Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum diciptakan untuk dilaksanakan. Hukum tidak bisa lagi disebut

sebagai hukum, apabila tidak pernah dilaksanakan. Pelaksanaan hukum selalu

melibatkan manusia dan tingkah lakunya. Lembaga kepolisian diberi tugas untuk

menangani pelanggaran hukum, kejaksaan disusun dengan tujuan untuk

mempersiapkan pemeriksaan perkara di depan sidang pengadilan.

Hukum mempunyai fungsi untuk memberikan perlindungan terhadap

kepentingan manusia (seluruh manusia tanpa terkecuali). Oleh karena itu maka

hukum harus dilaksanakan agar kepentingan manusia tersebut dapat terlindungi.

Dalam pelaksanaannya, hukum dapat berlangsung secara normal dan damai, akan

tetapi dapat juga terjadi pelanggaran-pelanggaran hukum dalam prakteknya.

Dalam hal ini hukum yang telah dilanggar itu harus ditegakkan.

Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat kesadaran hukum

warganya. Semakin tinggi kesadaran hukum penduduk suatu negara, akan

semakin tertib kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sebaliknya, jika

kesadaran hukum penduduk suatu negara rendah, yang berlaku di sana adalah

hukum rimba.

Indonesia adalah negara hukum. Dalam hidup di lingkungan masyarakat

maupun sekolah tidak lepas dari aturan-aturan yang berlaku, baik aturan yang

tertulis maupun aturan yang tidak tertulis. Aturan-aturan tersebut harus ditaati

sepenuhnya. Adanya aturan tersebut adalah agar tercipta kemakmuran dan

1
2

keadilan dalam lingkungan masyarakat. Apabila aturan-aturan tersebut dilanggar,

akan mendapatkan sanksi yang tegas.

Di negara Indonesia masih banyak orang-orang yang melanggar hukum

atau peraturan. Peraturan-peraturan yang sudah disepakati dan ditulis ternyata

masih banyak yang dilanggar. Hal tersebut tidak hanya di kalangan pemerintah,

masyarakat, tetapi juga menyebar ke instansi-instansi termasuk lembaga

pendidikan atau diperkuliahan dan sekolah-sekolah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kesadaran hukum?

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran hukum?

3. Apa saja tingkat kesadaran hukum?

4. Bagaimana meningkatkan kesadaran hukum di masyarakat?

5. Bagaimana pelaksanaan hukum?

C. Tujuan

1. Agar dapat mengetahui pengertian dari kesadaran hukum

2. Untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi

kesadaran hukum

3. Untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum di masyarakat

4. Agar dapat mengetahui bagaimana meningkatkan kesadaran hukum di

masyarakat

5. Agar dapat mengetahui pelaksanaan hukum di masyarakat


BAB II

PEMBAHASAN

A. Kesadaran Hukum Masyarakat

Kesadaran hukum dengan hukum itu mempunyai kaitan yang erat sekali.

Kesadaran hukum merupakan faktor dalam penemuan hukum.

Bahkan Krabbe menyatakan bahwa sumber segala hukum adalah kesadaran

hukum. Dengan begitu maka yang disebut hukum hanyalah yang memenuhi

kesadaran hukum kebanyakan orang, maka undang-undang yang tidak sesuai

dengan kesadaran hukum kebanyakan orang akan kehilangan kekuatan mengikat.  

Menurut kamus Bahasa Indonesia. Kesadaran hukum adalah pengetahuan

bahawa prilaku tertentu diatur oleh hukum sehingga ada kecendrungan untuk

mematuhi peraturan. Sudikno Mertokusumo dalam buku Bunga Rampai Ilmu

Hukum mengatakan :

Kesadaran hukum adalah kesadaran tentang apa yang seyogyanya kita lakukan

atau perbuat atau yang seyogyanya tidak kita lakukan atau perbuat terutama

terhadap orang lain. Kesadaran hukum mengandung sikap toleransi.

Dapat disimpulkan bahwa kesadaran hukum merupakan cara pandang masyarakat

terhadap hukum itu, apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan terhadap

hukum, serta penghormatan terhadap hak-hak orang lain (tenggang rasa). Ini

berarti bahwa dalam kesadaran hukum mengandung sikap toleransi.

3
4

B. Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Hukum

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesadaran hukum. Menurut

Soekanto dijelaskan secara singkat sebagai berikut :

 Pengetahuan tentang kesadaran hukum Secara umum, perturan-peraturan


yang telah sah, maka dengan sendirinya peraturan-peraturan tadi akan tersebar
luas dan diketahui umum. Tetapi sering kali terjadi suatu golongan tertentu di
dalam mayarakat tidak mengetahui atau kurang mengetahui tentang ketentuan-
ketentuan hukum yang khusus bagi mereka.

 Pengakuan terhadap ketentuan-ketentuan hukum, Pengakuan masyarakat


terhadap ketentuan-ketentuan hukum, berati bahwa masyarakat mengetahui isi
dan kegunaan dari norma-norma hukum tertentu. Artinya ada suatu derajat
pemahaman yang tertentu terhadap ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku.
Namun hal ini belum merupakan jaminan bahwa warga masyarakat yang
mengakui ketentuan-ketentuan hukum tertentu dengan sendirinya
mematuhinya, tetapi juga perlu diakui bahwa orang-orang yang memahami
suatu ketentuan hukum adakalanya cenderung untuk mematuhinya.

 Penghargaan terhadap ketentuan-ketentuan hukum, Penghargaan atau


sikap tehadap ketentuan-ketentuan hukum, yaitu sampai sejauh manakah suatu
tindakan atau perbuatan yang dilarang hukum diterima oleh sebagian besar
warga masyarakat. Juga reaksi masyarakat yang didasarkan pada sistem nilai-
nilai yang berlaku. Masyarakat mungkin menentang atau mungkin mematuhi
hukum, karena kepentingan mereka terjamin pemenuhannya.

 Pentaatan atau kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuan hukum, Salah satu


tugas hukum yang penting adalah mengatur kepentingan-kepentingan para
warga masyarakat. Kepentingan para warga masyarakat tersebut lazimnya
bersumber pada nilai-nilai yang berlaku, yaitu anggapan tentang apa yang baik
dan apa yang harus dihindari.
5

 Ketaatan masyarakat terhadap hukum, dengan demikian sedikit banyak


tergantung apakah kepentingan-kepentingan warga masyarakat dalam bidang-
bidang tertentu dapat ditampung oleh ketentuan-ketentuan hukum. Ada juga
suatu anggapan bahwa kepatuhan hukum disebabkan karena adanya rasa takut
pada sanksi, karena ingin memelihara hubungan baik dengan rekan-rekan
sekelompok atau pimpinan karena kepentingannya terlindung, karena cocok
dengan nilai-nilai yang dianutnya.

C. Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat

Tingkat Kesadaran Hukum. Menurut  Soekanto dalam Nurhidayat, indikator-

indikator dari kesadaran hukum sebenarnya merupakan petunjuk yang relatif

kongkrit tentang taraf kesadaran hukum. Dijelaskan lagi secara singkat bahwa :
 Indikator pertama adalah pengetahuan hukum Seseorang mengetahui
bahwa perilaku-perilaku tertentu itu telah diatur oleh hukum. Peraturan hukum
yang dimaksud disini adalah hukum tertulis maupun hukum yang tidak
tertulis. Perilaku tersebut menyangkut perilaku yang dilarang oleh hukum
maupun perilaku yang diperbolehkan oleh hukum.
 Indikator kedua adalah pemahaman hukum Seseorang pelajar mempunyai
pengetahuan dan pemahaman mengenai aturan-aturan tertentu, misalnya
adanya pengetahuan dan pemahaman yang benar dari pelajar tentang hakikat
dan arti pentingnya peraturan disekolah.
 Indikator yang ketiga adalah sikap hukum Seseorang mempunyai
kecenderungan untuk mengadakan penilaian tertentu terhadap hukum.
 Indikator yang keempat adalah perilaku hukum, yaitu dimana seseorang
atau pelajar mematuhi peraturan yang berlaku.

Keempat indikator tadi sekaligus menunjukkan pada tingkat-tingkatan kesadaran

hukum tertentu di dalam perwujudannya. Apabila seseorang hanya mengetahui

hukum, maka dapat dikatakan bahwa tingkat kesadaran hukumnya masih rendah,
6

tetapi kalau seseorang dalam suatu masyarakat telah berperilaku sesuai dengan

hukum, maka kesadaran hukumnya tinggi.

D. Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat

Kita harus menyadari bahwa setelah mengetahui kesadaran hukum

masyarakat dewasa ini, yang menjadi tujuan kita hakikatnya bukanlah semata-

mata sekedar meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, tetapi juga membina

kesadaran hukum masyarakat.

Peningkatan kesadaran hukum masyarakat pada dasarnya dapat dilakukan melalui

dua cara, yaitu dalam bentuk tindakan (action) dan

pendidikan (education). Berikut penjelasannya :

1. Tindakan (action)

Tindakan penyadaran hukum pada masyarakat dapat dilakukan berupa tidakan

drastik, yaitu dengan memperberat ancaman hukuman atau dengan lebih

mangetatkan pengawasan ketaatan warga negara terhadap undang-undang. Cara

ini bersifat isidentil dan kejutan dan bukan merupakan tindakan yang tepat untuk

meningkatkan kesadaran hukum masyarakat

2. Pendidikan (education)

Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun nonformal. Hal yang

perlu diperhatikan dan ditanamkan dalam pendidikan formal/nonformal adalah

pada pokoknya tentang bagaimana menjadi warganegara yang baik, tentang apa

hak serta kewajiban seorang warga negara.

Menanamkan kesadaran hukum berarti menanamkan nilai-nilai

kebudayaan. Dan nilai-nilai kebudayaan dapat dicapai dengan pendidikan. Oleh

karena itu setelah mengetahui kemungkinan sebab-sebab merosotnya kesadaran

hukum masyarakat usaha pembinaan yang  efektif dan efesien ialah dengan

pendidikan.
7

1. Pendidikan formal

Pendidikan sekolah merupakan hal yang lumrah dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara. Pendidikan kesadaran hukum di sekolah harus

dilakukan dari tingkat rendah/TK sampai jenjang pendidikan tinggi ( perguruan

tinggi ).

1.a   Tingkat TK

Di Taman Kanak-kanak sudah tentu tidak mungkin ditanamkan

pengertian-pengertian abstrak tentang hukum atau disuruh menghafalkan undang-

undang. Yang harus ditanamkan kepada murid Taman Kanak-kanak ialah

bagaimana berbuat baik terhadap teman sekelas atau orang lain, bagaimana

mentaati peraturan-peraturan yang dibuat oleh sekolah.

Yang penting dalam pendidikan di Taman Kanak-kanak ialah

menanamkan pada anak-anak pengertian bahwa setiap orang harus berbuat baik

dan bahwa larangan-larangan tidak boleh dilanggar dan si pelanggar pasti

menerima akibatnya

1.b  Tingkat SD, SMP, dan SMA

Pada tingkat ini perlu ditanamkan lebih intensif lagi: hak dan kewajiban

warga negara Indonesia, susunan negara kita, Pancasila dan Undang-undang

Dasar, pasal-pasal yang penting dari KUHP, bagaimana cara memperoleh

perlindungan hukum. Perlu diadakan peraturan-peraturan sekolah. Setiap

pelanggar harus ditindak. Untuk itu dan juga untuk menanamkan ”sense of

justice” pada murid-murid perlu dibentuk suatu ”dewan murid” dengan

pengawasan guru yang akan mengadili pelanggar-pelanggar terhadap peraturan

sekolah. Di samping buku pelajaran yang berhubungan dengan kesadaran hukum

perlu diterbitkan juga buku-buku bacaan yang berisi cerita-cerita yang heroik.

Secara periodik perlu diadakan kampanye dalam bentuk pekan (pekan

kesadaran hukum, pekan lalu lintas dan sebagainya) yang diisi dengan
8

perlombaan-perlombaan (lomba mengarang, lomba membuat motto yang ada

hubungannya dengan kesadaran hukum), pemilihan warga negara teladan

terutama dihubungkan dengan ketaatan mematuhi peraturan-peraturan.

1.c Tingkat Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi, khususnya Fakultas Hukum mempunyi peranan penting

dalam hal meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, karena di dalanya

menghasilkan orang-orang yang memiliki pendidikan hukum yang tinggi.

2. Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal ditujukan kepada masyarakat luas meliputi segala

lapisan dalam masyarakat. Pedidikan non formal dapat dilakukan dengan

beberapa cara, antara lain : penyuluhan hukum, kampanye,dan pameran. Berikut

penjelasannya :

2.a  Penyuluhan Hukum

Penyuluhan hukum adakah kegiatan untuk meningkatkan kesadaran

hukum masyarakat berupa penyampaian dan penjelasan peraturan hukum kepada

masyarakat dalam suasana informal agar setiap masyarakat mengetahui dan

memahami apa yang menjadi hak, kewajiban dan wewenangnya, sehingga tercipta

sikap dan prilaku berdasarkan hukum, yakni disamping mengetahui, memahami,

menghayati sekaligus mematuhi /mentaatinya.

Penyuluhan hukum dapat dilakukan melalui dua cara : pertama,

penyuluhan hukum langsung yaitu kegiatan penyuluhan hukum berhadapan

dengan masyarakat yang disuluh, dapat berdialog dan bersambung rasa misalnya :

ceramah, diskusi, temu, simulasi dan sebagainya. Kedua, penyuluhan hukum tidak

langsung yaitu kegiatan penyuluhan hukum yang dilakukan tidak berhadapan

dengan masyarakat yang disuluh, melainkan melalui media/perantara,seperti :

radio, televisi, video, majalah, surat kabar, film,dan lain sebagainya.


9

Penyuluhan hukum yang tidak langdung dalam bentuk bahan bacaan,

terutama ceritera bergambar atau strip yang bersifat heroik akan sangat membantu

dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. Buku pengangan yang berisi

tentang hak dan kewajiban warga negara Indonesia, susunan negara kita,

Pancasila dan \Undang-undang Dasar, pasa-pasal yang penting dalam KUHP,

bagaimana caranya memperoleh perlindungan hukum perlu diterbitkan.

Penyuluhan hukum bertujuan untuk mencapai kesadaran hukum yang

tinggi dalam masyarakat, sehingga setiap anggota masyarakat menyadari hak dan

kewajibannya sebagai warga Negara, dalam rangka tegaknya hukum, keadilan,

perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia, ketertiban, ketentraman, dan

terbentuknya perilaku warga negara yang taat pada hukum.

2.b   Kampanye    

Kampanye peningkatan kesadaran hukum masyarakat dilakukan secara

ajeg yang diisi dengan kegiatan-kegiatan yang disusun dan direncanakan,seperti :

ceramah, berbagai macam perlombaan, pemilihan warga negara teladan dan lain

sebagainya.

2.c   Pameran

Suatu pameran mempunyai fungsi yang informatif edukatif. Maka tidak

dapat disangkal peranannya yang positif dalam meningkatkan dan membina

kesadaran hukum masyarakat. Dalam pameran hendaknya disediakan buku

vademecum, brochure serta leaflets di samping diperlihatkan film, slide,VCD dan

sebagainya yang merupakan visualisasi kesadaran hukum yang akan memiliki

daya tarik masyarakat yang besar.

E. Pelaksanaan Hukum

Adanya hukum itu adalah untuk ditaati, dilaksanakan atau ditegakkan.

Pelaksanaan hukum atau law enforcement oleh petugas penegak hukum yang
10

tegas, konsekuen, penuh dedikasi dan tanggung jawab akan membantu

meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. Tidak atau kurang adanya sikap

yang tegas dan konsekuen dari para petugas penegak hukum, kurangnya dedikasi

dan tanggung jawab akan minmbulkan sikap acuh tak acuh dari masyarakat dan

memberi peluang serta perangsang untuk terjadinya ”onrecht”.

