Anda di halaman 1dari 5

ANALISA KASUS “MARAKNYA PEREDARAN NARKOBA PADA ANAK DI BAWAH UMUR DI

PASURUAN” BERDASARKAN TEORI SOSIOLOGI HUKUM

Penyalahgunaan narkoba ini merupakan kejahatan kemanusiaan dan masalah sosial akut yang merusak
sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu ada Undang-Undang yang
mengatur tentang sanksi bagi penyalahguna Narkoba yaitu Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
(“UU Narkotika”). Dalam tugas kali ini artikel “Maraknya Peredaran Narkoba Pada Anak Di Bawah Umur Di
Pasuruan” akan dianalisis berdasarkan teori sosioogi hukum. Berkaitan dengan tugas UTS yang menunjukkan
terjadinya keronggangan hukum di dalam masyarakat hingga munculnya kasus penyalahgunaan serta pengedaran
narkoba marak terjadi pada anak remaja dibawah umur. Polres Pasuruan Jawa Timur berhasil mengungkap 16
kasus penyalahgunaan narkoba. Total 23 tersangka berhasil ditangkap. Data tersebut merupakan kinerja Polres
Pasuruan selama awal tahun 2022. Korps Bhayangkara juga menyita barang bukti, diantaranya 190,43 gram sabu-
sabu, 5 butir ekstasi, dan 42 ribu butir obat-obat berbahaya. Kabagops Polres Pasuruan, Kompol Sugeng
Supriantoro, menyebut kasus ini terungkap setelah operasi yang dijalankan Satresnarkoba Polres Pasuruan. Setelah
adanya artikel terkait hal ini maka berikut merupakan analisis kasus tersebut berdasarkan teori sosiologi hukum.

1) Menurut Kesadaran Hukum


Faktor yang mempengaruhi kesadaran hukum selanjutnya adalah tentang ketaatan masyarakat
terhadap hukum. Dengan demikian seluruh kepentingan masyarakat akan bergantung pada ketentuan
dalam hukum itu sendiri. Namun juga ada anggapan bahwa kepatuhan hukum justru disebabkan dengan
adanya takut terhadap hukuman ataupun sanksi yang akan didapatkan ketika melanggar
hukum.Menurut Soerjono Soekanto, indikator-indikator dari kesadaran hukum sebenarnya merupakan
petunjuk yang relatif kongkrit tentang taraf kesadaran hukum. Dijelaskan lagi secara singkat bahwa
indikator pertama adalah pengetahuan hukum. Seseorang mengetahui bahwa perilaku-perilaku tertentu
itu telah diatur oleh hukum.
Peraturan hukum yang dimaksud disini adalah hukum tertulis maupun hukum yang tidak tertulis.
Perilaku tersebut menyangkut perilaku yang dilarang oleh hukum maupun perilaku yang diperbolehkan
oleh hukum.Indikator kedua adalah pemahaman hukum. Indikator yang ketiga adalah sikap hukum.
Seseorang mempunyai kecenderungan untuk mengadakan penilaian tertentu terhadap hukum. Indikator
yang keempat adalah perilaku hukum, yaitu dimana seseorang atau dalam suatu masyarakat warganya
mematuhi peraturan yang berlakuDalam hal ini difokuskan subjeknya kepada anak dibawah umur,
dengan kata lain peranan orang tua merupakan hal yang sangat penting. Orang tua memiliki tanggung
jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu
yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.
a) Pengetahuan hukum
Dalam hal ini difokuskan subjeknya kepada anak dibawah umur, dengan kata lain peranan orang
tua merupakan hal yang sangat penting. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik,
mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan
anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Pengetahuan hukum ini mengacu pada
masyarakat itu tahu tidak tentang adanya hukum itu atau tahu tidak adanya peraturan yang
mengatur tentang suatu permasalahan. Pentingnya kesadaran hukum dikalangan anak-anak harus
ditingkatkan dimulai dari pendidikan, kesadaran hukum dikalangan pelajar sangat diperlukan untuk
dapat memberikan kenyamanan dan kedisiplinan khususnya disekolah maupun di lingkungan
masyarakat.
b) Pemahaman hukum
Pemahaman hukum dalam kasus ini berada pada kesadaran hukum anak remaja , hal ini dapat
diartikan dapat diartikan sebagai kesadaran seseorang atau suatu kelompok masyarakat kepada
aturan-aturan atau hukum yang berlaku.Kesadaran hukum sangat diperlukan oleh suatu masyarakat.
Hal ini bertujuan agar ketertiban, kedamaian, ketenteraman, dan keadilan dapat diwujudkan dalam
pergaulan antar sesama. Dengan begitu mereka akan sadar bahwa penyalahgunaan obat – obat
terlarang ini tidak dapat mewujudkan kesadaran hukum agar terciptanya lingkungan masyarakat
yang melek dan sadar akan hukum.
c) Penaatan hukum
Penaataan hukum dalam penyalahgunaan narkoba. Dalam beberapa perkara-perkara anak
sebagai penyalahgunaa narkotika masih saja anak akan dihadapkan pada proses hukum,
kasus anak tidak diupayakan diversi secara maksimal yang berujung pada proses
persidangan bahkan tidak jarang diputus pidana penjaradan tidak diputus untuk menjalani
rehabilitasi. Proses penghukuman yang diberikan kepada anak dengan memasukkan anak ke
dalam penjara ternyata tidak berhasil menjadikan anak jera dan menjadi lebih baik. Penjara
justru seringkali membuat anak semakin professional dalam melakukan tindak kejahatan.3Dalam
hal ini aparat penegak hukum dalam mengimplemetasikan Undang-undang Nomor 11
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang terkait dengan Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika tidak dilaksanakan secara optimal
d) Pengharapan terhadap hukum
Pengharapan terhadap hukum sebagai suatu hal yang otomatis muncul ketika masyarakat sudah
dapat mengetahui, memahami, serta menaati hukum karena dengan sudah ketiganya masyarakat
pastilah merasa seperti hukum ini benar benar berguna benar benar menciptakan suatu ketentraman
dan ketertiban dalam berkehidupan bermasyarakat. Anak-anak yang yang berada pada masa
remaja sedang mengalami kegoncangan jiwa, jadi tindakan yang bersifat menyimpang
serta tidak adanya kesadran terhadap pengharapan hukum yang dilakukan oleh anak-anak adalah
suatu bentuk manifestasi dari masa kenakalan remaja tersebut. Perbuatan meyimpang yang
mereka lakukan tanpa ada maksud untuk merugikan orang lain. Perilaku menyimpang anak-
anak tidak dapat dipandang mutlak sama dengan perbuatan meyimpang yang dilakukan oleh
orang dewasa. Meskipun pada prinsipnya jenis perbuatannya sama, namun tingkat
kematangan fisik dan emosi anak masih labil, dan masa depan anak seharusnya dapat menjadi
pertimbangan dalam hal menentukan perlakuan yang tepat terhadap mereka.
e) Peningkatan kesadaran hukum
Peningkatan kesadaran hukum dalam kasus ini merujuk pada penyuluhan hukum guna masyarakat
dapat paham tentang hukum hukum yang berlaku dan kemudian dapat mengetahui, memahami, dan
menaati hukum. Harus disadari bahwa masalah penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh
anak adalah suatu problema yang sangat kompleks, oleh karena itu diperlukan upayadan
dukungan dari semua pihak agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan, karena
pelaksanaan undang-undang, sangat tergantung pada partisipasi semua pihak baik pemerintah,
aparat keamanan, keluarga, lingkungan, sebab hal tersebut tidak dapat hilang dengan
sendirinya meskipun telah dikeluarkan undang-undang yang disertai dengan sanksi yang
keras. Upaya pencegahan dan pemberantasan dapat dilakukan dengan penegakan hukum
tindak pidana narkotika, faktor yang mempengaruhi proses penegakan hukum adalah faktor
hukumnya sendiri, faktor penegak hukum, faktor sarana atau fasilitas, faktor masyarakat, faktor
budaya.
