Nama Kelompok :
Rifka Husniati G1F011025
Irma Setyawati G1F011027
Agung Prabowo G1F011029
Alfianita G1F011031
Desy Damayanti G1F011033
Rahmi Kania Soraya G1F011035
Farah Maestri G1F011037
Rizka Khoirunnisa G1F011039
Agustianty NH G1F011041
Kharis Mustofa G1F011043
Nufi Attobibah G1F011045
Rani Saskia Jeanita G1F011049
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2014
SEJARAH BAHASA INDONESIA
Sejarah singkat bahasa Indonesia dibagi menjadi beberapa periode, yakni periode
sebelum sumpah pemuda tahun 1928, Periode sumpah pemuda 1928-proklamasi
kemerdekaan RI 1945, dan periode proklamasi kemerdekaan RI 1945 - sekarang.
b. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau.
Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan untuk orang yang
berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami
budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.
c. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan Bahasa Melayu Pontianak, atau
Banjarmasin, atau Samarinda, atau Maluku, atau Jakarta (Betawi), ataupun Kutai,
dengan pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang
terakhirpun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai
lingua franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya
dari bahasa Tionghoa Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.
Sejak peristiwa itu, Bahasa Melayu berubah nama menjadi Bahasa Indonesia.
Tahun 1933 berdiri angkatan sastrawan Pujangga Barudiplopori oleh tiga A, yaitu
Sultan Takdir Alisyahbana,Amir Hamzah, dan Armin Pane. Sebagai alat komunikasi
antara para sastrawan dan masyarakat dibuatlah majalah Pujangga Baru, maka
Bahasa Indonesia mulai tumbuh dan berkembang dari Bahasa Melayu angkatan Balai
Pustaka yang berdialek Minangkabau menjadi Bahasa Melayu modern, yakni Bahasa
Indonesia.
Tahun 1938 diadakan Kongres Bahasa Indonesia Pertama di Solo, antara lain
menetapkan Bahasa Melayu Riau sebagai dasar Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
adalah dialek baku dari bahasa Melayu yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau
sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia
I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, jang dinamakan Bahasa Indonesia jaitoe bahasa
Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari Melajoe Riaoe, akan tetapi jang
soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam
baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia;
pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan
oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia. Tahun 1942-
1945 masa pendudukan Jepang di Indonesia merupakan masa penting karena Bahasa
Indonesia menjadi bahasa utama baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam
lingkungan resmi karena pemerintahan Jepang melarang resmi berbahasa
Belanda.Tahun 1942, muncul para sastrawan muda Angkatan 45 membawa corak
Bahasa Indonesia selanjutnya, yaitubahasa yang penuh dinamika dalam penataan kata-
kata dan kalimat, serta ungkapan-ungkapan danperbandingan-perbandingan baru.