10.15408/sjsbs.v5i3.10416
Abstract.
Children have an important role in the life of society and the state, because
of their position as the nation's successor. Therefore, children have the
potential to play an active role in preserving the life of the nation, in order to
realize the goal of forming a government that protects citizens. The abuse of
narcotics by children is currently a concern of many people and is
constantly being discussed and published. In fact, the problem of narcotics
abuse is of concern to various groups, moreover the involvement of
children as narcotics couriers which is a series of evil consensus in
carrying out illegal drug trafficking. In the capacity of children who are
used as couriers is one thing that is so alarming that the child will face
the law, and is classified as having committed narcotics crimes. With the
limited ability of children and their imperfections, it needs to be a concern
of law enforcement officials in the application of punishment for the child
who is the perpetrator of the narcotics crime. Keywords: Legal Protection,
Children, Narcotics Courier.
Abstrak.
Diterima: 22 September 2018, Revisi: 11 Oktober 2018, Dipublikasi 12 Desember
2018.
1 Asep Syarifuddin Hidayat adalah Dosen Tetap Bidang Ilmu Hukum
Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Email:
asep.syarifuddin@uinjkt.ac.id.
Asep Syarifuddin Hidayat, Sam’ul Anam, Muhammad Ishar
2 Samul Anam adalah peneliti bidang hukum pada Fakultas Syariah dan Hukum,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Email: : samulanam@gmail.com.
3 Muhammad Ishar Helmi adalah Dosen bidang Ilmu Hukum pada Fakultas
Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Email: izharhelmi@uinjkt.ac.id.
307
SALAM; Jurnal Sosial & Budaya Syar-i
perubahan cepat dalam segala
bidang, perubahan tubuh, perasaan,
kecerdasan, sikap social dan
Pendahuluan kepribadian. Masa remaja adalah masa
Anak adalah amanah dan goncang karena banyaknya perubahan
karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang yang terjadi dan tidak stabilnya emosi,
dalam dirinya melekat harkat dan sehingga kadang-kadang
martabat sebagai manusia seutuhnya. menyebabkan timbulnya sikap dan
Oleh karena itu anak juga memiliki tindakan yang oleh orang dewasa
hak asasi manusia yang diakui oleh dinilai sebagai perbuatan nakal.
bangsa-bangsa di dunia dan Saat ini, salah satu bentuk
merupakan landasan bagi kenakalan remaja adalah penyalah
kemerdekaan, keadilan, dan gunaan narkotika. Penyalahgunaan
perdamaian di seluruh dunia. narkotika tak lagi memandang usia,
Anak sebagaimana dimaksud mulai dari anak-anak, remaja, orang
dalam Pasal 1 Undang-Undang dewasa hingga orang tua sekalipun
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang tak luput dari jeratan penyalahgunaan
Perlindungan Anak adalah seseorang narkotika ini. Diperkirakan sekitar 1,5
yang belum berusia persen dari total penduduk Indonesia
18 (delapan belas) tahun, termasuk adalah korban dari penyalahgunaan
anak yang masih dalam kandungan. narkotika tersebut. Masalah peredaran
Sedangkan di dalam Kitab Undang- narkotika ini juga tak kalah
Undang Hukum Pidana (KUHP), mengkhawatirkan, karena tidak hanya
tidak dujelaskan secara rinci mengenai terjadi di kota-kota besar saja juga
masalah batasan anak, hanya menurut merambah ke pelosok Indonesia.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Narkotika adalah zat atau obat
Pasal 45 dan Pasal 72 ayat (1), yang berasal dari tanaman atau bukan
Undang-undang tersebut menjelaskan tanaman, baik sintetis maupun semi
batas usia orang yang belum dewasa sintetis yang dapat menyebabkan
adalah sebelum umur 16 tahun.4 penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan
Anak mempunyai peranan
dapat
yang penting di dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, karena 4 Solahuddin. KUHP, KUHAP,
kedudukannya sebagai calon
KUHpdt. (Jakarta: Visimedia,
pengganti atau penerus bangsa. Oleh
2008), h., 16 dan 22.
karena itu, anak mempunyai potensi
5 Komnas HAM, “Anak-anak
untuk berperan secara aktif menjaga
kelestarian kehidupan bangsa yang Indonesia Yang Teraniaya”, Buletin
luhur, yang dasar- dasarnya telah Wacana, Edisi VII.
diletakkan generasi sebelumnya, guna
mewujudkan tujuan pembentukan
suatu pemerintah yang melindungi
bangsanya. Sebagai pelaksana penerus
cita-cita bangsa, anak mempunyai
kewajiban yang mulia dan tanggung
jawab yang berat demi terwujudnya
tujuan negara Republik Indonesia.5
Pada masa remaja merupakan
masa seorang anak mengalami
Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. Volume 5 Nomor 3 (2018). ISSN: 2356-1459. E-ISSN: 2654-9050 - 309
Asep Syarifuddin Hidayat, Sam’ul Anam, Muhammad Ishar
rangkaian permufakatan jahat dalam
menjalankan peredaran narkotika
secara illegal, tetapi dalam kapasitas
menimbulkan ketergantungan kategori anak yang menjadi kurir, ini
(Undang-Undang Nomor. 35 tahun merupakan satu hal yang begitu
2009). Undang-Undang Nomor 35 memprihatinkan dimana anak
Tahun 2009 tentang Narkotika telah tersebut telah berhadapan dengan
mengatur tentang ketentuan pidana hukum dan tergolong telah
bagi siapa saja yang dapat dikenakan melakukan tindak pidana narkotika.
pidana beserta denda yang harus Namun, kemampuan anak
ditanggung oleh penyalahguna yang masih terbatas dan tidak
narkotika atau dapat disebut sebagai sesempurna orang dewasa harus
pelaku tindak pidana narkotika. diperhatikan oleh aparat penegak
Dalam Undang-Undang narkotika itu hukum dalam menerapkan
sendiri tidak membedakan secara pemidanaan bagi anak pelaku tindak
khusus antara pelaku tindak pidana pidana narkotika, dikeluarkannya
narkotika. Baik pelaku yang Undang-Undang Nomor 11 Tahun
menyuruh lakukan, yang turut serta 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
melakukan dan penganjur maupun Anak sebagaimana pengganti dari
pembantu dapat disebut sebagai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997
pelaku tindak pidana.6 tentang Pengadilan Anak akan
memberikan penerapan pemidanaan
Penyalahgunaan narkotika
yang lebih bersifat membina dan
oleh anak saat ini menjadi perhatian
melindungi terhadap anak pelaku
banyak orang dan terus menerus
dibicarakan dan dipublikasikan. tindak pidana.8 Oleh karena itu,
Bahkan, masalah penyalahgunaan perlindungan terhadap anak sangat
narkotika menjadi perhatian berbagai penting, mengingat anak merupakan
kalangan. Hampir semua elemen generasi penerus bangsa. Untuk itu
mengingatkan agar masyarakat diperlukan
Indonesia selalu menjaga dan
Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. Volume 5 Nomor 3 (2018). ISSN: 2356-1459. E-ISSN: 2654-9050 - 311
Asep Syarifuddin Hidayat, Sam’ul Anam, Muhammad Ishar
Konstitusi Indonesia, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945
sebagai norma hukum tertinggi telah
baik ataukah sebaliknya menjadi menggariskan bahwa “setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup,
pribadi yang buruk.10 Tetapi karena
tumbuh, dan berkembang serta berhak
keadaan orang tuanyalah dan karena
atas perlindungan kekerasan dan
pola pendidikan orang tua serta
diskriminasi.” Dapat diartikan bahwa
keadaan lingkungan tempat anak
kedudukan dan perlindungan hak
tersebut tumbuhlah yang
anak merupakan hal penting yang
menyebabkan terjadi perubahan pada
harus dijabarkan lebih lanjut dan
diri anak manusia yang tidak sesuai
dijalankan dalam kenyataan sehari-
dengan fitrahnya.
hari.13
Narkotika tidak dikenal pada
masa Rasulullah SAW, walaupun Upaya perlindungan hak-hak
demikian ia termasuk kategori Khamar, anak di Indonesia telah diakomodir
bahkan narkotika lebih berbahaya dalam Undang-Undang Dasar Negara
dibanding dengan Khamar. Istilah Republik Indonesia 1945 Pasal 28B
narkotika dalam konteks Islam, ayat (2) sebagaimana telah disebutkan
tidak disebutkan secara langsung di atas, juga dalam Undang-Undang
dalam Alquran maupun dalam Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM,
sunnah. Dalam Alquran hanya dan Undang-Undang Nomor 23
menyebutkan istilah Khamar. Tetapi Tahun 2002 tentang Perlindungan
karena dalam teori ilmu Ushul Fikih, Anak. Dalam konvensi hak-hak anak,
bila suatu hukum belum ditentukan hak-hak anak secara umum dapat
status hukumnya, maka bisa dikelompokkan dalam 4 (empat)
kategori, antara lain: a). Hak untuk
diselesaikan melalui metode qiyas
(analogi hukum).11 10 Moch. Faisal Salam, Hukum
Acara Peradilan Anak Di Indonesia,
(Bandung: CV. Mandar Maju, 2005,
Hak dan Kewajiban Anak dalam Cet. Pertama), h., 1.
Hukum Pidana 11 Zainuddin Ali, Hukum Pidana
Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,
Anak sebagai sebuah pribadi 2007, Cet. Pertama), h., 78.
yang sangat unik dan memiliki ciri 12 M. Nasir Djamil, Anak Bukan
yang khas. Walaupun dia dapat Untuk Dihukum, (Jakarta: Sinar
bertindak berdasarkan perasaan, Grafika, 2013), h., 12.
pikiran dan kehendaknya sendiri, 13 Pasal 28B ayat (2) Undang-
ternyata lingkungan sekitar Undang Dasar Negara Republik
mempunyai pengaruh yang cukup Indonesia 1945 yang berisi "setiap
besar dalam membentuk perilaku anak berhak atas kelangsungan hidup,
seorang anak. Untuk itu bimbingan, tumbuh dan berkembang serta berhak
pembinaan, dan perlindungan dari atas perlindungan dari kekerasan dan
orang tua, guru, serta orang dewasa diskriminasi. Menurut saya ini adalah
lainnya sangat dibutuhkan seorang perlindungan HAM yang paling
anak dan kewajiban anak. sering di langgar oleh masyarakat.
Terlebih dalam pemenuhan
haknya, seorang anak tidak dapat
melakukannya sendiri disebabkan
kemampuan dan pengetahuannya
yang masih terbatas.12 Dalam
310 – Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Asep Syarifuddin Hidayat, Sam’ul Anam, Muhammad Ishar
kekerasan dan diskriminasi;
Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. Volume 5 Nomor 3 (2018). ISSN: 2356-1459. E-ISSN: 2654-9050 - 313
Asep Syarifuddin Hidayat, Sam’ul Anam, Muhammad Ishar
patutlah pula bila anak wajib
mencintai dan menghormatinya. Anak
wajib mencintai keluarga. Kewajiban
r. Setiap anak yang menjadi mencintai masyarakat seperti
korban atau pelaku kekerasan tetangga, karena tetangga hidup
seksual atau yang bersama dengan keluarga (ayah-ibu).
berhadapan dengan hukum Didalam memenuhi keperluan sehari-
berhak dirahasiakan; dan hari orang tua dan keperluan anak
mesti membutuhkan bantuan
s. Setiap anak yang menjadi tetangga. Demikian pula terhadap
korban atau pelaku tindak teman, anak harus menghormati,
pidana berhak mendapatkan karena mereka merupakan sahabat
bantuan hukum dan bantuan yang tolong menolong. Oleh karena
lainnya. itu, anak berkewajiban pula untuk
Selain berbicara mengenai mencintai masyarakat/tetangga dan
hak-hak, maka tidak afdhal rasanya teman-temannya.18
apabila tidak berbicara mengenai
kewajiban. Karena antara hak dan
kewajiban adalah suatu hal yang Perlindungan Hukum Terhadap Anak
beriringan selalu. Kewajiban berarti
Perlindungan hukum bagi
sesuatu yang wajib diamalkan
anak secara umum dalam
(dilakukan), keharusan, tugas yang
Dokumen Internasional disebutkan
harus dilakukan.16 Menurut Setya bahwa perlindungan hukum bagi
Wahyudi, anak melakukan kewajiban anak dapat diartikan sebagai upaya
bukan semata-mata sebagai beban, perlindungan hukum terhadap
tetapi justru dengan melakukan berbagai kebebasan dan hak asasi
kewajiban-kewajiban menjadikan anak anak (fundamental rights and
tersebut berpredikat “anak yang baik”. freedoms of children) serta berbagai
Anak yang baik tidak hanya meminta kepentingan yang berhubungan
hak-haknya saja, tetapi akan
dengan kesejahteraan anak.14
melakukan kewajiban-
16 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus
kewajibannya.17
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Berdasarkan Undang-Undang Pustaka, 2005, Edisi ketiga), h., 1359.
Nomor 23 Tahun 2002 tentang 17 Setya Wahyudi, Implementasi
Perlindungan Anak, ada lima hal
Ide Diversi Dalam Pembaruan Sistem
kewajiban anak di Indonesia yang
Peradilan Pidana Anak di Indonesia,
mestinya dilakukan, antara lain: a).
(Yogyakarta: Genta Publishing, 2011), h.,
Menghormati orang tua, wali dan
26.
guru; b). Mencintai keluarga,
18 Setya Wahyudi, Implementasi
masyarakat dan menyayangi teman;
c). Mencintai tanah air, bangsa dan Ide Diversi Dalam Pembaruan Sistem
negara; d) Menunaikan ibadah sesuai Peradilan Pidana Anak di Indonesia,
dengan ajaran agamanya; dan, e). (Yogyakarta: Genta Publishing, 2011), h.,
Melaksanakan etika dan akhlak yang 27.
mulia.
Kewajiban anak menghormati
guru, karena guru telah mendidik,
melatih otak, menunjukan kepada
kebaikan dan kebahagiaan. Maka
pembangunan nasional.
Melindungi anak adalah 19 Arif gosita, Masalah
melindungi manusia, adalah
Perlindungan Anak. (Jakarta:
membangun manusia seutuhnya.
Akademika Pressindo,1985),
Akibat tidak adanya perlindungan
h., 18.
anak akan menimbulkan berbagai
permasalahan sosial yang dapat
menganggu ketertiban, keamanan
dan pembangunan nasional.19
Secara fisik, mental, dan sosial,
Anak perlu di dilakukan upaya
perlindungan untuk mewujudkan
Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. Volume 5 Nomor 3 (2018). ISSN: 2356-1459. E-ISSN: 2654-9050 - 315
Asep Syarifuddin Hidayat, Sam’ul Anam, Muhammad Ishar
narkotika tetapi tidak
mengesampingkan ketentuan khusus
yang diatur Undang- Undang Nomor
11 tahun 2012 tentang sistem peradilan
masyarakat.20 Sehingga menurut
pidana anak.
hemat penulis lewat sistem dua jalur
hakim dapat menentukan penjatuhan Undang-Undang Nomor 11
sanksi terhadap anak yang sesuai dan Tahun 2012 tidak mengikuti ketentuan
patut untuk dipertanggung jawabkan sanksi pidana yang tertuang dalam
oleh anak yang berkonflik dengan pasal 10 KUHP namun membuat
hukum. sanksi secara tersendiri. Berikut
adalah jenis-jenis pemidanaan yang
Pada umumnya, penjatuhan
dapat dijatuhkan oleh hakim yang
sanksi pidana terhadap pelanggar
dapat dikenakan kepada pelaku
hukum seringkali dianggap sebagai
tindak pidana anak terbagi atas pidana
tujuan dari hukum pidana. Oleh sebab
pokok dan pidana tambahan yang
itu, apabila pelanggar telah diajukan
termaktub didalam Undang-Undang
ke muka sidang kemudian dijatuhi
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
sanksi pidana, maka perkara hukum
Peradilan Pidana Anak Pasal 71 Ayat
dianggap telah berakhir. Pandangan
1, yaitu :
demikian, telah memposisikan
keadilan dalam hukum pidana dan Pidana Pokok bagi anak terdiri
penegakan hukum pidana adalah dari :
sanksi pidana sebagaimana yang
a. Pidana Peringatan
diancamkan dalam pasal-pasal yang
dilanggar. b. Pidana dengan Syarat
Pemidanaan yang lazim 1. Pemidanaan diluar lembaga
diterapkan berdasarkan KUHP, bukan
2. Pelayanan masyarakat
mendidik anak menjadi lebih baik,
melainkan memperparah kondisi dan 20 Stanley Oldy Pratasik,
dapat meningkatkan tingkat kejahatan Pemidanaan dan Perlindungan Hukum
anak.Penerapan pemidanaan terhadap Terhadap Anak yang Menjadi Kurir
anak berdasarkan Undang-Undang Narkotika Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2012 tentang sistem Nomor 11 tahun 2012 Tentang Sistem
peradilan pidana anak merupakan Peradilan Pidana Anak, Lex et Societatis,
suatu landasan penjatuhan sanksi Vol. III (April, 2015), h., 71.
terhadap anak yang melakukan tindak
pidana. Anak yang menjadi kurir
narkotika, Undang-Undang Nomor 35
tahun 2014 tentang narkotika tidak
secara khusus mengatur mengenai
ketentuan sanksi pidana bagi anak,
namun pada dasarnya seorang anak
yang melakukan tindak pidana
narkotika sebagai pelaku peredaran
gelap narkotika yaitu seorang anak
yang menjadi kurir untuk
menjalankan suatu proses peredaran
gelapnarkotika tetap dijerat dengan
pasal-pasal sebagaimana yang
ditentukan dalam ketentuan pidana
yang diatur dalam undang-undang
Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. Volume 5 Nomor 3 (2018). ISSN: 2356-1459. E-ISSN: 2654-9050 - 317
Asep Syarifuddin Hidayat, Sam’ul Anam, Muhammad Ishar
membawa, mengirim,
mengangkut, atau mentransito
Narkotika Golongan I,
dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling
lama 12 (dua belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit
Rp800.000.000,00 (delapan
ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp8.000.000.000,00
(delapan miliar rupiah).
Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. Volume 5 Nomor 3 (2018). ISSN: 2356-1459. E-ISSN: 2654-9050 - 319
Asep Syarifuddin Hidayat, Sam’ul Anam, Muhammad Ishar
undang, maka penulis menegaskan
jika anak yang menjadi kurir narkotika
dan terbukti melanggar Undang-
konsepsi anak, melainkan perumusan Undang 35 tahun 2009 tentang
yang merupakan pembatasan untuk narkotika, masih dalam kategori umur
suatu 12 (dua belas) tahun sampai dengan 13
perbuatan tertentu, kepentingan tertentu, (tiga belas) tahun maka dengan
demikian hakim hanya dapat
dan tujuan tertentu”.22
menjatuhkan sanksi tindakan kepada
Perlu diketahui bahwa anak tersebut sesuai dengan Pasal 82
penentuan batas usia anak dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun
kaitan dengan pertanggungjawaban 2012.
pidana yang dapat diajukan ke
Pada dasarnya tidak ada
hadapan persidangan yaitu 12 (dua
ketentuan yang mengatur jika anak
belas) tahun samapai dengan 18
tersebut tidak tahu apa-apa. Hal
(delapan belas) tahun sesuai dengan
tersebut yang nantinya akan
putusan Mahkamah Konstitusi No.
dibuktikan pada persidangan, dan
1/PUUVIII/201/021 dan sebagaiman
Hakim-lah yang akan menentukan
yang ditentukan dalam pasal 69 ayat
apakah anak tersebut bersalah atau
(2) juga menegaskan bahwa “anak
tidak. Sedangkan terkait sanksi bagi
yang belum berusia 14 (empat belas)
yang menjadi kurir atau perantara
tahun hanya dapat dikenai tindakan
narkotika ini bergantung pada
“Sehingga menurut hemat penulis
jenis/golongan narkotika itu sendiri.
dengan demikian pula bahwa anak
Akan tetapi, jika terbukti bahwa anak
yang berumur 12 (dua belas) tahun
tersebut dijadikan kurir karena
sampai 13 (tiga belas) tahun itu hanya
disuruh, diberi atau dijanjikan
dijatuhi sanksi tindakan, sedangkan
sesuatu, diberikan kesempatan,
yang berumur 14 (empat belas) tahun
dianjurkan, diberikan kemudahan,
sampai dengan 18 (delapan belas)
dipaksa dengan ancaman, dipaksa
tahun itu bisa dijatuhi sanksi pidana
dengan kekerasan, dengan tipu
sebagaimana yang diatur dalam
muslihat, atau dibujuk, maka pihak
Undang-Undang Nomor 11 tahun
yang melakukan hal tersebut kepada
2012 tentang sistem peradilan pidana
si anak dapat dipidana dipidana
anak berumur 12 (dua belas) tahun,
dengan pidana mati atau pidana
pasal 21 ayat (1) Undang-Undang
penjara seumur hidup,
Nomor 11 tahun 2012 menegaskan
bahwa “dalam hal anak belum
berumur 12 (dua belas) tahun
melakukan atau diduga melakukan
tindak pidana, penyidik, pembimbing 22 Nandang Sambas,
kemasyarakatan, dan pekerja sosial
Pembaharuan Sistem Peradilan PIdana
profesional mengambil keputusan
Anak Berdasarkan UU No. 11 Tahun
untuk menyerahkannya kembali
2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana
kepada orang tua/wali atau
Anak, (Volume 4 Nomor 1, 2014), h.,
mengikutsertakannya dalam program
63.
pendidikan, pembinaan, dan
pembimbingan di instansi yang
menangani bidang kesejahteraan
sosial, baik di tingkat pusat maupun
daerah paling lama 6 (enam) bulan.
Dari kategori batasan-batasan usia
yang telah ditentukan oleh undang-
Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. Volume 5 Nomor 3 (2018). ISSN: 2356-1459. E-ISSN: 2654-9050 - 321
Asep Syarifuddin Hidayat, Sam’ul Anam, Muhammad Ishar
pengulangan tindak pidana. Sehingga
menurut penulis anak yang menjadi
kurir narkotika bisa di upayakan
diversi bagi anak yang berhadapan diversi karena ancaman pidana
dengan hukum dalam hal ini anak penjara dalam ketentuan pidana yang
yang menjadi kurir narkotika. diterapkan kepada kurir narkotika
pada Undang-Undang Nomor 35
Diversi merupakan
tahun 2009 tentang narkotika yaitu
pengalihan penyelesaian perkara anak
paling singkat 4 (empat) dan 5 (lima)
dari proses peradilan pidana ke proses
tahun serta anak tersebut bukan
di luar peradilan pidana. Komitmen
residivis. Sehingga upaya ini dapat
untuk menerapkan restoratif justice,
memberikan perlindungan hukum
khususnya dalam hal pelaku adalah
terhadap anak yang menjadi kurir
anak-anak, harus didasarkan pada
narkotika untuk dapat diselesaikan di
penghargaan terhadap anak sebagai
luar proses peradilan dan menjauhkan
titipan yang mempunyai kehormatan.
dari proses pemidanaan.
Apalagi Indonesia adalah Negara
pihak dalam Konvensi Hak-Hak Anak Sistem peradilan pidana anak
(Convention on the Rights of the Child). diwajibkan mengupayakan diversi
Sebagai negara pihak, Indonesia berdasarkan pendekatan keadilan
mempunyai kewajiban untuk restoratif terhadap anak yang
memberikan pelindungan khusus berkonflik dengan hukum sebagai
terhadap anak yang berhadapan upaya perlindungan hukum bagi anak
baik oleh penyidik di tingkat
dengan hukum.26
penyidikan, jaksa di tingkat
Berkaitan dengan anak yang penuntutan dan hakim pada
menjadi kurir narkotika, kita ketahui pemeriksaan di tingkat pengadilan.
bahwa perkara anak yang menjadi Sebagaimana ketentuan pasal 9
kurir narkotika merupakan sebagai Undang- Undang Nomor 11 tahun
pelaku namun untuk melibatkan 2012 tentang sistem peradilan pidana
korban terhadap perkara anak yang anak dikatakan bahwa penyidik,
menjadi kurir narkotika masih penuntut umum, dan hakim dalam
menjadi pertanyaan bahwa siapa melakukan diversi harus
korban yang akan dilibatkan dalam mempertimbangkan kategori tindak
perkara ini. Sehingga menurut pidana, umur anak, hasil penelitian
penulis, anak yang menjadi kurir BAPAS serta dukungan dari
narkotika ini walaupun dia sebagai lingkungan keluarga dan masyarakat
pelaku dia juga bisa dikatakan sebagai Ini menunjukkan
korban sehingga dengan demikian
untuk pendekatan keadilan restoratif
bisa dilakukan untuk tercapainya 26 Marlina, Peradilan Pidana
diversi.
Anak Di Indonesia pengembangan konsep
Pada Pasal 7 ayat (2) Undang- diversi dan keadilan restorative
Undang Nomor 11 Tahun 2012 (Bandung: Refika Aditama, 2009) h.,
tentang sistem peradilan pidana anak, 198.
menegaskan bahwa diversi
dilaksanakan dalam hal tindak pidana
yang dilakukan diancam dengan
pidana penjara di bawah 7 (tujuh)
tahun dan bukan merupakan
Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. Volume 5 Nomor 3 (2018). ISSN: 2356-1459. E-ISSN: 2654-9050 - 321
Asep Syarifuddin Hidayat, Sam’ul Anam, Muhammad Ishar
dalam perkara ini adalah
orang yang diduga telah
melakukan perbuatan pidana
dilakukannya. Tidak mengetahui atau dan diajukan sebagai
tidak memahami akan adanya terdakwa dipersidangan oleh
perundang-undangan bukanlah alasan Penuntut Umum dalam
untuk mengecualikan penuntutan perkara ini yang diduga telah
atau bahkan pula alasan memperingan melakukan perbuatan pidana
dan diajukan kepersidangan.
hukuman.27
Maka demikian unsur “setiap
Dalam kasus yang diadili di orang” terpenuhi.
Pengadilan Negeri Pelaihari pada
perkara Nomor:
2. Tanpa hak atau melawan hukum
01/Pid.Sus-Anak/2014/PN.Pli Unsur ini bersifat alternatif,
mengadili Terdakwa bernama apabila salah satu perbuatan
TERDAKWA, dalam kasus tersebut yang diisyaratkan dalam
Anak sebagai Korban Kurir Narkotika dakwaan ini telah terpenuhi
di Kota Pelaihari. Dalam kasus ini maka terpenuhilah unsur
Majelis Hakim memutus perkara tersebut. Yakni yang
tersebut berdasarkan pada Pasal 114 dimaksud “tanpa hak” ialah
ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 35 pada diri terdakwa tidak ada
Tahun 2009 tentang Narkotika yang kekuasaan/kewenangan atau
berbunyi: sesuatu dimana kewenangan
Setiap orang yang tanpa hak itu baru ada setelah ada
atau melawan hukum ijin/sesuai dengan undang-
menawarkan untuk dijual, undang/peraturan yang
menjual, membeli, menerima, membolehkan untuk itu.
menjadi perantara dalam jual Dalam kejadian polisi
beli, menukar, atau menemukan terdakwa
menyerahkan Narkotika membawa 4 (empat) paket
Golongan I, dipidana dengan kecil narkotika golongan I
pidana penjara seumur hidup bukan tanaman jenis sabu,
atau pidana penjara paling Jika merupakan seseorang
singkat 5 (lima) tahun dan yang bekerja lembaga ilmu
paling lama 20 (dua puluh) pengetahuan yang
tahun dan pidana denda mendapatkan ijin untuk
paling sedikit Rp. membawa sediaan narkotika
1.000.000.000,00 (satu miliar golongan I, dengan kata lain
rupiah) dan paling banyak Rp. terdakwa tidak memiliki hak
10.000.000.000,00 (sepuluh dalam membawa sabu-sabu.
miliar rupiah). Maka dengan ini, unsur
“tanpa hak atau melawan
Berdasarkan putusan tersebut hukum” terpenuhi.
yang dilakukan oleh TERDAKWA
telah memenuhi unsur-unsur dalam
pasal tersebut. Adapun unsur-unsur
dalam pasal tersebut yakni: 28 27 Mahrus Ali, Dasar -
Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. Volume 5 Nomor 3 (2018). ISSN: 2356-1459. E-ISSN: 2654-9050 - 323
Asep Syarifuddin Hidayat, Sam’ul Anam, Muhammad Ishar
Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Pelindungan Anak pada Pasal 59 ayat
(1) dan (2) dan Pasal
3. Menawarkan untuk 64 yang berbunyi:
dijual,menjual, membeli, Pasal 59
menerima, menjadi perantara
dalam jual beli, menukar atau (1) Pemerintah, Pemerintah
menyerahkan Narkotika Daerah dan Lembaga negara
Golongan I” lainnya dan bertanggung
jawab untuk memberikan
Unsur ini bersifat alternatif, Perlindungan Khusus
apabila salah satu perbuatan kepada Anak.
yang diisyaratkan dalam
dakwaan ini telah terpenuhi (2) Perlindungan Khusus pada
maka terpenuhilah unsur Anak sebagaimana
tersebut. Dalam unsur ketiga dimaksud pada ayat (1)
ini, dapat dikatakan sudah diberikan kepada:
memenuhi unsur ini, yang a. Anak dalam situasi darurat;
dalam hal ini berdasarkan
fakta-fakta dalam b. Anak yang berhadapan
persidangan,bahwa perbuatan dengan hukum;
terdakwa mengarah pada c. Anak dari kelompok
“unsur menjadi perantara minoritas dan terisolasi;
dalam jual beli narkotika
Golongan I” d. Anak yang dieksploitasi
secara ekonomi dan/atau
Oleh karena itu, semua unsur- seksual;
unsur dalam Pasal 114 Ayat (1)
Undang- Undang RI Nomor 35 Tahun e. Anak yang menjadi
2009 tentang Narkotika telah korban penyalahgunaan
terpenuhi. Maka dari putusan yang narkotika, alkohol,
sudah berkekuatan hukum tetap ini psikotropika, dan zat
telah diputuskan Oleh Hakim, adiktif lainnya;
terdakwa diputus hukum pidana f. Anak yang menjadi korban
Penjara selama 2 (dua) tahun dan 6 pornografi;
(enam) bulan, serta membayar denda
sebesar Rp 500.000.000,00 (lima ratus 29 Putusan Pengadilan PN.
30 Undang-Undang RI
Pasal 64
Nomor 35 Tahun 2014
Perlindungan khusus bagi anak tentang Perlindungan
yang berhadapan dengan hukum Anak, h. 17-18
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 59 ayat (2) huruf b dilakukan
melalui:
d. Pemberlakuan kegiatan
rekresional;
e. Pembebasan dari
penyiksaan, penghukuman,
atau perlakuan lain yang
Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. Volume 5 Nomor 3 (2018). ISSN: 2356-1459. E-ISSN: 2654-9050 - 325
Asep Syarifuddin Hidayat, Sam’ul Anam, Muhammad Ishar
Pemberlakuan kegiatan rekresional; e).
Pembebasan dari penyiksaan,
penghukuman, atau perlakuan lain
m. Pemberian aksesibilitas, yang kejam, tidak manusiawi serta
terutama bagi anak merendahkan martabat dan
penyandang disabilitas; derajatnya; f). Penghindaran dari
penjatuhan pidana mati dan/atau
n. Pemberian pendidikan; pidana seumur hidup; g).
o. Pemberian pelayanan Penghindaran dari penangkapan,
kesehatan; dan penahanan atau penjara, kecuali
sebagai upaya terakhir dan dalam
p. Pemberian hak lain sesuai waktu yang paling singkat; h).
dengan ketentuan peraturan Pemberian keadilan di muka
perundang- undangan.31 pengadilan anak yang objektif, tidak
memihak dan dalam sidang yang
Dari penjelasan dalam isi tertutup untuk umum; i).
Undang-undang diatas sudah jelas, Penghindaran dari publikasi atas
bahwa pemerintah dan lembaga identitasnya; j). Pemberian
negara seharusnya adalah pendampingan Orang Tua/Wali dan
memberikan perlindungan khusus orang yang dipercayai oleh anak; k).
pada anak, terkhusus pada anak yang Pemberian advokasi sosial; l).
berhadapan dengan hukum dan anak Pemberian kehidupan pribadi; m).
yang menjadi korban penyalahgunaan Pemberian aksesibilitas, terutama bagi
narkotika, alkohol, psikotropika, dan anak penyandang disabilitas; n).
zat adiktif lainnya. Dan dalam kasus Pemberian pendidikan; o). Pemberian
ini jadi merupakan kasus eksploitasi pelayanan kesehatan; dan p).
anak. Anak digunakan sebagai kurir Pemberian hak lain sesuai dengan
narkotika. Maka dari itu, penulis ketentuan peraturan perundang-
disini sangat bertolak belakang
undangan. 32
dengan putusan tersebut. Sebab anak
ini disini belum memasuki umur 18 Dalam hukum pidana Islam
tahun, dimana masih terkategori telah dibahas mengenai
dalam umur anak yang seharusnya pertanggungjawaban pidana
adalah dilindungi dan bukan untuk seseorang haruslah sudah memenuhi
dihukum. Majelis hakim harusnya persyaratan dan bisa di berikan
memberikan putusan seperti yang pembebanan hukuman atau mukkalaf
sudah dibahas dalam Undang- ada 3 (tiga) yang menjadi syarat
Undang Nomor 35 Tahun 2014 mukallaf diwajibkan
tentang Pelindungan Anak dalam mempertanggungjawabkan atas
pasal 64 mengenai perlindungan
Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. Volume 5 Nomor 3 (2018). ISSN: 2356-1459. E-ISSN: 2654-9050 - 327
Asep Syarifuddin Hidayat, Sam’ul Anam, Muhammad Ishar
menyesuaikan dengan kemashlahatan
umatnya.
Berdasarkan hukuman yang
Namun, yang membedakan diberikan oleh Hakim tersebut,
dalam hukum Islam yaitu batas usia menurut penulis sudah tepat, karena
anak dan pertanggung jawaban dalam Islam tidak dicantumkan
pidananya adalah di bawah usia 18 bagaimana hukuman yang seharusnya
tahun perbuatan anak dapat dianggap untuk pelaku kurir Narkotika, maka
melawan hukum, hanya keadaan kasus ini dapat dikategorikan dalam
tersebut dapat mempengaruhi kategori jarimah ta’zir. Sedangkan
pertanggung jawaban pidananya, berat ringannya hukuman ta’zir,
sehingga perbuatan melanggar hukum semua tergantung penilaian Hakim
oleh anak bisa dimaafkan atau bisa terhadap jarimah ta’zir tersebut,
dikenakan hukuman, tetapi bukan sebagaimana penulis mengutip kaidah
hukuman pokok melainkan hukuman ushul: “sanksi takzir (berat ringannya)
takzir. Takzir tidak disebutkan secara tergantung kepada Imam (hakim) sesuai
tegas di dalam Alquran dan hadits- dengan besar kecilnya kejahatan yang
hadits Rasulullah SAW. Maka, untuk
dilakukan”.36
menentukan jenis dan ukurannya
menjadi wewenang hakim atau Dari kaidah ushul tersebut
penguasa setempat dalam dapat diterangkan bahwa jarimah
menentukan jenis dan ukuran sanksi Takzir hukuman yang diberikan
takzir. Harus tetap memperhatikan tergantung dengan pandangan
isyarat-isyarat dan petunjuk nash seorang hakim atau Ulil Amri
keagamaan secara teliti, baik, dan (pemerintah), dan seorang hakim
mendalam, karena hal ini menyangkut mesti mempertimbangkan
kepentingan dan kemaslahatan umat kemashlahatan umat dalam
atau masyarakat dalam sebuah memutuskan jarimah takzir.
Negara.35
Adapun Sanksi takzir Kesimpulan
diberikan kepada pelaku dengan
maksud utamanya sebagai tindakan Perlindungan hukum
preventif dan represif serta kuratif menurut Undang-Undang
dan edukatif. Oleh sebab itu takzir Nomor 35 tahun 2014 tentang
tidak boleh membawa kehancuran. perlindungan anak, yang
Dalam menentukan berat ringannya dimaksud dengan
jarimah Takzir hukuman yang perlindungan
diberikan tergantung dengan
pandangan seorang hakim atau Ulil 35 M.Nurul Irfan, Korupsi Dalam
Amri (pemerintah) dan dilihat dari Hukum Pidana Islam, (Jakarta:
besar kecilnya kesalahan yang Amzah, 2011), h 129
diperbuat. Seorang hakim mesti 36 Ali Ahmad Al-Nadwi, al-
mempertimbangkan kemashlahatan
Qawaid al fiqhiyyah,(Damaskus:
umat dalam memutuskan jarimah
Dar al-Qalam, t.th), h., 94.
takzir. Sebab seorang pemimpin di
dalam Hukum Islam itu adalah
pengayom para masyarakat yang ada
di bawah kekuasaannya. Dimana
setiap keputusan Ulil Amri haruslah