RUNGU
Proposal Penelitian
Oleh :
Zainal Abidin
NIM. C03218023
RUNGU
A. Latar Belakang
Kajian tentanng anak mulai berubah dari masa ke masa, anak sendiri merupakan
potensi, tunas, serta generasi masa depan bangsa dan negara. Anak memiliki peranan
penting dan strategis guna untuk menjamin eksistensi dan beradaban bangsa dan negara di
masa yang akan datang. Dewasa ini , pembahasan problematika tentang anak menjadi
sorotan penting bagi masyarakat luas dan pemerintah negara Indonesia. Anak dapat di
terjemahkan sebagai bagian utama yang bisa dikaji serta dibahas melalui segi fisiknya,
segi lingkungannya, serta segi kepribadiannya. Guna untuk mengemban tugas generasi
masa depan, anak perlu mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara
Setiap pribadi diri anak memiliki masing – masing karakteristik, hak, tanggung jawab,
dan peran yang harus di dapati oleh setiap diri anak. Anak tidak bisa dibedakan atau
dipandang dengan terfokus sama suku, budaya, agama, serta keberadaan orang tua. Dalam
lingkup keluarga anak menduduki sebagai penerus keturunan, acuan orang tua ketika
berusia lanjut, dan memberi status sosial terhadap keluarganya. Guna untuk mewujudkan
tanggung jawab anak agar dapat diraih dengan sukses ada beberapa faktor yang
2. Faktor pendidikan
1
Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak (Bandung: Nuansa Cendekia, 2012), 11.
3. Faktor lingkungan
Dengan demikian dukungan dari beberapa faktor dan keluarga akan menjadikan anak
mampu untuk memikul serta mengembang amanah dan tanggung jawabnya di masa yang
akan datang.
Anak saat proses tumbuh kembang harus diayomi dan dijauhkan dari segi perbuatan
atau tindakan kejahatan yang akan menimpanya, baik dalam segi bentuk tindak
lain – lain. Beberapa tahun belakangan ini kasus marak pemerkosaan kepada anak sering
terjadi di lingkup masyarakat luas. Fenomena ini begitu meresahkan dan mencemaskan
masyarakat negara Indonesia, sehingga pemerintah dan dinas – dinas terkait perlu adanya
ikut serta dan andil dalam menangani kasus – kasus semacam ini. Dalam pasal 28 B Ayat
(2) Undang – Undang Dasar Tahun 1945 menjelaskan bahwa setiap anak berhak atas
Laporan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan bahwa laporan
kasus kriminal yang menjadikan anak sebagai objek dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Pada tahun 2021 ada kiranya 1.192 laporan kasus kriminal yang menimpa
anak – anak. Tidak menutup kemungkinan bahwa tahun 2022 akan menjadi puncak
laporan tindak kriminal yang menimpa anak terbanyak. Hal demikian memiliki fakta yang
tidak hanya mengejutkan dan menyedihkan untuk beberapa pihak saja, namun masyarakat
luas pun ikut serta merasakannya. Anak wajib untuk dilindungi dan diberi kasih sayang
2
Pasal 28B Ayat (2) Undang – Undang Dasar Tahun 1945.
3
“Selama 2021, KPAI Terima Seribu Kasus Kekerasan Anak,” IDN Times, 2021,
https://jabar.idntimes.com/news/indonesia/marisa-safitri-2/kpai-kekerasananak-paling-banyak-terjadi-dalam-
pengasuhan-regional-jabar/full. (Diakses pada tanggal 29 Juli 2022 pukul 12:03)
Tokoh ahli bernama Marsaid menjelaskan bahwa definisi anak terbagi menjadi
beberapa bagian, yaitu : dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) anak diartikan
sebagai manusia yang masih kecil, tidak hanya itu Marsaid juga mengutip dari ahli
Soedjono Dirjsisworo anak merupakan manusia yang saat ini belum menentukan dan
memperlihatkan bentuk – bentuk atau tanda fisik yang konkret untuk disebut manusia
dewasa. Banyaknya definisi dari para ahli yang menyebutkan definisi tentang anak,
peneliti memeliki argumentasi anak dapat disebut sebagai manusia yang belum bisa
merawat dirinya sendiri dan masih membutuhkan orang tua guna untuk pendidikannya dan
sosial lainnya.4
Peristiwa yang menggemparkan saat ini terjadi adanya kasus perbuatan melawan
hukum semacam tindak pidana pemerkosaan yang masuk dalam kategori pelecehan
seksual. Anak menjadi korban pemerkosaan merupakan suatu hak yang tidak pernah
diinginkan oleh setiap individu anak karena perbuatan tersebut adalah tindakan yang tidak
manusiawi dan termasuk kategori pelanggaran hak asasi manusia yang seharusnya
mendapat perlindungan hukum. Dalam beberapa kasus tindak pidana pelecehan seksual
seringkali pelakunya adalah orang terdekat dengan korban atau bisa jadi pelaku
memperlihatkan bahwa keadilan dan kepastian hukum kurang mendapatkan perhatian dari
pemerintah dan dinas – dinas yang terkait. Salah satunya masalah keadilan dan hak asasi
4
Marsaid, Perlindungan Hukum Anak Pidana Dalam Perspektif Hukum Islam (Maqasid Asy-Syariah)
(Palembang: Noerfikri, 2015), 56.
5
M. Arief Mansur Dikdik, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
23.
manusia dalam menegakkan hukum pidana yang memiliki kaitan dengan perlindungan
Bentuk perlindungan hukum bagi anak yang menjadi korban tindak pidana
pemerkosaan adalah dengan mendapatkan hak restitusi. Hak restitusi atau biasa disebut
dengan ganti kerugian merupakan biaya yang harus dan wajib dibayarkan oleh seorang
pelaku karena adanya kerugian yang diderita orang lain (korban) baik secara materiil
maupun immateriil. Hak restitusi bisa dianggap sebagai hukuman bagi pelaku tindak
pidana, hak restitusi memberikan ruang yang besar untuk tercapainya kesepakatan antara
korban dan pelaku, dilihat dari konteks tersebut pembayaran ganti rugi dari pelaku kepada
korban atau ahli waris korban. Dengan adanya hak restitusi maka korban dapat dipulihkan
secara kebebasannya, hak – hak hukumnya, status sosial, serta kehidupannya. Dalam
konsep hak restitusi ini korban wajib mendapatkan kerugian yang adil dan tepat dari orang
yang harus bertanggung jawab. Ganti kerugian yang dimaksud sbisa seperti :
Indonesia, seperti PP Nomor 44 tahun 2008 dan PP Nomor 7 Tahun 2018 yang merupakan
saksi dan korban, PP Nomor 43 tahun 2017 untuk restitusi bagi anak sebagai korban.
Tidak adanya undang – undang khusus yang benar – benar mengatur tentang hak restitusi
Terdapat salah satu kasus tindak pidana pemerkosaan yang terjadi pada anak penderita
disabilitas tuna rungu di daerah kota besar surabaya. Dengan adanya kasus tersebut hak
6
Joni Muhammad, Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Perspektif Konvensi Hak Anak (Bandung: Pt. Citra
Aditya Bakti, 1999), 68.
restitusi anak yang menjadi korban tindak pidana pemerkossan patut dipertanyakan kepada
pihak – pihak yang menangani kasus tersebut yaitu, Kesatuan Reserse Krimanal dan Unit
Berdasarkan konteks dan kajian terhadap maraknya kasus tindak pidana pemerkosaan
anak penderita tuna rungu saat ini sedang meningkat, maka dengan melihat situasi seperti
ini muncullah sebuah permasalahan atau problematika yang hendak dijadikan objek
penelitian yaitu dengan judul “Tinjauan Viktimologi Dan Hukum Islam Terhadap Hak
Polrestabes Surabaya”. Dari hasil temuan ini nantinya dapat dipergunakan sebagai salah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, maka peneliti dapat
Hukum Islam Terhadap Hak Restitusi Korban Pemerkosaan Anak di Bawah Umur
Kajian yang dapat ditarik dari identifikasi masalah akan dijadikan sebuah batasan
1. Analisis viktimologi terhadap hak restitusi korban pemerkosaan pada anak di bawah
C. Rumusan Masalah
pertanyaan problematika sebuah hal atau peristiwa yang memiliki bentuk sebuah kalimat
sederhana, singkat, jelas, dan padat.7 Rumusan masalah berisi tentang pertanyaan yang
berkaitan dengan penelitian. Adapun beberapa rumusan masalah yang berkaitan yaitu :
1. Bagaimana tinjauan viktimologi terhadap hak restitusi korban pemerkosaan pada anak
2. Bagaimana hukum islam terhadap hak restitusi korban pemerkosaan pada anak di
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sebuah indikasi dalam sebuah arah dimana informasi dan
data dari sebuah penelitian itu dicari.8 Pada pendapat lain tujuan penelitian ialah untuk
memperoleh dan menemukan sebuah data sebagai maksud dan memiliki sebuah tujuan. 9
Tujuan penelitian sendiri diharapkan dapat menjelaskan rumusan masalah yang telah
2. Menganalisis hukum islam terhadap hak restitusi korban pemerkosaan pada anak di
E. Kegunaan Penelitian
7
Noor Juliansyah, Metode Penelitian (Edisi Pertama) (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011),20.
8
I Made Pasek Diantha, Metodologi Penelitian Hukum Normatif Dalam Justifikasi Teori Hukum (Jakarta:
Prenada Media Group, 2016),153.
9
Sulistyowati Irianto, Metode Penelitian Hukum : Konsentrasi Dan Refleksi (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2009),19.
Rincian pada tujuan penelitian diatas, maka ada beberapa penjabaran yang akan
1. Hasil penelitian ini berguna sebagai penambah luasnya ilmu pengetahuan terkait
dengan tinjauan viktimologi dan hukum islam terhadap hak restitusi korban
pemerkosaan pada anak di bawah umur penderita tuna rungu, sehingga akan
2. Penelitian ini akan menambah perbendaharaan materi hukum pidana dan hukum pidana
mengenai konsep dan faktor yang melatarbelakangi serta memberikan tempat dalam
memahami :
ii. Tinjauan hukum islam terhadap hak restitusi korban pemerkosaan pada anak di
Penelitian ini dibuat agar mampu menguraikan informasi khusus bagi diri sendiri
dan khalayak masyarakat luas pada umumnya tentang tinjauan viktimologi terhadap
hak restitusi korban pemerkosaan pada anak di bawah umur penderita tuna rungu.
dan masyarakat pada umumnya terkait tinjauan viktimologi dan hukum islam
terhadap hak restitusi korban pemerkosaan pada anak di bawah umur penderita
tuna rungu
ii. Penelitian ini menjadi salah satu masukan dan salah satu referensi bagi daerah –
daerah lain karena model interaksi ini ialah salah satu bagian yang terpenting agar
dapat menjelaskan tentang tinjauan viktimologi dan hukum islam terhadap hak
restitusi korban pemerkosaan pada anak di bawah umur penderita tuna rungu
F. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dapat diartikan sebagai penjabaran atau uraian singkat tentang
penelitian – penelitian terdahulu yang sudah ada atau hampir sama dengan masalah yang
akan ditelitu, namun ada perbedaan yang signifikan dari penelitian satu dengan penelitian
lainnya. Penelitian yang akan dilakukan bukan termasuk penelitian pengulangan atau
duplikat sebab belum ada yang mengambil penelitian tersebut. Adapun beberapa
1. Penelitian yang berjudul “Pemenuhan Hak Restitusi Terhadap Anak Korban Tindak
Pidana Kekerasan Seksual di Kota Pekanbaru” yang ditulis oleh Maurizka Khairunnisa,
pembahasannya adalah pemenuhan hak restitusi terhadap anak yang menjadi korban
kekerasan kesual. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan
yaitu terhadap tindak pidana dana objek kajiannya. Nilai pembaharuannya yaitu pada
penelitian sebelumnya menjabarkan hak restitusi anak yang menjadi korban kekerasan
seksual, sedangkan dalam penelitian ini menyebutkan tinjauan viktimologi terhadap
hak restitusi anak penderita tuna rungu yang menjadi korban pemerkosaan.10
2. Penelitian yang berjudul “Tinjauan Yuridis Atas Tindak Pidana Pemerkosaan Terhadap
Hasanuddin Makassar pada tahun 2021. Fokus pembahasannya adalah tindak pidana
pemerkosaan terhadap anak kandung. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilakukan yaitu terhadap objek kajiannya dimana penelitian yang dilakukan
sebelumnya menguraikan tentang tinjauan yuridis atas tindak pidana pemerkosaan pada
anak kandung, sedangkan dalam penelitian ini menyebutkan hak restitusi yang di dapati
oleh anak penderita tuna rungu yang menjadi korban tindak pidana pemerkosaan.11
3. Penelitian yang berjudul “Analisis Terhadap Faktor Penyebab dan Perlindungan Tindak
Pidana Pemerkosaan Terhadap Anak Penyandang Disabilitas” yang ditulis oleh Andi
menjelaskan hanya faktor dan perlindungan anak disabilitas yang menjadi korban
tindak pidana pemerkosaan, sedangkan dalam penelitian ini menjabarkan hak restitusi
Pemerkosaan Anak di Bawah umur (Studi Putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat No.
10
Khairunnisa Maurizka, “Pemenuhan Hak Restitusi Terhadap Anak Korban Tindak Pidana Kekerasan Seksual Di
Kota Pekanbaru,(Skripsi) -- Universitas Islam Negeri Yogyakarta” 2020.
11
Fachri Ramadhan, “Tinjauan Yuridis Atas Tindak Pidana Pemerkosaan Terhadap Anak Kandung,” (Skripsi) --
Universitas Hasanuddin Makassar, 2021.
12
Andi Aziz, “Analisis Terhadap Faktor Penyebab Dan Perlindungan Tindak Pidana Pemerkosaan Terhadap Anak
Penyandang Disabilitas,” Indonesian Journal of Criminal and Criminology Vol. 2 No. (2021).
94/Pid.Sus/2016/PN-Rap)” yang ditulis oleh Faisal Salim, mahasiswa Universitas
Sumatera Utara pada tahun 2022. Fokus pembahasanya adalah menguraikan kebijakan
hukum pidana terhadap tindak pidana pemerkosaan anak di bawah umur. Nilai
hukum pidana saja, sedangkan dalam penelitian ini akan dijabarkan dari perspektif
G. Definisi Operasional
1. Viktimologi
Viktimologi memiliki bahasa latin yaitu victim yang berarti korban dan logos berarti
ilmu. Secara terminologis viktimologi dapat diartikan sebagai sebuah studi yang
mempelajari tentang korban, faktor penyebab timbulnya korban, dan akibat – akibat
penimbulan korban yang merupakan masalah manusia sebagai suatu kenyataan sosial.14
ilmu atau studi pengetahuan ilmiah yang menjadikan titik fokusnya viktimisasi, hal ini
Viktimisasi sendiri yaitu suatu perbuatan atau tindakan yang menurut hukum dapat
menyebabkan penderitaan mental, fisik, dan sosial pada seseorang oleh seseorang baik
2. Hukum Islam
13
Faisal Salim, “Kebijakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Pemerkosaan Anak Di Bawah Umur (Studi
Putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat No. 94/Pid.Sus/2016/PN-Rap),” (Skripsi) -- Universitas Sumatera
Utara, 2022.
14
Rena Yulia, Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 43.
15
Didik M. Arief Mansur dan Elisatri Gulton, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan (Jakarta: Raja Grafindo,
2008), 33.
Hukum islam merupakan sistem kaidah - kaidah yang di dasarkan pada wahyu Allah
SWT dan RasulNya. Hukum islam sendiri memiliki arti pengaturan yang mengatur
tingkah laku bagi semua pemeluknya. Dalam kamus Oxford sebagaimana dikutip oleh
berasal dari aturan formal maupun adat, yang diakui oleh masyarakat dan bangsa
Selanjutnya islâm adalah ketundukan dan kepatuhan serta bisa juga bermakna Islam,
damai, dan selamat. Namun kalimat asal dari lafadz islâm adalah berasal salima-
yaslamu-salâman-wa salâmatan َو َ َسلَ ًم- َسل ًم َ ا- َ ي ْ َسل ُم-َ س ِل َمdari kata yang memiliki arti
3. Hak Restitusi
Pada pasal 71 D PP Nomor 43 Tahun 2017 tentang pelaksanaan restitusi bagi anak
yang menjadi korban pidana, Hak restitusi dapat diartikan sebagai pembayaran ganti
berkekuatan hukum tetap atas kerugian materiil dan / atau immateriil yang diderita
Restitusi atau ganti kerugian merupakan biaya yang dibayarkan oleh seseorang
karena adanya kerugian yang diderita orang lain secara ekonomi. Dalam perkembangan
dari korban yang dapat dinilai dengan uang. Restorative justice memberikan ruang yang
besar bagi tercapainya kesepakatan antara korban pelaku, dan dalam konteks
16
Muhammad Muslehuddin, Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis, (Yogyakarta : Tiara
Wacana, 1997), 56
17
PP Nomor 43 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Restitusi Bagi Anak yang Menjadi Korban Pidana.
kesepakatan ini salah satu komponennya adalah pembayaran ganti rugi dari pelaku
4. Tindak Pidana
Tindak pidana memiliki pengertian sebagai pelanggaran norma – norma dalam tiga
bidang hukum lainnya, yakni hukum perdata, hukum ketatanegaraan, dan hukum tata
usaha negara, yang oleh bentuk undang – undang ditanggapi dengan suatu hukum
pidana.
Dalam bukunya yang berjudul “Korupsi dan Hukum Pidana”, Indiyanto Seno Adji
memaparkan bahwa tindak pidana diartikan sebagai perbuatan atau tindakan seseorang
yang dapat diancam dan dijatuhi pidana, tindakannya memiliki sifat melawan hukum.
5. Pemerkosaan
Pemerkosaan diambil dari kata dasar “perkosa” yang memiliki arti paksa, gagah,
istilah yaitu proses cara perbuatan atau tindakan memperkosa dengan cara pemaksaan
dengan kekerasan. Maka dari itu pemerkosaan memiliki unsur –unsur pria memaksa
Pemerkosaan dalam Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP) adalah suatu
perbuatan, tindakan, atau perilaku yang memaksa seorang wanita yang bukan istrinya
untuk melakukan persetubuhan dengan cara kekerasan, pemaksaan, serta ancaman yang
18
Ahmad Sofian, “Restitusi Dalam Hukum Positif Indonesia,” 2018,
https://business-law.binus.ac.id/2018/05/30/restitusi-dalam-hukum-positif-indonesia/ (Diakses pada tanggal
27 Juli 2022 pukul 19:02) .
19
Adji Indrayanto Seno, Korupsi Dan Hukum Pidana (Jakarta: Kantor Pengacara dan Konsultan Hukum Prof.
Oemar Seno Adji & Rekan, 2002), 155.
20
Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), 673.
dapat mengakibatkan kesakitan dan kerugian, baik secara fisik maupun psikis wanita
tersebut.21
6. Anak
sayang, serta tempat yang nyaman bagi perkembangannya, istilah ini dipaparkan oleh
Haditono.22
Menurut bahasa anak dapat diartikan sebagai keturunan kedua dari hasil antara
hubungan fisik antara laki-laki dan perempuan. Undang – undang Nomor 23 Tahun
2022 tentang perlindungan anak, memaparkan bahwa anak ialah amanah serta karunia
yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat serta
martabat sebagai manusia dan makhluk hidup seutuhnya. Anak juga bisa dikatakan
manusia kecil yang belum memiliki tanda – tanda yang konkret untuk bisa dikatakan
manusia dewasa.23
7. Tuna Rungu
Tuna rungu memiliki definisi yaitu seseorang yang mengalami ketulian berat hingga
total, yang tidak dapat menampung serta mendengar bunyi secara sempurna atau
bahkan tidak dapat mendengar sama sekali apa yang dikatakan oleh lawab bicaranya.
Tuna rungu juga dapat diartikan yaitu hilangnya kemampuan mendengar manusia baik
itu sebagian ataupun keseluruhan yang diakibatkan oleh kerusakan fungsi pendengaran
H. Metode Penelitian
21
Ekotama Suryono, Abortus Provactus Bagi Korban Perkosaan (Yogyakarta: Universitas Atmaja, 2001), 96.
22
Pengertian Arti Definisi Dari, “Pengertian Anak Menurut Ahli,”,2020,
https://pengertianartidefinisidari.blogspot.com/2018/11/hari-anak-pengertian-anak-menurut-para-ahli.html,
(diakses pada tanggal 2 Juli 2022 pukul 10:08).
23
M. Natsir Djamil, Anak Bukan Untuk Dihukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), 8.
24
Indriana Dina, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran (Yogyakarta: DIVA Press, 2011), 19.
Metode penelitian merupakan peranan penting dan wajib guna untuk mendapatkan hasil
penelitian yang optimal dan terarah. Oleh karena itu metode penelitian didefinisikan yaitu
ilmu mengenai penjelasan terurai yang harus dilalui dalam proses penelitian.25
1. Jenis Penelitian
Ditinjau dari segi karakteristik problematika atau suatu permasalahan, penelitian ini
data yang telah diperoleh di lapangan, wawancara atau interview narasumber, serta
dokumen – dokumen yang ada. Penelitian kualitatif menurut ahli tokoh yang bernama
Bogdan dan Taylor yaitu proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata – kata yang diubah menjadi kalimat tertulis atau lisan dari orang – orang serta
Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian empiris yang dilakukan
dengan metode penelitian lapangan yang biasa disebut dengan (Field Research).
Penelitian lapangan memiliki definisi yaitu penelitian yang memiliki data dari
penjelajahan lapangan atau tempat studi kasus, baik berupa sumber data lisan maupun
tulisan.27 Selain penelitian lapangan, penelitian ini didukung pula dengan metode
langsung dengan para narasumber sehingga bida memperoleh penjelasan dan uraian
yang alamiah serta sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan sehingga dapat
menghasilkan data yang akurat sesuai dengan kebutuhan pembahasan yang diperlukan.
2. Sumber Data
25
Soekanto Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press, 2007), 3.
26
Bogdan, Robert C. & Steven J. Taylor, “Introduction to Qualitative Research Methods : A Phenomenological
Approach in the Social Sciences”, 1982 Alih bahasa Arief Furchan, Dasar – dasar Penelitian Kualitatif,
(Surabaya : Usaha Nasional)
27
J.Moloeng Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Karya, 2002), 75.
Dasar penggunaan sumber data dikarenakan pada penelitian ini tidak hanya merujuk
pada sumber hukum atau perundang – undangan saja, melainkan digabungkan dengan
data seperti interview atau wawancara dan dokumentasi – dokumentasi lainnya. Dalam
penelitian ini ada 2 jenis sumber data yang digunakan, diantaranya yaitu :
Sumber data primer yakni sumber data yang diperoleh dari sumbernya secara
langsung melalui interview atau wawancara. Pada penelitian ini sumber data primer
diperoleh dari :
2) Para pihak layanan unit perlindungan perempuan dan anak Polrestabes Surabaya
Dengan memuat rincian interview atau wawancara yang akan diperoleh, yakni :
tuna rungu
e) Hak restitusi atau hak ganti rugi anak yang menjadi korban tindak pidana
Sumber data sekunder memiliki definisi yakni sumber data yang diperoleh dari
uraian dari sumber data primer sebelumnya. Sumber data sekunder diantaranya yaitu
a) Buku
b) Artikel
c) Jurnal
d) Skripsi
e) Tesis
f) Karya Tulis Ilmiah
Teknik pengumpulan data yaitu sebuah cara atau teknik yang digunakan untuk
a. Wawancara (Interview)
beberapa pertanyaan dan permasalahan secara lisan dan bertatap muka langsung
dengan beberapa narasumber dari pihak Kesatuan Reserse dan Kriminal dan Unit
b. Dokumentasi
yang terkait data kasus tindak pidana pemerkosaan anak dibawah umur penyandang
disabilitas tuna rungu yang telah terjadi, data ini di dapati untuk membuat hasil
dianalisis.
