perkara tindak pidana yang dilakukan oleh kejaksaan, pengadilan, dan lembaga pembinaan
anak, kami selalu mengupayakan diversi. Jika Khusus Anak dibuat secara khusus. Dalam menangani
kedau belah pihak sepakat untuk melakukan perkara anak, pembimbing kemasyarakatan, penyidik,
perdamaian maka perkaranya akan ditutup. penuntut umum, hakim, dan advokat harus
Namun, jika pihak korban tidak mau melakukan memperhatikan prinsip kepentingan terbaik bagi Anak
perdamaian ini berarti bahwa upayah diversi tidak dan mengusahakan agar suasana kekeluargaan tetap
dapat dilakukan. Jika diversi tidak dilakukan maka terpelihara. Identitas anak, anak saksi, dan/atau anak

30
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 3, No. 2, Oktober 2020

korban berupa nama Anak, nama anak korban, nama 2. Proses penanganan perkara anak sering kali
anak saksi, nama orang tua, alamat, wajah dan hal lain mengalami kendala disebabkan oleh kurangnya
yang dapat mengungkapkan jati diri anak, anak sumber daya manusia untuk menjalankan
saksi/atau anak korban, harus dirahasiakan dalam penegakan hukum terhadap proses perkara anak,
pemberitaan di media cetak maupun di elektronik. untuk itu diharapakan adanya penambahan
Pelaksanaan diversi yang gagal mencapai personil dalam perkara anak.
kesepakatan disebabkan karena korban/keluarga
korban yang tidak sepakat dengan perdamaian. Selain REFERENSI
itu, korban / keluarga korban yang cenderung ingin
balas dendam dan menginginkan agar pelaku di Abintoro Prakoso, 2013, Pembaruan Sistem Peradilan
penjara tanpa memikirkan dampak bagi anak yang Pidana Anak. Yogyakarta: Laksbang Grafika
tersebut. Adami Chazawi, 2002. Pelajaran Hukum Pidana
Upayah yang dilakukan oleh pihak kepolisian Bagian 2. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
pada wiyah Polsek Bua telah berjalan baik Ammirudin dan Asikin, Zainal 2004, Pengantar
sebagaimana yang diperintahkan oleh undang-undang. Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja
Hanya saja terkadang, para aparat di Polsek Bua Grafindo Persada.
mengalami kendala kurangnya penyidik anak. Namun Dellyana, Shanty, 1988, Wanita dan Anak di Mata
hal ini bukanlah satu alas an pelaksanaan penegakan Hukum, Yogyakarta: Liberty.
hukum menjadi terhambat. Ismantoro Dwi Yuwono. 2015. Penerapan Hukum
Dalam Kasus Kekerasan Seksual Terhadap
KESIMPULAN DAN SARAN Anak, Pustaka Yustisia: Yogyakarta.
Leden Marpaung, 2005. Asas, Teori, Praktik Hukum
Berdasarkan uraian diatas maka penulis Pidana. Jakarta : Sinar Grafika.
menyimpulkan bahwa peran penyidik dalam proses Maidin Gultom, 2010, Perlindungan Hukum
penanganan perkara tindak pidana kekerasan terhadap Terhadap Anak, Bandung: Refika Aditama.
anak dilakukan oleh anak adalah sebagai berikut : Nashriana, 2011, Perlindungan Hukum Pidana Bagi
1. Dalam pelaksanaannya penyidik memiliki peran Anak Di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo.
penting dalam penanganan perkara kekerasan Maidin Gultom. 2010. PERLINDUNGAN HUKUM
terhadap anak yang dilakukan oleh anak, TERHADAP ANAK DALAM SISTEM
diantaranya adalah menetapkan anak yang PERADILAN PIDANA ANAK DI
berkonflik dengan hukum dua bukti permulaan INDONESIA. Refika Aditama: Bandung.
yang cukup, serta memberikan perlindungan Marlina. 2009. Peradilan Pidana Anak di Indonesia
hukum terhadap anak seperti : melakukan Pengembangan Konsep Diversi dan
penelitian oleh BAPAS, memberikan tempat Restorative Justice. PT Refika Aditama:
khusus, memberikan pendidikan kepada anak Bandung.
baik korban maupun pelaku, didampingi orang Maulana Hassan Wadong. 2000. PENGANTAR
tua/wali, didampingi oleh pengacara. ADVOKASI DAN HUKUM
2. Dalam penerapan hukum pidana terhadap tindak PERLINDUNGAN ANAK. PT Gramedia
pidana kekerasan terhadap anak yang dilakukan Widiasarana Indonesia: Jakarta.
oleh anak, pihak kepolisian di Polsek Bua telah M. Nasir Djamil. 2013. ANAK BUKAN UNTUK
berupayah semaksimal mungkin melakukan DIHUKUM (Catatan Pembahasan UU Sistem
diversi yakni penyelesaian perkara diluar jalur Peradilan Pidana Anak). Sinar Grafika: Jakarta.
pengadilan. Diversi ini diberikan hanya untuk Soetodjo, Wigiati, 2006, Hukum Pidana Anak,
tindak pidana yang anacaman hukumannya tidak Bandung: Refika Aditama.
melebihi batas maksimal 7 tahun dan bukan
merupakan residivis. Hanya saja terkadang pihak Undang-Undang
kepolisian dipolsek Bua mengalami kendala Undang-Undang Nomor 12 tahun 2014 tentang Sistem
kurangnya persenil penyidik anak. Peradilan Pidana Anak
Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang
Berdasarkan dari kesimpulan tersebut , maka Perubahan Atas Undang-Undan 23 tahun 2002
penulis menyarakan beberapa hal sebagai berikut; tentang Perlindungan Anak.
1. Dalam menetapkan anak yang berkonflik dengan
hukum, penyidik sebaiknya lebih mengupayakan
menggunakan cara-cara khusus agar upayah
diversi dalam berjalan lancar sesuai apa yang
diharapkan undang-undang.

31

Anda mungkin juga menyukai