Abstrak
Anak yang berhadapan dengan hukum dan Anak yang berkonflik dengan hukum semakin banyak
terungkap. Media massa melaporkan telah terjadi berbagai kasus yang melibatkan Anak, baik sebagai
pelaku, korban, atau sebagai saksi. Masalah Anak ini merupakan bagian dari kerawanan sosial yang
sering dikaji dan kemudian menjadi dokumen yang berisi rekomendasi bagi pemerintah sebagai
pemangku kepentingan yang utama. Namun kerawanan itu tetap biasa atau bertambah, seolah-olah tidak
ada yang mengatasinya. Metode pada penelitian ini adalah, Penelitian ini menggunakan pendekatan
yuridis normatif. Penelitian hukum normatif disebut juga penelitian hukum doktrinal, dimana hukum
dikonsepkan sebagai apa yang tertuliskan peraturan perundang-undangan (law in books), dan penelitian
terhadap sistematika hukum dapat dilakukan pada peraturan perundang-undangan tertentu atau hukum
tertulis, sehingga permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah terkait dengan bagaimana
sistem pemidanaan sebagai hukuman pelatihan bagi Anak pengedar narkotika?. .sehingga yang menjadi
hasil penelitian ini adalah Faktor dalam pelaksanaan hukuman pelatihan sebagai sistem pemidanaan bagi
anak pengedar narkotika yaitu faktor intelegensia, faktor usia, faktor kedudukan anak dalam keluarga,
faktor pendidikan dan sekolah, Serta dalam undang-undang narkotika itu tidak membedakan secara
khusus antara pelaku tindak pidana narkotika, baik pelaku yang menyuruh lakukan, yang turut serta
melakukan dan penganjur maupun pembantu dapat disebut sebagai pelaku tindak pidana. Keterlibatan
anak dalam tindak pidana narkotika yang menjadi kurir narkotika merupakan suatu rangkaian
permufaktan jahat dalam menjalankan peredaran narkotika secara ilegal, tetapi dalam kapasitas kategori
anak yang menjadi kurir, Tindakan hukum yang diberlakukan terhadap mereka harus lebih
mengedepankan pembinaan dan pemulihan hak-hak mereka, tanpa harus dikenai tindakan hukum yang
berlebihan. Akan menjadi persoalan yang rumit dari sisi keadilan apabila konflik hukum terjadi bukan
sekedar antara anak dengan negara atau masyarakat, akan tetapi konflik hukum itu terjadi juga dalam
relasi antaranak yang sama-sama mempunyai hak mendapat perlindungan
Kata Kunci: Pemidanaan, Anak, Narkotika, Hukuman Pelatihan.
26
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063
peredaran narkotika ini juga tak kalah pidana narkotika, baik pelaku yang menyuruh
mengkhawatirkan, karena tidak hanya terjadi di lakukan, yang turut serta melakukan dan
kota-kota besar saja juga merambah ke pelosok penganjur maupun pembantu dapat disebut
Indonesia. Sehubungan dengan populasi sebagai pelaku tindak pidana. Keterlibatan anak
penduduk yang sangat besar, melebihi angka dalam tindak pidana narkotika yang menjadi
200.000.000 (dua ratus juta) jiwa, maka kurir narkotika merupakan suatu rangkaian
Indonesia merupakan pasar potensial bagi permufakatan jahat dalam menjalankan
peredaran gelap narkotika. Pada awalnya peredaran narkotika secara ilegal, tetapi dalam
Indonesia hanya sebagai tempat persinggahan kapasitas kategori anak yang menjadi kurir. Hal
lalu lintas perdagangan narkotika, dikarenakan ini merupakan satu hal yang begitu
lokasinya yang strategis. Lambat laun para memprihatinkan, di mana anak tersebut telah
pengedar gelap narkotika ini mulai menjadikan berhadapan dengan hukum dan tergolong telah
Indonesia sebagai pasar incaran untuk melakukan tindak pidana narkotika.
mengedarkan narkotika. Seiring berjalanannya Peran keluarga anak sangatlah penting
waktu Indonesia mulai bertransformasi, tidak untuk mencegah terjadinya seseorang
hanya sebagai tempat peredaran narkotika namun memperalat anak tersebut untuk mengedarkan
juga sudah menjadi tempat menghasilkan narkotika. Anak adalah bagian dari generasi
narkotika. Hal ini terbukti dengan ditemukannya muda yang merupakan potensi dan penerus cita-
beberapa laboratorium narkotika di wilayah cita perjuangan bangsa di masa yang akan
Indonesia. datang. Anak membutuhkan pembinaan dan
Narkotika adalah zat atau obat yang perlindungan khusus dalam menjamin
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental
sintetis maupun semisintetis yang dapat dan sosial secara seimbang. Sungguh ironis
menyebabkan penurunan atau perubahan bahwa seorang Anak yang seharusnya bermain
kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat dan belajar harus menghadapi masalah hukum
menimbulkan ketergantungan. Undang-Undang dan menjalani proses peradilan yang hampir
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang sama prosesnya dengan orang dewasa. Tentu saja
telah mengatur tentang ketentuan pidana bagi hal ini menimbulkan pro kontra. Di satu sisi
siapa saja yang dapat dikenakan pidana beserta banyak pihak yang menganggap menjatuhkan
denda yang harus ditanggung oleh pidana bagi anak adalah tidak bijak, namun ada
penyalahgunaan narkotika atau dapat disebut sebagian yang beranggapan pemidanaan terhadap
sebagai pelaku narkotika. anak penting dilakukan agar sikap buruk anak
Undang-Undang Republik Indonesia tidak terjadi sampai dewasa, artinya agar
Nomor 35 Tahun 2009 Pasal 113 ayat (1) tentang memberi efek jera bagi anak. 1
Narkotika disebutkan bahwa mengimpor, Anak sebagai pelaku tindak pidana
mengekspor, memproduksi, menanam, harus diperlakukan secara manusiawi untuk
menyimpan, mengedarkan, dan mengunakan kepentingan terbaik bagi anak untuk
narkotika tanpa pengendalian dan pengawasan mewujudkan pertumbuhan dan memberikan
yang ketat, serta bertentangan dengan peraturan perkembangan fisik, mental dan sosial. Negara
perundang-undangan yang berlaku adalah dan Undang-Undang wajib memberikan
kejahatan. Dalam undang-undang narkotika perlindungan hukum yang berlandaskan hak-hak
tersebut juga disebutkan bahwa narkotika anak, sehingga diperlukan pemidanaan edukatif
merupakan suatu kejahatan karena sangat terhadap Anak. Permasalahan yang dikemukakan
merugikan dan merupakan bahaya yang sangat ini adalah bagaimana aturan sistem pemidanaan
besar bagi manusia, masyarakat, bangsa, dan sebelum pengaturan Restorative Justice di
Negara serta ketahanan nasional Indonesia. Indonesia dan bagaimana sistem pemidanaan
Untuk mengelabui pihak berwajib, tidak edukatif setelah pengaturan Restorative Justice
jarang para pengedar narkotika memanfaatkan yang tepat ke depannya. 2
anak di bawah umur untuk dijadikan kurir obat- Sistem peradilan Anak wajib
obatan terlarang tersebut. Kurangnya mengutamakan pendekatan keadilan Restoratif
pengetahuan terhadap narkotika, dan sistem peradilan anak dimaksud meliputi:
ketidakmampuan untuk menolak serta melawan
membuat anak di bawah umur menjadi sasaran
bandar narkotika untuk mengedarkan narkotika 1
secara luas dan terselubung. Persoalan ini tentu Serambinews.com,“memahamiana”
menjadi masalah yang sangat serius, karena http://aceh.tribunnews.com/2017/01/26/memaha
dapat menjerumuskan anak dibawah umur dalam mi-nak-yang-berkonflik-hukum , diakses 2
bisnis gelap narkotika. januari 2019, pukul 09.00 WIB.
2
Undang-Undang Narkotika itu tidak Nursariani Simatupang dan
membedakan secara khusus antara pelaku tindak Faisal.2018. Hukum Perlindungan Anak. CV.
Pustaka Prima, Medan, halaman 166.