f) Sikap terhadap hukum
Sebagai salah satu remaja mereka sadar dan mengakui adanya hukum yang berlaku dimasyarakat,
namun karena keadaan tertentu serta perubahan emosi yang sedang mereka alami membuat hal ini
semakin sulit diterapkan .Menjalin komunikasi social yang baik antara aparat penegak hukum
dan masyarakat akan meningkatkan hubungan kerja untuk kepentingan pencegahan dan
pemberantasan narkotika. hal terpenting adalah masyarakat harusmengubah pemahaman
mereka terhadap issu bahaya penyalahgunaan narkotika oleh anak dan mengubah cara
pandang mereka terhadap kinerja aparat penegak hukum. Dalam menjalangkan fungsi
dan wewenangnya aparat penegak hukum harus dapat merealisasikan nilai dasar hukum
(keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum) semakin optimal kinerja aparat penegak
akan berpengaruh terhadap kepercayaan dan perilaku social masyarakat. anak yang bukan saja
sebagai korban tapi juga sebagai pecandu dan pengedar narkotika
g) Pola perilaku hukum
Adanya pola perilaku sesuai hukum karena nilai dan norma tersebut mengatur masyarakat agar
mengetahui arti manusia sebagai mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain dan saling
menjaga kerukunan yang menjadikan perdamaian antar masyarakat. Tanpa memiliki kesadaran
hukum yang tinggi, tujuan tersebut akan sangat sulit dicapai. Dikalangan pelajar pun demikian,
contoh saja terjadinya perkelahian/ tawuran antar pelajar bahkan kasus penyalahgunaan narkoba
karena kurang tumbuhnya kesadaran pelajar terhadap hukum. Akibat lemahnya kesadaran hukum,
kehidupan masyarakat akan menjadi resah dan tidak tenteram. Oleh karena itu, kita hendaknya
mengembangkan sikap sadar terhadap hukum.
2) Menurut Hukum Sebagai Sarana Pengatur Perikelakuan
Hukum digunakan untuk mengubah kelakuan masyarakat sesuai tujuan, yang akan menjadi masalah
adalah apabilat hukum yang dibentuk lalu diterapkan itu tidak efektif dalam menangani suatu
permasalahan dikarenakan faktor dari pembentuk hukum, penegak hukum, dan golongan lain di
masyarakat. Disebutkan bahwasanya hukum sebagai sarana pengatur perikelakuan saat ada anggota
masyarakat yang melebihi batas masyarakat tersebut akan terkena suatu permasalahan. Hukum berisi
larangan dan perintah. Dalam kasus ini hukum mengatur para remaja, orang tua yang berperan penting
dalam kesadaran hukum sejak dini. Hukum juga mengatur semua golongan masyarakat agar perubahan
social maupun kelaukan mereka dapat dikontrol dengan baik dan terciptanya tujuan hukum untuk
menciptakan kedamaian , kesejahteraan dan ketentraman.
3) Menurut Perubahan Sosial dan Hukum
Hal yang menjadi titik pusat dalam kasus ini adalah kenakalan remaja yang mengakibatkan
penyalahgunaan narkoba. Perubahan atau dapat dibilang modernisasi dapat terjadi dikarenakan
penemuan baru di bidang teknologi, terjadinya revolusi, dan modernisasi pendidikan yang terjadi
sangat cepat yang menghasilkan suatu perubahan di dalam nilai sosial, pola perilaku, kaidah sosial,
susunan lembaga masyarakat, organisasi sosial, lapisan masyarakat, interaksi sosial, kekuasaan dan
wewenang. Masyarakat dibagi jadi masyarakat statis yang mana perubahannya cenderung sedikit serta
lambat dan masyarakat dinamis yang mana perubahannya cenderung cepat, nah perubahan ini bisa saja
jadi lebih mundur ataupun lebih maju. Perubahan sosial merupakan perubahan dalam lembaga
masyarakat yang berpengaruh pada system sosial tentang nilai nilai, sikap, dan pola perilaku antar
kelompok masyarakat. esungguhnya anak merupakan anggota keluarga yang paling rentan,
karena anak kerap menjadi korban dari prilaku negative yang diperoleh dari keluarga maupun
lingkungannya. Keluarga dan lingkungan sekitarnya mempunyai potensi yang besar untuk
berperan secara aktif dalam menlindungi anak dalam segala hal termaksud yang
menyimpang.Anak kerap dipertontonkan dengan situasi bersifat negative yang sepatutnya
tidak dilihat oleh anak dan yang paling memperhatikan keluarga dan lingkungan sekitar tidak
memperdulikan hal demikain, padalah masa depan kita terletak pada seberapa maksimal perhatian
kita pada anak-anak kita. Anak-anak yang yang berada pada masa remaja sedang mengalami
kegoncangan jiwa, jadi tindakan yang bersifat menyimpang yang dilakukan oleh anak-anak
adalah suatu bentuk manifestasi dari masa kenakalan remaja tersebut. Perbuatan meyimpang
yang mereka lakukan tanpa ada maksud untuk merugikan orang lain. Perilaku menyimpang anak-
anak tidak dapat dipandang mutlak samadenganperbuatan meyimpang yang dilakukan oleh orang
dewasa. Meskipun pada prinsipnya jenis perbuatannya sama, namun tingkat kematangan fisik
dan emosi anak masih labil, dan masa depan anak seharusnya dapat menjadi pertimbangan dalam
hal menentukan perlakuan yang tepat terhadap mereka.Dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) suatu perbuatan kejahatan disyaratkan pelaku harus menyadari akibat dari
perbuatannya serta pelaku mampu bertanggungjawab terhadap perbuatan tersebut dengan
demikian, tindakan yang menyimpang yang dilakukan oleh anak tidak dapat dikatakan sebagai
kejahatan murni
4) Menurut Tujuan dan Penegakan Hukum
Tujuan hukum agar ketertiban, kedamaian, ketenteraman, dan keadilan dapat diwujudkan dalam
pergaulan antar sesama. Dalam penerapannya kedua hal ini saling mempengaruhi satu sama lain jika
tujuan hukumnya saja yang baik sementara penegakan hukumnya tidak maka tujuan hukum tidak akan
tergapai, sebaliknya jika tujuan hukumnya masih belum jelas maka penegak hukum tidak mungkin juga
terjadi dengan baik. Saat ini penegakan hukum di Indonesia belum dapat berjalan dengan semaksimal
mungkin hal ini dibuktikan banyaknya penyelewengan yang terjadi.
Untuk menumbuhkan kebiasaan sadar hukum inilah yang menjadi tantangan dan tanggung jawab
semua pihak. Budaya sadar dan taat hukum sejatinya haruslah ditanamkan sejak dini. Maka elemen
pendidikanlah menjadi ujung tombak dalam menanamkan sikap dan kebiasaan untuk mematuhi aturan-
aturan yang ada. Institusi pendidikan merupakan media sosialisasi primer yang sangat mempengaruhi
pembentukan karakter manusia dikemudian hari. Jika sikap dan perilaku taat hukum telah ditanamkan
sejak din, maka kedepan, sikap untuk menghargai dan mematuhi aturan akan mendarah daging dan
membudaya di masyarakat. Tentunya hal ini dilakukan dengan memberikan pengetahuan yang benar
tentang apa saja yang tidak boleh dilakukan dan boleh dilakukan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari kasus ini adalah kita tidak dapat sepenuhnya menyalahkan
anak dibawah umur karena hal – hal yang dilakukannya. Karena semua hal itu dipengaruhi oleh factor
keluarga, lingkungan dan masyarakat yang ada disekitar mereka. Agar meminimalisir penyelewengan
hukum atau pelanggaran hukum seperti penyalahgunaan narkoba ini terjadi maka harus
ditingkatkannya kesadaran masyarakat akan hukum sejak dini. Tingginya kesadaran hukum di suatu
wilayah akan memunculkan masyarakat yang beradab. Membangun kesadaran hukum sejak dini, tidak
harus menunggu setelah terjadi pelanggaran dan penindakan oleh penegak hukum. Upaya pencegahan
dinilai sangat penting dan bisa dimulai dari dalam keluarga sebagai unit terkecil masyarakat. Kesadaran
inilah yang mesti kita bangun dimulai dari keluarga.
Dengan adanya kesadaran hukum ini kita akan menyaksikan tidak adanya pelanggaran sehingga
kehidupan yang ideal akan ditemui. Lembaga pendidikan formal, informal dan non formal perlu diajak
bersama-sama mengembangkankesadaran dan kecerdasan hukum sejak dini.Pendidikan hukum tidak
terbatas hanya pendidikan formal di bangku sekolah saja. Namun juga dapat dilakukan di luar bangku
sekolah. Pembelajaran mengenai hukum sejak dini harus diajarkan kepada anak-anak. Agar nantinya
tertanam dalam diri mereka rasa kebutuhan akan peraturan hukum. Sehingga kesadaran hukum akan
terbentuk sejak dini.

Anda mungkin juga menyukai