Setiap petugas penegak hukum harus bersikap tegas dan konsekuen

terhadap setiap pelanggaran hukum yang terjadi. Tegas dan konsekuen dalam arti

tidak ragu-ragu menindak setiap pelanggaran kapan saja dan di mana saja.

Pengabdian dalam tugas dan rasa tanggung jawab merupakan persyaratan yang

penting bagi setiap petugas penegak hukum.

Pelaksanaan hukum yang tegas dan konsekuen serta penuh dedikasi dan

tanggung jawab akan menimbulkan rasa aman dan tenteram di dalam masyarakat.

Orang tahu kepada siapa harus mencari perlindungan hukum dan dapat

mengharapkan perlindungan hukum itu tanpa adanya kemungkinan akan

dipersukar, tidak dilayani atau dipungut beaya yang tidak semestinya. Kalau

sampai terjadi sebaliknya maka orang tidak akan merasa aman dan tenteram.

Untuk mengadukan atau melaporkan suatu pelanggaran hukum saja segan karena

tidak yakin akan dilayani dengan baik atau ditindak pelanggaran hukum yang

dilaporkan itu.

Oleh karena itu maka perlu ada kontrol atau pengawasan terhadap para

petugas penegak hukum dalam menjalankan tugasnya melaksanakan atau

menegakkan hukum. Pengawasan ini tidak cukup dilakukan oleh pimpinan

setempat saja, tetapi harus dilakukan juga oleh pimpinan pusat. Banyak hal-hal

yang terjadi di daerah tidak diketahui atau lepas dari sorotan pimpinan pusat.

Lebih-lebih mengingat banyaknya laporan-paporan ke pusat yang tidak sesuai

dengan kenyataan. Maka oleh karena itu secara ajeg pimpinan dari pusat harus

turun ke bawah.
11

Mengingat bahwa praktek hukum itu pada hakekatnya merupakan suatu

chaos, tidak teratur secara sistematis dan merupakan ”sleur” sebagaimana sifat

praktek pada umumnya, maka sekali-kali para petugas penegak hukum perlu ke

luar dari suasana ”sleur” dari praktek untuk mendapatkan refreshing. Di dalam

praktek hukum ada kecenderungan orang untuk mengabaikan teori dan sistem,

maka oleh karena itu sangat penting fungsi penataran bagi para petugas penegak

hukum.

Akhirnya demi suksesnya peningkatan dan pembinaan kesadaran hukum

masyarakat masih diperlukan partisipasi dan kooperasi dari para pejabat dan

pemimpin-pemimpin.
12

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesadaran hukum merupakan cara pandang masyarakat terhadap hukum,

apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan terhadap hukum, serta

penghormatan terhadap  hak-hak orang lain. Kondisi kesadaran hukum

masyarakat dapat ditinjau dari empat parameter (dari segi pelanggaran,

pelaksanaan hukum, jurnalistik dan dari segi hukum). Pandangan tersebut bukan

hanya pertimbangan semata yang bersifat objektif.  Kesadaran hukum bukan

hanya untuk dipahami dan ditingkatkan melainkan juga harus kita bina agar

terbentuk suatu warga negara yang taat pada hukum. Maka dari itu dibutuhkan

suatu pendidikan dan penyuluhan hukum di masyarakat.


13

DAFTAR RUJUKAN

Ali, Zainudin.2009.Sosiologi Hukum,Jakarta: sinar grafika.

Ishaq, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Jakarta:  Sinar Grafika, 2012.

Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011.

Titik Triwulan Tutik. 2006. Pengantar Ilmu Hukum. Surabaya : PT. Prestasi

Pustaka.
https://byantibyan.wordpress.com/2015/07/01/sosiologi-hukum/

http://artonang.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-hukum.html
http://rabdhanpurnama.blogspot.com/2012/07/sosiologi-hukum-fakultas-hukum.html

Anda mungkin juga menyukai