Anda di halaman 1dari 7

Main Hakim Sendiri, Eigenrichting dan Pengecualian

Pelanggaran Hukum
Main hakim sendiri (eigenrichting) adalah istilah bagi
tindakan untuk menghukum suatu pihak tanpa melewati proses
yang sesuai hukum. Contoh dari tindakan main hakim sendiri
adalah pemukulan terhadap pelaku pencurian oleh masyarakat.
Hukum Pidana;
Apabila seseorang melakukan main hakim sendiri maka akan
dijerat dengan pasal :
a. Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan Dalam penjelasan
Pasal 351 KUHP oleh R. Sugandhi, penganiayaan diartikan
sebagai perbuatan dengan sengaja yang menimbulkan rasa tidak
enak, rasa sakit atau luka.
b. Pasal 170 KUHP tentang Kekerasan Dalam penjelasan Pasal
170 KUHP oleh R. Sugandhi, kekerasan terhadap orang maupun
barang yang dilakukan secara bersama-sama, yang dilakukan di
muka umum seperti perusakan terhadap barang, penganiayaan
terhadap orang atau hewan, melemparkan batu kepada orang
atau rumah, atau membuang- buang barang sehingga berserakan.
c. Pasal 406 KUHP tentang Perusakan Dalam penjelasan Pasal
406 KUHP oleh R. Sugandhi, perusakan yang dimaksud
mengakibatkan barang tersebut rusak, hancur sehingga tidak
dapat dipakai lagi atau hilang dengan melawan hukum.
Hukum Perdata;

1
Dapat digugat melalui Ps 1365 KUHPdt, Perbuatan Melawan
Hukum

Eigenrichting atau biasa dikenal dengan aksi sepihak atau


perbuatan main hakim sendiri adalah tindakan yang
dilakukan untuk melaksanakan hak menurut kehendak
sendiri yang bersifat sewenang- wenang.
Pada hakekatnya eigenrichting atau perbuatan main
hakim sendiri merupakan pelaksanaan sanksi yang
dilaksanakan secara perorangan.

Tindakan main hakim sendiri tidak dapat dibenarkan,


karena pelaksanaan sanksi merupakan monopoli Penegak
hukum. Hanya Penegak hukum yang memiliki kekuasaan
yang dapat memberi sanksi, sedangkan perorangan tidak
diperkenankan melaksanakan sanksi untuk menegakkan
hukum.
Misalnya: pengadilan merupakan lembaga yang
berwenang untuk menjatuhkan sanksi atau pidana pada
seorang terdakwa.

Walaupun tindakan main hakim sendiri pada umumnya


tidak dibenarkan, tetapi ada tindakan main hakim sendiri
yang diperbolehkan untuk dilakukan.
Misalnya saja dalam hukum perdata. Dahan pohon
milik B menjalar hingga memasuki pekarangan rumah A.
Beberapakali A menyuruh B untuk memotong ranting
yang memasuki pekarangannya tersebut namun tidak
pernah diindahkan. Akhirnya A memotong dahan pohon
milik B yang menjalar hingga pekarangannya dengan
2
tidak menginjak sedikitpun pekarangan milik B. Tindakan
yang dilakukan oleh A merupakan tindakan main hakim
sendiri namun diperbolehkan.

Setiap pelanggaran kaedah hukum pada umumnya dikenai


sanksi. Namun ada pengecualian terhadap tindakan-
tindakan atau perbuatan- perbuatan tertentu yang pada
hakekatnya merupakan pelanggaran kaedah hukum tetapi
tidak dikenakan sanksi. Tindakan atau perbuatan
tersebut tidak dikenakan sanksi dengan tujuan agar tidak
meresahkan masyarakat. Perbuatan ini dapat dibagi
menjadi dua kelompok.

Perbuatan yang pada hakekatnya merupakan pelanggaran


terhadap kaedah hukum tetapi tidak dikenai sanksi
karena di benarkan atau mempunyai dasar pembenaran.
a.Keadaan Darurat.Ps 48 KUHPid.

Keadaan darurat merupakan konflik kepentingan hukum


atau konflik antara kepentingan hukum dan kewajiban
hukum dimana kepentingan yang kecil harus dikorbankan
terhadap kepentingan yang lebih besar.
Contoh dari keadaan darurat ini adalah keadaan ada dua
orang terapung di tengah laut dengan berpegangan
sebilah papan kayu berebut untuk mempertahankan
hidupnya masing- masing dengan menyingkirkan satu
sama lain. Keduanya saling berebut sebilah papan kayu
tersebut karena papan kayu tersebut hanya mampu
digunakan oleh satu orang saja. Sehingga ketika satu
orang berhasil menyingkirkan bahkan membunuh lainnya
dan ia mendapatkan sebilah papan kayu tersebut yang
3
kemudian membuat ia tidak tenggelam dan
menyelamatkan nyawanya, maka orang itu tidak dapat
dihukum.

b. Pembelaan Terpaksa.Ps 49 ay 1 KUHPid


Pembelaan terpaksa merupakan alasan untuk dibebaskan
dari hukuman karena melakukan pembelaan diri,
kehormatan atau barang secara terpaksa terhadap
serangan yang mendadak dan melanggar hukum.
Contoh dari pembelaan terpaksa ini adalah ketika
seseorang yang mempergoki ada pencuri di dalam
rumahnya pada tengah malam kemudian ia terpaksa
berkelahi dan membela diri mati- matian yang akhirnya
menyebabkan matinya pencuri tersebut.
Ia yang menyebabkan matinya pencuri tersebut tidak
dapat dihukum.

c. Melaksanakan Ketentuan Undang- Undang Ps 50


KUHPid.
Barangsiapa yang melaksanakan ketentuan undang-
undang tidak dapat dihukum.
Contohnya adalah seorang polisi yang mengawal tahanan
yang telah melakukan pembunuhan berulang kali dari
penjara ke pengadilan negeri. Di tengah perjalanan
penjahat tersebut berhasil kabur dan kemudian polisi
melakukan pengejaran sambil melakukan tembakan
peringatan. Namun karena penjahat itu tidak mau
berhenti, polisi pun menembak penjahat itu dan
menyebabkan penjahat tersebut mati.
Polisi yang melakukan penembakan hingga menyebabkan
matinya penjahat tersebut tidak dapat dihukum.
4
d. Melaksanakan Perintah jabatan dari kekuasaan yang
Berwenang.PS 51 KUHPid
Melaksanakan perintah jabatan dari kekuasaan yang
berwenang untuk memerintah tidak dapat dihukum.
Contohnya adalah ketika terjadi tabrakan yang
melibatkan sbuah truk dan sebuah minibus di sebuah
jalan raya sehingga menutup setengah badan jalan dan
menyebabkan kemacetan panjang. Melihat hal tersebut
polisi kemudian mepersilakan kendaraan- kendaraan
untuk meneruskan perjalanannya memasuki jalan yang
ada rambu lalu lintasnya "dilarang memasuki jalan ini"
sehingga lalu lintas kembali lancar.
Pengendara yang melewati jalan terlarang tersebut tidak
dapat dihukum karena ia melaksanakan perintah polisi.

2. Perbuatan yang pada hakekatnya merupakan


pelanggaran kaedah hukum, namun tidak dikenai sanksi
karena dasar alasan pemaaf.
a.Perbuatan yang dilakukan oleh orang yang tidak mampu
bertanggungjawab. PS 44 KUHPid.
b.Perbuatan ini dilakukan karena force mayeur,
overmacht atau keadaan memaksa, yaitu keadaan diluar
kemampuan manusia. PS 48 KUHPid.
Contohnya adalah seorang kasir yang ditodong pistol oleh
perampok kemudian menyerahkan semua uang yang ada
di toko tersebut kepada perampok itu.
Apa yang dilakukan oleh seorang kasir tersebut yaitu
memberikan uang kepada perampok karena ancaman
yang terlalu kuat dan oleh sebab itu ia tidak dapat
dihukum.
5
c.Melampaui Batas Membela Diri.
Pasal 49 ayat 2 KUHPid : “tidaklah kena hukuman pidana suatu
pelampauan batas keperluan membela diri apabila ini akibat
langsung dari gerak perasaan, yang disebabkan oleh serangan
lawan”.
Pelampauan ini terjadi apabila :
= Serangan balasan dilanjutkan pada waktu serangan lawan
sudah dihentikan.
= Tidak ada imbangan antara kepentingan yang mula-mula
diserang dan kepentingan lawan yang diserang kembali.
Dalam hal ini terdakwa hanya dapat dihindarkan dari pidana
apabila hakim menerima aksesnya yaitu “langsung disebabkan
oleh kegoncangan jiwa yang hebat”. Hal ini sangat
berhubungan dengan perasaan seseorang ketika dihadapkan
pada sebuah peristiwa.
Contoh yang sering terjadi di masyarakat adalah pengeroyokan
seorang pencuri oleh masyarakat, tetapi si pencuri membela
diri dari pengeroyokan tersebut, sehingga melukai salah
seorang pengeroyok maka si pencuri tidak dapat dihukum atas
tuduhan penganiyayaan pasal 351 KUHPid.
d. Perbuatan yang dilakukan untuk menjalankan perintah
jabatan yang tidak sah. Ps 51 ay 2 KUHPid
Dalam keadaan ini perbuatan orang ini tetap bersifat
melawan hukum, akan tetapi pembuatnya tidak dipidana,
apabila memenuhi syarat :

6
1. jika ia mengira dengan itikad baik bahwa perintah itu
sah.
2. perintah itu berada dalam lingkungan wewenang dari
orang yang diperintah.
Sebagai contoh : seorang agen polisi mendapat perintah
dari kepala kepolisian untuk menangkap seorang agitator
dalam suatu rapat umum atau umumnya seorang yang
dituduh telah melakukan kejahatan, tetapi ternyata
perintah tidak beralasan atau tidak sah. Disini agen polisi
tidak dapat dipidana karena : ia patut menduga bahwa
perintah itu sah dan pelaksanaan perintah itu ada dalam
batas wewenangnya.
3. Alasan penghapus penuntutan : ini adalah peran otoritas dari
pemerintah, pemerintah menganggap bahwa atas dasar utilitas
atau kemanfaatannya kepada masyarakat, sebaiknya tidak
diadakan penuntutan demi kepentingan umum. Contoh : pasal
53 KUHP, kalau terdakwa dengan sukarela mengurungkan
niatnya percobaan untuk melakukan suatu kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai