Nanang Sutrisna
G1C216157
repository.unimus.ac.id
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Manuscript
Dengan judul
Pembimbing I
Pembimbing II
repository.unimus.ac.id
PERBANDINGAN MORFOLOGI ERITROSIT MENGGUNAKAN ANTIKOAGULAN
EDTA DAN FILTRAT BAWANG PUTIH SEBAGAI ANTIKOAGULAN
ALTERNATIF
Nanang Sutrisna 1, Budi Santosa2, Endang Tri Wahyuni3
1
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang
2.
Laboratorium Biologi Molekuler Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang
3
.laboratorium kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Muhammadiyah Semarang
*Coresponding Author
Nanang Sutrisna
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatandan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang, Semarang Indonesia 50273
E-mail : nanangsutrisna@gmail.com
repository.unimus.ac.id
Pendahuluan juga menunjukkan efek Bawang putih dalam
menurunkan agregrasi platelet yang signifikan
Antikoagulan adalah senyawa yang dapat dibandingkan plasebo. Bawang putih
mencegah terjadinya penggumpalan darah. mempunyai cara kerja seperti asam
Antikoagulan mempunyai cara kerja yang asetilsalisilat, yaitu dapat mengurangi
berbeda-beda ada yang bekerja dengan cara kemampuan pembekuan darah (Imelda M,
menghambat pematangan protein faktor VII 2013).
(prokonvertin), adapula antikoagulan yang Pada pemeriksaan Hematologit idak
bekerja dengan mengikat Ca2+ (Calsium), semua antikoagulan dapat digunakan karena
selain itu ada juga antikoagulan yang bekerja ada yang dapat berpengaruh terhadap
dengan mengaktifkan antitrombin. Faktor morfologi sel darah seperti terjadinya krenasi
penggumpalan seperti thrombin, faktor V atau pengkerutan eritrosit (Gandasoebrata,
(proakselerein) dan senyawa - senyawa yang 2008).
bekerja menghambat penggumpalan darah Eritrosit atau sel darah merah adalah sel
dengan mengganggu pematangan protein yang terbanyak dalam darah perifer.
faktor penggumpalan seperti thrombin, faktor Jumlahnya pada orang dewasa normal
V, dan faktor VII ialah antagonis vitamin K berkisar antara 4-6 juta sel/ul. Eritrosit
seperti dikumarol. Antikoagulan yang bekerja mempunyai bentuk bikonkaf, yang
dengan cara mengikat Calsium yaitu flourida, mempunyai ciri-ciri seperti cincin pada
oksalat dan sitrat, sementara antikoagulan sediaan apus darah tepi, dan fungsi utama dari
yang bekerja dengan mengaktifkan eritrosit adalah sebagai transport gas. Waktu
antitrombin yaitu heparin. Ada pula senyawa pematangan eritrosit didalam sum-sum tulang
yang bersifat sebagai pencekal kation bivalen belakang sekitar 7 hari, dalam peredaran
(chelating agent) yaitu EDTA (Sadikin M, darah perifer inti umumnya sudah hilang.
2002) (Kosasih E.N, 2008).
EDTA biasa digunakan untuk beberapa Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti
macam pemeriksaan hematologi, seperti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
penetapan kadar hemoglobin, hitung jumlah perbandingan morfoogi eritrosit menggunakan
lekosit, eritrosit, trombosit, retikulosit, antikoaguan EDTA dan filtrat bawang putih
hematokrit dan penetapan laju endap darah sebagai antikoaguan alternatif
karena EDTA tidak berpengaruh terhadap
bentuk eritrosit dan leukosit sehingga EDTA Bahan dan Metode
adalah antikoagulan yang sangat baik untuk
digunakan dalam pemeriksaan hematologi. Jenis penelitian yang dilakukan
EDTA mencegah penggumpalan trombosit merupakan penelitian analitik dengan
sehingga antikoagulan EDTA sangat baik rancangan survei cross sectional yaitu
untuk hitung jumlah trombosit. EDTA sering penelitian yang mencoba menganalisis
dipakai dalam bentuk larutan 10% yang dinamika antara faktor risiko dengan faktor
artinya 10 g EDTA serbuk dilarutkan dalam efek. Penelitian dilakukan di Laboratorium
100 ml aquades. Tiap 1 mg EDTA Hematologi, Universitas Muhammadiyah
menghindarkan membekunya 1 ml darah Semarang dengan sampel penelitian yaitu 33
sedangkan menggunakan larutan EDTA tiap orang mahasiswa Program Studi D IV Analis
10 µl dapat menghindari membekunya 1 ml Kesehatan Lintas Jalur Kelas B Universitas
darah (Gandasoebrata, 2008). Muhammadiyah Semarang tahun 2017.
Bawang putih (Allium sativum,L) Pemeriksaan morfologi dilakukan dengan
mengandung lebih dari 200 komponen kimia. metode apusan darah. Alat dan bahan yang
Beberapa di antaranya yang penting adalah digunakan adalah spuit 3cc, torniquet, bantal,
minyak volatil yang mengandung sulfur plester, mikroskop, objek glass, pipet mikro
(allicin, alliin, dan ajoene) dan enzim (allinase, (10µl, 20 µl), alkohol 70 %, darah vena
peroxidase, dan myrosinase). Allicin berguna responden, alkohol 70%, methanol, Giemsa,
sebagai antibiotik dan menyebabkan bau khas aquadest, larutan EDTA dan filtrat bawang
dari bawang putih Sedangkan Ajoene putih. Data yang didapat merupakan data
berkontribusi dalam aksi antikoagulan. primer meliputi pengumpulan data secara
Bawang putih mempunyai komponen sulfur langsung. Data diolah menggunakan uji
konsentrasi tinggi. Selain itu, hasil penelitian statistik chi square.
repository.unimus.ac.id
Hasil allicin dan adenosin Penghambatan agregasi
platelet oleh umbi bawang putih diperkirakan
Tabel 1 Hasil rata-rata morfologi eritrosit terjadi melalui ion Ca2+. Proses transport Ca2+
berdasarkan antikoagulan EDTA dan filtrat ke dalam sitoplasma sel platelet dihambat oleh
bawang putih ajoene dan senyawa organosulfur lain,
sehingga tidak terjadi agregasi platelet
(Hernawan E, 2003). Tidak semua
Morfologi eritrosit
antikoagulan dapat digunakan karena ada yang
Total dapat berpengaruh terhadap morfologi sel
Baik Buruk
Jumlah
(%)
Jumlah
(%) darah seperti terjadinya krenasi atau
pengkerutan eritrosit (Gandasoebrata, 2008).
EDTA 31 93.3 % 2 6.1 % 33
Hasil penelitian yang telah dilakukan
menggunakan antikoagulan EDTA dan filtrat
Filtrat 32 97.0 % 1 3.0 % 33 bawang putih (Allium sativum,L) tidak ada
bawang
putih
perbedaan yang signifikan, dari jumlah 33
Hasil pengamatan morfologi eritrosit pada sampel yang menggunakan antikoagulan
tabel 3 diberi penilaian baik dengan buruk. EDTA didapat 2 sampel yang terjadi krenasi
Pada morfologi eritrosit yang menggunakan sedangkan dari jumlah 33 sampel yang
antikoagulan EDTA dari total sampel 33 menggunakan fitrat bawang putih sebagai
terdapat 2 sampel yang eritrositnya buruk antikoagulan didapat 1 sampel yang terjadi
(krenasi) dengan persentase 6.1 %, sedangkan krenasi. Hal itu bisa terjadi karena
morfologi eritrosit yang baik sebanyak 31 perbandingan darah dengan antikoagulan yang
sampel dengan persentase 93.9 %. Pada tidak sesuai seperti darah yang kurang dari 1
morfologi eritrosit yang menggunakan ml sehingga konsentrasi darah menjadi lebih
antikoagulan filtrat bawang putih dari total encer.
sampel 33 terdapat 1 sampel yang buruk
(krenasi) dengan persentase 3.0 %, dan yang Kesimpulan
baik 32 sampel dengan persentase 97.0 %.
1. Identifikasi morfologi eritrosit
menggunakan antikoagulan EDTA dari 33
Diskusi
sampel diperoleh persentaase 93.3 %
sampel yang baik dan buruk 6.1 %.
Dalam pemeriksaan laboratorium
2. Identifikasi morfologi eritrosit
dapat digunakan macam-macam antikoagulan,
menggunakan filtrat bawang putih dari 33
tergantung dari jenis pemeriksaan yang akan
sampel diperoleh persentase 97.0 % yang
dilakukan karena setiap antikoagulan memiliki
baik dan buruk 3.0 %
kelebihan dan kekurangan masing-masing.
3. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada
Ada beberapa macam antikoagulan seperti
perbedaan merfologi eritrosit menggunakan
Trisodium Sitrat, Double Oxalate, Heparin,
antikoagulan EDTA dan filtrat bawang
EDTA (Ethylendiamine Tetraacetic Acid) dan
putih sebagai antikoagulan alternatif.
Natrium Oxalate. Antikoagulan yang sering
digunakan dalam pemeriksaan hematologi Saran
adalah antikoagulan EDTA dengan
perbandingan EDTA 10 µl dapat menghindari Diharapkan untuk peneliti selanjutnya
membekunya 1 ml darah. Jika darah melakukan penelitian tentang morfologi
berlebihan akan terjadi pembentukan bekuan- leukosit dan hitung jumlah trombosit serta
bekuan kecil pada sampel darah sehingga jika melakukan penelitian tentang perbedaan
darah kurang dari 1 ml konsentrasi darah akan morfologi eritrosit, leukosit dan jumlah
encer sehingga bisa menyebabkam terjadi trombosit pada penggunaan filtrat bawang
pengkerutan eritrosit (krenasi). putih yang di simpan pada suhu kulkas selama
Bawang putih memiliki senyawa 24 jam dan yang baru.
ajoene yang bersifat sebagai antikoagulan,
Ajoene dari minyak atsiri bawang putih
memliki aktivitas anti-agregasi paling tinggi
dibandingkan senyawa-senyawa lain, termasuk
repository.unimus.ac.id
Ucapan Terimakasih
repository.unimus.ac.id
repository.unimus.ac.id