Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH & PERKEMBANGAN

BAHASA INDONESIA

CANDRA WISNU A.
DWI NOVITASARI
HANIFAH FAUZIYYAH
KARINA NIANTIARA HR.
KEVIN DWI R
OCTAVIA MAGDALENA
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa
penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan
dalam perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar
Nusantara. Dimana Bahasa melayu sejak dahulu telah digunakan sebagai
bahasa perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan.
Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari
berbagai peninggalan-peninggalan misalnya:
Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun
1380
Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Hal ini diperkuat dengan ditemukannya Prasasti-prasasti kuno dari
kerjaan di indonesia yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Melayu.
Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah Berfungsi Sebagai :

1. Bahasa Kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan


hidup dan satra
2. Bahasa Perhubungan (Lingua Franca) antar suku di Indonesia
3. Bahasa Perdagangan baik bagi suku yang ada di indonesia mapupun
pedagang yang berasal dari luar indonesia.
4. Bahasa resmi kerajaan.

Jadi jelaslah bahwa bahasa indonesia sumbernya adalah bahasa melayu


Faktor-faktor bahasa Melayu
diangkat menjadi bahasa Nasional
Bahasa melayu sudah merupakanlingua francadi Indonesia,
bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.
Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam
bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan
bahasa halus).
Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan
sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional
Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai
bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
Fase-fase Penting dalam
Perkembangan Bahasa Melayu
menjadi Bahasa Nasional
Fase prakolonial
Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.

Fase kolonial
Sekitar abad XVI ketika orang-orang Barat sampai di Indonesia,
mereka menemukan bahwa bahasa Melayu telah dipergunakan
sebagai bahasa resmi dalam pergaulan, perhubungan, dan
perdagangan.
Pada masa itu, semasa pendudukan Belanda, mereka
menemukan kesulitan ketika bermaksud menggunakan bahasa
Belanda sebagai bahasa pengantar. Akhirnya, turunlah keputusan
pemerintah kolonial yaitu K.B 1871 no. 104 yang menyatakan
bahwa pengajaran di sekolah-sekolah bumi putra diberikan dalam
bahasa Melayu atau bahasa daerah lainnya.

Fase Pergerakan
Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa
dengan berbagai bahasa yang beraneka pula, merasa sulit
mencapai kemerdekaan jika tidak ada alat pemersatu.
Itulah sebabnya, pada tanggal 28 Oktober 1928,
dikumandangkanlah ikrar Sumpah Pemuda : Berbangsa satu,
bangsa Indonesia, bertanah air satu tanah air Indonesia, dan
menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia.
Peresmian Bahasa Indonesia

Peresmian bahasa Indonesia telah dimulai pada sumpah pemuda


28 oktober 1928. Tiga unsur pernyataan ikrar sumpah para
pemuda mengambarkan tekat,menjadikan bahasa Indonesia
yang sebelumnya dari bahasa melayu untuk menjadi bahasa
persatuan bangsa Indonesia yang utuh.

Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa


negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu
Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar
1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia
(Bab XV, Pasal 36).
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai