Anda di halaman 1dari 10

Jurnal EduTech Vol. 6 No.

1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024


e-ISSN: 2442-7063

SISTEM PEMIDANAAN BAGI ANAK PENGEDAR NARKOTIKA


DENGAN HUKUMAN PELATIHAN
Mhd. Teguh Syuhada Lubis
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Jl. Kapt. Mukhtar Basri Nomor 3, Medan – Sumatera Utara
Email: mhdteguhsyuhada@umsu.ac.id

Abstrak
Anak yang berhadapan dengan hukum dan Anak yang berkonflik dengan hukum semakin banyak
terungkap. Media massa melaporkan telah terjadi berbagai kasus yang melibatkan Anak, baik sebagai
pelaku, korban, atau sebagai saksi. Masalah Anak ini merupakan bagian dari kerawanan sosial yang
sering dikaji dan kemudian menjadi dokumen yang berisi rekomendasi bagi pemerintah sebagai
pemangku kepentingan yang utama. Namun kerawanan itu tetap biasa atau bertambah, seolah-olah tidak
ada yang mengatasinya. Metode pada penelitian ini adalah, Penelitian ini menggunakan pendekatan
yuridis normatif. Penelitian hukum normatif disebut juga penelitian hukum doktrinal, dimana hukum
dikonsepkan sebagai apa yang tertuliskan peraturan perundang-undangan (law in books), dan penelitian
terhadap sistematika hukum dapat dilakukan pada peraturan perundang-undangan tertentu atau hukum
tertulis, sehingga permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah terkait dengan bagaimana
sistem pemidanaan sebagai hukuman pelatihan bagi Anak pengedar narkotika?. .sehingga yang menjadi
hasil penelitian ini adalah Faktor dalam pelaksanaan hukuman pelatihan sebagai sistem pemidanaan bagi
anak pengedar narkotika yaitu faktor intelegensia, faktor usia, faktor kedudukan anak dalam keluarga,
faktor pendidikan dan sekolah, Serta dalam undang-undang narkotika itu tidak membedakan secara
khusus antara pelaku tindak pidana narkotika, baik pelaku yang menyuruh lakukan, yang turut serta
melakukan dan penganjur maupun pembantu dapat disebut sebagai pelaku tindak pidana. Keterlibatan
anak dalam tindak pidana narkotika yang menjadi kurir narkotika merupakan suatu rangkaian
permufaktan jahat dalam menjalankan peredaran narkotika secara ilegal, tetapi dalam kapasitas kategori
anak yang menjadi kurir, Tindakan hukum yang diberlakukan terhadap mereka harus lebih
mengedepankan pembinaan dan pemulihan hak-hak mereka, tanpa harus dikenai tindakan hukum yang
berlebihan. Akan menjadi persoalan yang rumit dari sisi keadilan apabila konflik hukum terjadi bukan
sekedar antara anak dengan negara atau masyarakat, akan tetapi konflik hukum itu terjadi juga dalam
relasi antaranak yang sama-sama mempunyai hak mendapat perlindungan
Kata Kunci: Pemidanaan, Anak, Narkotika, Hukuman Pelatihan.

1. PENDAHULUAN dan kemudian menjadi dokumen yang berisi


Secara sederhana, pelatihan adalah rekomendasi bagi pemerintah sebagai pemangku
proses pendidikan jangka pendek yang kepentingan yang utama. Namun kerawanan itu
menggunakan prosedur yang sistematis dan tetap biasa atau bertambah, seolah-olah tidak ada
terorganisir. Anak sebagai salah satu sumber yang mengatasinya.
daya manusia dan merupakan generasi penerus Jumlah kasus anak yang berhadapan
bangsa, sudah selayaknya mendapatkan dengan hukum terus meningkat. Komisi
perhatian khusus dari pemerintah, dalam rangka Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
pembinaan anak untuk mewujudkan sumber daya melaporkan, terjadi peningkatan jumlah kasus
manusia yang tangguh serta berkualitas. kekerasan maupun kasus penyalahgunaan
Berkaitan dengan pembinaan anak diperlukan narkoba oleh anak. Dilaporkan, pada 2011 terjadi
sarana dan prasarana hukum guna mengantisipasi 2. 178 kasus, 2012 terjadi 3.512 kasus, 2013
segala permasalahan yang timbul. Sarana dan terjadi 4.011 kasus, dan 2014 terjadi 5.066 kasus.
prasarana yang dimaksud menyangkut Kondisi ini merupakan potret buram masyarakat
kepentingan anak maupun yang menyangkut Indonesia yang terbelenggu oleh kerawanan
penyimpangan sikap dan perilaku yang sosial. Pengelolaan masalah anak yang
menjadikan anak terpaksa dihadapkan ke muka berkonflik dengan hukum belum memberikan
pengadilan. hasil yang baik.
Anak yang berhadapan dengan hukum Penyalahgunaan narkotika tak lagi
dan anak yang berkonflik dengan hukum memandang usia, mulai dari anak-anak, remaja,
semakin banyak terungkap. Media massa orang dewasa hingga orang tua sekalipun tak
melaporkan telah terjadi berbagai kasus yang luput dari jeratan penyalahgunaan narkotika ini.
melibatkan anak, baik sebagai pelaku, korban, Diperkirakan sekitar 1,5 persen dari total
atau sebagai saksi. Masalah anak ini merupakan penduduk Indonesia adalah korban dari
bagian dari kerawanan sosial yang sering dikaji penyalahgunaan narkotika tersebut. Masalah

26
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063

peredaran narkotika ini juga tak kalah pidana narkotika, baik pelaku yang menyuruh
mengkhawatirkan, karena tidak hanya terjadi di lakukan, yang turut serta melakukan dan
kota-kota besar saja juga merambah ke pelosok penganjur maupun pembantu dapat disebut
Indonesia. Sehubungan dengan populasi sebagai pelaku tindak pidana. Keterlibatan anak
penduduk yang sangat besar, melebihi angka dalam tindak pidana narkotika yang menjadi
200.000.000 (dua ratus juta) jiwa, maka kurir narkotika merupakan suatu rangkaian
Indonesia merupakan pasar potensial bagi permufakatan jahat dalam menjalankan
peredaran gelap narkotika. Pada awalnya peredaran narkotika secara ilegal, tetapi dalam
Indonesia hanya sebagai tempat persinggahan kapasitas kategori anak yang menjadi kurir. Hal
lalu lintas perdagangan narkotika, dikarenakan ini merupakan satu hal yang begitu
lokasinya yang strategis. Lambat laun para memprihatinkan, di mana anak tersebut telah
pengedar gelap narkotika ini mulai menjadikan berhadapan dengan hukum dan tergolong telah
Indonesia sebagai pasar incaran untuk melakukan tindak pidana narkotika.
mengedarkan narkotika. Seiring berjalanannya Peran keluarga anak sangatlah penting
waktu Indonesia mulai bertransformasi, tidak untuk mencegah terjadinya seseorang
hanya sebagai tempat peredaran narkotika namun memperalat anak tersebut untuk mengedarkan
juga sudah menjadi tempat menghasilkan narkotika. Anak adalah bagian dari generasi
narkotika. Hal ini terbukti dengan ditemukannya muda yang merupakan potensi dan penerus cita-
beberapa laboratorium narkotika di wilayah cita perjuangan bangsa di masa yang akan
Indonesia. datang. Anak membutuhkan pembinaan dan
Narkotika adalah zat atau obat yang perlindungan khusus dalam menjamin
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental
sintetis maupun semisintetis yang dapat dan sosial secara seimbang. Sungguh ironis
menyebabkan penurunan atau perubahan bahwa seorang Anak yang seharusnya bermain
kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat dan belajar harus menghadapi masalah hukum
menimbulkan ketergantungan. Undang-Undang dan menjalani proses peradilan yang hampir
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang sama prosesnya dengan orang dewasa. Tentu saja
telah mengatur tentang ketentuan pidana bagi hal ini menimbulkan pro kontra. Di satu sisi
siapa saja yang dapat dikenakan pidana beserta banyak pihak yang menganggap menjatuhkan
denda yang harus ditanggung oleh pidana bagi anak adalah tidak bijak, namun ada
penyalahgunaan narkotika atau dapat disebut sebagian yang beranggapan pemidanaan terhadap
sebagai pelaku narkotika. anak penting dilakukan agar sikap buruk anak
Undang-Undang Republik Indonesia tidak terjadi sampai dewasa, artinya agar
Nomor 35 Tahun 2009 Pasal 113 ayat (1) tentang memberi efek jera bagi anak. 1
Narkotika disebutkan bahwa mengimpor, Anak sebagai pelaku tindak pidana
mengekspor, memproduksi, menanam, harus diperlakukan secara manusiawi untuk
menyimpan, mengedarkan, dan mengunakan kepentingan terbaik bagi anak untuk
narkotika tanpa pengendalian dan pengawasan mewujudkan pertumbuhan dan memberikan
yang ketat, serta bertentangan dengan peraturan perkembangan fisik, mental dan sosial. Negara
perundang-undangan yang berlaku adalah dan Undang-Undang wajib memberikan
kejahatan. Dalam undang-undang narkotika perlindungan hukum yang berlandaskan hak-hak
tersebut juga disebutkan bahwa narkotika anak, sehingga diperlukan pemidanaan edukatif
merupakan suatu kejahatan karena sangat terhadap Anak. Permasalahan yang dikemukakan
merugikan dan merupakan bahaya yang sangat ini adalah bagaimana aturan sistem pemidanaan
besar bagi manusia, masyarakat, bangsa, dan sebelum pengaturan Restorative Justice di
Negara serta ketahanan nasional Indonesia. Indonesia dan bagaimana sistem pemidanaan
Untuk mengelabui pihak berwajib, tidak edukatif setelah pengaturan Restorative Justice
jarang para pengedar narkotika memanfaatkan yang tepat ke depannya. 2
anak di bawah umur untuk dijadikan kurir obat- Sistem peradilan Anak wajib
obatan terlarang tersebut. Kurangnya mengutamakan pendekatan keadilan Restoratif
pengetahuan terhadap narkotika, dan sistem peradilan anak dimaksud meliputi:
ketidakmampuan untuk menolak serta melawan
membuat anak di bawah umur menjadi sasaran
bandar narkotika untuk mengedarkan narkotika 1
secara luas dan terselubung. Persoalan ini tentu Serambinews.com,“memahamiana”
menjadi masalah yang sangat serius, karena http://aceh.tribunnews.com/2017/01/26/memaha
dapat menjerumuskan anak dibawah umur dalam mi-nak-yang-berkonflik-hukum , diakses 2
bisnis gelap narkotika. januari 2019, pukul 09.00 WIB.
2
Undang-Undang Narkotika itu tidak Nursariani Simatupang dan
membedakan secara khusus antara pelaku tindak Faisal.2018. Hukum Perlindungan Anak. CV.
Pustaka Prima, Medan, halaman 166.

27
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063

a. Penyidikan dan penuntutan pidana Anak diakukannya, hal ini disebabkan karena anak
yang dilaksanakan sesuai dengan merupakan individu yang belum matang dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan berpikir. Oleh sebab itu dengan memperlakukan
kecuali ditentukan lain dalam undang- anak itu sama dengan orang dewasa maka
undang ini; dikhawatirkan si anak akan dengan cepat meniru
b. Persidangan anak yang dilakukan oleh perlakuan dari orang-orang dekatnya.
pengadilan di lingkungan peradilan Anak yang berhadapan dengan hukum
umum; dan pembinaan, pembimbingan, adalah anak yang berkonflik dengan hukum,
pengawasan dan/atau pendampingan Anak yang menjadi korban tindak pidana, anak
selama proses pelaksanaan pidana atau yang menjadi saksi tindak pidana. Anak
tindakan dan setelah menjalani pidana berhadapan dengan hukum selanjutnya disebut
atau tindakan. adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas)
Pada hakekatnya, segala bentuk Tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas)
penanganan terhadap anak yang menghadapi tahun yang diduga melakukan tindak pidana.
masalah hukum dalam hal ini menghadapai Anak yang menjadi korban tindak pidana yang
masalah mengedarkan narkotika harus dilakukan disebut sebagai anak korban adalah anak yang
dengan memprioritaskan kepentingan terbaik belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang
untuk si anak. Oleh karena itu keputusan yang mengalami penderitaan fisik, mental atau
diambil dalam kasus tersebut harus adil dan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh tindak
proposional tidak semata-mata dilakukan atas pidana. Anak yang menjadi saksi adalah belum
pertimbangan hukum tapi juga berumur 18 (delapan belas) tahun yang dapat
mempertimbangkan faktor lain seperti kondisi memberikan keterangan guna kepentingan
lingkungan sekitar, status sosial anak, dan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di
keadaan keluarga. Jadi, perlakuan hukum pada sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana
anak di bawah umur pada kasus perdagangan yang didengar, dilihat dan atau dialaminya
narkotika sudah selayaknya mendapatkan sendiri. Hakikatnya, ruang lingkup pengaturan
perhatian yang serius. anak, anak saksi dan anak korban dalam Sistem
Kemampuan anak yang masih terbatas Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan
dan tidak sesempurna orang dewasa harus proses penyelesaian perkara anak berhadapan
diperhatikan oleh aparat penegak hukum dalam dengan hukum, mulai tahap penyelidikan sampai
menerapkan pemidanaan bagi anak pelaku tindak dengan tahap pembimbingan setelah menjalani
pidana narkotika. Dikeluarkannya Undang- pidana.
Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang sistem Dimensi utama subtansial disahkannya
peradilan pidana anak sebagaimana pengganti Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak
dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 oleh pembentuk Undang-Undang adalah untuk
tentang pengadilan anak akan memberikan menjaga harkat dan martabat anak, Anak berhak
penerapan pemidanaan yang lebih bersifat mendapat perlindungan khusus, terutama
membina dan melindungi terhadap anak pelaku perlindungan hukum dalam sistem peradilan.
tindak pidana. Pertanggung jawaban pidana anak Dengan demikian, diharapkan diharapkan kepada
sebagai kurir narkotika adalah kewajiban untuk penegak hukum yang menangani perkara anak,
menanggung suatu perbuatan yang melanggar mulai dari tingkat penyidikan sampai tingkat
tindak pidana yang dilakukan oleh anak sebagai persidangan, untuk mendalami masalah anak.
seseorang yang diutus untuk menyampaikan agar nantinya anak, setelah perkaranya diputus,
narkotika. anak tersebut baik secara fisik dan mental siap
Penegak hukum dalam memproses dan menghadapi masa depannya secara lebih baik.
memutuskan harus yakin benar bahwa keputusan Berdasarkan penjatuhan pidana
yang diambil akan menjadi satu dasar yang kuat subsider wajib latihan kerja oleh hakim hanya
untuk mengembalikan dan mengatur anak diberikan dalam hal anak dijatuhi pidana
menuju masa depan yang baik untuk kumulatif penjara dan denda. Bila mana denda
mengembangkan dirinya sebagai warga tidak dibayar maka anak wajib melaksanakan
masyarakat yang bertanggungjawab bagi latihan kerja (Pasal 28 Undang-Undang Nomor 3
kehidupan bangsa. Sistem Pemidanaan itu sendiri Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak Jo Pasal
berorientasi kepada individu pelaku atau biasa 71 ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun
disebut pertanggungjawaban individual atau 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak)
personal (individual responbility) dimana pelaku paling lama 90 (sembilan puluh) hari dan lama
dipandang sebagai individu yang mampu untuk latihan kerja tidak lebih dari 4 (empat) jam sehari
bertanggung jawab penuh terhadap perbuatan serta tidak dilakukan pada malam hari, dimana
yang dilakukannya. Sedangkan Anak merupakan bertujuan untuk memberikan keterampilan
individu yang belum dapat menyadari secara kepada anak sebagai bekal untuk kembali pada
penuh atas tindakan atau perbuatan yang masyarakat.

28
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063

Konsep pidana subsider wajib latihan Berdasarkan Undang-Undang Nomor


kerja ditujukan untuk menciptakan anak yang 23 tahun 2002 tentang perlindungan Anak
berasal dari keluarga tidak mampu dapat mandiri sebagaimana diubah oleh Undang-Undang
sebagai seorang yang profesional dibidangnya. Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas
Oleh karena itu, masalah dalam tulisan ini untuk Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang
mengukur apakah pelaksanaan pidana subsider perlindungan Anak pada tingkat penyidikan,
latihan kerja sudah efektif atau tidak. Hasil penuntutan, dan pemeriksaan perkara Anak di
penelitian menunjukan pelaksanaan pidana pengadilan negeri wajib diupayakan diversi.
subsider wajib latihan kerja sepenuhnya menjadi Namun diversi hanya dapat dilakukan dengan
tanggungjawab pihak swasta tanpa adanya syarat yakni dalam hal tindak pidana yang
program latihan kerja dan tidak adanya dilakukan diancam dengan pidana penjara di
pengawasan intensif oleh Dinas Sosial. bawah 7 (tujuh) tahun dan perbuatan yang
Menurut Pasal 64 ayat (2) huruf b dilakukan si anak bukan merupakan pengulangan
dimaksud dalam Pasal 59 Undang-Undang tindak pidana.
Nomor 35 Tahun 2014 Perlindungan Khusus Sistem peradilan pidana anak upaya
Bagi Anak Yang Berhadapan dengan hukum diversi dilakukan untuk menghindari dan
dilakukan melalui: menjauhkan anak dari proses peradilan sehingga
a. Perlakuan secara manusiawi dengan dapat menghindari stigmatisasi terhadap anak
memperhatikan kebutuhan sesuai dengan yang berhadapan dengan hukum dan diharapkan
umurnya; anak dapat kembali ke dalam lingkungan sosial
b. Pemisahan dari orang dewasa; secara wajar. Proses diversi dilakukan dengan
c. Pemberian bantuan hukum dan bantuan melalui musyawarah yang melibatkan anak dan
lain secara efektif; orang tua/walinya, pembimbing kemasyarakatan,
d. Pemberlakuan kegiatan rekresional; dan pekerja sosial profesional, yang dilakukan
e. Pembebasan dari penyiksaan, dengan pendekatan keadilan restoratif. 3
penghukuman, atau perlakuan lain yang Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di
kejam, tidak manusiawi serta atas, maka rumusan masalah yang diajukan
merendahkan martabat dan derajatnya; dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana
f. Penghindaran dari penjatuhan pidana mati sistem pemidanaan sebagai hukuman pelatihan
dan/ atau pidana seumur hidup; bagi Anak pengedar narkotika?
g. Penghindaran dari penangkapan,
penahanan atau penjara, kecuali sebagai 2. METODE PENELITIAN
upaya terakhir dan dalam waktu yang Metode penelitian merupakan peranan
paling singkat; penting dalam suatu faktor permasalahan untuk
h. Pemberian keadilan dimuka pengadilan mendapatkan data dalam memecahkan masalah,
anak yang objektif, tidak memihak, dan dalam hal ini penelitian merupakan suatusarana
dalam sidang yang tertutup untuk umum; untuk mengembangkan ilmu pengetahuan baik
i. Penghindaran dari publikasi atas dari segi teoritis maupun praktis. Penelitian
identitasnya; merupakan suatu bagian pokok dari ilmu
j. Pemberian pendampingan orang tua/wali pengetahuan, yang bertujuan untuk lebih
dan orang yang dipercaya oleh anak; mengetahui dan lebih memperdalami segala segi
kehidupan. 4
Ancaman pidana penjara yang dapat Penelitian ini menggunakan pendekatan
dijatuhkan kepada Anak paling lama 1/2 (satu yuridis normatif. Penelitian hukum normatif
perdua) dari maksimum ancaman pidana penjara disebut juga penelitian hukum doktrinal, dimana
bagi orang dewasa. Artinya, ancaman pidana hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertuliskan
bagi anak yang menjadi kurir narkotika adalah peraturan perundang-undangan (law in books),
setengah dari ancaman pidana yang terdapat dan penelitian terhadap sistematika hukum dapat
dalam Undang-Undang Narkotika.Terhadap dilakukan pada peraturan perundang-undangan
anak-anak yang menjadi kurir atau perantara
narkotika, harus didasarkan pada mekanisme
yang diatur dalam Undang-Undang Perlindungan
anak dan Undang-Undang Sistem Peradilan 3
Anak. Penegakan hukum bagi pelaku yang masih Defenisipelatihan,https://www.google.c
berusia di bawah, terdapat ketentuan khusus o.id/search?safe=strict&ei=gh9bXPSlO8XkvgS
yang dinamakan dengan diversi, yakni N0ZyICw&q=hukuman+pelatihan+bagi+anak&
pengalihan penyelesaian perkara Anak dari oq=hukuman+pelatihan+bagi+anak&gs_l=psy-,
proses peradilan pidana ke proses di luar diakses 7 february 2019 pukul 22.00 Wib.
4
peradilan pidana. Soerjono Soekamto. 2014. Pengantar
Penelitian Hukum. Jakarta: UI-PRESS, halaman
3.

29
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063

tertentu atau hukum tertulis.5 Penelitian ini peringatan merupakan pidana ringan yang tidak
bersifat deskriptif yaitu metode pengumpulan mengakibatkan pembatasan kebebasan Anak.
fakta ditujukan untuk mempelajari permasalahan Pidana dengan syarat dapat dijatuhkan
yang timbul di masyarakat serta proses yang oleh hakim dalam hal pidana penjara yang
tengah berlangsung dalam masyarakat. Peneltian dijatuhkan paling lama 2 (dua) tahun. Dalam
ini merupakan penelitian hukum yuridis putusan pengadilan mengenai pidana dengan
normatif. Sehingga yang menjadi suber data syarat ditentukan syarat umum dan syarat
dalam penelitian ini terdiri dari, data yang khusus.
bersumber dari hukum islam yaitu Al-qur’an dan 1. Syarat umum adalah anak tidak akan
hadist(Sunnah Rasul), data sekunder yaitu data melakukan tindak pidana lagi selama
pustaka yang mencakup dokumen yang terdiri menjalani masa pidana dengan syarat.
dari tiga bahan hokum, bahan hukum primer 2. Syarat khusus adalah untuk melakukan
yaitu berupa peraturan perundang-undangan, atau tidak melakukan hal tertentu yang
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang ditetapkan dalam putusan hakim dengan
Perlindungan Anak, Undang-Undang Nomor 11 tetap memperhatikan kebebasan anak.
Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Masa pidana dengan syarat khusus lebih
Tentang Narkotika, bahan hukum sekunder yaitu lama daripada masa pidana dengan syarat umum,
terdiri atas buku-buku, karya ilmiah, jurnal jangka waktu masa pidana dengan syarat adalah
ilmiah, bahan hukum tersier yaitu penjelasan paling lama 3 (tiga) tahun. Selama menjalani
terhadap bahan hukum primer dan sekunder masa pidana dengan syarat, penuntut umum
terdiri dari kamus hukum,Internet dan melakukan pengawasan dan pembimbing
sebagainya. kemasyarakatan melakukan pembimbingan agar
Anak menempati persyaratan yang telah
3. HASIL PENELITIAN dan ditetapkan.
PEMBAHASAN Selama Anak menjalani pidana dengan
Anak yang melakukan tindak pidana syarat, Anak harus mengikuti wajib belajar 9
dapat dikenakan sanksi pidana pidana, yaitu (sembilan) tahun. Dalam hal hakim memutuskan
berupa pidana pokok dan pidana tambahan. bahwa anak dibina di luar lembaga, maka
Pidana pokok bagi anak ditentukan dalam Pasal lembaga tempat pendidikan dan pembinaan
71 Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana ditentukan dalam putusan hakim. Pidana
Anak. Adapun pidana pokok yang dapat pembinaan di luar lembaga yang dijatuhkan
dijatuhkan kepada Anak adalah: kepada anak dapat berupa keharusan:
a. Pidana peringatan a. Mengikuti program pembimbingan dan
b. Pidana dengan syarat: penyuluhan yang dilakukan oleh pejabat
1) Pembinaan di luar lembaga; pembina;
2) Pelayanan masyarakat; atau b. Mengikuti terapi di rumah sakit jiwa;
3) Pengawasan atau
c. Pelatihan kerja; c. Mengikuti terapi akibat penyalahgunaan
d. Pembinaan dalam lembaga; dan alkohol, narkotika, psikotropika, dan zat
e. Penjara. adiktif lainnya.
Pidana tambahan yang dapat diberikan Jika selama pembinaan Anak melanggar
kepada Anak terdiri atas: syarat khusus yang telah ditentukan, maka
a. Perampasan keuntungan yang diperoleh pejabat pembina dapat mengusulkan kepada
dari tindak pidana; atau hakim pengawas untuk memperpanjang masa
b. Pemenuhan kewajiban adat. pembinaan yang lamanya tidak melampaui
maksimum 2 (dua) kali masa pembinaan yang
Apabila dalam hukum materiil diancam belum dilaksanakan.Pidana pelayanan
pidana kumulatif berupa penjara dan denda, masyarakat merupakan pidana yang
pidana denda diganti dengan pelatihan kerja. dimaksudkan untuk mendidik Anak dengan
Pidana yang dijatuhkan kepada Anak dilarang meningkatkan kepeduliannya pada kegiatan
melanggar harkat dan maartabat Anak. masyarakat yang positif. Jika anak tidak
Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan tata memenuhi seluruh atau sebagian kewajiban
cara pelaksanaan pidana bagi Anak selanjutnya dalam menjalankan pidana pelayanan masyarakat
diatur dengan peraturan pemerintah. Pidana tanpa alasan yang sah, pejabat pembina dapat
mengusulkan kepada hakim pengawas untuk
memerintahkan anak tersebut mengulangi
5
seluruh atau sebagian pidana pelayanan
Fakultas hukum Universitas masyarakat yang dikenakan terhadapnya.
Muhammadiyah Sumatera Utara, Dkk, Op Cit,
halaman 19.

30
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063

Pidana pelayanan masyarakat untuk Pidana penjara terhadap anak hanya


anak dijatuhkan paling singkat 7 (tujuh) jam dan digunakan sebagai upaya terakhir. Jika tindak
paling lama 120 (seratus dua puluh) jam. Pidana pidana yang dilakukan anak merupakan tindak
pengawasan yang dapat dijatuhkan kepada anak pidana yang diancam dengan pidana mati atau
minimal 3 (tiga) bulan dan maksimal 2 (dua) pidana penjara seumur hidup, pidana yang
tahun. Dalam hal anak dijatuhi pidana dijatuhkan adalah pidana penjara paling lama 10
pengawasan, Anak akan ditempatkan di bawah (sepuluh) tahun. Anak yang melakukan tindak
pengawasan penutut umum dan dibimbing oleh pidana selain dapat dikenakan sanksi pidana juga
pembimbing kemasyarakatan. dapat dikenakan tindakan.
Seperti pada Pasal 78 Undang-Undang Pasal 21 Undang-Undang Sistem
Sistem Peradilan Pidana Anak, sebagai berikut: Peradilan Pidana Anak menyatakan bahwa dalam
1) Pidana pelatihan kerja sebagaimana hal Anak belum berumur 12 (dua belas) tahun
dimaksud dalam pasal 71 ayat (1) huruf melakukan atau diduga melakukan tindak pidana,
c dilaksanakan di lembaga yang penyidik, pembimbing kemasyarakatan, dan
melaksanakan pelatihan kerja yang pekerja sosial profesional mengambil keputusan
sesuai dengan usia anak. untuk:
2) Pidana pelatihan kerja sebagaimana a. Menyerahkan kembali kepada orang
dimaksud pada ayat (1) dikenakan tua/wali; atau
paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling b. Mengikutsertakan dalam program
lama 1 (satu) tahun. pendidikan, pembinaan, dan
pembimbingan di instansi pemerintah atau
Pidana pembatasan kebebasan LPKS di instansi yang menangani bidang
diberlakukan dalam hal anak melakukan tindak kesejahteraan sosial, baik di tingkat pusat
pidana berat atau tindak pidana yang disertai maupun daerah, paling lama 6 (enam)
dengan kekerasan. Pidana pembatasan kebebasan bulan.
yang dijatuhkan terhadap anak paling lama ½
(satu perdua) dari maksimum pidana penjara Pasal 69 Undang-Undang Nomor 11
yang diancamkan terhadap orang dewasa. Tahun 2102 Sistem Peradilan Pidana Anak
Minimum khusus pidana penjara tidak berlaku menyatakan bahwa anak yang belum berusia 14
terhadap anak. Ketentuan mengenai pidana (empat belas) tahun hanya dapat dikenai
penjara dalam Kitab Undang-Undang Hukum tindakan. Pasal 82 Undang-Undang Sistem
Pidana(KUHP) berlaku juga terhadap anak Peradilan Pidana Anak menyatakan bahwa
sepanjang tidak bertentangan dengan Undang- tindakan yang dapat dikenakan kepada anak
Undang Sistem Peradilan Pidana Anak. Pidana meliputi:
pembinaan di dalam lembaga dilakukan di a. Pengembalian kepada orang tua/wali;
tempat pelatihan kerja atau lembaga pembinaan b. Penyerahan kepada seseorang;
yang diselenggarakan, baik oleh pemerintah c. Perawatan di rumah sakit jiwa;
maupun swasta. d. Perawatan di LPKS;
Pidana pembinaan di dalam lembaga e. Kewajiban mengikuti pendidikan
dijatuhkan apabila keadaan dan perbuatan anak formal dan/atau pelatihan yang
tidak membahayakan masyarakat. Pembinaan diadakan oleh pemerintah atau badan
dalam lembaga dilaksanakan paling singkat 3 swasta;
(tiga) bulan dan paling lama 24 (dua puluh f. Pencabutan surat izin mengemudi;
empat) bulan. Anak yang menjalani ½ (satu dan/atau
perdua) dari lamanya pembinaan di dalam g. Perbaikan akibat tindak pidana.
lembaga dan tidak kurang dari 3 (tiga) bulan
berkelakuan baik berhak mendapatkan Tindakan yang diberikan kepada anak
pembebasan bersyarat. karena telah melakukan tindak pidana dikenakan
Anak dijatuhi pidana penjara di paling lama 1 (satu) tahun. Tindakan dapat
Lembaga Pembinaan Khusus Anak apabila dijatuhkan oleh penuntut umum dalam
keadaan dan perbuatan anak akan tuntutannya, kecuali tindak pidana diancam
membahayakan masyarakat. Pidana penjara yang dengan pidana penjara paling singkat 7 (tujuh)
dapat dijatuhkan kepada anak paling lama ½ tahun. Tindakan penyerahan anak kepada
(satu perdua) dari maksimum ancaman pidana seseorang dilakukan untuk kepentingan anak
penjara bagi orang dewasa. pembinaan di yang bersangkutan. Tindakan perawatan
Lembaga Pembinaan Khusus Anak dilaksanakan terhadap anak dimaksudkan untuk membantu
sampai anak berumur 18 (delapan belas) tahun.
Anak yang telah menjalani ½ (satu perdua) dari
lamanya pembinaan dan berkelakuan baik berhak
mendapatkan pembebasan bersyarat.

31
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063

orang tua/wali dalam mendidik dan memberikan menangani Anak berhadapan dengan hukum.
pembimbingan kepada anak yang bersangkutan.6 Konkretnya, di satu sisi diversi imperatif
Menurut Pasal 60 ayat (1) Undang- dilakukan khusus terhadap tindak pidana penjara
Undang Nomor 11 Tahun 2012 Lembaga di bawah 7(tujuh) tahun, di sisi lainnya tidak
Pembinaan Khusus Anak adalah tempat dilaksanakan dalam hal tindak pidana yang
pembinaan dan pendidikan bagi anak pidana, dilakukan diancam dengan pidana penjara 7
Anak Negara dan Anak sipil. Penempatan ini (tujuh) tahun atau lebih. Seharusnya, Undang-
dilakukan terpisah dari narapidana dewasa. Bagi Undang Sistem Peradilan Pidana Anak yang
anak yang ditempatkan di Lembaga Pembinaan menganut filosofis untuk kepentingan terbaik
Khusus Anak berhak untuk memperoleh bagi anak, maka seyogyanya diversi dilakukan
pendidikan dan latihan, baik formal maupun untuk semua tindak pidana yang dilakukan oleh
informal sesuai bakat, dan kemampuannya serta anak. tegasnya, diversi tidak hanya dilaksanakan
memperoleh hak-hak lainnya. dalam hal tindak pidana yang dilakukan diancam
Diversi merupakan hal yang wajib dengan pidana penjara di bawah 7 (tujuh) tahun.
diupayakan pada setiap tingkat pemeriksaan, dan Persoalan pelaku tindak pidana anak,
bahkan ketentuan Pasal 95 Undang-Undang bukan hanya persoalan di Indonesia saja tetapi,
Sistem Peradilan Pidana Anak memberikan merupakan masalah dunia, terdapat perilaku anak
ancaman sanksi administratif bagi pejabat atau yang dianggap menyimpang oleh masyarakat di
petugas yang melanggar mengupayakan diversi sekitarnya. Sehubungan dengan hal itu United
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- Nations Children fund (UNICEF)
undangan. Dalam praktik peradilan, proses mengembangkan konsep Restoratif Justice untuk
diversi apabila berhasil ditindaklanjuti dengan melindungi pelaku tindak pidana anak. konsep
hasil kesepakatan diversi, kemudian semuanya Restoratif Justice menitik beratkan kepada
dicatat pada Register kesepakatan diversi yang keadilan yang dapat memulihkan, yaitu
ada pada pengadilan Negeri setempat. memulihkan bagi pelaku tindak pidana Anak,
Pemilihan kebijakan pembentuk korban dan masyarakat yang terganggu akibat
Undang-Undang yang menerapkan diversi adanya tindak pidana tersebut.
menurut penulis sebenarnya menimbulkan Proses pemulihan menurut konsep
adanya beberapa implikasi dan problematika. Restoratif Justice adalah melalui diversi, yaitu
Pertama, berpotensi melanggar hak anak yang pengalihan atau pemindahan dari proses
berhadapan dengan hukum karena pembentuk peradilan ke dalam proses alternatif penyelesaian
Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak perkara, yaitu melalui musyawarah pemulihan
tidak mengatur secara eksplisit klausula, Anak atau mediasi. Langkah pengalihan dibuat untuk
yang telah mengaku bersalah melakukan tindak menghindarkan anak dari tindakan hukum
pidana/kejahatan, sebagai salah satu syarat selanjutnya dan untuk dukungan komunitas, di
penentu atau pertimbangan untuk dilakukannya samping itu pengalihan bertujuan untuk
diversi. Kedua, kewajiban pelaksanaan diversi mencegah pengaruh negatif dari tindakan hukum
senyatanya melanggar hak Anak atas asas berikutnya yang dapat menimbulkan
praduga tak bersalah (asas presumption of stigmatisasi. Pengalihan dapat dilakukan atas
innouncence). Ketiga, kewajiban pelaksanaan dasar kewenangan diskresi dari penyidik atau
diversi melanggar hak anak atas peradilan yang penuntut umum atau hakim, sesuai dengan
adil dan tidak memihak (fair trial). Keempat, tingkat pemeriksaan melalui suatu penetapan.
diversi hanya dilaksanakan dalam hal tindak Apabila perkaranya tidak dapat diselesaikan
pidana yang diancam dengan pidana penjara di secara mediasi Sistem Peradilan Pidana Anak
bawah 7(tujuh) tahun dan bukan merupakan harus mengacu pada due process of law,
pengulangan tindak pidana sebagaimana sehingga hak asasi Anak yang diduga melakukan
ditentukan Pasal 7 ayat (2) huruf a dan b tindak pidana dan/atau telah terbukti melakukan
Undang-Undang Sisitem Peradilan Pidana Anak. tindak pidana dapat dilindungi.
Khusus konteks diversi yang Hakim Anak dalam menjatuhkan
dilaksanakan terhadap tindak pidana penjara di putusannya terhadap kasus yang dilakukan oleh
bawah 7(tujuh) tahun ternyata pembentuk Anak, putusan hakim seperti halnya perkara-
Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak perkara diatas yaitu menjatuhkan pidana penjara
telah menimbulkan ambiguitas polarisasi dan denda dengan subsidair wajib latihan kerja,
pemikiran sehingga secara tidak langsung akan tetapi di dalam Diktum Putusan Hakim
bersikap diskriminatif yaitu dengan cara tidak mencantumkan lembaga mana yang harus
menerapkan perlakuan berbeda dalam hal melaksanakan wajib latihan kerja tersebut, sesuai
dengan Pasal 32 Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
6
Anak yang menyatakan bahwa “Apabila hakim
Nursariani Simatupang dan Faisal, memutuskan bahwa anak nakal wajib mengikuti
Op.Cit., halaman 181.

