Segala Puji bagi Allah yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia–Nya
sehingga makalah Hukum Tata Negara ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Salam dan shalawat semoga selalu tercurah kepada Baginda Muhammad Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wassalam.
Makalah ini sesungguhnya masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saya
harapkan kepada para pembaca sekiranya dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun materi yang penulis bahas dalam makalah ini ialah bentuk-bentuk
hierarki peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia serta dampak
perubahan UUD 1945 terhadap hierarki peraturan perundang-undangan.
Adapun yang menjadi tujuan dari makalah ini ialah selain memenuhi tugas
hukum tata Negara, makalah ini memberikan gambaran dampak yang ditimbulkan
dari perubahan UUD 1945 terhadap hierarki peraturan perundang-undangan dan
perbandingan setiap aturan hierarki perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan UUD 1945 yang ikut merubah tatan tingkat hierarki peraturan
perundang-undangan adalah kedudukan ketetapan MPR yang sebelumnya berlaku
di Tap MPR No. III/MPR/2000 dihapus dan digantikan oleh UU/perpu pada
tatanan hierarki yang dikeluarkan UU No. 10 tahun 2004. Perubahan posisi
kedudukan dalam hierarki perundang-undangan inilah yang merubah wewenang
MPR yang sebelumnya memiliki kewenangan berlebih menjadi terbatas, selain itu
DPR ikut ditegaskan wewenangnya dalam membuat UU beriringan dengan
kenaikan kedudukan UU.
Satu, dalam tap MPR no III/MPR/200 dimana MPR memiliki wewenang besar
sesuai dengan kedudukan ketetapan MPR berada di bawah UUD1945 kemudian
dalam ketentuan yang di keluarkan UU No. 10 tahun 2004 menghapus kedudukan
ketetapan MPR dengan menggantikan kedudukannya menjadi UU. Dua, Peraturan
pengganti UU atau Perpu menjadi setingkat dengan UU pada ketetapan UU No.
10 tahun 2004. Tiga, keputusan presiden yang berlaku pada tap MPR No.
III/MPR/2000 diubah menjadi Peraturan Presiden dimana kata peraturan disini
dimaksudakan untuk menegaskan kegiatan yang menghasilkan sebuah aturan.
Empat, Peraturan daerah pada ketetapan MPR No. III/MPR/2000 dipertegas
klasifikasinya pada UU No. 10 tahun 2004.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan :