Anda di halaman 1dari 23

Demokrasi Indonesia

Nama
Kelompok :
1. Anggita Rizki
Maharani
2. Diana Devarainy
3. Chusnul Intan
4. Irene Priskila
5. M. Farchan Adrian
6. Yuliana Sri Asmara
Sub Materi 01 Konsep dan Urgensi
Demokrasi yang
Bersumber dari
Pancasila
02
Alasan Diperlukannya
Demokrasi yang
Bersumber dari
Pancasila.
03
Sumber Historis,
Sosiologis, dan Politik
tentang Demokrasi
yang Bersumber dari
04
Macam-Macam
Pancasila
Demokrasi yang
Pernah Berlaku di
1. Konsep dan Urgensi Demokrasi yang Bersumber
dari Pancasila
a. Pengertian
Demokrasi
Secara Etomologi, Istilah Demokrasi berasal dari bahasa Yunani
“Demokratia”. Demos artinya rakyat dan kratos/cratein berarti pemerintahan.
Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat atau pemerintahan yang
rakyatnya memegang peranan yang menentukan. Secara Terminologi
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas
negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Secara harfiah,
demokrasi berarti kekuatan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan dengan
rakyat sebagai pemegang kedaulatannya.
Menurut Para Ahli
Suatu Negara suatu
kebebasan karena Aristoteles
melalui kebebasanlah
warga negara bisa
saling berbagi
01
kekuasaan di
Pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. dalamnya.
Yang melaksanakan kekuasaan negara ialah Hans kelsen
wakil-wakil rakyat yang terpilih. Dimana rakyat
telah yakin, bahwa segala kehendak dan
kepentingannya akan diperhatikan didalam
03 Abraham Licoln Democracy is
government of the
melaksanakan kekuasaan negara. 02 people, by the
people, and for the
Moh Hatta people.
Sebuah pergeseran
dan penggantian
kedaulatan Raja
05
menjadi kedauatan Sidney Hook  Bentuk pemerintahan
rakyat.
04 dimana keputusan-
keputusan pemerintah yang
penting secara langsung
atau tidak didasarkan pada
kesepakatan mayoritas
yang diberikan secara
bebas dari rakyat dewasa. 
b. Tiga Tradisi Pemikiran
Politik Demokrasi
Secara konseptual, Carlos Alberto Torres (1998) Demokrasi dapat dilihat dari tiga tradisi
pemikiran politik, yakni :
Classical Aristotelian Contemporary
Medieval theory
theori doctrine

salah satu bentuk


pemerintahan, yakni
suatu landasan konsep republik
pemerintahan oleh
pelaksnaan sebagai bentuk
seluruh warga negara
kekuasaan tertinggi pemerintahan rakyat
yang memenuhi
di tangan rakyat. yang murni.
syarat
kewarganegaraan.
c. Bentuk-Bentuk Demokrasi
Berdasarkan
Berdasarkan Titik Berdasarkan paham
penyaluran kehendak
Perhatian ideologi
rakyat
Demokrasi Langsung :
Demokrasi Liberal : Menekankan Mengikutsertakan setiap
Demokrasi Formal :
pada kebebasan dengan warga negara dalam
Menempatkan semua
mengabaikan kepentingan umum, menentukan sesuatau
orang dalam kedudukan
kekuasaan pemerintah terbatas urusan negara.
yang sama dalam bidang
dibatasi oleh undang-undang.
politik tanpa disertai upaya
Diterapkan di Amerika dan Inggris. Demokrasi Tidak Langsung :
menghilangkan
Untuk menyalurkan
kesenjangan dalam bidang
Demokrasi Protelar : Bertujuan kehendak rakyat melalui
ekonomi.
mensejahterakan rakyat, tidak wakil yang duduk di
Demokrasi Material :
mengenal kelas sosial, kekuasaan parlemen (Demokrasi
Menciptakan persamaan
dipandang sebagai alat yang sah. Modern).
sosial ekonomi (di negara
Diterapkan di negara komunis
sosial komunis).
Polandia dan Rusia. Dmokrasi Perwakilan
Demokrasi Campuran :
dengan Sistem
Menciptakan kesejahteraan
Demokrasi Pancasila : Dijiwai dan Referendum : rakyat
rakyat dengan
didasari paham Pancasila, ciri khas memilih para wakilnya
menempatkan persamaan
bersumber pada tata nilai sosial untuk duduk di parlemen
hak setiap orang.
budaya bangsa. tetapi parlemen di kontrol
oleh pengaruh rakyat
d. Pemikiran Tentang Demokrasi

Sebagai negara Demokrasi, Demokrasi Indonesia memiliki kekhasan . Menurut Budiardjo dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Politik
(2008), Demokrasi yang dianut di Indonesia adalah Demokrasi yang berlandaskan Pancassila yang masih terus berkembang dan
sifat dan ciri-cirinya terdapat pelbagai tafsiran dan pandangan. Meskipun demikian tidak dapat disangkal bahwa nilai-nilai pokok
dari Demokrasi konstitusional telah cukup tersirat dalam UUD 1945.
Mohammad Hatta dikenal sebagai Bapak Demokrasi Indonesia. Menurut Mohammad Hatta Indonesia telah mengenal tradisi
demokasi jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni Demokasi desa. Demokrasi desa atau desa-Demokrasi merupakan Demokrasi
asli Indonesia, yang bercirikan tiga hal yakni 1) cita-cita rapat, 2) cita-cita massa protes, dan 3) cita-cita tolong menolong. Ketiga
unsur Demokrasi desa tersebut merupakan dasar pengembangan ke arah Demokasi Indonesia yang modern. Demokrasi Indonesia
yang modern adalah “daulat rakyat” tidak hanya berdulat dalam bidang politik, tetapi juga dalam bidang ekonomi dan sosial.
Demokrasi Indonesia adalah kedaulatan rakyat berdasarkan kolektivitas yang bersifat desentralistik, maksudnya adalah setidak-
tidaknya ada tiga sumber yang menghidupkan cita-cita Demokrasi dalam kalbu Indonesia, yakni (1) tradisi kolektivisme dari
permusyawaratan desa; (2) ajaran islam yang menuntut kebenaran dan keadilan ilahi dalam masyarakat serta persaudaraan antar
manusia sebagi makhluk Tuhan; (3) paham sosialis barat, yang menarik perhatian para pemimpin pergerakan kebangsaan karena
dasar-dasar perikemanusiaa yang dibelanya dan menjadi tujuannya.
e. Pentingnya Demokrasi
sebagai Sistem Politik
Kenegaraan Modern
Pentingnya kehidupan Demokrasi untuk dikembangkan dalam kehidupan

Indonesia.
masyarakat adalah karena Demokrasilah yang memegang peran penting dalam
masyarakat dan dalam tata aturan suatu negara. Tanpa adanya Demokrasi di
suatu negara, dan segala sesuatunya di atur oleh pemerintah, maka hilanglah
kesejahteraan masyarakat dan kacaulah negara tersebut. Demkrasi sangatlah
penting dan diperlukan masyarakat, tidak hanya sekedar pemerintah yang
memegang kendali dalam pengaturan suatu negara, perlu adanya masyarakt
yang komplemen, mendukung, dan masyarakat perlu terlinat dalam
pembangunan suatu negara demi terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan
negara.
Dengan Demokrasi tak ada saling ingin menang sendiri, saling memaksakan
kehendak, saling menghina, saling melecehkan, saling menjatuhkan. Yang ada
saling menghargai, saling menghormati, saling mengerti, saling menerima
pendapat orang lain, saling lapang dada, dan saling tenggang rasa. Dan
2. Alasan Diperlukannya Demokrasi yang
Bersumber dari Pancasila.
Hingga sekarang dapat kita saksikan sejumlah persoalan tentang kelemahan prktik Demokrasi
kita. Beberapa permasalahan tersebut yang sempat muncul di berbagai media jejaring sosial
adalah (1) Buruknya kinerja lembaga perwakilan dan partai politik; (2) Krisis partisipasi politik
rakyat; (3) Munculnya penguasa di dalam Demokrasi; dan (4) Demokrasi saat ini membuang
kedaulatan rakyat.

Terjadinya krisis partisispasi politik rakyat disebabkan karena tidak adanya peuang untuk
berpartisipasi atau karena terbatasnya kemampuan untuk berpasrtisipasi dalam politik. Secara
spesifik penyeab rendahnya partisipasi dalam berpolitik adalah: (a) Pendidikan yang rendah
menyebabkan rakyat kurang aktif dalam melaksanakan partisipasi poitik; (b) Tingkat ekonomi
rakyat yang rendah; dan (c) Partisispasi politik rakyat kurang mendapat tempat oleh pemerintah.
Munculnya penguasa di dalam Demokrasi ditandai oleh menjamurnya “dinasti politik” yang
menguasai segala segi kehidupan masyarakat. Adapun perihal Demokrasi yang membuang
kedaulatan rakyat terjadi akibat adanya kenyataan yang memprihatinkan bahwa setelah
tumbangnya kekuasaan “otokrasi” ternyata bukan Demokrasi yang kita peroleh melainkan oigarki
dimana kekusaa terpusat pada sekelompok kecil elit, sementara sebagian besar rakyat (demos)
tetap jauh dari sumber-sumber kekuasaa (wewenang, uang, hukum, informasi, pendidikan, dan
3. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang
Demokrasi yang Bersumber dari Pancasila
Sumber Nilai
yang Berasal
dari Demokrasi
pada
Desa
1. kedaulatan rakyat, telah diterapkan di alam minangkabau
abad XIV-XV kekuasaan raja dibatasi oleh
ketundukkannya pada keadilan dan kepatuhan. Istilahnya,
”Rakyat ber-raja pada penghulu, penghulu ber-raja pada
mufakat, dan mufakat ber-raja pada alur dan patut”. Maka,
raja sejati dalam kultur Minagkabau ada pada alur (logika) dan
patut (keadilan) dan menjadi pemutus terakhir sehingga
keputusan seorang raja akan ditolak apabila bertentangan
dengan akal sehat dan prinsip-prinsip keadilan (Malaka, 2005).

2. Tanah sebagai faktor produksi yang penting tidaklah dikuasai


oleh raja, melainkan dimiliki bersama oleh masyarakat desa.
Karena hal inilah, hasrat setiap orang untuk
memanfaatkannya harus berdasar keputusan bersama. Hal
inilah yang mendorong tradisi gotong royong dan merembet
pada bidang-bidang lainnya
mber Nilai yang Berasal dari Isla
Kelanjutan dari prinsip tauhid adalah persamaan
(kesejahteraan) manusia dihadapan Tuhan yang melarang
adanya perendahan martabat, dan pemaksaa kehendak
antarseesama manusia. Dengan prinsip persamaan,
manusia didorong menjadi makhluk sosial yang menjalin
kerjasama dan persaudaraan untuk mengatasi kesenjangan
dan meningkatkan mutu kehidupan bersama (Latif, 2011).

