Anda di halaman 1dari 8

Asas Asas Hukum Islam

Nama Kelompok
Karina niantiara (201610115164)
Melinda (201610115126)
Muhammad Adi Riwantoro (201610115302)
Neng Widya Miliyuner (201610115159)
Pengertian Asas

Perkataan asas berasal Arab. Kalau dihubung dengan sistem berpikir, yang dimaksud dengan asas adalah landasan
berpikir yang sangat mendasar. Oleh karena itu, didalam bahasa Indonesia, asas mempunyai arti dasar, alas dan
pondamen. Hal ini jelas dalam kalimat Dasar Negara Republik Indonesia adalah Pancasila.

Jika kata asas dihubungkan dengan hukum, yang dimaksud dengan asas adalah kebenaran yang dipergunakan
sebagai tumpuan berpikir dan alasan pendapat, terutama dalam penegakan dan pelaksaan hukum. Asas hukum
pada umumnya berfungsi sebagai rujukan untuk mengendalikan segala masalah yang berkenaan dengan hukum.

Asas Hukum Islam berasal dari sumber hukum Islam terutama Alquran dan Al-Hadis yang dikembangkan oleh
akal pikiran orang yang memenuhi syarat untuk berijtihad.
Asas Asas Umum
Asas-asas umum hukum islam yang meliputi semua bidang dan segala lapangan hukum islam adalah

1 Asas keadilan
Asas keadilan merupakan asas yang sangat penting dalam hukum islam. demikian pentingnya, sehingga ia dapat disebut sebgai asas semua asas hukum islma.
Didlam Alquran, karena pentingnya kedudukan dan fungsi kata itu, keadilan disebut lebih dari 10000 kali, terbanyak setelah kata Allah Swt dan ilmu pengetahuan.
Banyak ayat-ayat yang menyuruh manusia berlaku adill dan menegakkan keadilan. Dlam surat Sad ayat 26 Allah Swt memerintahkan penguasa, penegak hukum
sebgai khalifah di bumi menjalankan hukum dengan sebaik-baiknya, berlaku adil terhadap semua manusia, tanpa memandang kedudukan, asal asal-usul dan
keyakinan yang dipeluk pencari keadilan itu. Dalam Alquran surat An-Nisa ayat 135 Tuhan memerintahkan agar manusia menegakkan keadilan, menjadi saksi yang
adil walaupun terhadap diri sendiri, orang tua dan keluarga dekat. Di dalam surat lain yakni surat Al-Maidah ayat 8 tuhan menegaskan agar manusia berlaku adil
sebgai saksi dan berlaku lurus dalam melaksanakan hukum kendatipun ada tekanan dana acaman dalam bentuk apapun. Di dalam ayat itu juga di inggatkan para
pengak hukum agar kebencian terhadap seseorang atau suatu golongan yang menyebabkan ia tidak berlaku adil dalam penyelenggaraan hukum. dari uraian
singkat ini dapta disimpulkan bahwa keadilan adalah asas, titik-tolak, proses dan sasaran hukum Islam.

2. Asas kepastian hukum


Asas kepastian hukum antara lain disebut secar umum dalam kalimat terakhir surat Bani Israil ayat 15 yang terjemahannya (kurang lebih) berbunyi . . . dan
tidaklah kamimenjatuhkan hukuman ,kecuali setelah kami mengutus seorang rosul untuk menjelaskan (aturan dan ancaman) hukuman itu. . . selanjutnya di surat
Al-Maidah ayat 95 terdapat ketegasan Illahi yang menyatakan Allah mengampuni kesalahan yang sudah berlalu. Dari kedua bagian ayat-ayat tersebut dapat
disimpulkan bahwa asas kepastian hukum yang menyatakan bahwa tidak ada satu perbuatan pun dapat dihukum, kecuali atas kekuatan peraturan perundang-
undangan yang ada dan berlaku untuk perbuatan itu.(Anwar Harjono 1968;155)

3. Asas kemanfaatan
asas kemanfaatan adalah asas yang mengiring keadilan dan kepastian hukum tersebut diatas . Dalam melaksanakan asas keadilan dan kepastian hukum
hendaknya memperhatikan manfaat bagi terpidana atau masyarakat umum . contoh hukuman mati, ketika dalam pertimbangan hukuman mati lebih bermanfaat
bagi masyarakat , misal efek jera , maka hukaman mati itu dijatuhkan, jika hukuman itu itu bermanfaat bagi terpidana maka hukuman itu bisa di ganti dengan
denda. Asas ini terdapat disurat Al-Baqarah ayat 178.
Asas-asas Hukum Pidana
Asas- asas dalam lapangan hukum pidana Islam antara lain adalah

1. Asas legalitas
Asas legalitas adalah asas yang menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran dan tidak ada hukuman sebelum undang-undang yang
mengaturnya. Asas ini didasarkan pada Al-quran surat Al-Isra ayat 15 tersebut di atas, dihungkan dengan anak kalimat dalam surat Al-
Anam ayat 19 yang berbunyi ... Alquran ini diwahyukan kepadaku agar (dengannya) aku (Muhammad) dapat menyampaikan peringatan
dalam bentuk aturan dan acaman hukum kepadamu ... Asas legalitas ini telah ada dalam hukum Islam sejak Alquran diturunkan.

2. Asas larangan memindahkan kesalahan pada orang lain


Dalam asas ini dijelaskan dalam surat An-Anam Allah menyatakan bahwa setiap pribadi yang melakukan sesuatu kejahatan akan
menerima balasan kejahatan yang dilakukannya. Ini berarti bahwa tidak boleh sekali-kali beban (perbuatan yang salah atau dosa)
dilimbahkan kepada orang lain. Dari ayat tersebut, jelas bahwa tidak dapat diminta memikul tanggung jawab mengenai kejahatan atau
kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. Karena pertanggung jawaban pidana itu individula siftanya, kesalahan yang seseorang tidak
dapat dipindahkan kepada orang lain.

3. Asas praduga tidak bersalah.


Dari ayat-ayat yang menjadi sumber asas legalitas dan asas tidak boleh memindahkan kesalahan kepada orang lain tersebut diatas, dapat
ditarik juga asas praduga tidak bersalah. Seseorang yang dituduh melakukan suatu kejahatan harus dianggap tidak bersalah sebelum hakim
dengan bukti-bukti yang meyakinkan menyatakan dengan tegas kesalahan orang itu.
Asas-asas Hukum Perdata
Dilapangan hukum perdata terdapat asas hukum islam yang menjadi tumpuan atau landasan untuk melindungi kepentingan pribadi
seseorang. Dalam asas hukum perdata Islam antara lain yaitu:

1. Asas kebolehan atau mubah 11. Asas kemapuan berbuat atau bertindak

2. Asas kemaslahatan hidup 12. Asas mendapatkan hak karena usaha dan jasa

13. Asas perlindungan hak


3. Asas kebebasan dan sukarelawan
14. Asas hak milik berfungsi sosial
4. Asas menolak mudharat, mengambil manfaat
15. Asas yang beriktikad yang baik harus dilindungi
5. Asas kebajikan

6. Asas kekeluargaan atau asas kebersamaaan yang sedejarat

7. Asas adil dan berimbang 16. Asas resiko dibebankan pada benda atau harta,tidak pada
tenaga atau pekerja
8. Asas mendahulukan kewajiban dari hak
17. Asas mengatur,sebagai petunjuk
9. Asas larangan merugikan diri sendiri dan orang lain
18. Asas perjanjian tertulis atau diucapkan di depan saksi.
10. Asas kemapuan berbuat atau bertindak
Asas asas Hukum Perkawinan
Dalam ikatan perkawian sebagai salah-satu bentuk perjanjian suci antara seorang pria dengan wanita yang mempunyai segi-segi perdata. Berlaku beberapa asas
antara lain:
1. Asas Kesukarelaan
Asas kesukarelaan adalah asas terpenting perkawinan Islam. Kesukarelaan itu tidak hanya harus terdapat antara kedua calon suami istri, tetapi juga antara kedua orang tua kedua belah pihak.
Kesukarelaaan orang tua yang menjadi wali seorang wanita, merupakan sendi asasi perkawinan Islam.

2. Asas Persetujuan kedua belah pihak


Asas persetujuan kedua belah pihak meupakan konsekuesi logis asas pertama tadi. Ini berarti bahwa tidak boleh ada paksaan dalam melangsungkan perkawinan. Persetujuan seorang gadis
untuk dinikahkan dengan seorang pemuda. Misalnya, harus diminta lebih dahulu oleh wali atau orang tuanya. Menurt sunah nabi, persetuan itu dapat disimpulkan dari diamnya gadis tersebut.
Dari berbagai sunnah nabi dapat diketahui bahwa perkawinan yang dilnagsungkan tanpa persetuan kedua belah pihak, dapat dibatalkan oleh pengadilan.

3. Asas Kebebasan memilih


Disebutkan dalam hadist nabi yang diceritakan Ibnu Abbas bahwa pada suatu ketika seseorang gadis bernama Jariyah menghadap Rosullullah dan menyatakan ia telah dikawinkan oleh ayahnya
dengan orang yang tidak disukai.Setelah itu Nabi menegaskan Bahwa ia(Jariyah) dapat memilih untuk meneruskan perkawinan itu atau dibatalkan untuk menentukan pasangan kawin yang lain
tentu saja yang disukai.

4. Asas Kemitraan suami-istri


Kodratnya disebutkan pada Al-Quran surat An-Nisa 4 ayat 34 dan Al-Baqarah 2 ayat 187 .Kemitraan ini menyebabkan kedudukan suami-istri dalam beberapa hal sama,dalam hal yang berbeda:
suami menjadi kepala keluarga,istri menjadi kepala dan penanggung jawab rumah tangga

5. Asas Untuk selama-lamanya


Bahwa perkawinan dilaksanakan untuk melangsungkan keturunan dan membina cinta serta kasih sayang selama hidup (Qs.ar-Rum 30 ayat 21).Karena asas ini pula maka perkawinan mutah
yakni perkawinan sementara untuk bersenang-senang selama waktu tertentu saja,seperti yang terdapat dalam masyarakat Arab Jahilliyah dahulu dan beberapa waktu setelah Islam, dilarang oleh
Nabi Muhammad.

6. Asas Monogami terbuka


Dalam Al-Quran surat An-Nisa 4 ayat 3 dan ayat 129.Didalam ayat 3 disebutkan bahwa seorang pria muslim dibolehkan beristri lebih dari seorang,asal memenuhi syarat mampu berlaku adil
antara istri-istrinya. Di dalam ayat 129 Allah menyatakan bahwa manusia tidak mungkin belaku adil terhadap istri-istrinya walaupun ia ingin berbuat demikian. Oleh karena ketidakmungkinan
berlaku adil terhadap istri-istri itu maka Allah menegaskan bahwa laki-laki lebih baik kawin dengan seorang wanita saja. Ini berarti bahwa beristri lebih dari seorang maka jalan darurat yang
baru boleh dilalui oleh seorang laki-laki muslim kalau terjadi bahaya, antara lain: Untuk menyelamatkan diri dari berbuat dosa, kalau istrinya misalnya tidak mampu memenuhi kewajiabannya
sebagai seorang istri.
Asas asas Hukum Kewarisan

Asas Ijbari Asas Bilateral Asas Individual

Asas Keadilan
Akibat kematian
yang berimbang

Anda mungkin juga menyukai