27
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063
a. Penyidikan dan penuntutan pidana Anak diakukannya, hal ini disebabkan karena anak
yang dilaksanakan sesuai dengan merupakan individu yang belum matang dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan berpikir. Oleh sebab itu dengan memperlakukan
kecuali ditentukan lain dalam undang- anak itu sama dengan orang dewasa maka
undang ini; dikhawatirkan si anak akan dengan cepat meniru
b. Persidangan anak yang dilakukan oleh perlakuan dari orang-orang dekatnya.
pengadilan di lingkungan peradilan Anak yang berhadapan dengan hukum
umum; dan pembinaan, pembimbingan, adalah anak yang berkonflik dengan hukum,
pengawasan dan/atau pendampingan Anak yang menjadi korban tindak pidana, anak
selama proses pelaksanaan pidana atau yang menjadi saksi tindak pidana. Anak
tindakan dan setelah menjalani pidana berhadapan dengan hukum selanjutnya disebut
atau tindakan. adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas)
Pada hakekatnya, segala bentuk Tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas)
penanganan terhadap anak yang menghadapi tahun yang diduga melakukan tindak pidana.
masalah hukum dalam hal ini menghadapai Anak yang menjadi korban tindak pidana yang
masalah mengedarkan narkotika harus dilakukan disebut sebagai anak korban adalah anak yang
dengan memprioritaskan kepentingan terbaik belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang
untuk si anak. Oleh karena itu keputusan yang mengalami penderitaan fisik, mental atau
diambil dalam kasus tersebut harus adil dan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh tindak
proposional tidak semata-mata dilakukan atas pidana. Anak yang menjadi saksi adalah belum
pertimbangan hukum tapi juga berumur 18 (delapan belas) tahun yang dapat
mempertimbangkan faktor lain seperti kondisi memberikan keterangan guna kepentingan
lingkungan sekitar, status sosial anak, dan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di
keadaan keluarga. Jadi, perlakuan hukum pada sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana
anak di bawah umur pada kasus perdagangan yang didengar, dilihat dan atau dialaminya
narkotika sudah selayaknya mendapatkan sendiri. Hakikatnya, ruang lingkup pengaturan
perhatian yang serius. anak, anak saksi dan anak korban dalam Sistem
Kemampuan anak yang masih terbatas Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan
dan tidak sesempurna orang dewasa harus proses penyelesaian perkara anak berhadapan
diperhatikan oleh aparat penegak hukum dalam dengan hukum, mulai tahap penyelidikan sampai
menerapkan pemidanaan bagi anak pelaku tindak dengan tahap pembimbingan setelah menjalani
pidana narkotika. Dikeluarkannya Undang- pidana.
Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang sistem Dimensi utama subtansial disahkannya
peradilan pidana anak sebagaimana pengganti Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak
dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 oleh pembentuk Undang-Undang adalah untuk
tentang pengadilan anak akan memberikan menjaga harkat dan martabat anak, Anak berhak
penerapan pemidanaan yang lebih bersifat mendapat perlindungan khusus, terutama
membina dan melindungi terhadap anak pelaku perlindungan hukum dalam sistem peradilan.
tindak pidana. Pertanggung jawaban pidana anak Dengan demikian, diharapkan diharapkan kepada
sebagai kurir narkotika adalah kewajiban untuk penegak hukum yang menangani perkara anak,
menanggung suatu perbuatan yang melanggar mulai dari tingkat penyidikan sampai tingkat
tindak pidana yang dilakukan oleh anak sebagai persidangan, untuk mendalami masalah anak.
seseorang yang diutus untuk menyampaikan agar nantinya anak, setelah perkaranya diputus,
narkotika. anak tersebut baik secara fisik dan mental siap
Penegak hukum dalam memproses dan menghadapi masa depannya secara lebih baik.
memutuskan harus yakin benar bahwa keputusan Berdasarkan penjatuhan pidana
yang diambil akan menjadi satu dasar yang kuat subsider wajib latihan kerja oleh hakim hanya
untuk mengembalikan dan mengatur anak diberikan dalam hal anak dijatuhi pidana
menuju masa depan yang baik untuk kumulatif penjara dan denda. Bila mana denda
mengembangkan dirinya sebagai warga tidak dibayar maka anak wajib melaksanakan
masyarakat yang bertanggungjawab bagi latihan kerja (Pasal 28 Undang-Undang Nomor 3
kehidupan bangsa. Sistem Pemidanaan itu sendiri Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak Jo Pasal
berorientasi kepada individu pelaku atau biasa 71 ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun
disebut pertanggungjawaban individual atau 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak)
personal (individual responbility) dimana pelaku paling lama 90 (sembilan puluh) hari dan lama
dipandang sebagai individu yang mampu untuk latihan kerja tidak lebih dari 4 (empat) jam sehari
bertanggung jawab penuh terhadap perbuatan serta tidak dilakukan pada malam hari, dimana
yang dilakukannya. Sedangkan Anak merupakan bertujuan untuk memberikan keterampilan
individu yang belum dapat menyadari secara kepada anak sebagai bekal untuk kembali pada
penuh atas tindakan atau perbuatan yang masyarakat.
28
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063
29
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063
tertentu atau hukum tertulis.5 Penelitian ini peringatan merupakan pidana ringan yang tidak
bersifat deskriptif yaitu metode pengumpulan mengakibatkan pembatasan kebebasan Anak.
fakta ditujukan untuk mempelajari permasalahan Pidana dengan syarat dapat dijatuhkan
yang timbul di masyarakat serta proses yang oleh hakim dalam hal pidana penjara yang
tengah berlangsung dalam masyarakat. Peneltian dijatuhkan paling lama 2 (dua) tahun. Dalam
ini merupakan penelitian hukum yuridis putusan pengadilan mengenai pidana dengan
normatif. Sehingga yang menjadi suber data syarat ditentukan syarat umum dan syarat
dalam penelitian ini terdiri dari, data yang khusus.
bersumber dari hukum islam yaitu Al-qur’an dan 1. Syarat umum adalah anak tidak akan
hadist(Sunnah Rasul), data sekunder yaitu data melakukan tindak pidana lagi selama
pustaka yang mencakup dokumen yang terdiri menjalani masa pidana dengan syarat.
dari tiga bahan hokum, bahan hukum primer 2. Syarat khusus adalah untuk melakukan
yaitu berupa peraturan perundang-undangan, atau tidak melakukan hal tertentu yang
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang ditetapkan dalam putusan hakim dengan
Perlindungan Anak, Undang-Undang Nomor 11 tetap memperhatikan kebebasan anak.
Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Masa pidana dengan syarat khusus lebih
Tentang Narkotika, bahan hukum sekunder yaitu lama daripada masa pidana dengan syarat umum,
terdiri atas buku-buku, karya ilmiah, jurnal jangka waktu masa pidana dengan syarat adalah
ilmiah, bahan hukum tersier yaitu penjelasan paling lama 3 (tiga) tahun. Selama menjalani
terhadap bahan hukum primer dan sekunder masa pidana dengan syarat, penuntut umum
terdiri dari kamus hukum,Internet dan melakukan pengawasan dan pembimbing
sebagainya. kemasyarakatan melakukan pembimbingan agar
Anak menempati persyaratan yang telah
3. HASIL PENELITIAN dan ditetapkan.
PEMBAHASAN Selama Anak menjalani pidana dengan
Anak yang melakukan tindak pidana syarat, Anak harus mengikuti wajib belajar 9
dapat dikenakan sanksi pidana pidana, yaitu (sembilan) tahun. Dalam hal hakim memutuskan
berupa pidana pokok dan pidana tambahan. bahwa anak dibina di luar lembaga, maka
Pidana pokok bagi anak ditentukan dalam Pasal lembaga tempat pendidikan dan pembinaan
71 Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana ditentukan dalam putusan hakim. Pidana
Anak. Adapun pidana pokok yang dapat pembinaan di luar lembaga yang dijatuhkan
dijatuhkan kepada Anak adalah: kepada anak dapat berupa keharusan:
a. Pidana peringatan a. Mengikuti program pembimbingan dan
b. Pidana dengan syarat: penyuluhan yang dilakukan oleh pejabat
1) Pembinaan di luar lembaga; pembina;
2) Pelayanan masyarakat; atau b. Mengikuti terapi di rumah sakit jiwa;
3) Pengawasan atau
c. Pelatihan kerja; c. Mengikuti terapi akibat penyalahgunaan
d. Pembinaan dalam lembaga; dan alkohol, narkotika, psikotropika, dan zat
e. Penjara. adiktif lainnya.
Pidana tambahan yang dapat diberikan Jika selama pembinaan Anak melanggar
kepada Anak terdiri atas: syarat khusus yang telah ditentukan, maka
a. Perampasan keuntungan yang diperoleh pejabat pembina dapat mengusulkan kepada
dari tindak pidana; atau hakim pengawas untuk memperpanjang masa
b. Pemenuhan kewajiban adat. pembinaan yang lamanya tidak melampaui
maksimum 2 (dua) kali masa pembinaan yang
Apabila dalam hukum materiil diancam belum dilaksanakan.Pidana pelayanan
pidana kumulatif berupa penjara dan denda, masyarakat merupakan pidana yang
pidana denda diganti dengan pelatihan kerja. dimaksudkan untuk mendidik Anak dengan
Pidana yang dijatuhkan kepada Anak dilarang meningkatkan kepeduliannya pada kegiatan
melanggar harkat dan maartabat Anak. masyarakat yang positif. Jika anak tidak
Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan tata memenuhi seluruh atau sebagian kewajiban
cara pelaksanaan pidana bagi Anak selanjutnya dalam menjalankan pidana pelayanan masyarakat
diatur dengan peraturan pemerintah. Pidana tanpa alasan yang sah, pejabat pembina dapat
mengusulkan kepada hakim pengawas untuk
memerintahkan anak tersebut mengulangi
5
seluruh atau sebagian pidana pelayanan
Fakultas hukum Universitas masyarakat yang dikenakan terhadapnya.
Muhammadiyah Sumatera Utara, Dkk, Op Cit,
halaman 19.
30
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063
31
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063
orang tua/wali dalam mendidik dan memberikan menangani Anak berhadapan dengan hukum.
pembimbingan kepada anak yang bersangkutan.6 Konkretnya, di satu sisi diversi imperatif
Menurut Pasal 60 ayat (1) Undang- dilakukan khusus terhadap tindak pidana penjara
Undang Nomor 11 Tahun 2012 Lembaga di bawah 7(tujuh) tahun, di sisi lainnya tidak
Pembinaan Khusus Anak adalah tempat dilaksanakan dalam hal tindak pidana yang
pembinaan dan pendidikan bagi anak pidana, dilakukan diancam dengan pidana penjara 7
Anak Negara dan Anak sipil. Penempatan ini (tujuh) tahun atau lebih. Seharusnya, Undang-
dilakukan terpisah dari narapidana dewasa. Bagi Undang Sistem Peradilan Pidana Anak yang
anak yang ditempatkan di Lembaga Pembinaan menganut filosofis untuk kepentingan terbaik
Khusus Anak berhak untuk memperoleh bagi anak, maka seyogyanya diversi dilakukan
pendidikan dan latihan, baik formal maupun untuk semua tindak pidana yang dilakukan oleh
informal sesuai bakat, dan kemampuannya serta anak. tegasnya, diversi tidak hanya dilaksanakan
memperoleh hak-hak lainnya. dalam hal tindak pidana yang dilakukan diancam
Diversi merupakan hal yang wajib dengan pidana penjara di bawah 7 (tujuh) tahun.
diupayakan pada setiap tingkat pemeriksaan, dan Persoalan pelaku tindak pidana anak,
bahkan ketentuan Pasal 95 Undang-Undang bukan hanya persoalan di Indonesia saja tetapi,
Sistem Peradilan Pidana Anak memberikan merupakan masalah dunia, terdapat perilaku anak
ancaman sanksi administratif bagi pejabat atau yang dianggap menyimpang oleh masyarakat di
petugas yang melanggar mengupayakan diversi sekitarnya. Sehubungan dengan hal itu United
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- Nations Children fund (UNICEF)
undangan. Dalam praktik peradilan, proses mengembangkan konsep Restoratif Justice untuk
diversi apabila berhasil ditindaklanjuti dengan melindungi pelaku tindak pidana anak. konsep
hasil kesepakatan diversi, kemudian semuanya Restoratif Justice menitik beratkan kepada
dicatat pada Register kesepakatan diversi yang keadilan yang dapat memulihkan, yaitu
ada pada pengadilan Negeri setempat. memulihkan bagi pelaku tindak pidana Anak,
Pemilihan kebijakan pembentuk korban dan masyarakat yang terganggu akibat
Undang-Undang yang menerapkan diversi adanya tindak pidana tersebut.
menurut penulis sebenarnya menimbulkan Proses pemulihan menurut konsep
adanya beberapa implikasi dan problematika. Restoratif Justice adalah melalui diversi, yaitu
Pertama, berpotensi melanggar hak anak yang pengalihan atau pemindahan dari proses
berhadapan dengan hukum karena pembentuk peradilan ke dalam proses alternatif penyelesaian
Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak perkara, yaitu melalui musyawarah pemulihan
tidak mengatur secara eksplisit klausula, Anak atau mediasi. Langkah pengalihan dibuat untuk
yang telah mengaku bersalah melakukan tindak menghindarkan anak dari tindakan hukum
pidana/kejahatan, sebagai salah satu syarat selanjutnya dan untuk dukungan komunitas, di
penentu atau pertimbangan untuk dilakukannya samping itu pengalihan bertujuan untuk
diversi. Kedua, kewajiban pelaksanaan diversi mencegah pengaruh negatif dari tindakan hukum
senyatanya melanggar hak Anak atas asas berikutnya yang dapat menimbulkan
praduga tak bersalah (asas presumption of stigmatisasi. Pengalihan dapat dilakukan atas
innouncence). Ketiga, kewajiban pelaksanaan dasar kewenangan diskresi dari penyidik atau
diversi melanggar hak anak atas peradilan yang penuntut umum atau hakim, sesuai dengan
adil dan tidak memihak (fair trial). Keempat, tingkat pemeriksaan melalui suatu penetapan.
diversi hanya dilaksanakan dalam hal tindak Apabila perkaranya tidak dapat diselesaikan
pidana yang diancam dengan pidana penjara di secara mediasi Sistem Peradilan Pidana Anak
bawah 7(tujuh) tahun dan bukan merupakan harus mengacu pada due process of law,
pengulangan tindak pidana sebagaimana sehingga hak asasi Anak yang diduga melakukan
ditentukan Pasal 7 ayat (2) huruf a dan b tindak pidana dan/atau telah terbukti melakukan
Undang-Undang Sisitem Peradilan Pidana Anak. tindak pidana dapat dilindungi.
Khusus konteks diversi yang Hakim Anak dalam menjatuhkan
dilaksanakan terhadap tindak pidana penjara di putusannya terhadap kasus yang dilakukan oleh
bawah 7(tujuh) tahun ternyata pembentuk Anak, putusan hakim seperti halnya perkara-
Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak perkara diatas yaitu menjatuhkan pidana penjara
telah menimbulkan ambiguitas polarisasi dan denda dengan subsidair wajib latihan kerja,
pemikiran sehingga secara tidak langsung akan tetapi di dalam Diktum Putusan Hakim
bersikap diskriminatif yaitu dengan cara tidak mencantumkan lembaga mana yang harus
menerapkan perlakuan berbeda dalam hal melaksanakan wajib latihan kerja tersebut, sesuai
dengan Pasal 32 Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
6
Anak yang menyatakan bahwa “Apabila hakim
Nursariani Simatupang dan Faisal, memutuskan bahwa anak nakal wajib mengikuti
Op.Cit., halaman 181.
32
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063
pendidikan, pembinaan, dan latihan kerja, Hakim Dalam melakukan diversi, Pasal 9 ayat
dalam keputusannya sekaligus menentukan (1) huruf a Undang-Undang Nomor 11 Tahun
lembaga tempat pendidikan, pembinaan dan 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
latihan kerja tersebut dilaksanakan.7 ditentukan bahwa penyidik, penuntut umum,
Untuk pembinaan kesadaran hukum hakim harus mempertimbangkan Antara lain
para narapidana anak, pelaksanaanya dilakukan sebagai berikut;
melalui penyuluhan hukum yang bertujuan untuk a. Kategori tindak pidana
mencapai kesadaran patuh hukum yang tinggi b. Umur Anak
sehingga sebagai anggota masyarakat, mereka c. Hasil penelitian kemasyarakatan dari
menyadari hak dan kewajibannya dalam rangka Balai Pemasyarakatan(BAPAS)
turut menegakkan hukum dan keadilan, d. Dukungan lingkungan keluarga dan
perlindungan terhadap harkat dan martabat masyarakat.
manusia, ketertiban, ketentraman, kepastian Pertimbangan tersebut harus
hukum dan terbentuknya perilaku warga negara diperhatikan oleh penyidik,penuntut umum, dan
indonesia yang taat kepada hukum, sehingga hakim dalam melaksanakan diversi. Disamping
tumbuh sikap dan perilaku mereka yang tertib, itu sebagaimana ketentuan dalam Pasal 9 ayat (2)
disiplin serta mampu menggalang Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 bahwa
kesetiakawanan sosial. 8 kesepakatam diversi harus mendapat persetujuan
Undang-Undang Sistem Peradilan korban atau keluarga anak korban serta kesedian
Pidana Anak menitikberatkan adanya penguatan anak dan keluarganya ,kecuali untuk:
peran petugas kemasyarakatan. Petugas a. Tindak pidana yang berupa
kemasyarakatan terdiri dari pembimbing pelanggaran.
kemasyarakatan, pekerja sosial profesional, dan b. Tindak pidana ringan.
tenaga kesejahteraan sosial. Pembimbing c. Tindak pidana tanpa korban.
kemasyarakatan memiliki peran sentral dalam d. Nilai kerugian korban tidak lebih dari
proses peradilan pidana, khusunya dalam nilai upah minimum provinsi setempat.
penyusunan penelitian kemasyarakatan, Meskipun dalam melakukan diversi
pendampingan, dan pengawasan terhadap anak. terhadap Anak seperti yang disebutkan dalam
penyidik diwajibkan untuk meminta Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11
pertimbangan dan saran dari pembimbing Tahun 2012 tidak harus mendapatkan
kemasyarakatan. Penelitian kemasyarakatan persetujuan korban atau keluarga Anak korban
merupakan hal yang wajib untuk diperhatikan serta kesediaan Anak dan keluarganya. 10
dalam setiap proses peradilan pidana anak. Hakim yang telah menjatuhkan putusan
Dalam hal putusan pengadilan tidak pidana demi perbaikan Anak, harus mengetahui
mempertimbangkan penelitian kemasyarakatan, keadaan orang tua, panti-panti atau lembaga
putusan tersebut menjadi batal demi hukum ( pendidikan, sehingga anak betul-betul dapat
nietigheid van rechtswege ). Pekerja sosial menjadi baik dan tidak hilang kepercayaan baik
profesional dan tenaga kesejahteraan sosial kepada diri sendiri, kepada orang
diantaranya bertugas untuk membuat laporan tuanya/wali/orang tua asuhnya. Petugas
sosial sebagai informasi yang dibutuhkan pembimbing kemasyarakatan harus membantu
penyidik dalam melakukan pemeriksaan terhadap hakim mendapatkan keterangan-keterangan
anak korban dan atau saksi. Laporan sosial tersebut. Pembimbing kemasyarakatan perlu
merupakan hal yang sangat penting, sehingga menunjukkan kesungguhan dalam mendengarkan
terhadap penyidik yang tidak meminta laporan yang diutarakan oleh klien. Pembimbing
sosial dapat dikenakan sanksi administratif. 9 kemasyarakatan harus mengadakan hubungan
yang baik dan sifatnya disengaja dalam
mengadakan wawancara dengan klien, keluarga
klien dan masyarakat di lingkungan klien.
7 Pembimbing kemasyarakatan terlebih dahulu
Lina anggraini, wajib latihan kerja
membuat suatu perjanjian agar diketahui bahwa
sebagai latihan alternatif sebagai sistem
pertemuan yang dilaksanakan adalah pertemuan
peradilan pidana anak (Studi Kasus Pada
yang disengaja. Ditentukan waktu dan tempat
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Pontianak),
pertemuan. Pembimbing kemasyarakatan
dikutip dalam jurnal. 13 February 2019. halaman
menciptakan hubungan mesra, sahingga klien
24.
8 merasa tenang dan dapat menceritakan segala
Wagiati Soetedjo. 2013. Hukum
Pidana Anak. Bandung: PT Reflika Aditama,
halaman 93.
9 10
Lilik Mulyadi. 2014.Wajah Sistem R, Wiyono. 2015. Sistem Peradilan
Peradilan Pidana Anak Indonesia, Bandung : Pidana Anak Di Indonesia: Sinar Grafika,
PT Alumni Bandung, halaman 38. Jakarta, halaman 54.
33
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063
11
Maidin Gultom. 2014.Perlindungan
12
Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan Leden Marpaung. 2009. Asas-Teori-
Anak di Indonesia, Bandung, PT Reflika Praktik Hukum Pidana. Jakarta. Sinar Grafika.
Aditama halaman 181 Halaman 1.
34
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063
35