Anda di halaman 1dari 8

BAB.

PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM

A. HAKIKAT PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM.

1. Konsep Perlindungan hukum.

Perlindungan hukum merupakan segala upaya pemenuhan dan pemberian bantuan untuk
memberikan rasa aman kepada saksi atau korban. Perlindungan hukum korban kejahatan sebagai
bagian dari perlindungan masyarakat, dapat diwujudkan dalam bentuk, seperti melalui pemberian
restitusi, kompensasi, pelayanan medis, dan bantuan hukum.

Perlindungan hukum yang diberikan kepada subjek hukum ke dalam bentuk perangkat baik
yang bersifat preventif maupun yang bersifat refresif, baik yang lisan maupun yang tertulis. Dengan
kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran tersendiri dari fungsi hukum itu sendiri, yang
memiliki konsep bahwa hukum memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan
kedamaian.

Beberapa pengertian hukum menurut para ahli

No. Nama Ahli Arti Perlindungan Hukum


1. Prof. Satjipto Rahrdjo Upaya memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia
yang dirugikan orang lain dan perlindungan hukum
tersebut diberikan agar mereka dapat menikmati semua
hak yang diberikan oleh hukum.
2. Dr. Setiono,SH. Tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari
Perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak
sesuai dengan aturan hukum.
3. Prof. Andi Hamzah Daya upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang
maupun lembaga pemerintah, swasta yang bertujuan
mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan
kesejahteraan hidup sesuai hak-hak asasi yang ada.
4. Drs. CST. Kansil,SH. Berbagai upaya hukum yang harus diberikan oleh aparat
penegak hukum untuk memberikan rasa aman, baik secara
pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman
dari pihak manapun.
5. UU No. 23 Tahun 2004 Segala upaya yang ditujukan untuk memberikan rasa aman
tentang Penghapusan KDRT. kepada korban yang dilakukan oleh keluarga,advokad,
lembaga sosial, kepolisian, kejaksaan, pengadilan , dan atau
pihak lain baik sementara maupun berdasarkan penetapan
pengadilan.
6. Pasal 1 butir 6 UU No. 13 Segala upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan
Tahun 2006 tentang untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau
Perlindungan Saksi dan korban yang wajib dilaksanakan oleh Lembaga
korban. Perlindungan Saksi dan Korban atau lembaga lainnya sesuai
dengan ketentuan undang-undng.

Dari beberapa pendapat yang disampaikan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa
Perlindungan Hukum adalah Segala upaya pemerintah untuk menjamin adanya kepastian hukum
untuk memberikan perlindungan kepada warga negaranya agar hak-haknya sebagai seorang warga
negara tidak dilanggar, dan bagi yang melanggarnya akan dikenakan sanksi sesuai peraturan yang
berlaku.
Dengandemikian , suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila
mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
a. adanya pengayoman dari pemerintah terhadap warga negaranya.
b. adanya jaminan kepastian hukum.
c. berkaitan dengan hak-hak warga negara.
d. adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya.

Selaian para ahli hukum tersebut di atas yang telah memberikan definisi perlindungan hukum, Philipus
M. Hadjon juga memberikan pengertian perlindungan hukum. Philipus M. Hadjon membagi
perlindungan hukum dalam dua sifat, yaitu perlindungan hukum yang bersifat preventif dan
perlindungan hukum yang bersifat refresif.

Perlindungan hukum preventif Perlindungan hukum refresif


Perlindungan hukum yang bersifat preventif Perlindungan hukum yang bersifat refresif
artinya pemerintah lebih bersifat hati-hati dalam artinya pemerintah harus lebih bersifat tegas
pengambilan dan pembuatan keputusan karena dalam pengambilan dan pembuatan keputusan
masih dalam bentuk tindakan pencegahan. atas pelanggaran yang telah terjadi.

Perlindungan hukum yang bersifat preventif Perlindungan hukum yang bersifat refresit
memiliki ketentuan-ketentuan dan ciri tersendiri memiliki ketentuan-ketentuan dan ciri yang
dalam penerapannya. Subjek hukum dalam berbeda dalam penerapannya dengan
perlindungan hukum preventif mempunyai perlindungan hukum preventif. Subjek hukum
kesempatan untuk mengajukan keberatan dan dalam perlindungan hukum refresif tidak
pendapatnya sebelum pemerintah memberikan mempunyai kesempatan untuk mengajukan
hasil keputusan akhir. Perlindungan hukum keberatan karena ditangani langsung oleh
preventif ini terdapat dalam peraturan peradilan umum. Selain itu, perlindungan hukum
perundang-undangan yang berisi rambu-rambu refresif merupakan perlindungan akhir yang
dan batasan-batasan dalam melakukan sesuatu. berisi sanksi berupa hukuman penjara.
Perlindungan ini diberikan oleh pemerintah Perlindungan hukum ini diberikan untuk
untuk mencegah suatu pelanggaran atau menyelesaikan suatu pelanggaran atau sengketa
sengketa sebelum hal tersebut terjadi. yang sudah terjadi.

2. Konsep Penegakan Hukum.


Penegakan hukum dalam bahasa Inggris sering disebut Law enforcement. Sedang dalam bahasa
Belanda Rechtstoepassing atau rechtshanhaving. Pengertian penegakan hukum ada beberapa macam
sebagaimana dikemuakan oleh para ahli seperti di bawah ini .

No. Nama Ahli Definisi penegakan Hukum


1. Prof. Dr. Jimly Asshidiqqi adalah Proses dilakukannnya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai
pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-
hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
2. Prof. Soedarto Perhatian dan penggarapan, baik perbuatan-perbuatan yang
melawan hukum yang sungguh-sungguh maupun perbuatan
melawan hukum yang mungkin akan terjadi.
3. Prof. Soerjono Soekanto Kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yng terjabarkan
di dalam kaidah-kaidah / pandangn nilai yang mantap dan
mengekawantahkan dan sikap tindak sebagai rangkaian
penjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan , memelihara
dan mempertahankan kedamaian pergaulan hudup.
4. Prof. Satjipto Rahardjo Penegakan hukum merupakan penegakan ide-ide atau
konsep-konsep tentang keadilan, kebenaran, kemanfaatan
sosial, dan sebagainya. Jadi Penegakan hukum merupakan
usaha untuk mewujudkan ide dan konsep tadi menjadi
kenyataan.
Dalam penegakan hukum harus ditegakkan dengan memperhatikan unsur-unsur , kepastian
hukum, kemanfaatan dan keadilan.
a. Kepastian hukum .
Ada peribahasa hukum: Fiat justitia et pereat mundus artinya : meskipun dunia ini runtuh hukum
harus ditegakkan . Hal itulah yang diiinginkan oleh kepastian hukum. Kepastian hukum merupakan
perlindungan yustisiabel (pencari keadilan) terhadap tindakan sewenang-wenang yang berarti
bahwa seseorang akan dapat memperoleh apa yang diharapkan masyarakatnya. Adanya kepastian
hukum membuat masyarakat akan lebih tertib.
b. Kemanfaatan.
Hukum untuk manusia maka haruss memberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat. Jangan
sampai justru karena hukumnya dilaksanakan ditegakkan timbul keresahan dalam masyarakat.
c. Keadilan.
Dalam penegakan atau pelaksanaan hukum harus dilakukan dengan adil.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum.


Menurut Prof. Soerjono Soekanto faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum ada 4 faktor ,
yaitu : 1). Faktor hukumnya sendiri 2). Faktor penegak hukum. 3). Faktor Sarana dan fasilitas
4). Faktor masyarakat. 5). Faktor kebudayaan.
a. Faktor Hukumnya sendiri.
Hukum yang berlaku dalam masyarakat dapat dibenadakan menjadi tiga sebagai berikut :
1). Kaidah hukum secara yuridis : apabila penentuannya didasarkan pada tata cara peraturan yang
lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk atas dasar yang telah ditetapkan.
2). Kaidah hukum yang berlaku secara sosiologis, apabila kaidah tersebut efektif. Artinya kaidah
tersebut dapat dipaksakan berlakunya oleh pemerintah walaupun tidak diterima oleh
masyarakat.
3). Kaidah hukum bersifat filosofis, apabila sesuai cita-cita hukum sebagai nilai positif tertinggi.

Ketiga hal tersebut harus ada dalam hukum. Apabila salah satunya tidak ada, efektivitas berlakunya
hukum tidak akan tercapai. Apabila hukum hanya berlaku secara yuridis, ada kemungkinan kaidah itu
merupakan kaidah mati. Apabila hukum itu hanya berlaku secara sosiologis, kaidah hukum itu menjadi
aturan pemaksa. Apabila hukum hanya berlaku secara filosofis, kaidah hukum itu hanya merupakan
hukum yang dicita-citakan (Ius Constituendum).

Hukum yang dibuat harus mencerminkan kondisi masyarakat setempat. Seperti di Indonesia, hukum
di Indonesia harus disesuaikan dengan ideologi Pancasila. Hukum yang dibuat sesuai kondisi
masyarakat akan memberikan kemanfaatan sehingga tujuan hukum bisa tercapai. Dengan demikian
pembuat hukum harus paham tentang cara pembuatan hukum sesuai kebutuhan masyarakat dan
sesuai ideologi negara.

Menurut Prof. Soerjomo Soekanto . supaya pembuat hukum tidak berlaku sewenang-wenang atau
supaya hukum dapat diberlakukan dalam masyarakat diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
a). Keterbukaan dalam proses pembuatan
b). Pemberian hak kepada masyarakat untuk memberikan usulan melalui cara :
1). Penguasa mengundang mereka yang berminat untuk menghadiri suatu pembicaraan peraturan
tertentu.
2). Suatu departemen tertentu mengundang organisasi-organisasi tertentu untuk memberikan
masukan bagi suatu rancangan undang-undang yang sedang disusun.
3). Acara dengar pendapat di Dewan Perwakilan Rakyat
4). Pembentukan kelompok-kelompok penasihat yang terdiri atas tokoh-tokoh masyarakat dan
para ahli.
b. Faktor Penegak Hukum.
Penegak hukum memiliki kewajiban dalam menegakkan hukum. Setiap aaparat penegak hukum
harus memiliki sifat yang baik agar penegakan hukum bisa berjalan dengan baik. Agar tercapai
penegakan hukum, para penegak hukum harus bekerja sesuai peraturan perundan-undangan.
Penegakan hukum yang baik, yaitu penegakan hukum yang mengutamakan keadilan dan
profesionalisme. Dalam menegakkan hukum. Penegak hukum antara lain Polisi, Jaksa dan Hakim.
1). Polisi.
Kepolisian negara Republik Indonesia berada di bawah presiden yang dipimpin oleh Kapolri.
Dalam menjalankan tugasnya, Kapolri menetapkan, menyelenggarakan , dan mengendalikan
kebijakan teknis dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan operasional kepolisian dalam
rangka pelaksanaan tugas kepolisian negara Republik Indonesia dari penyelenggaraan
pembinaan kemampuan kepolisian negara Republik Indonesia. Putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan
2). Jaksa .
Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh Undang-undang untuk bertindak
sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan undang-undang. Penuntut umum adalah jaksa
yang diberi wewenang oleh undang-undang tentang kejaksaan untuk melakukan penuntutan
dan melaksanakan penetapan hakim.
3). Hakim.
Hakim adalah aparat penegak hukum yang bertugas memutus perkara dalam sidang
pengadilan. Dalam undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman,
dikenal istilah hakim dan hakim konstitusi. Pengertian Hakim menurut undang-undang Nomor
48 Tahun 2009 adalah hakim paada Mahkamah Agung dan hakim pada badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum., lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer , lingkungan peradilan tata usaha negara, dan hakim pada
peradilan khusus yang berada dalam lingkungan peradilan tersebut. Undang-undang
kekuasaan kehakiman menggunakan penyebutan istilah berbeda antara hakim Mahkamah
Agung dan hakim-hakim yang berada dalam lingkungan Mahkamah Agung dengan hakim di
mahkamah Konstitusi. Perbedaan istilah hakim dalam UU No. 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman mengintepretasikan bahwa yang dimaksud Hakim adalah hakim pada
lembaga peradilan di bawah Mahkamah Agung, sedangkan istilah hkim konstitusi secara khusus
hanya pada Mahkamah Konstitusi.
c. Sarana / Fasilitas.
Sarana atau fasilitas sangat penting untuk mengefektifkan aturan tertentu. Sarana yang
menunjang penegakan hukum seperti kendaraan, komputer. Semua itu sangat penting dalam
menunjang penegakan hukum . Karena tanpa sarana / fasilitas seperti kenfaraan dan komputer
tadi penegakan hukum tidak dapat berjalan dengan lancar, oleh karena itu aparat penegak hukum
perlu mendapatkan fasilitas dalam rangka menunjang kinerja penegakan hukum.
d. Masyarakat.
Masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas suatu peraturan.
Kepatuhan masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan menunjukkan derajat Peraturan
lalu lintas akan berjalan kepatuhan. Hal tersebut menjadi indikator berfungsinya hukum yang yang
bersangkutan . Contoh efektivas berlakunya peraturan sebagai berikut : Peraturan lalu lintas akan
brjalan dengan baik apbila derajat kepatuhan masyarakat tinggi terhadap raambu-rambu lalu
lintas jalan . pabila rambu – rambu lalu lintas berwarna merah , pengendara akan menghentikan
kendaraannya. Apabila terjadi sebaliknya, dapat diketahui bahwa derajat kepatuhan pengendara
bermotor sangat rendah .
e. Kebudayaan.
Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa, dan cipta yang didasarkan pada karya manusia .
Kebudayaan muncul dalam kehidupan sosial masyarakat. Nilai-nilai kebudayaan dalam setiap
masyarakat berbeda. Masyarakat Indonesia memiliki kebudayaan berbeda dengan masyarakat di
negara lain. Nilai baik dan buruk dalam kebudayaan tersebut akan menjadi dasar pembentukan
norma atau hukum. Dengan demikian , hukum akan mengatur baik dan buruk sesuai kebudayaan
masyarakat.
4. Landasan atau Dasar Hukum Perlindungan dan Penegakan Hukum.
Adapun landasan atau dasar hukum yang mengatur tentang perlindungan dan penegakan hukum
di Indonesia adalah sebagai berikut :

No. Pasal UUD 1945 Bunyi.


a. 27 ayat 1 Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan
pemerintahan tanpa ada kecualinya.
b. 28 D ayat 1 Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum.
c. 28 ayat 5 Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai
dengan prinsip negara hukum yang demokratis , maka pelaksanaan
hak asas manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan.
d. 30 ayat 4 Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang
menjag keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan
hukum.
e. 24 ayat 1 Upakan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan.

5. Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum.


Beberapa arti penting Perlindungan dan penegakan hukum dalam kehidupan :
a. Tegaknya supremasi hukum.
Supremasi hukum (kekuasaan tertinggi) pada aturan-aturan hukum , artinya tidak ada kekuasaan
yang lebih tinggi dari pada hukum, tidak ada kekuasaan sewenang-wenang, dan setiap orang
hanya boleh dihukum apabila melanggar hukum. Tegaknya supremasi hukum tidak akan
terwujud apabila aturan-aturan yang berlaku tidak ditegakkan baik oleh masyarakat maupub
aparat penegak hukum.
b. Tegaknya keadilan .
Hukum bertujuan mewujudkan keadilan bagi setiap warga negara. Tegaknya keadilan dalam
masyarakat akan dapat mewujudkan masyarakat yang damai, sejahtera, aman, tenteram, dan
saling percaya, baik sesama anggota masyarakat maupun terhadap pemerintah.
c. Mewujudkan Perdamaian dalam Kehidupan di Masyarakat.
Setiap hak dan kewajiban warga negara dijamin dan dilindungi oleh negara melalui auturan
hukum. Jika seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai aturan yang berlaku maka tidak
akan ada perselisihan dalam kehidupan sehingga tercipta perdamaian. Kehidupan masyarakat
akan damai dan teratur apabila setiap warga negara melaksanakan aturan hukum yang berlaku
tanpa terkecuali.

B. Peran Lembaga Penegak Hukum dalam menjamin Keadilan dan Kedamaian.


1. Pengertian Keadilan.
Keadilan merupakan pengakuan dan perlakuan yangseimbang antara hak dan kewajiban.
Keadilan merupakan suatu tindakan yang di dasarkan pada norma-norma yang berlaku baik
norma agama, norma hukum . Keadilan adalah suatu tindakan yang tidak diadasrakan pada
kesewenang-wenangan.
Pengertian Keadilan menurut para ahli.

No. Ahli Yang berpendapat Pengertian


1. Aristoteles Keadilan : Tindakan yang terletak diantara memberikan
terlalu banyak dan juga sedikit yang dapat diartikan
memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan
memberi apa yang menjadi haknya.
2. Magnis Suseno Keadilan : Keadaan antar manusia yang diperlakukan
dengan sama, yang sesuai dengan hak serta kewajibannya
masing-masing.
3. Thomas Hobbes Keadilan adalah sesuatu perbuatan yang dikatakanadil jika
telah didasarkan pada suatu perjanjian yang telah
disepakati.
4. W.J.S. Poerwodarminto Keadilan adalah tidak berat sebelah yang artinya seimbang,
dan yang sepatutnya tidak aewenang-wenang.
5. Notonegoro Keadilan: Suatu keadaan yang dikatakan adil apabila sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.
2. Macam-macam keadilan .

1. Menurut Aristoteles:
No. Nama Keadilan Pengertian
1. Distributif Keadilan yang berhubungan dengan didtribusi jasa dan
kemakmuran menurut kerja dan kemampuan.
2. Komutatif Keadilan yang berhubungan dengan persamaan yang
diterima oleh setiap orang tanpa melihat jasa-jasa
perseorangan.
3. Kodtar Alam Keadilan yang berhubungan dengan hukum kodrat alam.
Atau memberikan sesuatu sesuai dengan yang diberikan
oleh orang lain kepada kita.
4. Konvensional Keadilan yang mengikat kepada setiap warga negara karena
keadilan itu didekritkan melalui kekuasaan khusus.
5. Perbaikan Keadilan yang didasarkan pada upaya untuk memulihkan
nama baik orang lain yang telah tercemar.

2. Menurut Plato

No. Nama keadilan Pengertian


1. Kedilan Moral Suatu perbuatan yang dapat dikatakan adil secara moral
apabila telah mampu memberikan perlakuan yang seimbang
(selaras) antara hak dan kewajibannya.

2. Keadilan Suatu perbuatan dikatakan adil jika seseorang telah mampu


Prosedural melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang
telah ditetapkan.

3. Menurut Drs. Noto Nagoro,SH.


Drs. Nato Nagoro,SH. Menyetujui pendapat yang dikemukakan oleh Aristoteles , bahwa
macam-macam keadilan ada 1). Keadilan Distributif 2). Keadila Komitatif 3). Keadilan Kodrat
Alam dan keadilan Konvensional , namum Noto nagoro menambahkan satu macam keadilan
lagi yaitu Keadilan Legalitas. Keadilan Legalitas adalah keadilan yang memperlakukan semua
orang sama tanpa melihat agama/kepercayaan, jenis kelamin, warna kulit dan status sosial
atau status ekonomi.
3. Landasan atau dasar hukum keadilan.
a. Pancasila
1). Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab.
2). Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
b. Pembukaan UUD 1945.
1). Alenea pertama “ Kemerdekaan adalah hak segala bangsa.
2). Alenea ke dua “ Mengantarkan rakyat Indonesia ke dapan pintu gerbang kemerdekaan
Indonesia yang merdeka, bersatu , berdaulat adil dan makmur.
3). Alinea ke empat “ Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdeaan dan keadilan sosial.
c. Batang Tubuh UUD 1945 :
1). Pasal 27 ayat 1 (Bidang hukum dan pemerintahan ).
2). Pasal 28 A – 28 J (Bidang hak asasi manusia)
3). Pasal 31 dan 32 (Bidang Pendidikan dan Kebudayaan)
4). Pasal 33 dan 34 (Bidang Kesejahteraan Sosial).
d. Undang-Undang :
1). Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
2). Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasa Tindak Pidana Korupsi
3). Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan hak Asasi Manusia.
4). Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pertahanan Negara
5). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
6). Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.
4. Peran Lembaga Penegak Hukum.

a. Kepolisian Negara Republik Indonesia.

No. Sesuai Pasal 14 UU Nomor 15 Tahun 2002


*1). Melaksanakan pengaturan penjagaan pengawalan dan
patrolir terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah
2). Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin
keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
3). Membina masyarakat utk meningkat-
kan kesadaran hukum dan ketaatan
warga masyarakat terhadap hukum
4). Turut serta dalam pembinaan hukum
Nasional.
5). Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum

No. Wewenang Kepolisian secara umum Wewenang Polisi dibidang proses Pidana
Sesuai pasal 15 UU No. 2 Tahun 2002. Sesuai Pasal 16 UU No. 2 Tahun 2002.
Menerima laporan dan /atau 1).Melakukan penangkapan, penahanan
1). pengaduan. ,penggeledahan dan penyitaa.
2). Membantu menyelesaikan perselisih- 2). Melarang setiap orang meninggalkan
an warga masyarakat yang dapat atau memasuki tempat kejadian per-
mengganggu ketiban umum. kara utuk kepentingan penyidikan.
3). .Mencegah dan menanggulangi tum- 3). Membawa dan menghadapkan orang
Buhnya penyakit masyarakat. kepada penyidik dalam rangka penyi-
dikan.
4). Mengawasi aliran yang dapat menim- 4).Menyuruh berhenti orang yang
Bulkan perpecahan atau mengancam dianggap dicurigai dan menanyakan
Persatuan dan kesatuan bangsa. serta memeriksa tanda pengenal diri.
5). Melakukan tindakan pertama di tem- 5).Melakukan pemeriksaan dan penyitaan
Pat kejadian. Surat-surat.
6). Mengambil sidik jari dan identitas
lainnya serta memotret seseorang.

b. Kejaksaan Republik Indonesia.


Kejaksaan Republik indonesia di atur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 .
Kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang
penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang.

No. Kewenangan Keterangan


1. Bidang Pidana 1).Melakukan penuntutan
2). Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
3). Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan
pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan
keputusan lepas bersyarat.
4). Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu
berdasarkan undang-undang
5). Melengkapi berkas-perkara tertentu dan untyuk itu dapat
melakukan pemeriksaan tambahan sebelum
dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.
2. Bidang Perdata Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di
Dan TUN dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama
negara atau pemerintah.
3. Bidang Ketertiban 1). Peningkatan kesadaran hukum masyarakat
dan Ketentraman 2). Pengamanan kebijakan penegakan hukum
umum. 3). Pengawasan peredaran barang cetakan
4).Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat
membahayakan masyarakat dan negara.
5). Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama
6).Penelitian dan pengembangan hukum sertatatistik
kriminal.

c. Kehakiman
Kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009. Kekuasaan
kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya negara hukum Republik
Indonesia. Kekauasaan kehakiman dilakukan oleh Sebuah mahkamah Agung dan badan-
badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan Tata Usaha Negara dan
oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman berdasarkan asas sebagai berikut :
1). Peradilan dilakukan demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
2). Peradilan Negara menerapkan dan menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan
Pancasila.
3). Semua peradilan di seluruih wilayah negara Republik indonesia adalah peradilan negara
yang diatur dengan undang-undang
4). Peradilan dilakukan dengan sederhan , sepat, dan biaya ringan.

Anda mungkin juga menyukai