Anda di halaman 1dari 13

ILMU BUDAYA DASAR

NAMA : MIA HANDAYAN


KELAS : 1A
DOSEN MATA KULIAH : U.SUDAYA.L.WIYADA

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SEBELAS APRIL
SUMEDANG
2020
1.1 Masalah-masalah Budaya dalam Ilmu Budaya Dasar
Masalah budaya adalah masalah tata nilai yang dapat menimbulkan krisis-krisis
kemasyarakatan, misal dehumanisasi/pengurangan arti kemanusiaan, mencakup :
1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah
kemanusiaan dan kebudayaan
2. Hakikat manusia universal, dalam perwujudannya beraneka ragam, ada
kesamaan tetapi juga ketidakseragaman yg diungkapkan, sebagaimana yg
terlihat ekspresinya dlam bentuk/corak ungkapan pikiran dan perasaan,
tingkah laku dan hasil kelakuannya
Pengertian kebudayaan
Kebudayaan ataupun disebut peradaban meliputi pemahaman perasaan suatu
bangsa yg kompleks, yakni pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat
istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya dari anggota masyarakat (Taylor, 1897)
Kebudayaan dalam kaitannya dengan IBD adalah penciptaan, penertiban, dan
pengolahan nilai-nilai insani (memanusiakan diri baik fisik maupun sosial dlm
lingkungan)
Kerangka Kebudayaan terdiri dari :
1. Konsep kebudayaan, (Koentjaraningrat, 1980) kebudayaan dari bahasa
Sansakerta budhayah/budhi atau akal, diartikan hal-hal yg berkaitan dg akal,
sedangkan budaya dari budi dan daya, berarti cipta, karsa dan rasa.
2. Dimensi wujud (kompleks gagasan/konsep/pikiran, kompleks aktivitas, wujud
sbg benda)
3. Unsur-unsur kebudayaan (bahasa, sistem teknologi, sistem mata
pencaharian, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi dan kesenian)

Sistem Budaya dan sistem Sosial


Sistem budaya yakni ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam
suatu masyarakat. Fungsi sistem budaya adalah menata dan memantapkan
tindakan serta tingkah laku manusia. Unsurnya meliputi kebudayaan subyektif dan
obyektif.
Sistem sosial paling tidak harus terpenuhi 4 hal sbb :
1. Dua orang atau lebih
2. Interaksi antar mereka (adaptasi)
3. Bertujuan
4. Memiliki struktur, simbol, dan harapan-harapan bersama
Unsur-unsur sistem sosial meliputi keyakinan, perasaan, tujuan/sasaran/cita-cita,
norma, status, tingkatan, kekuasaan/pengaruh, sanksi, sarana/fasilitas, dan tekanan
ketegangan.
Konsep nilai,sistem nilai dan orientasi nilai (Budaya)
 Fenomena Nilai
1. Arti Nilai secara Obyektif, berarti sifat, watak khusus hal, benda atau apa saja
yg membuat hal tsb lebih atau kurang layak dihargai, dinilai dan dimuliakan
2. Arti secara Subyektif, merupakan ciri khas hal tersebut yg membuatnya lebih
atau kurang dihargai oleh si Subyek atau sekelompok yg sedang menilai hal
tersebut
Ada 4 unsur penyusunan Nilai yg saling berkait, yaitu :
1. Manfaat (utility)
2. Keperluan/pentingnya (importance)
3. Penilaian/kebutuhan (estimation)
4. Kebutuhan (need)

Pembagian Nilai (Sutrisno;1993:87) meliputi :


