Anda di halaman 1dari 43

MODUL

JAMINAN MUTU LABORATORIUM I

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGILABORATORIUM MEDIK

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRALUBUK


PAKAM
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
FAKULTAS FARMASI
Jl. Sudirman No. 38 Lubuk Pakam Kab. Deli Serdang – Sumatera Utara
(20512) Telp. (061) 7952234 – 7952262 Faximile : (061) 7952234
Email : farmasimedistra@gmail.com,
Website: www.medistra.ac.id

SURAT KEPUTUSAN
DEKAN FAKULTAS FARMASI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
Nomor : 089.B/03.3/INKES-MLP/XI/2019

TENTANG
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019 – 2020
FAKULTAS FARMASI INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

DEKAN FAKULTAS FARMASI INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

MENIMBANG : 1. Bahwa Untuk Melaksanakan Tugas Pendidikan dan Pengajaran Perlu


Ditetapkan Dosen Pengampu Mata Kuliah Pada Semester Ganjil Tahun
Akademik 2019 - 2020 di Lingkungan Program Studi Teknologi Laboratorium
Medik Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam;
2. Bahwa berdasarkan Kalender Akademik Semester Ganjil Fakultas Farmasi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Tahun Akademik 2019-2020 maka
perkuliahan akan dimulai pada Februari 2020 dan berakhir pada Juli 2020;
Bahwa untuk keperluan dimaksud diatas maka perlu ditetapkan dengan Surat
3. Keputusan Dekan Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
sebagai pengesahannya.

MENGINGAT : 1. Undang – Undang RI Nomor : 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan


Nasional;
2. Surat Keputusan Dirjend DIKTI Nomor : 297/KPT/I/2017, Tentang izin Institut
Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam dan 161/D/O/2001 tentang izin
penyelenggaraan Program Studi ;
3. Undang-Undang RI Nomor : 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen;
4. Undang-Undang RI Nomor : 12 Tahun 2012, Tentang Pendidikan Tinggi;
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 42 Tahun 2007, Tentang Sertifikasi Dosen;
Peraturan Pemerintah RI Nomor : 37 Tahun 2009, Tentang Dosen;
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 23 Tahun 2013, Tentang Perubahan Atas
Standar Nasional Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 4 Tahun 2014, Tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tingggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;
8. Kalender Akademik Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam T.A 2019 -
2020.
MEMPERHATIKAN : 1. Surat Keputusan Ketua Yayasan Medistra Lubuk Pakam Nomor 023/C.1/
YAY-M/VI/2016, tentang penetapan honorarium mengajar dan pemberian
insentif bagi setiap kegiatan akademik yang termasuk dalam lingkup pendidikan
dan pengajaran;

2. Hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan Sistem Penjaminan Mutu


Internal Fakultas Farmasi Semester Genap T.A 2019-2020.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
Pertama : Menugaskan Dosen untuk Menjadi pengampu Mata Kuliah bagi mahasiswa di
lingkungan Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam (roster dan daftar nama terlampir).

Kedua : Kepada para dosen sebagaimana dimaksud diwajibkan untuk menaati Kode Etik
Dosen dan Standar Pembelajaran yang telah ditetapkan serta berhak mendapatkan
honorarium mengajar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Yayasan
Medistra Lubuk Pakam.
Ketiga : Pada setiap akhir semester, akan dilakukan penilaian Indeks Keinerja Dosen (IKD)
pengampu mata kuliah berdasarkan survei tingkat kepuasan mahasiswa.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat
Keempat : kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lubuk Pakam


Pada Tanggal : 12 November 2019

Dekan,

Romauli Anna Teresia Marbun, S.Farm., M.Si


NPP. 06.15.12.08.1991
Modul Jaminan Mutu Laboratorium

VISI DAN MISI


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

VISI
Menghasilkan laboran yang unggul dan profesional dalam bidang mikrobiologi
molekuler menuju tingkat Asia tahun 2028.

MISI
1) Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan sistem
yang mendukung pada FF sehingga pembelajaran tersebut menghasilkan
prodi yang dapat menghasilkan alumni berkarakter unggul dan profesional.
2) Menyelenggarakan proses praktik laboratorium yang kondusif dan handal di
berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.
3) Mengoptimalkan dan mengimplementasikan penelitian mikrobiologi
molekuler klinis dengan menggunakan pendekatan riset.
4) Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis
riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan teknologi laboratorium
medik.
5) Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan, pelayanan,
organisasi, dan stakeholders baik dalam maupun luar negeri

iv
PROGRAM STUDI TEKNOLOGiv I LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

Karunia dan izin-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan Modul Teori

“Jaminan Mutu Laboratorium I”. Pada kesempatan ini pula, kami

mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang mendukung dan

mengarahkan kami sehingga Modul ini dapat diselesaikan dengan baik dan

bermanfaat dalam pembelajran, Kami menyadari bahwa dalam penyusunan

modul ini, masih banyak kekurangan yang ditemui. Untuk itu, kami

mengharapkan adannya saran dan kritik yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan Modul ini . Akhir kata, semoga Modul ini dapat memberikan

manfaat bagi kita semua terutama bagi para pembaca dan pelajar dibidang

Laboratorium.

Lubuk Pakam,

Tim Penulis

v
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

DAFTAR ISI
COVER .....................................................................................................................................i
SK DEKAN ............................................................................................................................ ii
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK .........................................iv
VISI .........................................................................................................................................vi
MISI ........................................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................................vi
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................1
B. MUTU PELAYANAN KESEHATAN ..........................................................................1
BAB II JAMINAN MUTU LABORATORIUM ......................................................................2
A. JAMINAN MUTU LABORATORIUM ........................................................................2
B. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL ...........................................................................2
BAB III BAHAN KONTROL ................................................................................................ 15
A. DEFINISI BAHAN KONTROL .................................................................................. 15
B. JENIS BAHAN KONTROL ........................................................................................ 15
C. PERSYARATAN BAHAN KONTROL ...................................................................... 17
D. PENGGUNAAN BAHAN KONTROL ....................................................................... 18
E. STABILITAS SERUM KONTROL ............................................................................ 18
F. PENYIMPANAN SERUM KONTROL ...................................................................... 19
BAB IV KEGIATAN LABORATORIUM PRE-ANALITIK ................................................ 20
A. SUMBER KESALAHAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM .............................. 20
B. KESALAHAN TAHAP ANALITIK ........................................................................... 21
BAB V PENGENDALIAN DOKUMENTASI SISTEM ....................................................... 30
A. PENGESAHAN DAN PENERTIBAN DOKUMENTASI JAMINAN MUTU ........... 30
B. PERUBAHAN DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU .......................... 32
C. PEMELIHARAAN, PEMUSNAHAN DOKUMENTASI MANAJEMEN MUTU ..... 34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 36

v
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

BAB
I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun

pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan

dilakukannya kegiatan kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah

biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika,

laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan

laboratorium bahasa. Kedudukan laboratorium menjadi sangat penting dalam

dunia pendidikan laboratorium merupakan pusat proses belajar mengajar untuk

mengadakan percobaan dan karena mengingat dalam pencapaian tujuan

pembelajaran di bidang sains, sebaiknya siswa dituntut mampu mengembangkan

keterampilannya dalam mengaplikasikan beberapa konsep atau materi yang

sedang dipelajari dalam bentuk eksperimen atau percobaan untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir, bekerja dan berpikir ilmiah, serta mengkomunikasikannya

sebagai aspek penting kecakapan.

Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan

dilakukan. Dalam pengertian sempit laboratorium diartikan sebagai tempat yang

berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang didalamnya terdapat

sejumlah alat dan bahan praktikum. Fungsi laboratorium salah satunya adalah

sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium

terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan

1
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk

melakukan percobaan. Dan tentunya laboratorium harus dikelola dengan baik

untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium. Pengelolaan Laboratorium

(Laboratory Management) adalah usaha untuk mengelola Laboratorium.

Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh

beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-

alat laboratorium yang canggih, dengan staf propesional yang terampil belum

tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manaJemen

Laboratorium yang baik. Oleh karena itu perlu dilakukkan quality Control yang

mencakup kegiatan PMI, PME, Assessment atau penilaian, audit hingga akreditasi

terhadap petugas laboratorium. pengujian alat pemerikaan dalam laboratorium

sampai kepuasaan pelanggan dilakukan dalam pemantauan dan evaluasi

evektivitas sistem manajemen mutu laboratorium. Hasil akhir QC adalah

menemukan akar permasalahan dan melakukan perbaikan penanggulangan QC

sangat penting

B. MUTU PELAYANAN KESEHATAN


Mutu pelayanan kesehatan menurut Kemenkes RI yaitu meliputi kinerja

yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang

memberikan kepuasan kepada pasien dan keluarganya sesuai dengan kepuasan

rata-rata penduduk, tetapi juga sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang

telah ditetapkan. Sedangkan menurut WHO (1988) mutu pelayanan harus sesuai

dengan standar intervensi yaitu aman, terjangkau oleh masyarakat yang

2
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

membutuhkan, dan diproduksi untuk mengurangi kematian, ketidakmampuan, dan

gangguan gizi.

Secara khusus selain pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat

wilayah setempat maka rumah sakit juga harus meningkatkan manajemen dalam

rumah sakit yang meliputi manajemen sumber daya manusia, manajemen

keuangan, manajemen sistem informasi rumah sakit (ke dalam dan ke luar rumah

sakit), sarana dan prasarana, serta mutu pelayanan.

Beberapa tahun belakangan ini penetapan standar mutu bagi barang dan jasa

sangat diperhatikan oleh masyarakat luas. Salah satunya standar mutu

laboratorium (ISO 15189:2012). Tuntutan informasi teknis dari setiap produk

yang diperdagangkan menuntut laboratorium penguji untuk meningkatkan

kompetensi dan kepercayaan terhadap hasil uji yang absah (Soleha, 2014).

Penerapan program jaminan mutu di rumah sakit harus diawali dengan komitmen

dan sikap positif pimpinan untuk memperbaiki mutu pelayanan.

kesehatan sesuai dengan ruang lingkup tugas pokok dan fungsi setiap

institusi. Semua pimpinan harus memiliki obsesi peningkatan mutu produk

pelayanan kesehatan dengan sasaran akhir jaminan kepuasan para pengguna

pelayanan kesehatan dan keluarganya. Dalam rangka peningkatan kemajuan

Rumah Sakit berbagai upaya telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI

dimulai dengan penambahan sarana, prasarana, peralatan kerja, sesuai dengan

kemampuan kerja, sesuai dengan kemampuan pemerintah, serta peningkatan

kesadaran, kemampuan, dan minat para tenaga kerja kesehatan.

3
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

Quality control (pengendalian mutu) adalah kegiatan sehari-hari yang

dilakukan yaitu operasional teknik dan kegiatan yang digunakan untuk memenuhi

persyaratan kualitas. Untuk memantau, mengevaluasi dan menindaklanjuti agar

persyaratan mutu yang ditetapkan tercapai (product, process, service, inspection,

testing, sampling, measurement dan calibration).

Aspek kepatuhan petugas laboratorium dalam penerapan Quality Control

yaitu penerapan Standar Prosedur Operasional (SPO) diantaranya persiapan

pelaksanaan Quality Control yang meliputi persiapan alat, persiapan reagen, dan

persiapan bahan kontrol. Kedua adalah pelaksanaan Quality Control yang

dikerjakan sesuai SPO yang telah ditetapkan. Ketiga adalah melacak

penyimpangan seperti hasil Quality Control yang keluar batas yang telah

ditentukan. Keempat adalah cara mengatasi penyimpangan hasil Quality Control.

Keempat aspek tersebut akan berdampak pada standar mutu hasil pemeriksaan

laboratorium apabila penerapan Quality Control tidak sesuai Standar Prosedur

Operasional (SPO).

Ada fenomena yaitu di laboratorium didapatkan hasil ”out of control” pada

Quality Control pemeriksaan kimia klinik yang dikerjakan setiap harinya. Hal ini

menyebabkan harus mengulang lagi pengerjaan Quality Control tersebut,

sehingga pengerjaan sampel pada pasien menjadi tertunda dan hasil laboratorium

menjadi lama.

4
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

JAMINAN MUTU LABORATORIUM BAB


II

A. JAMINAN MUTU LABORATORIUM


Mutu adalah pemenuhan persyaratan dengan meminimkan kerusakan yang

timbul atau denga kata lain kepatuhan terhadap standar dan keinginan pelanggan

sehingga memenuhi kepuasan pelanggan.

Pemantapan mutu laboratorium merupakan suatu peralatan mutu yang

digunakan untuk melakukan pengawasan mutu dengan menggunakan konsep

pengawasan proses statistik (statistical process control). Pengawasan proses

dengan statistic adalah sebuah cara yang memungkinkan operator menentukan

apakah suatu proses sedang berproduksi, dan mungkinterus berproduksi keluaran

yang sesuai. Sedangkan jaminan mutu adalah suatu sistem manajemen yang

dirancang untuk mengawasi kegiatan-kegiatan pada seluruh tahap (desain produk:

produksi, penyerahan produk serta layanan), guna mencegah adanya masalah-

masalah kualitas dan memastikan bahwa hanya produk yang memenuhi syarat

yang sampai ke tangan pelanggan.

Proses pengembangan mutu pada sebuah fasilitas pelayanan

kesehatan dapat dipahami melalui berbagai jenis produk dan jasa

pelayanan yang ditawarkan kepada masyarakat, dan harapan pengguna

jasa pelayanan terhadap kinerja pelayanan kesehatan yang mereka terima.

Beberapa batasan mutu produk pelayanan kesehatan dijelaskan oleh banyak

pakar. Josep Juran memberikan penjelasan mutu adalah apa yang diharapkan atau

5
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

ditentukan oleh konsumen. Sedangkan menurut Philip Crosby, mutu adalah

pemenuhan persyaratan dengan meminimalkan kerusakan yang timbul yaitu

standard of zero atau memperlakukan prinsip benar sejak awal.

Kemenkes RI memberikan pengertian tentang mutu pelayanan kesehatan,

yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan

kesehatan, tidak saja yang dapat menimbulkan kepuasan bagi pasien sesuai

dengan kepuasan rata-rata penduduk tetapi juga sesuai dengan standard dan kode

etik profesi yang telah ditetapkan.

Tujuan laboratorium klinik, adalah tercapainya pemeriksaan yang

bermutu, diperlukan strategi dan perencanaan manajemen mutu. Salah satu

pendekatan mutu yang digunakan adalah Quality Management Science

(QMS) yang memperkenalkan suatu model yang dikenal dengan Five-Q.

Five-Q meliputi :

a. Quality Planning (QP)

Quality planning adalah untuk menentukan jenis pemeriksaan yang

akan dilakukan di laboratorium, perlu merencanakan dan memilih jenis

metode, reagen, bahan, alat, sumber daya manusia dan kemampuan

yang dimiliki laboratorium.

b. Quality Laboratory Practice (QLP)

Quality laboratorium practice adalah membuat pedoman, petunjuk dan

prosedur tetap yang merupakan acuan setiap pemeriksaan laboratorium.

6
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

Standar acuan ini digunakan untuk menghindari atau mengurangi

terjadinya variasi yang akan mempengaruhi mutu pemeriksaan.

c. Quality Control (QC)

Quality control untuk pengawasan sistematis periodik terhadap : alat,

metode dan reagen. QC lebih berfungsi untuk mengawasi, mendeteksi

persoalan dan membuat koreksi sebelum hasil dikeluarkan. Quality

control adalah bagian dari quality assurance, dimana quality assurance

merupakan bagian dari total quality manajement.

d. Quality Assurance (QA)

Quality assurance adalah mengukur kinerja pada tiap tahap siklus tes

laboratorium: pra analitik, analitik dan pasca analitik. Jadi, QA

merupakan pengamatan keseluruhan input-proses-output/outcome, dan

menjamin pelayanan dalam kualitas tinggi dan memenuhi kepuasan

pelanggan. Tujuan QA adalah untuk mengembangkan produksi hasil

yang dapat diterima secara konsisten, jadi lebih berfungsi untuk

mencegah kesalahan terjadi (antisipasi error).

e. Quality Improvement (QI)

Quality improvement adalah penyimpangan yang mungkin terjadi akan

dapat dicegah dan diperbaiki selama proses pemeriksaan berlangsung

yang diketahui dari quality control dan quality assessment. Masalah

yang telah dipecahkan, hasil akan digunakan sebagai dasar proses

quality planning dan quality process laboratory berikutnya

7
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

Pemantapan Mutu (Quality Asurance atau QA) adalah semua rencana dan

tindakan sistematis yang diperlukan untuk menyediakan keyakinan yang cukup

sehingga pelayanan laboratorium memuaskan dan memenuhi keberterimaan

standard mutu dengan tingkat kepercayaan yang diinginkan.

Sedangkan definisi kontrol kualitas (Quality Control atau QC) adalah

operasional teknis dan aktivitas pengujian yang dilakukan untuk mencapai

persyaratan mutu atau memperoleh keberterimaan data yang valid. Penilaian

Mutu (Quality Assesmen) adalah semua aktivitas yang ditujukan untuk menjamin

bahwa semua pekerjaan quality kontrol telah dilakukan secara efektif.

Pemantapan mutu (quality asurance) laboratorium kesehatan adalah

semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan

hasil pemeriksaan laboratorium. Kegiatan jaminan mutu atau pemantapan mutu

(quality assurance) mengandung komponen komponen meliputi pemantapan mutu

internal, pemantapan mutu eksternal, verifikasi, validasi hasil, audit, pelatihan dan

pendidikan.

B. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL


Pemantapan mutu internal sebagai penanggungjawab laboratorium, perlu

menjamin bahwa hasil pemeriksaan valid dan dapat dipergunakan oleh klinisi

untuk mengambil keputusan klinis. Untuk dapat memberikan jaminan itu, perlu

melakukan suatu upaya sistemik yang dinamakan kontrol kualitas (quality

control/QC). Kontrol kualitas merupakan suatu rangkaian pemeriksaan analitik

8
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

yang ditujukan untuk menilai kualitas data analitik. Dengan melakukan kontrol

kualitas akan mampu mendeteksi kesalahan analitik, terutama kesalahan-

kesalahan yang dapat mempengaruhi kemanfaatan klinis hasil pemeriksaan

laboratorium. Kontrol kualitas ini merupakan bagian dari proses yang lebih besar

yaitu penjaminan mutu (quality assurance/QA).

a. Definisi

Pemantapan mutu internal (internal quality control) adalah

kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-

masing laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau

mengurangi kejadian penyimpangan sehingga diperoleh hasil

pemeriksaan yang tepat.

Pemantapan mutu internal akan memberikan jaminan kualitas

kepada hasil analisa secara kontinyu dengan cara mengamati sebanyak

mungkin langkah-langkah dalam prosedur analisa dimulai dari

pengambilan spesimen sampai kepada penentuan hasil akhir. Pemantapan

mutu internal mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang dimulai sebelum

proses pemeriksaan itu sendiri dilaksanakan yaitu dimulai dari tahap pra

analitik, analitik dan pasca analitik

b. Tujuan

Tujuan Pemantapan Mutu Internal adalah :

1) Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan

mempertimbangkan aspek analitik dan klinis.

9
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

2) Mempertinggi kesiagaan tenaga sehingga pengeluaran hasil yang

salah tidak terjadi dan kesalahan dapat dilakukan segera.

3) Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien,

pengambilan, pengiriman, penyimpanan dan pengolahan spesimen

sampai dengan pencatatan dan pelaporan dilakukan dengan benar.

4) Mendeteksi kesalahan dan mengetahui sumbernya.

5) Membantu perbaikan pelayanan penderita melalui peningkatan

mutu pemeriksaan laboratorium

c. Tahapan

Tahapan pemantapan mutu internal meliputi :

1) Tahap pra analitik

Pemantapan mutu internal pada tahap pra analitik dilakukan agar tidak

terjadi kesalahan sebelum melakukan analisis spesimen pasien

diperiksa, meliputi :

a) Ketatausahaan Penulisan formulir pemeriksaan meliputi identitas

pasien, identitas pengirim, nomor laboratorium, tanggal pemeriksaan,

permintaan pemeriksaan harus lengkap dan jelas, konfirmasi jenis

sampel yang harus diambil dengan jelas dan benar

b) Persiapan pasien Persiapan pasien untuk pengambilan spesimen

pada keadaan basal, seperti: Pemeriksaan tertentu pasien harus puasa

selama 8-12 jam sebelum diambil darah, menghindari obat-obatan

sebelum spesimeen diambil, menghindari aktifitas/ olah raga

10
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

sebelum spesimen diambil, memperhatikan posisi tubuh, dan

memperhatikan variasi diurnal (perubahan kadar analit sepanjang hari)

c) Pengumpulan spesimen Spesimen harus diambil secara benar

dengan memperhatikan waktu, lokasi, volume, cara, peralatan, wadah

spesimen, antikoagulan, harus sesuai dengan persyaratan pengambilan

spesimen.

d) Penanganan specimen Penanganan spesimen harus benar untuk

pemeriksaan-pemeriksaan khusus, pengolahan spesimen harus

dilakukan sesuai persyaratan, kondisi pengiriman spesimen juga harus

tepat.

2) Tahap analitik

a) Pereaksi (Reagen)

Reagen atau media harus dipastikan memenuhi syarat, masa kadaluarsa

tidak terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara

pengenceran sudah benar, dan pelarutnya harus memenuhi syarat.

b) Peralatan

Peralatan/alat yang akan digunakan dipastikan bahwa semua bersih dan

sudah memenuhi standart, sudah terkalibrasi, pipetasi dilakukan dengan

benar dan urutan prosedur harus diikuti dengan benar.

c) Kontrol kualitas (qulity control =QC)

Kontrol kualitas (quality control) adalah salah satu kegiatan pemantapan

mutu internal. Kontrol kualitas merupakan suatu rangkaian pemeriksaan

11
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

analitik yang ditujukan untuk menilai data analitik. Tujuan dari

dilakukannya kontrol kualitas adalah untuk mendeteksi kesalahan analitik

di laboratorium. Kesalahan analitik di laboratorium terdiri atas dua jenis

yaitu kesalahan acak (random error) dan kesalahan sistematik (systematic

error). Kesalahan acak menandakan tingkat presisi, sementara kesalahan

sistematik menandakan tingkat akurasi suatu metode atau alat.

d) Metode

pemeriksaan Metode pemeriksaan di laboratorium harus memiliki rencana

pengambilan sampel dan metode ketika melakukan pengambilan sampel,

bahan atau produk untuk pengujian berikutnya atau kalibrasi. Metode

pengambilan sampel harus mengatasi faktor yang harus dikendalikan

untuk memastikan keabsahan pengujian atau kalibrasi hasil berikutnya.

Rencana pengambilan sampel dan metode harus tersedia di lokasi tempat

pengambilan sampel dilakukan. Metode pengambilan sampel harus:

1) Mengacu pada metode sampling yang digunakan

2) Tanggal dan waktu pengambilan sampel

3) Data untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan sampel (misalnya

jumlah, jumlah, nama)

4) Identifikasi personil melakukan sampling

5) Identifikasi peralatan yang digunakan

6) Kondisi lingkungan atau transportasi

12
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

7) Diagram atau setara lainnya berarti untuk mengidentifikasi lokasi

pengambilan sampel, saat yang tepat

8) Penyimpangan, penambahan atau pengecualian dari metode sampling

dan rencana sampling (Persyaratan umum untuk kompetensi laboratorium

pengujian dan kalibrasi ISO/IEC 17025 2017).

e) Kompetensi

Pelaksana Rekaman yang relevan pendidikan dan profesional kualifikasi,

pelatihan dan pengalaman, dan penilaian kompetensi semua personil harus

terpelihara. Catatan-catatan ini harus tersedia untuk personil yang relevan

dan harus mencakup:

1) Berpendidikan dan profesional kualifikasi.

2) Mempunyai salinan sertifikasi atau lisensi.

3) Memiliki pengalaman kerja sebelumnya

4) Deskripsi pekerjaan.

5) Pengenalan staf baru untuk lingkungan laboratorium.

6) Adanya pelatihan dalam tugas-tugas pekerjaan saat ini.

7) Penilaian kompetensi.

8) Catatan melanjutkan pendidikan dan prestasi.

9) Laporan kecelakaan dan paparan bahaya kerja.

10) Status imunisasi, ketika relevan dengan tugas yang diberikan

(Persyaratan untuk kualitas dan kompetensi ISO 15189 2012).

3) Tahap Pasca Analitik

13
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

a) Pembacaan hasil Pemabacaan hasil yaitu dengan perhitungan,

pengukuran, identifikasi dan penilaian harus benar.

b) Pelaporan hasil Pelaporan hasil yaitu form hasil dipastikan bersih, tidak

ada salah transkrip, tulisan sudah jelas, tidak terdapat kecenderungan hasil.

14
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

BAB
BAHAN KONTROL
III

A. DEFENISI BAHAN KONTROL


Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan

suatu pemeriksaan di laboratorium atau untuk mengawasi kualitas hasil

pemeriksaan sehari-hari

B. JENIS BAHAN KONTROL


Jenis bahan kontrol dapat dibedakan berdasarkan :

1) Sumber bahan kontrol

Ditinjau dari sumbernya, bahan kontrol dapat berasal dari manusia, hewan

atau bahan kimia murni.

2) Bentuk bahan kontrol Bentuk bahan kontrol ada bermacam-macam, yaitu

bentuk cair, bentuk padat bubuk (liofilisat), dan bentuk strip. Bahan

kontrol bentuk padat bubuk atau bentuk strip harus dilarutkan terlebih

dahulu sebelum digunakan.

3) Komersial atau buatan sendiri Bahan kontrol dapat diperoleh dalam bentuk

sudah jadi atau komersial atau dapat dibuat sendiri (home made)

a) Bahan kontrol komersial

Bahan kontrol komersial ada dua macam yaitu :

(1) Bahan kontrol Unassayed

Bahan kontrol Unassayed merupakan bahan kontrol yang tidak

mempunyai nilai rujukan sebagai tolok ukur. Nilai rujukan dapat

15
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

diperoleh setelah dilakukan periode pendahuluan. Biasanya dibuat

kadar normal atau abnormal (abnormal tinggi atau abnormal rendah).

Kebaikan bahan kontrol jenis ini ialah lebih tahan lama, bisadigunakan

untuk semua tes, tidak perlu membuat sendiri. Kekurangannya adalah

kadang-kadang ada variasi dari botol ke botol ditambah kesalahan

pada rekonstitusi, sering serum diambil dari hewan yang mungkin

tidak sama dengan serum manusia. Karena tidak mempunyai nilai

rujukan yang baku maka tidak dapat dipakai untuk kontrol akurasi.

Pemanfaatan bahan kontrol jenis ini untuk memantau ketelitian

pemeriksaan atau untuk melihat adanya perubahan akurasi. Uji

ketelitian dilakukan setiap hari pemeriksaan.

(2) Bahan kontrol Assayed

Bahan kontrol Assayed merupakan bahan kontrol yang diketahui nilai

rujukannya serta batas toleransi menurut metode pemeriksaannya.

Harga bahan kontrol ini lebih mahal. Bahan kontrol ini dapat

digunakan disamping bahan kontrol unassayed setiap 2 – 4 minggu.

Bahan kontrol ini dapat digunakan untuk kontrol akurasi. Selain

itu, serum asayed diperlukan untuk menilai alat dan cara baru.

b) Bahan kontrol buatan sendiri (home made)

Bahan kontrol buatan sendiri ada dua macam yaitu :

(1) Serum kumpulan (pooled sera)

16
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

Serum kumpulan (pooled sera) merupakan campuran dari bahan sisa

serum pasien yang sehari-hari dikirim ke laboratorium. Serum yang

dipakai harus memenuhi syarat yaitu tidak boleh ikterik atau hemolitik.

Keuntungan dari serum kumpulan ini antara lain mudah didapat, murah,

bahan berasal dari manusia, tidak perlu dilarutkan (rekonstitusi).

Kekurangannya adalah cara penyimpanan pada suhu -700C (deep freezer),

stabilitas beberapa komponennya kurang terjamin (misalnya aktivitas

enzim, bilirubin dll) dan bahaya infeksi sangat tinggi, sehingga

pembuatan serum kumpulan harus dilakukan hati-hati sesuai dengan

pedoman keamanan laboratorium karena bahan ini belum tentu bebas dari

HIV, HBV, HCV dan lain-lain. Penggunaan pooled sera sekarang sudah

kurang dianjurkan.

(2) Bahan kontrol yang dibuat dari bahan kimia murni sering disebut

sebagai larutan spikes

(3) Bahan kontrol yang dibuat dari lisat, disebut juga hemolisat

(4) Bahan kontrol dari serum hewan.

C. PERSYARATAN BAHAN KONTROL


Bahan kontrol harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Harus memiliki komposisi sama atau mirip dengan spesimen. Misalnya

untuk pemeriksaan urin digunakan bahan kontrol urin atau zat yang menyerupai

urin.

17
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

2) Komponen yang terkandung di dalam bahan kontrol harus stabil,

artinya selama masa penyimpanan bahan ini tidak boleh mengalami perubahan.

3) Sertifikat analisa yang dikeluarkan oleh pabrik yang bersangkutan pada

bahan kontrol jadi (komersial) harus disertakan..

D. PENGGUNAAN BAHAN KONTROL


1) Bahan kontrol yang dibuat dari bahan kimia murni banyak dipakai pada

pemeriksaan kimia lingkungan, selain itu digunakan pada bidang kimia klinik dan

urinalisa.

2) Pooled serum dan liofilisat banyak digunakan di bidang kimia

klinik dan imunoserologi.

3) Bahan kontrol assayed digunakan untuk uji ketepatan dan ketelitian

pemeriksaan, uji kualitas reagen, uji kualitas alat dan uji kualitas metode

pemeriksaan.

4) Bahan kontrol unassayed digunakan untuk uji ketelitian suatu

pemeriksaan.

E. STABILITAS SERUM KONTROL


Bentuk bahan kontrol padat bubuk (liofilisat) lebih stabil dan

tahan lama daripada bentuk cair. Kestabilan bahan kontrol yang dari pabrik

seperti bahan kontrol merk precicontrol bentuk liofilisat pada suhu 2-80C stabil

sampai tanggal kadaluarsa, tetapi apabila dalam bentuk cair stabil pada suhu -

200C sampai tanggal kadaluarsa dan suhu 2-80C selama 7 hari.

Kestabilan bahan kontrol yang dibuat sendiri pada suhu -200C stabil selama

6 bulan, pada suhu 40C stabil selama 4 bulan, dalam temperatur ruangan stabil 1

18
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

hari, pada suhu 2-80C selama 5 hari. Kestabilan bahan kontrol ini dipengaruhi

dengan adanya kontaminasi mikroorganisme.

F. PENYIMPANAN SERUM KONTROL


Bahan kontrol tidak stabil selama pemaparan pada udara, cahaya, dinding

wadah atau suhu tinggi. Hal ini menyebabkan agar hemolisat diawetkan dengan

menyimpan dalam lemari pendingin, lemari pembekuan, dilindungi dengan gas

inert, penambahan asam, dan penggunaan wadah botol coklat.

Bahan kontrol harus dilindungi terhadap setiap pengaruh kimia, fisika dan

mekanik yang dapat menyebabkan perubahan dalam sampel. Sampel yang mudah

rusak hendaknya disimpan dengan dibekukan. Lemari pendingin atau pembeku

untuk penyimpan sampel hendaknya mempunyai suhu –200C.

Suhu daerah penyimpanan hendaknya secara tetap dicek dan

didokumentasikan. Sampel yang disimpan dalam untuk suatu waktu tertentu harus

disimpan pada suhu yang dipersyaratkan tetapi batas kesalahan untuk penyetelan

suhu dan pembacaan juga harus diperhitungkan. Bahan kontrol harus disimpan

dalam lemari es pada suhu 2 - 80C atau disimpan pada suhu -200C dan dijaga

jangan sampai terjadi beku ulang.

19
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

BAB
KEGIATAN LABORATORIUM PRE-ANALITIK
IV

A. SUMBER KESALAHAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Kesalahan yang dapat terjadi selama proses pemeriksaan di laboratorium,

terbagi dalam 2 jenis kesalahan, yaitu:

1) Kesalahan teknik, Kesalahan teknik sering terjadi pada tahap analitik

2) Kesalahan non teknik, Kesalahan non teknik sering terjadi pada tahap pra

analitik dan pasca analitik.

Kesalahan non teknik merupakan kesalahan yang biasanya dijumpai pada

tahap pra analitik atau pasca analitik. Kesalahan pada pra analitik misalnya

kesalahan pada pengambilan sampel seperti kesalahan pada persiapan pasien,

kesalahan pada pemberian identitas, kesalahan pada pengambilan dan

penampungan spesimen, kesalahan pada pengolahan dan penyimpanan spesimen,

kerusakan spesimen karena penyimpanan atau transportasi. Kesalahan sering pula

terjadi pada penghitungan dan penulisan. Pada pasca analitik kesalahan dapat

terjadi berupa penulisan dan penginputan hasil.

20
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

B. KESALAHAN TAHAP PRA ANALITIK


Prosedur yang tepat pada tahap pra analitik sangat penting untuk

mendapatkan spesimen yang sesuai untuk pemeriksaan. Dalam pengambilan

spesimen penting untuk memperhatikan keselamatan pasien. Laboratorium

merupakan mitra klinisi dalam mencapai upaya kesembuhan dan kesehatan pasien

sehingga keandalan dan kualitas hasil pengujiannya merupakan fokus yang utama.

Tahap pra analitik merupakan langkah pertama dalam proses pengujian

spesimen pasien, dimana pada tahap ini dilakukan mulai dari persiapan,

pengambilan sampai pengolahan spesimen. Kesalahan pada tahap pra analitik

adalah yang terbesar jika dibandingkan dengan tahap analitik maupun pasca

analitik. Kesalahannya sampai 68%, dikarenakan tahap pra analitik sulit

dikendalikan, contohnya pada persiapan pasien. Laboratorium sulit

mengendalikan hal ini, karena banyak faktor yang mempengaruhi kondisi pasien.

1. Ketatausahaan (Clerical)

Kesalahan pada ketatausahaan diantaranya adalah

1. Penulisan identitas pasien pada formulir/blanko permintaan pemeriksaan.

2. Sering terjadi penulisan nama yang salah,

3. data tidak lengkap (misalnya tidak ada nama pasien, umur, jenis kelamin

atau nomor rekam medis),

4. tidak adanya diagnosis atau keterangan klinis.

5. Kadang-kadang tulisan tidak dapat dibaca sehingga mempersulit petugas.

21
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting

pada formulir/blanko permintaan pemeriksaan, pendaftaran, penulisan label

wadah spesimen, dan pada formulir/blanko hasil pemeriksaan. Kesalahan dalam

ketatausahaan ini dapat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan yang dapat

merugikan pasien.

2.Persiapan pasien (Patient Preparation)

Sebelum pengambilan spesimen, harus dilakukan persiapan pasien untuk


mendapatkan spesimen yang sesuai dengan jenis pemeriksaannya. Ada banyak
faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium, sehingga
laboratorium wajib menolak spesimen yang tidak memenuhi persyaratan Faktor-
faktor pada pasien yang mempengaruhi hasil pemeriksaan

Makanan dan minuman

Pemeriksaan gula darah puasa dan trigliserida dipengaruhi langsung oleh

makanan dan minuman, karena zat-zat yang dikonsumsi tersebut akan beredar

dalam darah dan ikut terukur pada saat pemeriksaan. Untuk itu pasien harus

puasa selama 8-10 jam sebelum darah diambil.

Obat-obatan

Obat-obatan dapat menyebabkan respon tubuh terhadap obat tersebut.

Obat yang diberikan secara intramuskuler dapat menimbulkan jejas pada otot

sehingga enzim pada otot akan masuk ke dalam darah, yang selanjutnya akan

mempengaruhi pemeriksaan seperti Creatinin Kinase (CK) dan Lactic

dehydrogenase (LDH).

22
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

Aktivitas fisik

Aktivitas fisik dapat menyebabkan:

a) Peningkatan kadar glukosa darah.

b) Perubahan kadar substrat dan ezim, seperti konsentrasi gas darah, kadar asam

urat, kreatinin,CK, LDH, LED, Hb, hitung sel darah dan produksi urine.

Demam

Pada waktu demam akan:

a) Terjadi peningkatan gula darah akibat meningkatnya pelepasan insulin.

b) Terjadi penurunan kadar kolesterol dan trigiserida pada awal demam karena

meningkatnya metabolisme lemak. Pada demam yang sudah lama terjadi

peningkatan asam lemak bebas dan benda-benda keton karena penggunaan lemak

yang meningkat.

c) Lebih mudah menemukan parasit malaria dalam darah.

d) Terjadi reaksi anamnestik yang menyebabkan kenaikan titer widal.

Trauma

Trauma dengan luka perdarahan menyebabkan penurunan kadar substrat

maupun aktivitas enzim, termasuk kadar Hb, hematokrit dan produksi urine. Hal

ini terjadi karena pemindahan cairan tubuh ke dalam pembuluh darah sehingga

darah menjadi encer. Pada tingkat lanjut akan terjadi peningkatan kadar ureum,

kreatinin serta enzim-enzim dalam otot.

23
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

Variasi harian

Pada tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat-zat tertentu dari waktu ke

waktu yang disebabkan oleh fluktuasi harian (variasi diurnal), seperti:

a) Kadar besi serum yang diambil sore hari akan lebih tinggi daripada pagi

hari.

b) Kadar insulin akan mencapai puncaknya pada pagi hari, sehingga bila tes

toleransi glukosa dilakukan pada siang hari, maka hasilnya akan lebih tinggi

daripada bila dilakukan pada pagi hari.

c) Aktivitas enzim sering berfluktuasi, disebabkan kadar hormon yang berbeda

dari waktu ke waktu.

d) Jumlah sel eosinofil lebih rendah pada malam sampai pagi hari,

dibandingkan pada siang hari

3.Pengumpulan spesimen (Specimen Collection)

Spesimen yang akan diperiksa di laboratorium haruslah memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

1)Jenisnya sesuai jenis pemeriksaan

2)Volume mencukupi

3) Kondisi baik : tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna,

tidak berubah bentuk, steril (untuk kultur kuman)

4) Pemakaian antikoagulan atau pengawet tepat

5)Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat

6)Identitas benar sesuai dengan data pasien

24
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat pengambilan Spesimen , yaitu:

1.Waktu pengambilan

Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari, terutama

untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan imunologi karena umumnya nilai

normal berdasarkan nilai pada pagi hari. Namun ada beberapa spesimen yang

diambil sesuai dengan perjalanan penyakit dan fluktuasi harian

2. Volume spesimen

Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan

laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa.

3. Lokasi pengambilan spesimen

Spesimen darah, Darah vena umumnya diambil dari vena cubiti daerah

siku. Darah kapiler diambil dari ujung jari tengah atau jari manis pada tangan kiri

atau tangan kanan, atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki, atau

cuping telinga pada bayi. Darah arteri diambil dari arteri radialis di pergelangan

tangan atau arteri femoralis di daerah lipatan paha.

Spesimen biakan, Diambil pada tempat yang sedang mengalami infeksi.

4. Peralatan pengambilan spesimen

Secara umum peralatan yang digunakan harus memenuhi syarat

a) Bersih

b) Kering

c) Tidak mengandung detergen atau bahan kimia

25
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

d) Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada pada spesimen

(inert)

e) Mudah dicuci dari bekas spesimen sebelumnya

f) Untuk pemeriksaan biakan, harus menggunakan peralatan yang steril

g) Pengambilan spesimen yang bersifat invasif harus menggunakan peralatan

yang steril dan disposible.

Wadah spesimen harus memenuhi syarat:

a) Terbuat dari gelas atau plastik

b) Tidak bocor atau tidak merembes

c) Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir

d) Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen

e) Bersih

f) Kering

g) Tidak mempengaruhi sifat dari zat-zat dalam spesimen

h) Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau terurai

karena pengaruh sinar matahari, maka perlu digunakan botol berwarna

coklat (aktinis).

i) Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman, wadah harus steril

j) Untuk wadah spesimen urine, sputum, tinja sebaiknya menggunakan

wadah yang bermulut lebar.

26
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

Wadah pengambilan/penampung darah

Wadah penampung feces

.
Wadah penampunng urin

27
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

5. Pengawet spesimen

Kesalahan dalam pemberian pengawet/antikoagulan tersebut dapat

mempengaruhi hasil pemeriksaan. Bahan pengawet/antikoagulan yang dipakai

harus memenuhi persyaratan yaitu tidak mengganggu atau mengubah kadar zat

yang akan diperiksa.

6. Kesalahan pengambilan spesimen

Yang melakukan pengambilan sampel darah adalah phelebotomis

(Dokter,Perawat/bidan,Analis Laboratorium)

a. Kesalahan Pengambilan Darah Vena

Kesalahan-kesalahan dalam pengambilan darah vena :

a) Mengenakan torniquet terlalu lama dan terlalu keras, sehingga

mengakibatkan terjadinya hemokonsentrasi.

b) Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol.

c) Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh, sehingga

mengakibatkan masuknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah

merah.

d) Mengocok tabung vakum terlalu kuat dapat mengakibatkan hemolisis.

b. Kesalahan Pengambilan darah kapiler

Kesalahan-kesalahan dalam pengambilan darah kapiler

a) Mengambil darah dari tempat yang memperlihatkan adanya gangguan

peredaran darah seperti vasokontriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang,

trauma, dsb), kongesti atau cyanosis setempat.

28
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

b) Tusukan yang kurang dalam sehingga darah harus diperas-peras keluar.

c) Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol. Bukan saja darah itu

diencerkan, tetapi darah juga melebar diatas kulit sehingga sukar diisap ke

dalam pipet.

d) Tetes darah pertama dipakai untuk pemeriksaan .

e) Terjadi bekuan pada tetes darah karena terlalu lambat bekerja.

29
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

BAB
PENGENDALIAN DOKUMENTASI SISTEM
MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM V

A. PENGESAHAN DAN PENERBITAN DOKUMENTASI SISTEM


MANAJEMEN MUTU
Seluruh personil di semua tingkatan organisasi laboratorium dapat

memprakasai adanya sebuah dokumen dalam rangka peningkatan sistem

manajemen mutu laboratorium. Semua dokumen yang diterbitkan untuk personil

di laboratorium yang merupakan bagian dari sistem manajemen mutu harus dikaji

ulang dan disahkan oleh personel yang berwenang sebelum diterbitkan. Prosedur,

instruksi kerja dan dokumen pendukung serta formulir terkait harus dikaji ulang

oleh personil yang kompeten dan berwenang serta disahkan oleh manajer mutu.

Sedangkan panduan mutu dikaji ulang oleh manajer mutu dan disahkan oleh

manajer puncak. Dokumen yang telah disahkan didistribusikan ke personil

laboratorium yang tepat.

Untuk menghindari penggunaan dokumen yang tidak sah dan/atau

kedaluwarsa, maka pengendali dokumen memelihara Daftar Induk Dokumentasi

Sistem Manajemen Mutu atau prosedur pengendalian dokumen yang setara, yang

menunjukan status revisi yang terakhir dan distribusi dokumen dalam sistem

manajemen. Adapun prosedur pengendalian dokumen yang diberlakukan di

laboratorium dipastikan bahwa:

30
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

a) edisi resmi dari dokumen yang sesuai tersedia di semua lokasi tempat

dilakukan kegiatan penting bagi efektifitas fungsi laboratorium;

b) dokumen yang merupakan bagian dari sistem manajemen mutu dikaji ulang

secara berkala setiap 12 bulan sekali, dan bila diperlukan, direvisi untuk

memastikan kesinambungan kesesuaian serta kecukupannya terhadap

persyaratan yang diterapkan;

c) dokumen yang tidak sah atau kedaluwarsa ditarik dari semua tempat penerbitan

atau penggunaan, atau dengan cara lain yang menjamin tidak digunakannya

dokumen tersebut;

d) dokumen kedaluwarsa yang disimpan oleh pengendali dokumen diberi tanda

yang sesuai misalkan bertuliskan Dokumen Kedaluarsa guna keperluan legal,

untuk maksud suaka pengetahuan, ketertelusuran dokumen, atau untuk

mengetahui riwayat perubahan dokumen.

Semua dokumentasi sistem manajemen mutu yang dibuat, disahkan,

diterapkan dan dipelihara oleh laboratorium diidentifikasi khusus untuk

memudahkan pengendaliannya. Identifikasi tersebut harus mencakup antara lain

nomor dokumen, tanggal penerbitan dan/atau identifikasi revisi, penomoran

halaman pada setiap halaman untuk memastikan halaman tersebut bagian dari

dokumen terkait dan identifikasi yang jelas akhir dari halaman atau jumlah

keseluruhan halaman dokumen tersebut, serta personil berwenang yang

menyiapkan, mengkaji ulang dan mensahkan dokumen.

31
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

Laboratorium menerbitkan 1 (satu) asli dokumentasi sistem manajemen

mutu yang disimpan oleh pengendali dokumen, sedangkan personil lain

memelihara salinannya sesuai nomor yang diberikan. Untuk menunjukkan bahwa

dokumentasi sistem manajemen mutu asli atau salinan maka halaman depan

dokumentasi sistem manajemen mutu diidentifikasi dengan stempel yang

menyatakan ASLI atau SALINAN NO Sedangkan semua dokumen yang

merupakan bagian dari sistem manajemen mutu dari sumber eksternal, seperti

peraturan, standar, atau dokumen normatif lain, metode pengujian dan/atau

kalibrasi, demikian juga gambar, perangkat lunak, spesifikasi, instruksi dan

panduan, dipelihara serta dikendalikan kemutakhirannya.

B. PERUBAHAN DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU


Seluruh personil di semua tingkatan organisasi dapat melakukan usulan

perubahan dokumen untuk meningkatkan penerapan sistem manajemen mutu

laboratorium. Perubahan terhadap dokumen harus dikaji ulang dan disahkan oleh

fungsi yang sama yang melakukan kaji ulang sebelumnya kecuali bila ditetapkan

lain. Personil yang ditunjuk harus memiliki akses ke informasi latar belakang

terkait yang mendasari kaji ulang dan pengesahannya.

Setiap perubahan dokumentasi sistem manajemen mutu dikaji ulang oleh

personil yang kompeten serta berwenang dan disahkan kembali oleh manajer

mutu atau manajer puncak untuk panduan mutu sebelum didistribusikan oleh

pengendali dokumen kepada personil yang tepat. Dokumen yang telah diubah atau

yang baru, diidentifikasi di dalam dokumen induk sistem manajemen mutu

32
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

laboratorium dan terhadap dokumen yang telah dimutakhirkan ditulis alasan

singkat perubahan pada kolom riwayat perubahan.

Jika sistem pengendalian dokumen laboratorium membolehkan

diberlakukan adanya amandemen dokumen dengan tulisan tangan, sebelum

penerbitan kembali dokumen yang bersangkutan, maka prosedur dan kewenangan

untuk melakukan amandemen itu harus ditetapkan. Atas masukkan dari personil

laboratorium yang kompeten sehingga diperlukan perubahan dokumen yang

mendesak, sedangkan manajer mutu tidak berada di tempat disebabkan

berhalangan, maka sambil menunggu diterbitkan secara formal, pengendali

dokumen dapat melakukan amandemen dokumen dengan tulisan tangan sebelum

penerbitan kembali dokumen yang bersangkutan.

Amandemen tersebut dapat dilakukan dengan mencoret sekali pada

kesalahan yang terjadi dan diberi tanda dengan jelas, diparaf serta tanggal

amandemen. Prosedur ini berlaku saat menunggu dokumen yang direvisi

diterbitkan ulang secara formal. Dokumen yang telah direvisi tersebut harus

secara formal diterbitkan kembali oleh manajer mutu sesegera mungkin.

Prosedur pengendalian dokumentasi sistem manajemen mutu yang

diterapkan di laboratorium mencakup cara dilakukan dan dikendalikannya

perubahanan dokumen dalam sistem komputer. Perubahan dokumentasi sistem

manajemen mutu yang disimpan dalam sistem komputer hanya dapat dilakukan

oleh pengendali dokumen, karena itu seluruh file dalam komputer harus

menggunakan password untuk membuka dan melakukan perubahan.

33
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

C. PEMELIHARAAN DAN PEMUSNAHAN DOKUMENTASI


SISTEM MANAJEMEN MUTU
Semua dokumentasi sistem manajemen mutu yang berlaku di laboratorium

dipelihara oleh pengendali dokumen dalam suatu daftar induk dokumentasi sistem

manajemen mutu. Daftar tersebut berisi semua dokumentasi sistem mutu yang

meliputi panduan mutu, prosedur, isntruksi kerja, formulir dan dokumen

pendukung yang diterapkan di laboratorium. Selain itu, nomor dokumen serta

nama personil yang menerima dan menerapkan bagian dari dokumentasi sistem

mutu harus dicantumkan dalam daftar tersebut.

Semua dokumentasi sistem manajemen mutu yang berlaku di laboratorium

diidentifikasi dengan menggunakan stempel atau tulisan Dokumen Terkendali.

Apabila untuk keperluan tertentu dan dengan persetujuan manajer mutu serta

manajer puncak, dokumentasi sistem manajemen mutu dapat di photocopy untuk

diberikan kepada pihak lain dengan terlebih dahulu diberikan stempel atau tulisan

Dokumen Tidak Terkendali. Dokumen tidak terkendali adalah dokumen yang

tidak lagi dikendalikan kemutakhirannya oleh laboratorium disebabkan alasan

tertentu misalnya diberikan kepada pelanggan, pemasok, instansi yang berwenang

atau lainnya. Namun demikian, apabila untuk keperluan proses akreditasi maka

dokumentasi sistem manajemen mutu yang diberikan kepada badan akreditasi

laboratorium harus tetap merupakan dokumen terkendali. Hal ini bertujuan agar

asesor yang melaksanakan asesmen dapat mengetahui dokumentasi mutu yang

paling mutakhir yang sedang diterapkan di laboratorium.

34
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

Untuk menghindari dokumen yang tidak sah atau kedaluwarsa digunakan di

laboratorium, maka manajer mutu dapat memerintahkan kepada pengendali

dokumen untuk memusnahkannya namun tetap menyimpan berkas dokumen asli

untuk keperluan ketertelusuran atau riwayat perubahan dokumen dalam waktu

yang telah ditetapkan oleh laboratorium. Umumnya waktu simpan dokumentasi

sistem manajemen mutu termasuk rekamannya di laboratorium hingga

dimusnahkan antara 1 – 4 tahun, kecuali adanya suatu alasan tertentu misalnya

terkait dengan proses hukum.

35
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, A. 2000. Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Sesuai

ISO/IEC17025: 2000. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Depkes RI. 2004. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar (Good

Laboratory Practice) Cetakan 3. Direktorat Laboratorium Kesehatan. Direktorat

Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Seyoum, B., (2006)Introduction to Medical Laboratory Technology,

Haramaya University, Ethiopia Public Health Training Initiative (EPHTI)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pedoman PraktekLaboratorium

Kesehatan. Jakarta : Direktorat Laboratorium Kesehatan.

Kuncoro, T., et. al., 1997, Manajemen Proses di Laboratorium Klinik

Menuju Produk yang Bermutu, Dalam : Sianipar, O. (ed), 1997, Prinsip-prinsip

Manajemen Untuk Peningkatan Mutu Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik

Rumah Sakit, Magister Manajemen Rumah Sakit, Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

Pusorowati, Nunuk, 2004, Konsep Dasar Upaya Peningkatan Mutu

Pelayanan Rumah Sakit, Clinical Epidemiology and Biostatistics Unit, RS Dr.

Sardjito/FK-UGM, Yogyakarta

Usman, Husaini Prof. Dr, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan,

Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

36
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL JAMINAN MUTU LABORATORIUM

Muslim,Muhamad dan Kuntjoro, Tjahjono. 2001. Jurnal Manajemen

Pelayanan Kesehatan

Nyeneng,I Dewa Putu.2011. Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA.

Bandarlampung : Universitas Lampung.

Kancono . 2010. Manajemen Laboratorium IPA. Bengkulu : Unit

Penerbitan FKIP UNIB

https://slideplayer.info/slide/15737286/

https://www.academia.edu/20035093/TEKNIK_PENGAMBILAN_SAMP

EL_FESES

https://www.alodokter.com/infeksi-lukaoperasi

https://www.kompasiana.com/nofindruru/5cb570983ba7f705f30e5762/law

an-kanker-nasofaring-ep-1?page=all .

37
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

Anda mungkin juga menyukai