Anda di halaman 1dari 27

DEKALSIFIKASI

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III


TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
Jakarta, 2020
Materi :
Definisi dekalsifikasi tulang

Tujuan dekalsifikasi tulang

Prinsip dekalsifikasi tulang

Metode dekalsifikasi tulang

Cara menguji proses akhir dekalsifikasi


DEKALSIFIKASI
Kehilangan garam kalsium dari tulang atau gigi.
ATAU
Proses menghilangkan zat berkapur.

DEKALSIFIKASI TULANG
Proses menghilangkan ion kalsium dari tulang
melalui proses histologis sehingga membuat tulang
fleksibel dan mudah untuk penyelidikan patologis..
TUJUAN DEKALSIFIKASI TULANG

• Tujuannya adalah untuk membuat tulang


fleksibel dan mudah untuk penyelidikan
patologis.
– Ini diperlukan agar proses mikrotomi dapat
dilakukan sehingga pemeriksaan mikroskopis
dapat terlaksana

• Kegagalan proses dekalsifikasi


menyebabkan sampel hancur saat
mikrotomi dan kerusakan pada pisau
microtome
PRINSIP DEKALSIFIKASI

• Garam kalsium yang tidak larut diubah


menjadi garam kalsium yang larut
sehingga jaringan menjadi lunak.

• Chelating agent/zat pengikat mengikat


ion kalsium yang berada dalam tulang
Metode Dekalsifikasi

• Tradisional

• Agen dekalsifikasi asam.

• Resin penukar ion dengan asam dan


cairan dekalsifikasi.

• Dekalsifikasi elektrolit.

• Chelating agents.
Pilihan decalcifier dipengaruhi
oleh empat faktor

 Urgensi kasus.

 Tingkat mineralisasi tulang.

 Tingkat investigasi yang diperlukan.

 Diperlukan teknik pewarnaan.


SIFAT REAGEN DEKALSIFIKASI

• Membuang kalsium dalam waktu singkat

• Tidak merusak komponen jaringan

• Tidak mempengeruhi proses perendaman


METODE TRADISIONAL

• Metode ini tidak dianjurkan dalam menangani


jaringan keras seperti tulang.

• Karena melibatkan banyak pemotongan jaringan


dan perendaman dalam waktu lama dalam larutan
dekalsifikasi dan ini membuat sulit untuk
mendapatkan detail seluler yang utuh.
Zat Dekalsifikasi Asam
Asam dibagi lebih lanjut menjadi dua
yaitu: asam lemah dan asam kuat.

•Asam Kuat (Nitric and Hydrochloric


acid)

•Asam Lemah ( Picric, Acetic and


Formic acid)
Asam Kuat (Nitric Acid)

METODE
Irisan tipis jaringan ditempatkan dalam
larutan 5-10% asam nitrat atau HCL

Proses dekalsifikasi tidak boleh lebih


dari 48 jam.

Formalin ditambahkan ke asam nitrat


untuk melindungi jaringan dari
kerusakan dari asam.
Formic acid

• Formic acid yang paling umum dipakai


sebagai dekalsifier.

• Dekalsifikasi rutin Formic Acid 10%

• Konsentrasi > 10% bisa mempercepat

• Volume harus banyak dan diperbarui


setiap 48 jam.
Resin penukar ion dengan
cairan dekalsifikasi asam
Resin penukar ion (bentuk amonium resin polystrene)
mempercepat dekalsifikasi dengan menghilangkan ion
kalsium dari larutan dekalsifikasi yang mengandung
asam format, sehingga meningkatkan kelarutan dari
jaringan. Tidak dianjurkan untuk cairan yang
mengandung asam mineral seperti asam nitrat atau
asam klorida
Dekalsifikasi elektrolit
Proses dekalsifikasi yang lebih cepat tanpa merusak
fitur sitologi dan pewarnaan.

Kekurangan:
Panas yang dihasilkan dalam proses dapat
menyebabkan charring spesimen dalam proses
Chelating Agents
• EDTA adalah agen chelating, berupa bubuk
kristal putih yang larut dalam air suling
konsentrasi 20%.

• Sebagai agen dekalsifikasi, ia bergabung


dengan ion kalsium untuk membentuk
senyawa yang tidak terionisasi.

• Volume larutan untuk dekalsifikasi harus 150


kali lipat dari jaringan.

• Solusinya harus diperbarui setiap 5 - 7 hari


selama dekalsifikasi.
Kelebihan EDTA
• Deposit besi dan logam lain juga dapat dihilangkan
dengan EDTA.

• Jaringan tidak mengeras setelah dekalsifikasi.

• Bisa proses untuk Tulang, Gigi dan jaringan


kalsifikasi apa pun.

• Ini juga merupakan solusi yang lebih disukai untuk


bahan tulang decalcifying untuk transmisi elektron
mikroskop.
Tes untuk penyelesaian
Dekalsifikasi
Metode untuk menentukan akhir proses dekalsifikasi.

 Tes X-Ray.

 Metode Ammonia (metode kimia).

 Metode fisik
Tes X-ray

• Metode yang paling dapat diandalkan


untuk menentukan dekalsifikasi.
• Tetapi karena fasilitas ini tidak ada di
semua laboratorium
Metode Ammonia
• Dalam metode ini amonia ditambahkan
setetes demi setetes dalam larutan
dekalsifikasi yang menunjukkan adanya
kalsium.

• Spesimen kemudian ditempatkan dalam


larutan segar cairan dekalsifikasi dan uji
diulangi setelah interval waktu yang sesuai.
METODE FISIK
• Termasuk menekuk spesimen atau memasukkan
pin, pisau cukur atau pisau bedah langsung ke
jaringan.
• Kerugian dari memasukkan pin adalah
terbentuknya lubang jarum atau artefak.
• Membengkokkan sedikit mengganggu tetapi tidak
meyakinkan menentukan apakah semua garam
kalsium telah dihilangkan.
• Setelah metode fisik, jaringan dicuci sampai bersih
sebelum diproses.
CARA KERJA TES KIMIA

Tes Kimia:
5% Ammonium Hydroxide dan 5% : Ammonium Oxalate 1 : 1

1. Pipet larutan dekalsifier sebanyak 5 ml dari bagian


bawah jaringan masukkan kedalam tabung reaksi
2. Tambahkan 10 ml larutan campuran larutan ammonium
hydroxide/ammonium oxalate aduk dan diamkan
overnight.
3. Dekalsifikasi dinyatakan tuntas apabila 2 hari berturut-
turut tidak terbentuk endapan. Apabila proses
dekalsifikasi belum tuntas maka dapat diulang kembali
setiap 2 atau 3 hari 
CARA KERJA TES KIMIA
DEKALSIFIKASI

• Dekalsifikasi dipercepat dengan :

* Membuat ukuran tulang yang kecil

* Membuka tulang

* Membuang kulit & jar lunak disekitar tulang


YANG MEMPENGARUHI
DEKALSIFIKASI

 Konsentrasi larutan tidak boleh jenuh

 Volume larutan

 Agitasi

 Temperatur berkisar 18 – 30 oC
TAHAPAN PROSES DEKALSIFIKASI

1. Fixation: 10% Buffered Neutral Formalin


2. Cuci dengan air mengalir 30 - 1 jam.
3. Masukkan dalam dekalsifier (HCl atau asam formic)
volume 20 X volume jaringan
4. Larutan diganti dengan yang baru setiap hari.
5. Setelah dekalsifikasi selesai, lakukan netralisasi
asam dengan mencuci dengan air atau direndam
dalam larutan ammonia selama 30 menit
6. Cuci jar dengan air mengalir max 24 jam
7. lakukan proses pematangan jaringan
DIAGRAM OF A DECALCIFIED BONE.

Anda mungkin juga menyukai