1. Nilai Intrinsik (ontologis), yaitu harga yg dipandang vital, penting demi adanya
sibenda tsb, misal dinamo mobil
2. Nilai Ekstrinsik, adalah kualitas bagi suatu hal yg dipandang berguna utk
kelangsungan adanya, misal obat bagi orang sakit.
Erich Fromm membagi Nilai sebagai berikut :
1. Nilai ekonomis, yg menyangkut dunia/lingkup having (pemilikan)
2. Nilai entitatif, didasari demi ekistensi sbg ruang keberadaan di dunia dg nilai-
nilai yg mengembangkan pribadi
Klasifikasi lain :
1. Nilai mutlak, berlaku umum
2. Nilai relatif, tidak berlaku umum hanya untuk beberapa kebudayaan.
 Konsep Nilai
Rumusan nilai yg luas dapat meliputi seluruh perkembangan dan
kemungkinan unsur-unsur nilai, perilaku yg sempit diperoleh dari bidang
keahlian tertentu, seperti dari satu disiplin kajian ilmu sosial.
 Pengertian Nilai :
3. Pepper : Nilai adalah segala sesuatu tentang yg baik dan yg buruk
4. Perry : Nilai adalah segala sesuatu yg menarik bagi manusia sebagai subyek
5. Kohler : bahwa manusia tidak berbeda di dunia ini, semua tidak berhenti
hanya dg sebuah pandangan (maksud) faktual dari pengalaman yg berlaku
6. Klucholn : Nilai yg diterima sbg konsep yg diinginkan dalam literatur ilmu
sosial adalah hasil pengaruh seleksi perilaku.
 Watak Nilai
Pembicaraan mengenai watak nilai mencakup : pertimbangan-pertimbangan
nilai, pembenaran nilai, dan konflik nilai
Pembenaran nilai ada bidang yg berhubungan yaitu etika Nilai di dalam
masyarakat mencakup adat kebiasaan dan tradisi.
Konflik nilai, disebabkan oleh adanya krisis otoritas, yaitu pusat otoritas
dan dasar otoritasnya yg tidak tetap, sehingga putusan-putusannya tidak
dapat dipercaya.
Konflik nilai apabila perkembangan teknologi tidak disertai dg kesiapan
mental maka teknologi dapat merupakan permasalahan bagi manusia
 Sistem Nilai
sistem nilai dalam penyelidikan terhadap nilai-nilai masyarakat yg diamati
oleh setiap individu atau kelompok berbeda , waktu dan tempat turut
mempengaruhi relativitas perbedaan.
 Sistem nilai budaya dalam masyarakat dimanapun di dunia secara universal
menyangkut 5 masalah pokok kehidupan manusia sbb :
1. Hakikat hidup manusia (MH)
2. Hakikat karya manusia (MK)
3. Hakikat waktu manusia (MW)
4. Hakikat alam manusia (MA)
5. Hakikat hubungan manusia (MM)
Perubahan kebudayaan disebabkan beberapa hal sbb :
1. Sebab-sebab yg berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri
(perubahan jumlah dan komposisi penduduk)
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup

Perubahan kebudayaan juga karena adanya difusi kebudayaan (penemuan-


penemuan baru teknologi dan inovasi).
Proses difusi pada masyarakat maju (kompleks) biasanya terwujud melalui
proses penemuan (discavery=jenis penemuan baru yg mengubah persepsi
mengenai hakikat suatu gejala mengenai suatu hubungan 2 gejala atau lebih)
dalam bentuk penciptaan baru (invention=pembuatan bentuk baru yg berupa
benda/pengerahuan yg dilakukan dg proses penciptaan didasarkan
pengombinasian pengetahuan.
Perubahan kebudayaan disebabkan beberapa hal sbb :
1. Sebab-sebab yg berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri
(perubahan jumlah dan komposisi penduduk)
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup
(lingkungan masyarakat jalur hubungan terbuka dg masayarakat kebudayaan
lain cenderung berubah lebih cepat)
Perubahan kebudayaan juga karena adanya difusi kebudayaan (penemuan-
penemuan baru teknologi dan inovasi). Hal lain yg mempengaruhi perubahan
kebudayaan adalah perubahan sosial karena keduanya ada keterkaitan.
Proses difusi pada masyarakat maju (kompleks) biasanya terwujud melalui
proses penemuan (discavery=jenis penemuan baru yg mengubah persepsi
mengenai hakikat suatu gejala mengenai suatu hubungan 2 gejala atau lebih)
dalam bentuk penciptaan baru (invention=pembuatan bentuk baru yg berupa
benda/pengerahuan yg dilakukan dg proses penciptaan didasarkan
pengombinasian pengetahuan yg sudah ada ttg benda dan gejala
Proses yg mempengaruhi diterima tidaknya suatu kebudayaan baru,
diantaranya:
a. Terbiasanya masyarakat memiliki hubungan/kontak dg kebudayaan/orang2
yg berasal dari luar masyarakat tsb.
b. Lambatnya perubahan dipengaruhi oleh pandangan hidup, nilai agama
karena harus disensor dulu dg berbagai ukuran yg berlandaskan ajaran
agama
c. Corak struktur sosial masyarakat
d. Unsur kebudayaan sebelumnya telah ada dan dijadikan landasan
e. Unsur yg baru dg skala terbatas dan mudah dibuktikan kegunaannya oleh
masyarakat
f. Cultural lag
g. Cultural survival
h. Pertentangan kebudayaan (cultural conflict)
i. Guncangan kebudayaan (culture shock), 4 tahap yg membentuk siklus culture
shock (dicermati)
Selain itu menurut Alport bahwa attitude/sikap juga mempengaruhi
penyesuaian antar budaya.
Contoh sikap : terus-terang, prasangka baik / buruk, curiga, optimis / pesimis,
skeptis, ekstreem, moderat, teposeliro, toleran dsb
Sepanjang sejarah kontak Timur dan Barat lebih berwujud konflik, disharmoni.
Terjadinya disharmoni disebabkan oleh fikiran Barat yang penuh dg bayangan
negatif terhadap Timur, Barat digambarkan sbg materialisme, kapitalisme,
nasionalisme, dinamisme, sainisme, positivisme, sekulerisme, dll, sedangkan Timur
sbg kemiskinan, kebodohan, statis, dll, shg berlawanan maka terwujud konflik,
Sehinggga yg menjadi dasar nilai di Barat adalah martabat manusia, kebebasan dan
teknologi.
 Tradisi humanistik merupakan bentuk pilihan manusia tentang kebenaran dan
kebaikan, implikasinya berupa penghargaan terhadap martabat manusia sbg
suatu yg otonom, merdeka, dan rasional, menunjang nilai-nilai demokrasi,
lembaga sosial, dan kesejahteraan ekonomi.
 Nilai Budaya Timur bersumber dari agama, Timur tidak terletak pada
inteleknya tapi pada hatinya, dg hatinya mereka menyatukan akal budi dan
intuisi serta intelegensi dan perasaan, mereka menghayati hidup tidak hanya
dg otaknya. Timur lebih menekankan disiplin mengendalikan diri, sederhana,
tdk mementingkan dunia.
 Nilai kebudayaan Timur tentang kekayaan hidup bukan kekayaan benda,
tenang, tentram, menyatu diri, fatalisme, pasavitas, dan menarik diri.
 Krisis kehidupan di dunia Barat, memberikan konspirasi baru (kesepakatan
universal) akibat dari krisis sosial, yaitu :
1. Kultus persona, humanisme/manusia segalanya, berlebihan mengabaikan
hak2 hidup (ekologi) alam
2. Pandangan-pandangan ttg kebebasan
3. Dominasi teknologi yg dikemas dalam ideologi kapitalisme.
4. Perluasan dasar kebudayaan Indonesia dg cara memesrakan (menyerapkan,
memadukan) materialisme, intelektualisme dan individualisme (Barat) dg
spiritualisme, perasaan dan kolektivisme (Timur).
Penciptaan kebudayaan nasional Indonesia yg mencerminkan watak dan
kepribadian bangsa Indonesia sekalipun ada pengaruh/masukan dari kebudayaan
luar
 Perluasan dasar kebudayaan Indonesia dg cara memesrakan (menyerapkan,
memadukan) materialisme, intelektualisme dan individualisme (Barat) dg
spiritualisme, perasaan dan kolektivisme (Timur).
 Penciptaan kebudayaan nasional Indonesia yg mencerminkan watak dan
kepribadian bangsa Indonesia sekalipun ada pengaruh/masukan dari
kebudayaan luarPerluasan dasar kebudayaan Indonesia dg cara
memesrakan (menyerapkan, memadukan) materialisme, intelektualisme dan
individualisme (Barat) dg spiritualisme, perasaan dan kolektivisme (Timur).
Penciptaan kebudayaan nasional Indonesia yg mencerminkan watak dan
kepribadian bangsa Indonesia sekalipun ada pengaruh/masukan dari kebudayaan
luar.
Tiga syarat yg memberi identitas kepada warga negara Indonesia dari fungsi
kebudayaan nasional, yakni :
1. Merupakan hasil karya WNI
2. Mengandung ciri-ciri khas Indonesia
3. Hasil karya WNI dinilai tinggi oleh warga dan menjadi kebanggaan.
Mengenai kebudayaan nasional Indonesia tercantum dalam penjelasan UUD 1945
pasal 32 “kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha
budi nya rakyat Indonesia seluruhnya”
 Pancasila dasar ideologi bangsa Indonesia, maka nilai2 yg terkandung di
dalamnya menentukan orientasi sosio-politik dan kebudayaan.
 Pancasila dg nilai-nilai yg terkandung di dalamnya berfungsi sbg etos
kebudayaan nasional dimana hal ini harus direalisasikan.
Pancasila berfungsi sebagai kebudayaan normatif yg akan menjelma berupa
personalisasi yg merupakan kebudayaan nasional meliputi konsep kepribadian
nasional dan identitas nasional.
1.2 PENDALAMAN MATERI POKOK
ILMU BUDAYA DASAR
 LATAR BELAKANG
Latar belakang diberikannya mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, selain melihat
Konteks budaya Indonesia, juga sesuai dengan program pendidikan di perguruan
tinggi. Rapat rektor-rektor Universitas se-Indonesia yang diselenggrakan pada
tanggal 11 s/d 13 Oktober 1971 di Tugu menyimpulkan pentingnya pemberian mata
kuliah basic social science (ilmu sosial dasar) dan basic humanities (ilmu budaya
dasar) dalam rangka menyempurnakan pembentukan sarjana.
 LATAR BELAKANG
Maka dalam rapat kerja para pengajar tanggal 25 s/d 28 Oktober 1972 yang
diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Direktorat Jendral Pendidikan
Departemen P dan K diputuskan bahwa kedua mata kuliah tersebut (ISD dan IBD)
akan diberikan di semua fakultas dalam lingkungan Universitas/ Institut negeri
diseluruh Indonesia, yang kemudian ditegaskan dalam surat Direktur Pendidikan
Tinggi Nomor 1338/DPT/A/71.
Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia
berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut :
a. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai sukubangsa dengan
segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek
kebudayaannya, yang tidak lepas dari primordial,kesukuan,dan kedaerahan
b. Proses Pembangunan yang sedang berlangsung dan terus menerus
menimbulkan dampak positif dan dampak negatif berupa terjadinya perubahan dan
pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusia pun
terkena pengaruh.
c. Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi
kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya. Hal ini
merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi
positifnya, juga memiliki segi-segi yang negatif.
d. Keresahan manusia tersebut muncul akibat adanya benturan-benturan nilai
teknologi modern dengan nilai-nilai tradisional.
e. Dari segi pandangan politis, Indonesia adalah sesuatu yang utuh. Akan tetapi,
didalam keanekaragaman kebudayaannya secara jujur diakui masih terdapat jarak
komunikasi diantara kelompok etnis, hal yang sering menimbulkan konflik budaya
pada seseorang yang bergerak dari satu kelompok etnis ke kelompok etnis yang
lain.
 LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
 Ilmu budaya dasar identik dengan basic humanities. Humanities
berasal dari kata latin humanus yang artinya manusiawi, berbudaya,
dan halus (refined) Dengan mempelajari ilmu budaya dasar diharapkan
seseorang menjadi lebih manusiawi,lebih berbudaya,dan lebih halus
 Ilmu budaya dasar atau basic humanities tidaklah identik dengan the
humanities atau pengetahuan budaya yang mencakup keahlian filsafat
dan seni yang dapat dibagi-bagi kedalam berbagai bidang keahlian
seperti seni sastra,seni tari, seni rupa, dan lain-lain.
 DASAR ILMIAH ILMU BUDAYA DASAR
 Dasar ilmiah ilmu budaya dasar (IBD) dapat bersifat deduktif (apriori),
artinya nilai-nilai dasar manusia diketahui dari para teoritis nilai yang
ada dalam berbagai pengetahuan budaya dan dapat bersifat induktif
(aposteriori), Maka peran induktifnya sangat menonjol Pengetahuan
dasar budaya adalah lebih bersifat natural, dimana perkembangan
pengetahuan (nilai) adalah searah dengan perkembangan peradaban
manusianya.
 Kaitannya pengetahuan dasar nilai-nilai manusia dengan filsafat ilmu
pengetahuan dapat dikaji dari predikat keilmiahannya. Untuk
membuktikan hal tersebut dapat dipelajari dari aspek filsafat ilmu yang
akan menentukan berbagai persyaratan apakah suatu pengetahuan itu
(dalam hal ini IBD) sebagai disiplin ilmu atau bukan.
 Filsafat ilmu adalah gejala pengetahuan yang dilihat sebagai obyek
material filsafat adalah gejala ilmu-ilmu pengetahuan sebagai salah
satu bidang pengetahuan khas menurut sebab musabab terakhir.
Sedangkan ilmu pengetatuan adalah ilmu pengetahuan yang diatur
secara sistematis dan langkah-langkah pencapaiannya
dipertanggungjawabkan secara teoritis (Verhaak , 1998:3).
 Ilmu pengetahuan mempunyai tiga syarat keilmuan :
1. Deduktif (ilmu-ilmu formal), adalah ilmu yang berurusan dengan simbol-simbol,
abstrak-abstrak deduktif ingin segera menangkap susunan keniscayaan (structure of
necessity) yang mendasari segala kenyataan secara ‘’apriori’’ (prius =sebelum, ilmu
ini saling mendahului adanya segala kenyataan ).
Cara kerja deduksi dilakukan pada ilmu pasti. Deduksi merupakan penalaran
kesimpulan yang wilayahnya lebih sempit daripada wilayah premisnya.Struktur
keterangan ilmiahnya terdiri atas gejala yang akan diterapkan (explanandum) dan
keterangan (explanans).
Ilmu Budaya Dasar dapat saja pengetahuannya diperoleh secara deduksi, tetapi
kenyataannya diperoleh dari kelompok ilmu-ilmu humaniora, yang tentu paradigma
beranekaragam, yang dimunculkan hanya dalam rangka mengkaji masalah-masalah
budaya, sehingga lebih bersifat pragmatis atau hanya dalam rangka aksiologis
(kepentingan fungsi atau manfaatnya).
 Contohnya:
 Premis 1: Semua angsa putih
 Premis 2: Ini seekor angsa
Kesimpulan: Angsa ini putih
Contoh lain:
 Premis 1: Kalau hujan, maka jalan basah
 Premis 2: Sedang hujan
Kesimpulan: Jalan basah
2. Induktif (ilmu-ilmu Empiris), ilmu empiris sering disebut induksi atau disebut cara
kerja ‘’aposteriori’’, artinya ilmu itu diperoleh setelah melalui pengalaman-
pengalaman, Pemeriksaan kesimpulan secara induktif dilakukan dengan mengambil
terlebih dahulu beberapa kasus yang harus diamati, untuk kemudian disimpulkan
secara umum Contoh: Selama bulan Oktober beberapa tahun terakhir terus hujan,
namun belum tentu bulan Oktober ini akan hujan.
 Ilmu Budaya Dasar yang obyek formalnya nilai, akan mengalami akumulasi
nilai yang diperoleh melalui pengalaman hidup, saling berinteraksi nilai, yang
akhirnya sampai pada nilai hasil seleksi terus menerus untuk kemudian
diserapnya dan terinternalisasi (pembatinan). Sehingga nilai tersebut menjadi
berperan dan menjadi bagian hidupnya.
Bagi IBD ungkapan bahasanya tidak dibatasi, malahan nilai itulah yang menguasai
segi ilmiah, ada semacam rasionalisasi untuk mengungkapkan kebenaran suatu
nilai. Oleh karena itu IBD adalah terikat nilai, tidak bebas nilai, sebab obyek
materialnya adalah nilai-nilai dasar manusia.
 Ilmu Budaya Dasar
Peran filsafat ilmu pengetahuan adalah memeriksa sebab akibat dengan bertitik
tolak pada gejala ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari menggali tentang
kebenaran, kepastian, obyektivitas dan abstraksi, intuisi serta dari mana asal dan
kemana arah pengetahuan. Pemetaan wilayah filsafat ilmu dalam lingkungan
manusia, meliputi tiga jawaban dari pertanyaan
1. Apa yang dapat saya ketahui (epistemologi)
2. Apa yang dapat saya lakukan (axiologi)
3. Apa yang dapat saya harapkan (ontologi)
Sedangkan aspek ontologisnya (apa yang diperoleh) oleh IBD adalah dari hasil
eklektik (gabungan) sekumpulan asumsi atau proposisi (susunan variabel) dari
kelompok humaniora. Segi epistemologinya(cara memperoleh pengetahuan
tersebut) dalam kajian IBD lebih mengutamakan hasil pengalaman subyektif.
Aspek aksiologisnya adalah aplikasi nilai-nilai dasar manusia untuk kelangsungan
hidupnya, sampai sejauh mana pemanfaatan nilai-nilai dasar tersebut.
 Epistomologi artinya adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang
benar untuk menjawab permasalahan mengenai dunia empiris yang akan
digunakan sebagai alat untuk meramalkan dan mengontrol gejala empiris
(Suriasumantri, 1987: 106). Epistomologi sebagai cabang filsafat yang
mengkaji hakekat pengetahuan, meliputi empat ciri khas yaitu :
(1). Sumber pengetahuan, diperoleh melalui penalaran (rasio) proses deduksi dan
dengan cara pengalaman konkrit (empiris) proses induksi.
(2). Batas ilmu pengetahuan, yang diketahui hanyalah gejala (fenomenon) yang
merupakan penampakan kesadaran inderawi batas ruang dan waktu. Ada yang lebih
penting lagi dibelakang ‘’fenomenon’’ yaitu ‘’nomenon’’ sebagai kebenaran
metaempirik. Baik yang nampa (fenomena) maupun yang tidak nampak (noumena),
keduanya adalah kajian IBD. Nilai-nilai dasar manusia dapat diamati melalui
kepekaan batin terhadap gejala yang nampak.
3. Struktur, artinya ada yg ingin mengetahui sesuatu, subyek yg meneliti dan obyek
yg diteliti. Subyek dalam menghadapi obyek dilakukan dg klarifikasi (verklaren) bagi
ilmu alamiah sedangkan bagi ilmu sosial dg pemahaman (verstehen) dan
kontekstual.
4. Keabsahan ditentukan oleh kebenaran, dg teori kebenaran, yaitu :
a. Korespondensi, gagasan yg diuangkapkan lewat pengetahuan kemudian
dicocokan dg reliata
b. Koherensi, adanya kesesuaian/tdk bertentangan antara gagasan dg
pernyataan lain atau dg sebelumnya
c. Pragmatis, yaitu gagasan itu ada nilai gunanya dari segi praktis sbg manfaat
 Pengetahuan ilmiah tidak dapat terpisahkan dari 2 hal penting sbb :
 Proses heurastik (context of discovery), yaitu teori menemukan jalan utk
menangani suatu masalah secara ilmiah. Context of discovery berusaha
menyusun contex of justification sbg koreksi diri.
 Constext of justification, yaitu konteks pembenaran suatu pengetehuan ilmiah
sbg proses pertanggungjawaban yg menyeluruh sbg suatu kebijaksanaan
sebuah ilmu. Sebuah ilmu harus melalui metode sbg siklus, yg terdiri dari
induksi, deduksi dan verifikasi.
 POKOK BAHASAN ILMU BUDAYA DASAR
Menurut Budi Darma menyitir pendapat Arthur Koesler dalam The Act of Creation
dan Wolter Kaufmann dalam The Future of The Humanities, bahwa masalah
kemanusiaan dan budaya telah diungkapkan secara halus (refined) oleh nilai-nilai
seni dan filsafat dalam karya seni dan filsafat yg merupakan perwujudan perasaan
dan pemikiran orang terhadap masalah-masalah kemanusiaan dan budaya yg terjadi
disekelilingnya.
 Tim Ilmu Budaya Dasar memilih 8 Topik sebagai pokok bahasan, sbb :
1. Manusia dan Cinta Kasih (cinta antara pria dan wanita, seks, kekeluargaan
dan persaudaraan)
2. Manusia dan Keindahan (kontemplasi, eksistensi)
3. Manusia dan Penderitaan (nasib buruk, penyesalan, kehilangan yg dicintai)
4. Manusia dan Keadilan (rasa keadilan, perlakuan yg adil)
5. Manusia dan pandangan hidup (cita-cita, kebajikan)
6. Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian (kesadaran, kewajiban,
pengorbanan)
7. Manuisa dan kegelisahan (keterasingan, kesepian, ketidakpastian)
8. Manusia dan Harapan (kepercayaan diri, gairah mengatasi kesulitan)
 Topik-topik IBD yg formulasinya sesuai dg pandangan seseorang terhadap
hidupnya, misalnya :
 Seks
 Kegelisahan
 Derita
 Keadilan
 Pengabdian
 Kasih
 Keyakinan
 Maut/mati
 TUJUAN MATA KULIAH ILMU BUDAYA DASAR
1. Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa thdp lingkungan budaya,
shg mereka akan lebih mudah menyesuaikan diri dg lingkungan yg baru
terutama utk kepentingan profesi
2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa utk dpt memperluas pandangan ttg
kemanusiaan dan budaya
3. Berusaha menambah kemampuan mahasiswa utk menangani masalah dan
nilai-nilai dlm lingkungan masyarakat tanpa terikat oleh disiplin ilmunya
4. Menjembatani para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama
lain.
 
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai