Anda di halaman 1dari 24

DEKALIFIKASI

KELOMPOK B6

 RAHMI SUSANTI ( P3.73.34.2.20.159 )


 RETNO WULANDARI ( P3.73.34.2.20.161 )
 RUMANI SAPTOWATI ( P3.73.34.2.20.163 )
 SITI AMINAH RATNASARI ( P3.73.34.2.20.165 )
PENGERTIAN

Dekalsifikasi adalah teknik untuk menghilangkan mineral


dari tulang atau jaringan yang mengandung garam
kalsium lain sehingga sediaan dapat dibuat dengan baik
tanpa adanya kerusakan akibat jaringan yang keras.

Dekalsifikasi merupakan proses penghilangan garam


kalsium dari jaringan dengan menggunakan bahan kimia
lunak, sehingga tulang menjadi lunak dan dapat
dilakukan pembuatan preparat histologi untuk
kepentingan pengamatan mikroskopis tulang (Sangeetha
et al., 2013; Gupta et al., 2014).
Tujuan Dekalsifikasi untuk membuat jaringan yang
mengandung garam mineral tanpa harus
mempertahankan garam mineral tersebut.

Teknik Dekalsifikasi berfungsi untuk menghilangkan


mineral dari tulang atau jaringan yang mengandung
garam kalsium lain sehingga seorang teknisi
laboratorium patologi mampu membuat sediaan yang
baik tanpa adanya kerusakan akibat jaringan yang
keras.
PRINSIP
DEKALSIFIKASI

Prinsip dekalsifikasi didasarkan pada penghilangan


kalsium melalui mekanisme anion.

Anion berasal dari larutan dekalsifikasi yang biasanya


berupa larutan asam. Semua larutan dekalsifikasi
asam akan merusak dar senyawa organik yang berada
pada substansi dasar tulang dan jaringan lain.
Prinsip Dasar Dekalsifikasi
Dalam melakukan proses dekalsifikasi, ada beberapa prinsip yang
harus dijadikan acuan. Prinsip dari dekalsifikasi akan menentukan
sejauh mana proses berlangsung dan tingkat keberhasilannya. Adapun
prinsip dasar dekalsifikasi sebagai berikut:
Pengurangan/penghilangan garam kalsium oleh larutan asam
lemah.
Pengurangan/penghilangan garam kalsium oleh penggunaan larutan
mineral lemah yang dibarengi dengan pertukaran ion resin untuk
menjaga larutan dekalsifikasi bebas dari kalsium bebas.
Menggunakan chelating agen EDTA.
Pengurangan /penghilangan garam kalsium yang menggunakan
prinsip perubahan kalsium menjadi ion elektrolit dengan
menggunakan listrik arus.
Langkah-langkah Dasar Dekalsifikasi
1. Metode potong makros – fiksasi – dekalsifikasi
a. Potong jaringan yang mengandung garam kalsium dengan
ketebalan 4 – 5 mm. Untuk memastikan tahap fiksasi
tercapai dan proses penghilangan garam kalsium tercapai.
Jaringan yang terdekalsifikasi dengan ukuran ini
diharapkan akan tercapai 2 – 3 jam. Untuk memastikan
dekalsifikasi lengkap diperlukan untuk memeriksa setelah
2-3 jam tersebut.
b. Ketika larutan fiksasi yang dipilih untuk tulang atau
sumsum tulang adalah larutan Zenker atau Bouin, maka
resiko jaringan rusak akan 4 kali lebih besar selama
dekalsifikasi dari jaringan yang seharusnya dijaga.
Lanjutan

2. Metode fiksasi – potong makros- dekalsifikasi


a. Jaringan yang berukuran tertentu di rendam dalam
larutan fiksasi
b. Setelah terfiksasi sempurna, jaringan dipotong
dengan ketebalan kurang lebih 5 mm.
c. Rendam jaringan dengan larutan dekalsifikasi yang
dibutuhkan selama 2 – 3 jam.
Proses Dekalsifikasi

Sebelumnya harus dilakukan proses fiksasi.


Jaringan keras yang tidak terfiksasi dengan baik, akan
menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak
sekitarnya akibat agen dekalsifikasi.
Dengan fiksasi itulah yang nantinya akan melindungi
jaringan lunak baik keseluruhannya atau setidaknya
ada bagian kecil yang dapat dipertahankan.
Tahap Proses Dekalsifikasi
Masukkan kedalam
Fiksasi Cuci dengan air mengalir dekalsifer (Larutan
(Larutan NBF 10%) 30 menit- 1 jam HCl atau asam
formik 20 kali vol
jaringan)

Cuci dengan air Netralisasi Asam


Larutan diganti yang
mengalir max. 24 jam (direndam larutan
baru setiap hari
amoniak 30 menit)

Pematangan jaringan
Ciri-ciri Reagen Dekalsifikasi Yang Baik :

Membuang kalsium dalam waktu yang singkat

Tidak merusak komponen jaringan dan target sel nya.

Tidak mempengaruhi proses pencelupan


Macam-macam bahan kimia dekalsifikasi
Larutan Asam
1. Asam kuat : 10 % HCL dalam aquadest dengan
waktu 2 – 6 jam.
2. Asam Lemah : 8 % HCL + 8 % Formic Acid 1:1
(campuran dibuat sebelum digunakan).
Larutan EDTA (Ethylenediaminetetraaceti) 10 %
EDTA PH 7 – 7,4.
Elektrolit.
Jenis-jenis Bahan Dekalsifikasi
Larutan Asam Mineral Dekalsifikasi:
 Asam Nitrat
 Parenyi’s fluid 10 %
 HCL 10 %
 Larutan Von Ebner’s

Larutan Asam Lemah Dekalsifikasi :


 Asam Formic 10 %
 Evans dan Krajian
 Kristensen

Spesimen : Tulang atau jaringan yang berkalsium


Prosedur Dekalsifikasi
1. Dengan menggunakan jaringan yang telah terparafinisasi,
blok dimasukkan kedalam larutan dekasifikasi dengan
perbandingan volume sekitar 50-100 kali dari blok
jaringannya.
2. Cairan harus diganti satu atau dua kali sehari sampai
dekalsifikasi selesai.
3. Pada saat penyelesaian dekalsifikasi, jaringan langsung
dipindahkan ke alkohol 70 % selama 10 jam dengan beberapa
kali pergantian larutan alkohol dengan konsentrasi yang
sama.
4. Setelah 10 jam selesai dilakukan, maka jaringan dilanjutkan
dengan proses pematangan jaringan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Dekalsifikasi
1. Ketebalan tulang
Berbanding lurus dengan waktu dekalsifikasi. Semakin tulang
tebal waktu dekalsifikasi lama.
2. Kerapatan / densitas tulang
Tulang yang mengandung banyak kalsium akan membutuhkan
waktu yang lama dibandingkan dengan tulang yang sedikit kalsium
3. Suhu
Mempengaruhi kualitas pewarnaan inti dan mengurangi
keefektifan warna
4. Agitasi
Dapat mempengaruhi pertukaran cairan di sekitar jaringan
dengan reagen disekitarnya.
5. Tekanan / vakum
6. Volume Larutan
Proses Dekalsifikasi Dapat Dipercepat Dengan :

Membuat ukuran tulang menjadi kecil


Membuka tulang
Membuang kulit dan jaringan lunak disekitar tulang
Teknik Pengetesan Dekalsifik
X-Ray
Tes Fisik
Dilakukan dengan melekukkan jaringan atau
menusukkan jaringan dengan jarum, pisau
cukur/skapel ke jaringan.
Tes Kimia
Dengan memberikan larutan 5% Ammonium
Hidroksida dan 5% Ammonium Oksalat (1:1)
Gambaran X-Ray Tulang Dekalsifikasi :

B
Cara Kerja Tes Kimia
1. Pipet larutan dekalsiifier sebanyak 5 ml dari bagian
bawah jaringan masukkan kedalam tabung reaksi
2. Tambahkan 10 ml larutan campuran larutan
ammonium hydroxice/ammonium oxalate aduk dan
diamkan overnight.
3. Dekalsifikasi dinyatakan tuntas apabila 2 hari
berturuut-turut tidak terbentuk endapan. Apabila
proses dekalsifikasi belum tuntas maka dapat
dilanjutkan selama 2 sampai 3 hari.
Gambaran Slide Hasil Dekalsifikasi :
Dengan Dekalsifikasi :

Tanpa Dekalsifikasi :
Sumber Refrensi
Erick Khristian, Dewi Inderiati. Bahan Ajar Teknologi
Laboratorium Medis (TLM) Sitohistoteknologi, Edisi
tahun 2017. Kemenkes RI .

Tissuryanti, Siti. Dekalsifikasi. Tahun 2021. (


https://www.youtube.com/watch?v=Kt3NSWZ_T2A.
Diakses tgl 23-02-2021)

Anda mungkin juga menyukai