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam proses penelitian ini yaitu
a. Editing
28
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Dakwah (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), 72.
Editing mememiliki pengertian yaitu meneliti dan memeriksa kembali data
dengan sistematis, benar, dan tepat mengenai sumber data yang telah diperoleh dan
dikumpulkan, yang kemudian akan di periksa kembali dari penelitian lapangan dan
penelitian kepustakaan. Proses penulisan skripsi ini melewati proses teknik editing
terhadap hasil wawancara atau interview dengan narasumber dan hasil dari
b. Organizing
Dari teknik ini penelitian mengkelompokan data-data yang telah dikumpulan serta
c. Analyzing
tertentu yang pada akhirnya dapat menjadi jawaban atas permasalahan yang telah
dirumuskan.
Analisis data yaitu suatu upaya guna untuk mencari serta menyusun data yang telah
diperoleh secara sistematis dan tersusun, mengolah data yang telah didapat dari hasil
proses wawancara atau interview, pengamatan lapangan, dan data – data lainnya,
sehingga dapat mudah dipahami dan memilki manfaat untuk memecahkan sebuah
khalayak luas.29
a. Teknik analisis data yang digunakan dalam proses penelitian ini menggunakan
memiliki kaitan penting dengan teori hukum yang sesuai objek penelitian serta
29
R&D, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), 224.
penjelasan dan uraian pelaksanaan hukum yang berlaku di masyarakat dengan objek
penelitian.30 Hal ini dapat ditarik benang merah bahwa pada penelitian ini data yang
diperoleh sesuai dengan permasalahan yang akan di teliti yaitu Tinjauan Viktimologi
Dan Hukum Islam Terhadap Hak Restitusi Korban Pemerkosaan Pada Anak di
b. Pola pikir yang digunakan dalam proses penulisan skripsi ini ialah menggunakan
pola pikir deduktif, yaitu pola pikir dari umum ke khusus. Dari pola pikir tersebut,
pada Tinjauan Viktimologi Dan Hukum Islam Terhadap Hak Restitusi Korban
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan diperuntukan guna penelitian ini dapat terarah dan juga dapat
menjadi pemikiran yang sesuai, serta untuk mempermudah memahami isi penelitian ini,
Bab Kesatu adalah pendahuluan, bab ini bersisi tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan
pembahasan. Pada bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah yang
memaparkan tentang apa yang melatar belakangi penelitian ini dapat dijalankan yang
selanjutnya akan diuraikan sesuai dengan fokus masalah atau rumusan masalah yang
berbicara point apa yang menjadi titik koordinat penelitian, yang kemudian dilanjutkan
dengan tujuan penelitian dan seterusnya, dan diakhiri dengan sistematika pembahasan.
30
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), 105.
Bab Kedua adalah landasan teori, pada bab ini memuat uraian tentang viktimologi,
hukum islam, hak restitusi, anak, tindak pidana, tindak pidana pemerkosaan, dan definisi
Bab Ketiga adalah memuat uraian hasil temuan penelitian, yang meliputi tentang profil
kesatuan reserse dan kriminal Polrestabes Surabaya, Unit Perlindungan Perempuan dan
Anak Polrestabes Surabaya, Hak restitusi korban pemerkosaan pada anak di bawah umur
penderita tuna rungu, proses penanganan kasus tindak pidana pemerkosaan anak dibawah
umur penderita tuna rungu, dan hasil wawancara dengan pihak – pihak yang ada di
Polrestabes surabaya
Bab Keempat adalah memuat hasil analisis terkait dengan Hak restitusi korban
pemerkosaan pada anak di bawah umur penderita tuna rungu, analisis viktimologi hak
restitusi tindak pidana pemerkosaan pada anak di bawah umur penderita tuna rungu, serta
analisis hukum pidana islam tindak pidana pemerkosaan pada anak di bawah umur
Bab Kelima adalah memaparkan tentang penarikan kesimpulan dan penutup dari hasil
1. BUKU
Didik M. Arief Mansur dan Elisatri Gulton. Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan.
Jakarta: Raja Grafindo, 2008.
Dikdik, M. Arief Mansur. Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.
Djamil, M. Natsir. Anak Bukan Untuk Dihukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2013.
Ekotama Suryono. Abortus Provactus Bagi Korban Perkosaan. Yogyakarta: Universitas
Atmaja, 2001.
Huraerah, Abu. Kekerasan Terhadap Anak. Bandung: Nuansa Cendekia, 2012.
I Made Pasek Diantha. Metodologi Penelitian Hukum Normatif Dalam Justifikasi Teori
Hukum. Jakarta: Prenada Media Group, 2016.
Indriana Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: DIVA Press, 2011.
Joni Muhammad. Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Perspektif Konvensi Hak
Anak. Bandung: Pt. Citra Aditya Bakti, 1999.
Juliansyah, Noor. Metode Penelitian (Edisi Pertama). Jakarta: Kencana Prenada Media,
2011.
Lexy, J.Moloeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya, 2002.
Marsaid. Perlindungan Hukum Anak Pidana Dalam Perspektif Hukum Islam (Maqasid
Asy-Syariah). Palembang: Noerfikri, 2015.
R&D. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Rena Yulia. Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2010.
Seno, Adji Indrayanto. Korupsi Dan Hukum Pidana. Jakarta: Kantor Pengacara dan
Konsultan Hukum Prof. Oemar Seno Adji & Rekan, 2002.
Soerjono, Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, 2007.
Sulistyowati Irianto. Metode Penelitian Hukum : Konsentrasi Dan Refleksi. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2009.
Tim Redaksi. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
Wardi Bachtiar. Metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
Zainuddin Ali. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2012.
2. JURNAL
Andi Aziz. “Analisis Terhadap Faktor Penyebab Dan Perlindungan Tindak Pidana
Pemerkosaan Terhadap Anak Penyandang Disabilitas.” Indonesian Journal of
Criminal and Criminology Vol. 2 No. (2021).
3. SKRIPSI
Fachri Ramadhan. “Tinjauan Yuridis Atas Tindak Pidana Pemerkosaan Terhadap Anak
Kandung,” 2021.
Faisal Salim. “Kebijakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Pemerkosaan Anak Di
Bawah Umur (Studi Putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat No.
94/Pid.Sus/2016/PN-Rap),” 2022.
Maurizka, Khairunnisa. “Pemenuhan Hak Restitusi Terhadap Anak Korban Tindak Pidana
Kekerasan Seksual Di Kota Pekanbaru,” 2020.
4. WEB
Ahmad Sofian. “Restitusi Dalam Hukum Positif Indonesia,” 2018. https://business-
law.binus.ac.id/2018/05/30/restitusi-dalam-hukum-positif-indonesia/.
Pengertian Arti Definisi Dari. “Pengertian Anak Menurut Ahli.” Pengertian Arti Definisi
Dari, 2020. https://pengertianartidefinisidari.blogspot.com/2018/11/hari-anak-
pengertian-anak-menurut-para-ahli.html.
IDN Times. “Selama 2019, KPAI Terima Seribu Kasus Kekerasan Anak,” 2019.
https://jabar.idntimes.com/news/indonesia/marisa-safitri-2/kpai-kekerasananak-
paling-banyak-terjadi-dalam-pengasuhan-regional-jabar/full.