32
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063

pendidikan, pembinaan, dan latihan kerja, Hakim Dalam melakukan diversi, Pasal 9 ayat
dalam keputusannya sekaligus menentukan (1) huruf a Undang-Undang Nomor 11 Tahun
lembaga tempat pendidikan, pembinaan dan 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
latihan kerja tersebut dilaksanakan.7 ditentukan bahwa penyidik, penuntut umum,
Untuk pembinaan kesadaran hukum hakim harus mempertimbangkan Antara lain
para narapidana anak, pelaksanaanya dilakukan sebagai berikut;
melalui penyuluhan hukum yang bertujuan untuk a. Kategori tindak pidana
mencapai kesadaran patuh hukum yang tinggi b. Umur Anak
sehingga sebagai anggota masyarakat, mereka c. Hasil penelitian kemasyarakatan dari
menyadari hak dan kewajibannya dalam rangka Balai Pemasyarakatan(BAPAS)
turut menegakkan hukum dan keadilan, d. Dukungan lingkungan keluarga dan
perlindungan terhadap harkat dan martabat masyarakat.
manusia, ketertiban, ketentraman, kepastian Pertimbangan tersebut harus
hukum dan terbentuknya perilaku warga negara diperhatikan oleh penyidik,penuntut umum, dan
indonesia yang taat kepada hukum, sehingga hakim dalam melaksanakan diversi. Disamping
tumbuh sikap dan perilaku mereka yang tertib, itu sebagaimana ketentuan dalam Pasal 9 ayat (2)
disiplin serta mampu menggalang Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 bahwa
kesetiakawanan sosial. 8 kesepakatam diversi harus mendapat persetujuan
Undang-Undang Sistem Peradilan korban atau keluarga anak korban serta kesedian
Pidana Anak menitikberatkan adanya penguatan anak dan keluarganya ,kecuali untuk:
peran petugas kemasyarakatan. Petugas a. Tindak pidana yang berupa
kemasyarakatan terdiri dari pembimbing pelanggaran.
kemasyarakatan, pekerja sosial profesional, dan b. Tindak pidana ringan.
tenaga kesejahteraan sosial. Pembimbing c. Tindak pidana tanpa korban.
kemasyarakatan memiliki peran sentral dalam d. Nilai kerugian korban tidak lebih dari
proses peradilan pidana, khusunya dalam nilai upah minimum provinsi setempat.
penyusunan penelitian kemasyarakatan, Meskipun dalam melakukan diversi
pendampingan, dan pengawasan terhadap anak. terhadap Anak seperti yang disebutkan dalam
penyidik diwajibkan untuk meminta Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11
pertimbangan dan saran dari pembimbing Tahun 2012 tidak harus mendapatkan
kemasyarakatan. Penelitian kemasyarakatan persetujuan korban atau keluarga Anak korban
merupakan hal yang wajib untuk diperhatikan serta kesediaan Anak dan keluarganya. 10
dalam setiap proses peradilan pidana anak. Hakim yang telah menjatuhkan putusan
Dalam hal putusan pengadilan tidak pidana demi perbaikan Anak, harus mengetahui
mempertimbangkan penelitian kemasyarakatan, keadaan orang tua, panti-panti atau lembaga
putusan tersebut menjadi batal demi hukum ( pendidikan, sehingga anak betul-betul dapat
nietigheid van rechtswege ). Pekerja sosial menjadi baik dan tidak hilang kepercayaan baik
profesional dan tenaga kesejahteraan sosial kepada diri sendiri, kepada orang
diantaranya bertugas untuk membuat laporan tuanya/wali/orang tua asuhnya. Petugas
sosial sebagai informasi yang dibutuhkan pembimbing kemasyarakatan harus membantu
penyidik dalam melakukan pemeriksaan terhadap hakim mendapatkan keterangan-keterangan
anak korban dan atau saksi. Laporan sosial tersebut. Pembimbing kemasyarakatan perlu
merupakan hal yang sangat penting, sehingga menunjukkan kesungguhan dalam mendengarkan
terhadap penyidik yang tidak meminta laporan yang diutarakan oleh klien. Pembimbing
sosial dapat dikenakan sanksi administratif. 9 kemasyarakatan harus mengadakan hubungan
yang baik dan sifatnya disengaja dalam
mengadakan wawancara dengan klien, keluarga
klien dan masyarakat di lingkungan klien.
7 Pembimbing kemasyarakatan terlebih dahulu
Lina anggraini, wajib latihan kerja
membuat suatu perjanjian agar diketahui bahwa
sebagai latihan alternatif sebagai sistem
pertemuan yang dilaksanakan adalah pertemuan
peradilan pidana anak (Studi Kasus Pada
yang disengaja. Ditentukan waktu dan tempat
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Pontianak),
pertemuan. Pembimbing kemasyarakatan
dikutip dalam jurnal. 13 February 2019. halaman
menciptakan hubungan mesra, sahingga klien
24.
8 merasa tenang dan dapat menceritakan segala
Wagiati Soetedjo. 2013. Hukum
Pidana Anak. Bandung: PT Reflika Aditama,
halaman 93.
9 10
Lilik Mulyadi. 2014.Wajah Sistem R, Wiyono. 2015. Sistem Peradilan
Peradilan Pidana Anak Indonesia, Bandung : Pidana Anak Di Indonesia: Sinar Grafika,
PT Alumni Bandung, halaman 38. Jakarta, halaman 54.

33
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063

penderitaan bahkan masalah-masalah yang bertambah baik walaupun mungkin jumlah


dihadapinya. pelanggaran terhadap peraturan-peraturan itu
Balai pemasyarakatan merupakan salah bertambah. 12
satu unit pelaksana teknis dari direktorat jenderal
pemasyarakatan, yang merupakan pelaksana 4. SIMPULAN dan SARAN
sistem pemasyarakatan di luar lembaga Faktor dalam pelaksanaan hukuman
pemasyarakatan. Salah satu tugasnya adalah pelatihan sebagai sistem pemidanaan bagi anak
membuat penelitian kemasyarakatan. Penelitian pengedar narkotika yaitu faktor intelegensia,
kemasyarakatan atau case studyini penting faktor usia, faktor kedudukan anak dalam
sebagai metode pendekatan dalam rangka keluarga, faktor pendidikan dan sekolah,
pembinaan pelanggar hukum. Mengingat penting Sertadalam undang-undang narkotika itu tidak
dan besarnya kegunaan pembuatan penelitian membedakan secara khusus antara pelaku tindak
kemasyarakatan atau case study dalam pidana narkotika, baik pelaku yang menyuruh
membantu hakim untuk membuat suatu putusan lakukan, yang turut serta melakukan dan
yang tepat dan seadil-adilnya, dan untuk penganjur maupun pembantu dapat disebut
menentukan terapi pembinaan, isi laporan sebagai pelaku tindak pidana. Keterlibatan anak
penelitian kemasyarakatan ini harus bisa dalam tindak pidana narkotika yang menjadi
memberikan gambaran tentang latar belakang kurir narkotika merupakan suatu rangkaian
kehidupan klien, baik dimasa lalu maupun permufaktan jahat dalam menjalankan peredaran
setelah menjadi klien. Segala masalah yang narkotika secara ilegal, tetapi dalam kapasitas
terkandung di dalam kehidupannya serta kategori anak yang menjadi kurir. Hal ini
lingkungan sosialnya dapat dicakup dalam isi merupakan satu hal yang begitu memprihatinkan,
laporan penelitian kemasyarakatan, meliputi: di mana anak tersebut telah berhadapan dengan
a. Para pelanggar hukum anak-anak atau hukum dan tergolong telah melakukan tindak
orang dewasa baik yang masih status pidana narkotika. Tindakan hukum yang
tahanan maupun yang sudah mendapat diberlakukan terhadap mereka harus lebih
putusan (vonis) hakim dan anak nakal mengedepankan pembinaan dan pemulihan hak-
yang oleh orang tuanya tidak sanggup lagi hak mereka, tanpa harus dikenai tindakan hukum
mengasuhnya dan memohon kepada yang berlebihan. Akan menjadi persoalan yang
hakim agar pengasuhnya diserahkan rumit dari sisi keadilan apabila konflik hukum
kepada negara, (anak sipil). terjadi bukan sekedar antara anak dengan negara
b. Terpidana yang diusulkan lepas dengan atau masyarakat, akan tetapi konflik hukum itu
bersyarat. terjadi juga dalam relasi antaranak yang sama-
Bimbingan kemasyarakatan merupakan sama mempunyai hak mendapat perlindungan.
pembinaan di luar lembaga pemasyarakatan.
Bimbingan kemasyarakatan ditujukan kepada SARAN
seseorang yang tidak dapat menjalankan fungsi Perlu adanya pengaturan khusus tentang
sosialnya dalam masyarakat. Bimbingan undang-undang narkotika yang tidak
kemasyarakatan adalah daya upaya yang membedakan secara khusus antara pelaku tindak
dilakukan terhadap terpidana bersyarat anak dan pidana narkotika, baik yang menyuruh lakukan,
anak didik dalam menghindari terjadinya yang turut serta melakukan dan penganjur
pengulangan kembali pelanggaran hukum yang maupun pembantu dapat disebut pelaku tindak
dilakukannya. Upaya tersebut mengikutsertakan pidana.
unsur-unsur masyarakat untuk menyesuaikan
kembali hubungan antara terpidana dengan DAFTAR PUSTAKA
keluarganya serta hubungan narapidana dengan Fakultas hukum. 2018. Pedoman penulisan tugas
masyarakat.11 akhir mahasiswa, Medan: Fakultas
Demikian juga masyarakat, seiring Hukum.
dengan kemajuan yang dialami masyarakat Leden Marpaung. 2009. Asas-Teori-Praktik
dalam berbagai bidang, bertambah juga Hukum Pidana. Jakarta. Sinar Grafika.
peraturan-peraturan hukum. Penambahan Lilik Mulyadi. 2014.Wajah Sistem Peradilan
peraturan hukum itu tidak dapat dicegah karena Pidana Anak Indonesia, Bandung : PT
masyarakat berharap dengan bertambahnya Alumni Bandung.
peraturan tersebut, kehidupan dan keamanan Maidin Gultom. 2014.Perlindungan Hukum
Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan

11
Maidin Gultom. 2014.Perlindungan
12
Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan Leden Marpaung. 2009. Asas-Teori-
Anak di Indonesia, Bandung, PT Reflika Praktik Hukum Pidana. Jakarta. Sinar Grafika.
Aditama halaman 181 Halaman 1.

34
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063

Anak di Indonesia, Bandung, PT Reflika “defenisi hukuman pelatihan bagi anak”,


Aditama. melalui
Nursariani Simatupang dan Faisal. 2017. ,https://www.google.co.id/search?safe=s
Kriminologi suatu pengantar. Medan: trict&ei=gh9bXPSlO8XkvgSN0ZyICw
CV. Pustaka Prima. &q=hukuman+pelatihan+bagi+anak&o
Soerjono Soekanto. 2014. Pengantar Penelitian q=hukuman+pelatihan+bagi+anak&gs_l
Hukum. Jakarta: UI-PRESS =psy-, diakses 7 february 2019 pukul
Wagiati Sutedjo. 2013. Hukum Pidana Anak. 22.00 Wib.
Bandung: PT Reflika Aditama.
Lina anggraini, wajib latihan kerja sebagai “Serambinews.com,“memahami anak yg
latihan alternatif sebagai sistem berkonflik hukum”
peradilan pidana anak (Studi Kasus http://aceh.tribunnews.com/2017/01/26/
Pada Lembaga Pembinaan Khusus Anak memahami-anak-yang-berkonflik-
Pontianak), dikutip dalam jurnal hukum , diakses 2 januari 2019, pukul
09.00 WIB.

35

Anda mungkin juga menyukai