Stimulus islam membawa transformasi Nusantara dari sistem


kemasyarakatan feodalistis berbasis kasta menuju sistem
kemasyarakatan yang lebih egaliter. Tercermin dari perubahan
sikap kejiwaan orang Melayu terhadap penguasa. Nilai-nilai
egalitarianisme islam ini pula yang mendorong perlawanan kaum
pribumi terhadap sistem “kasta” baru yang dipaksakan oleh
kolonial (Wertheim, 1956).
mber Nilai yang Berasal dari B
Pusat pertumbuhan Demokrasi terpenting di Yunani adalah Athena sebagai
contoh pelaksanaan Demokrasi partisipatif dalam negara-kota sekitar abad ke5
SM, dan merembet pada negara-negara lainnya (Eropa).Kehadiran kolonialisme
Eropa, khususnya Belanda di Indonesia membawa dua sisi dari koin peradaban
Barat: sisi represi imperialisme-kapitalisme dan sisi humanisme-Demokratis.
Penyebaran nilai-nilai humanisme-Demokratis menemukan ruang aktualisasinya
dalam kemunculan ruang publik modern di Indonesia sejak akhir abad ke-19.
Ruang-ruang publik berkembang di sekitar institusi-institusi pendidikan modern,
kapitalisme percetakan, klub-klub sosial bergaya Eropa, kemunculan berbagai
gerakan sosial (seperti Boedi Otomo) yang berujung pada pendirian-pendirian
partai politik (sejak 1920-an), da kehadiran Dewan Rakyat (Volksraad) sejak 1918.
4. Macam-Macam Demokrasi yang Pernah Berlaku
di Indonesia.
Periode 1945-1959
(Demokrasi
Parlementer)
Pasca proklamasi kemerdekaan, Demokrasi dimulai dengan
sistem Demokrasi parlementer. Pada fase ini, peran parlementer
serta partai-partai sangat menonjol. Di satu sisi partai-partai ini
memang berfungsi sebagai wadah dalam pencerdasan dan
aspirasi politik, namun disisi lainnya munculnya partai-partai
politik dengan kepentingan dan ideologiyang berbeda secara
tidak langsung menciptakan sekat-sekat antar sesama rakyat.
Akibatnya, persatuan yang digalang selama peejuangan
melawan musuh-musuh bersama menjadi lemah dan tidak
dapat dibina menjadi kekuatan konstruktif sesudah
kemerdekaan.
Periode 1959-1965
(Masa Demokrasi
Terpimpin)
Kekuasaan cenderung korup dan kekuasaan absolut
pasti korup. Adagium itu adalah gambaran dari Demokrasi
pasca Demokrasi Parlementer. Pada fase ini, Soekarno
medeklarasikan dirinya sebagai presiden seumur hidup,
dan pada saat itu pula Dwi tunggal runtuh, karena Bung
Hatta memilih mundur dari jabatan wakil presiden karena
menilai konsep yang dibawaSoekarno telah jauh
menyimpang dari cita-cita rakyat. Salah satu kelemahan
dari sistem Demokrasi terpimpin ini adalah tidak adanya
proses check and balance. Karena peran presiden sangat
dominan sementara partai politik praktis menjadi kurang
berfungsi.
Periode 1966-1998 (Masa
Demokrasi Pancasila Era
Orde Baru)
Demokrasi Pancasila merupakan Demokrasi
konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial.
Landasan formal periode ini adalah Pancasila. UUD 1945
dan Tap MPRS/MPR dalam rangka meluruskan kembali
penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi di masa
Demokrasi Terpimpin dalam perkembangannya peran
presiden semakin dominant terhadap lembaga-lembaga
negara yang lain. Melihat praktik Demokrasi pada masa
ini, nama Pancasila hanya digunakan sebagai legitimasi
politik penguasa saat itu sebab kenyataannya yang
dilaksanakn tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Periode 1999-Sekarang
(Masa Demokrasi Pancasila
Era Reformasi)
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai
dengan terbentuknya DPR-MPR hasil pemilu sudah sampai
amandemen I
1999 yang telah memilih presiden dan wakil (1999), II (2004),
III (2009), IV
presiden serta terbentuknya lembaga- tentang (2014).
lembaga tinggi yang lain. Masa reformasi pembatasan Masa
Jabatan Pesiden
berusaha membangun kembali kehidupan dan Wakil presiden
1998 tentang RI.
yang Demokratis, antara lain: penyelenggaraan
negara yang
bebas dari KKN.
tentang Amandemen
pencabutan tap
MPR tentang UUD 1945
referendum.
tentang pokok-
pokok Tap MPR RI No.
reformasi.
XIII/MPR/1998
Tap MPR RI
Ketetapan Ketetapan No. No.
MPR RI No.
VII/MPR/1998 XI/MPR/1998
X/MPR/199
8
Apakah Ada
Pertanyaan?
Terimakasih
Atas
Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai