Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN FIELD STUDY

KETAATAN SEBAGAI WARGA NEGARA

Disusun oleh:
Kelompok 3
Kayla Diandra Inasitha NIM. 005221050
Zunita Amilia Karima NIM. 111221186
Zafinora Lanit Jales Putri NIM. 122221020
Moh. Iqbal Denys Maulana NIM. 132221097
Karaeng Muhammad Rizky NIM. 143221188
Prima Sukma Rizky Utami NIM. 161221206
Ammar Fulvian Wiryawan NIM. 173221140
Dhzikha Kartika Sari NIM. 181221014
Jewel Patricia NIM. 192221039

Universitas Airlangga
Surabaya
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk field study mata kuliah umum bersama yang berjudul
"Ketaatan Sebagai Warga Negara"

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………….….……………………………………… 1
DAFTAR ISI ………………………………….…………………………………………….. 2
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………….………………….……………… 3
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….…………………………. 3
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………….…………………………… 4
1.3 Tujuan ……………………………………………….……………….…………..….….. 4
1.4 Manfaat …………………………………………………………………….…………… 4
BAB 2 PEMBAHASAN ……………………………………………………….…………… 5
2.1 Hasil Wawancara dan Observasi…………………………………………………….……5
2.2 Keterkaitan dengan Nilai Pancasila …………………………………….……….………. 6
BAB 3 PENUTUP ……………………………………………………………………….….. 9
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………… 9
3.2 Saran …………………………………………………………………………………….. 9
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA ………………………………….…………………………………….10

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini Indonesia masih disibukkan dengan pemulihan kondisi pasca pandemi
Covid-19 yang terjadi 3 tahun kebelakang. Pandemi ini mengubah segala tatanan kehidupan
baik di tingkat dasar ataupun tingkat tinggi. Mau tak mau masyarakat harus ikut serta dalam
upaya penghentian dan pemulihan kondisi ini. Selain masyarakat, pemerintah sendiri sudah
membuat kebijakan dan aturan guna mengatasi permasalahan ini. Dari yang terkecil seperti
mewajibkan penggunaan masker hingga melakukan lockdown besar-besaran ditambah
kewajiban melakukan vaksin booster. Usaha pemerintah perlu diapresiasi melihat
permasalahan ini pada akhirnya berangsur pulih.
Selain pandemi, Indonesia sendiri masih memiliki permasalahan di lingkup ruang
publik terutama masalah kebersihan dan pemeliharaan. Masalah ini memang sulit diatasi
mengingat masalah kebersihan dan pemeliharaan adalah hal umum yang terjadi di setiap
negara. Ada atau tidaknya pandemi tidak dapat memutuskan rantai permasalahan ini. Ruang
publik banyak digunakan masyarakat untuk kegiatannya. Namun masih sedikit terlihat
kesadaran akan kebersihan dan pemeliharaan yang sudah dilakukan masyarakat.
Secara sederhana, pihak pemerintah sudah banyak mengeluarkan aturan yang
diharapkan mampu memfasilitasi permasalahan masyarakat secara layak dan efektif.
Kemajuan suatu bangsa dapat terlihat dari bagaimana ketaatan dan kepatuhan masyarakatnya
terhadap hukum dan aturan yang berlaku di negaranya. Bukan hanya pemerintah yang
mengatasi permasalahan, tapi sudah seharusnya semua elemen masyarakat ikut
menyukseskan aturan tersebut dalam bentuk ketaatan. Dimulai dari hal terkecil seperti
kebersihan lingkungan sekitar, mengikuti protokol kesehatan, menjaga fasilitas umum, dan
banyak lagi. Dengan adanya kerja sama antar banyak pihak maka potensi pencegahan dan
pemulihan suatu masalah di sebuah negara dapat teratasi secara efektif.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diungkapkan di atas, dapat
dirumuskan permasalahan, antara lain:
1. Bagaimana ketaatan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan yang ada?
2. Bagaimana peran masyarakat dalam menjaga kebersihan tempat umum?
3. Apakah masyarakat sudah turut berpartisipasi dalam menjaga fasilitas di ruang
publik?
4. Apakah masyarakat sudah menaati peraturan yang ada di tempat umum (misalnya
parkir)?

1.3 Tujuan
Pada penelitian ini, ditetapkan tujuan sebagai berikut:
1. Menjelaskan ketaatan masyarakat sekitar dalam menerapkan protokol kesehatan yang
ada
2. Menjelaskan peran masyarakat sekitar dalam menjaga kebersihan tempat umum
3. Menjelaskan keikutsertaan masyarakat dalam menjaga fasilitas di ruang publik
4. Menjelaskan ketaatan masyarakat sekitar akan peraturan yang ada di tempat umum

1.4 Manfaat
Secara akademik, penelitian ini bermanfaat untuk memenuhi salah satu penugasan
penulis. Namun, secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang ketaatan masyarakat sekitar alun-alun Surabaya sebagai warga negara dalam
beberapa aspek. Hasil penelitian penulis diharapkan dapat memberikan kontribusi
kedepannya, misalnya menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya. Selain itu, penulis berharap
agar penelitian ini juga bisa memberikan pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hasil Wawancara dan Observasi
Menurut wawancara yang kami lakukan dengan tiga orang narasumber. Untuk
narasumber yang pertama yang bernama mas Radit. Mas Radit mengatakan bahwa beliau
sendiri masih kurang menaati aturan sebagai warga negara yang ada, seperti membuang
puntung rokok sembarangan, menerobos lampu merah ketika urgent, terkadang juga tidak
memakai masker karena aturan di sana kurang ketat, tetapi mas Radit masih menerapkan
protokol kesehatan. Ketika ada orang membuang sampah sembarangan, mas Radit langsung
membuangnya di tempat sampah. Mas Radit juga tidak pernah merusak fasilitas umum
dikarenakan kita juga memakai fasilitas tersebut. Terakhir, mas Radit juga memberikan saran
bahwa ada baiknya ketika kita membuat aturan mungkin dari pihak yang berwajib atau
oknum-oknum itu jangan sampai mereka ikut melanggar karena mereka itu sebagai contoh
masyarakat.
Untuk narasumber yang kedua bernama pak Daffa. Beliau ini merupakan pegawai
pemerintahan yang kebetulan sedang ada kepentingan di sekitar alun-alun tersebut.
Menurutnya, beliau sudah melakukan protokol kesehatan seperti menyiapkan hand sanitizer.
Selain itu pak Daffa mengatakan jika pengunjung di alun-alun ada yang tidak memakai
master, petugas di sana akan menegurnya demi keselamatan para pengunjung dan petugas.
Menurut pengamatan beliau pengunjung di alun-alun juga saling tolong menolong, serta
untuk fasilitas parkir menurut pak Daffa sudah tertata.
Untuk narasumber yang terakhir ada kakak Cici, kakak Cici ini merupakan seorang
pegawai sales salah satu bank digital yang juga merupakan pengunjung di alun-alun kota
Surabaya. Saat itu kebetulan kak Cici bersama dengan rekannya yang bernama kak Reka.
Menurut keduanya, mereka sudah menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker
ketika ingin keluar, serta selalu membawa hand sanitizer kemanapun ia akan pergi. Selain itu
keduanya juga mengungkapkan bahwa sudah melaksanakan vaksin ke-3. Kak Reka
mengklarifikasi bahwa vaksin ke-3 atau booster ini sangat penting bagi kita agar kekebalan
tubuh kita dapat terjaga.

5
Selain mewawancarai ketiga narasumber, kami juga melakukan observasi terhadap
pengunjung-pengunjung di sana. Terlihat bahwa banyak dari para pengunjung yang datang
bersama teman maupun keluarganya untuk sekedar melepas penat dan menghibur diri dengan
berfoto atau hanya sekadar jalan-jalan. Atau ada juga yang menjadikan alun-alun sebagai
tempat “kencan” bersama dengan teman “spesial” nya. Di sana kami melihat bahwa
masyarakat kota Surabaya sudah banyak yang mulai menaati aturan-aturan yang ada seperti
tetap memakai masker di era pandemi seperti ini, tidak merusak fasilitas-fasilitas yang ada,
serta selalu berusahaa untuk tertib.

2.2 Keterkaitan dengan Nilai Pancasila

Pengimplikasian nilai-nilai Pancasila di sekitar Alun-alun kota Surabaya

Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara


bagi seluruh rakyat indonesia. Pandemi Covid-19 mulai masuk ke wilayah Indonesia sejak
tahun 2020. Hasil Penelitian menunjukan bahwa nilai-nilai Pancasila harus semakin
diperkuat dalam menghadapi new normal di Indonesia. Penguatan nilai Pancasila ini
terlihat dalam penerapan protokol kesehatan yakni, memakai masker, mencuci tangan,
menjaga jarak, menghindari keramaian dan menahan diri dari kerumunan. Jika penerapan
protokol kesehatan tersebut dilaksanakan dengan baik dan tertib maka hal tersebut dijalankan
dengan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila.

Pancasila dijadikan ideologi sekaligus dasar negara dan pedoman kehidupan


berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila yang berkedudukan
sebagai ideologi sekaligus dasar negara dan pedoman kehidupan yang harus diterapkan oleh
bangsa Indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan Pancasila memiliki
serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Kelima nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dimana mengacu dalam tujuan yang
satu. Nilai-nilai dasar Pancasila ini diangkat dari nilai-nilai adat Istiadat, nilai kebudayaan
serta nilai religius yang bersifat universal dan tidak akan berubah seiring berjalannya waktu.
Diperlukan tindakan atau implementasi setiap individu dalam kehidupan sehari-hari untuk
melestarikan nilai-nilai tersebut. Dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila, tentunya selalu ada
hambatan dan tantangan. Pancasila sebagai dasar Negara, kepribadian bangsa dan pandangan

6
hidup bangsa Indonesia, menjadikan kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia untuk
mengamalkannya dalam setiap kehidupan baik dalam bermasyarakat, berbangsa maupun
bernegara. Pengamalan Pancasila, berarti nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila, seyogyanya menjadi tuntunan dan pedoman hidup bangsa Indonesia dalam
menjalankan hidupnya sehari-hari.

Sila Kedua Pancasila

Sila kedua dari Pancasila adalah “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” yang berarti
keadilan, yakni setiap masyarakat Indonesia berhak mendapatkan keadilan dalam hal apapun.
Sementara itu, nilai yang terkandung dalam sila kedua Pancasila, yakni Negara harus
menjunjung tinggi harkat martabat manusia sebagai makhluk yang beradab (Djahir,2015).
Sila kedua dilambangkan dengan gambar rantai atas mata rantai berbentuk segi empat dan
lingkaran yang saling bertautan. Lambang rantai tersebut juga menyiratkan bahwa setiap
masyarakat Indonesia perlu saling bersatu agar dapat kokoh dan kuat layaknya sebuah rantai.
Dalam filosofi Pancasila, diharapkan agar masyarakat Indonesia dapat menerapkan nilai-nilai
kemanusiaan di manapun mereka berada. Apalagi saat di tempat-tempat umum. Contoh
pengamalan Sila kedua Pancasila, yaitu, mengembangkan sikap hormat dan menghormati
sebagai wujud bangsa Indonesia menjadi bagian seluruh umat manusia dan mematuhi
protokol kesehatan yang ada kita sudah bisa menyelamatkan nyawa orang lain agar tidak
menyebarkan virus Covid-19.

Sila Keempat Pancasila

Sila keempat dari Pancasila adalah “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan” yang berarti Manusia sebagai
makhluk sosial tentunya perlu hidup berdampingan dengan orang lain. Dalam interaksi
dengan orang lain, biasanya ada kesepakatan untuk saling menghormati dengan tujuan dan
kepentingan bersama. Hal ini juga sejalan dengan makna nilai kerakyatan dalam
Pancasila. Nilai-nilai kerakyatan mengandung makna sebuah pemerintahan yaitu dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat yang dilakukan secara musyawarah mufakat
melalui lembaga perwakilan rakyat. Penerapan nilai ini adalah bagaimana tokoh
masyarakat sekitar kota Alun-alun Surabaya dapat berkoordinasi tentang pentingnya
menjalankan protokol kesehatan dari pemerintah, terlihat para pengunjung atau

7
masyarakat sekitar yang menggunakan masker, membawa hand sanitizer pribadi dan sudah
melakukan vaksin Covid-19.

Sila Kelima Pancasila

Dalam sila kelima, keadilan sosial bagi semua orang berarti ada keadilan pribadi dan
sosial. Keadilan pribadi adalah keadilan individu atau individu dan keadilan sosial adalah
keadilan bersama. Seluruh rakyat Indonesia berhak atas keadilan di bidang hukum, ekonomi,
politik, dan sosial budaya tanpa ada ketidak berpihakan pada kelompok atau golongan
tertentu. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berarti bahwa negara harus
memperlakukan masyarakatnya secara adil. Pada saat seperti ini, keadilan penanganan
masyarakat tidak boleh dilakukan secara berbeda. Oleh karena itu, semua warga negara
diharapkan bisa saling mematuhi peraturan atau protokol yang ada.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara dari ketiga narasumber kami, beberapa di antara mereka
ada yang mengungkapkan bahwa mereka sudah menaati beberapa peraturan yang ada
sebagaimana menjadi warga negara yang baik. Peraturan yang banyak ditaati kurang lebih
sama yakni mengenai protokol kesehatan. Mengingat, saat ini Covid-19 masih berdampingan
bersama kita. Namun, tentunya ada juga yang masih belum menaatinya. Contohnya seperti
mas Radit, ia mengungkapkan bahwa kerap kali ia masih membuang puntung rokoknya di
sembarang tempat, atau ia beberapa kali menerobos lampu merah karena ada hal urgent.
Hasil observasi kami juga tidak jauh berbeda dengan hasil wawancara kami. Banyak
pengunjung di alun-alun tersebut yang sudah menunjukkan sebagai warga negara yang taat.
Kami juga mengimplementasikan nilai-nilai pancasila ke dalam hasil observasi kami.
Di sini kami mengambil tiga dari kelima sila yang termuat dalam pancasila, yaitu sila ke-2
kemanusiaan yang adil dan beradab, sila ke-4 kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta sila ke-5 keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

3.2 Saran
Sebagai warga negara yang baik, perlu adanya kesadaran bagi masyarakat untuk tetap
menaati aturan-aturan yang telah ditetapkan. Alasan-alasan yang mendesak tentunya bukan
menjadi penghalang untuk tidak taat. Selain itu, bagi aparat ataupun pihak berwenang selaku
penegak hukum jangan hanya membuat peraturan dan menegur masyarakat saja. Namun,
hendaknya juga menaatinya. Bagaimanapun mereka sebagai contoh masyarakat, jadi sudah
sepatutnya untuk mencontohkan yang baik agar nantinya masyarakat juga ikut meniru
ketaatan tersebut.

9
LAMPIRAN

10
DAFTAR PUSTAKA
Riyadi, Putri Larasaty2, AFFECTING COMMUNITY COMPLIANCE WITH HEALTH
PROTOCOLS IN PREVENTING THE SPREAD OF COVID-19,Jalan dr. Sutomo No.
6-8 Jakarta ( https://prosiding.stis.ac.id/index.php/semnasoffstat/article/view/431 )

Zulkarnain Hasibuan, Kesadaran Hukum Dan Ketaatan Hukum Masyarakat Dewasa INI (
http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/Justitia/article/view/40 )

11

Anda mungkin juga menyukai