Anda di halaman 1dari 11

BAB III ANALISIS SWOT BEM FK UNSRI PERIODE 2012-2013

I. SWOT BEM FK Unsri Pola pengembangan organisasi adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap organisasi khususnya Badan Eksekutif Mahasiswa FK Unsri yang merupakan wadah dari semua mahasiswa dalam pergerakan. Hampir di setiap kepengurusan terdapat kendala-kendala yang merupakan masalah klasik di setiap kepengurusan, oleh karena itu dalam laporan pertanggungjawaban ini kami membuat indentifikasi masalah dan langkah-langkah yang harus diambil oleh BEM FK untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Analisis 1. Internal

Masalah A. Keorganisasian 1. Segenap mahasiswa Fk unsri merupakan penunjang pergerakan Bem FK Unsri 2. Adanya kejelasan struktur organisasi 3. Adanya visi dan misi organisasi 4. Adanya petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis BEM FK Unsri 5. Sinergisitas antara BEM Fakultas dan BEM Program

Bobot

3 V

Studi B. Manajerial 1. Adanya latihan manajerial mahasiswa baik di tingkat local, regional, dan nasional 2. Adanya tata baku administrasi organisasi 3. Belum adanya SOP 4. Optimalisasi fungsi menajerial pengurus C. SDM 1. Kuantitas mahasiswa FK Unsri cukup besar 2. Kualitas mahasiswa FK Unsri cukup baik 3. Peningkatan Soft skill mahasiswa FK Unsri 4. SDM yang berkiprah di BEM FK tidak berperan secara optimal 5. Masih kurangnya

inisiatif dan kreativitas pengurus dan anggota di dalam merespon dinamika organisasi 6. Masih banyak SDM yang overlaping jabatan di beberapa organisasi mahasiswa FK D. Program 1. Inisiatif pengajuan program hanya dari sebagian anggota tanpa diselami sebagai milik bersama 2. Keberadaan program harian BEM FK Unsri 3. Optimalisasi peran organisasi penyalur minat bakat dalam menyelenggaraka n kegiatan mahasiswa 4. Adanya program V 5 V 5 V 5 V 5 V 4 V 3

kerja bersama antara BEM-BO dan BO-BO 5. Program kerja sesuai kebutuhan mahasiswa 6. Kurangnya sosialisasi dan partisipasi mahasiswa dalam kegiatan BEM FK Unsri V

E. Finansial 1. Adanya kerjasama dengan pihak eksternal dalam menunjang financial BEM FK Unsri 2. Adanya peran BEM FK Unsri dalam pengelolaan dana kemahasiswaan dengan dekanat 3. Kurang inisiatif aktifnya instensifikasi sumber dana oleh pengurus F. Komitmen V 4 V 3 V 5 V 4 V 5

1. Komitmen pengurus 2. Tidak semua merasa adanya BEM FK Unsri 3. Koordinasi dan Komunikasi yang belum efektif 4. Sulitnya menyamakan jadwal antar pengurus 5. Komunikasi antar peengurus lebih mudah dijalankan karena memiliki kedekatan emosional yang kuat 6. Letak geografis yang berjauhan V 5 V 5 V 4 V 5 V 4

Eksternal 1. Banyak mahasiswa yang memiliki jaringan dengan pejabat daerah 2. BEM FK Unsri memiliki posisi tawar yang tinggi dengan IDI, IKA V 5

FK Unsri, RSUP Moh. Husein 3. Posisi dengan organisasi mahasiswa sejenis memegang peran penting baik di tingkat wilayah maupun nasional 4. Sistem pendidikan yang kurang mengaspirasi dinamika organisasi mahasiswa 5. Keadaan politik dan Idealisme mahasiswa Universitas terkadang mempengaruhi minat mahasiswa V 3 V 4

Keterangan : Nilai yang diberikan terhadap setiap point di dalam indentifikasi masalah menunjukkan bobot dan pengaruh permasalahan terhadap kinerja dan kelangsungan organisasi. Dengan klasifikasi sebagai berikut Angka 1 menghambat Angka 2 : dampak yang diakibatkan kurang kuat mendorong atau menghambat : dampak yang diakibatkan sangat kurang mendorong atau

Angka 3 Angka 4 Angka 5

: dampak yang diakibatkan cukup kuat mendorong atau menghambat : dampak yang diakibatkan kuat mendorong atau menghambat : dampak yang diakibatkan sangat kuat mendorong atau menghambat

Rumus presentase daya dorong : S+O S+W+O+T X 100 %

Rumus presentase daya hambat : W+T S+W+O+T X 100 %

Interpretasi penilaian berdasar presentase daya dorong dan daya hambat adalah sebagai berikut :

Nilai 100%-75% 74,9%-50% 49,9%-25% 24,9%-0%

Daya Dorong Kondusif Subkondusif Subkritis Kritis

Daya Hambat Kritis Subkritis Subkondusif Kondusif

Sigma nilai yang di dapat adalah 167. Sedangkan perbandingan antara Strength (S) dan opportunities (O) dengan weakness (W) dan treat (T) adalah 110:57. Sehingga perbandingan prosentase antara daya dorong (S dan O) dan daya hambat (W dan T) adalah 65,8% : 34%. Dari apa yang dideskripsikan seebelumnya dapat disimpulkan bahwa organisasi BEM FK Unsri berada pada konsisi sub kondusif.

II. Analisis Permasalahan I. Keorganisasian Masalah utama dari system hubungan organisasi yang terjadi di FK Unsri ialah masalah hubungan antara BEM FK Unsri dengan BEM Program studi. Bukan

lagi sebuah rahasia apabila rekan-rekan di PSIK dan PSKG menganggap bahwa BEM FK Unsri ialah milik mahasiswa Pend.Dokter umum. Hal ini mengakibatkan hanya sedikit mahasiswa PSIK dan PSKG terlibat dalam kepengurusan. Hal ini mengakibatkan munculnya stigma bahwa BEM FK Unsri hanya milik PDU saja. Selain itu, selama ini belum adanya kejelasan struktur organisasi mahasiswa FK Unsri. Mengakibatkan setiap organisasi merasa tidak dinaungi oleh BEM FK Unsri.

II. Manajerial Masalah utama dari hal manajerial ialah belum adanya standard operasional prosedure ( SOP ) guna pelaksanaan tiap bidang maupun per kegiatannya. Hal ini mengakibatkan terkadang cukup membingungkan bagi generasi penerus untuk meneruskan estafet kepemimpinan organisasi. Hal ini mengakibatkan terkadang kesalahan yang sama terjadi untuk tahun yang akan datang sehingga organisasi ibarat jalan di tempat. Selain itu, masalah professional pengurus dalam menjalankan tugas masingmasing. Banyak pengurus yang kurang mampu melakukan manajerial dengan baik terutama masalah administrasi sehingga sudah sangat terlalu sering tiap kegiatan laporan pertanggung jawaban terkadang tidak kunjung selesai .Manajerial jadwal program kerja BO yang terkadang tabrakan jadwal antara satu BO dan yang lainnya.

III. SDM SDM merupakan hal yang sangat krusial dalam sebuah organisasi. SDM menentukan jalannya sebuah organisasi, dan melakukan regenerasi untuk melanjutkan estafet kepengurusan kedepannya. Masalah yang sering terjadi adalah kurang berminatnya mahasiswa untuk mengikuti sebuah organisasi, padahal kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan soft skill mereka. Kurangnya minat dan bakat mahasiswa FK Unsri merupakan sebuah permasalahan yang besar juga. Hal ini jika terus dibiarkan akan berdampak kepada kehidupan iklim organisasi kampus kedepannya.

IV. Program

Masalah sosialisasi program merupakan kendala utama dari pelaksanaan program yang ada. Namun, untuk pertama kalinya BEM FK Unsri dibawah kepimpinan M.Habibi Nasution dengan segenap pengurus BEM berhasil

mensosialisasikan dan melaksanakan beberapa program baik untuk kalangan masyarakat FK maupun masyarakat Luar FK. Program yang dikemas dengan baik berhasil menarik perhatian masyarakat untuk tutut serta dalam mengikuti program yang sudah disusun oleh BEM FK Unsri.

V. Finansial Masalah dana merupakan masalah vital dalam menunjang keberhasilan organisasi. Permasalahan yang terjadi saat ini bahwa BEM FK Unsri belum memiliki sumber pendanaan tetap. Selain itu kebijakan baru yakni dana TOR dari dekanat memiliki sistem yang membuat pengurus kewalahan dengan banyaknya persyaratan dan juga dana yang dikeluarkan sangat lambat. Hal ini terkadang menjadi hambatan dalam kegiatan mahasiswa.

VI. Komitmen Kesuksesan sebuah organisasi sangat tergantung dari seberapa besar komitmen penyelenggara organisasi dalam menyelenggarakan organisasi tersebut. Terkadang pengurus mengalami penurunan komitmen terurama ketika masa pertengahan pengurus. Hal ini tentunya amat mempengaruhi perjalanan organisasi kedepannya.

VII.

Sistem koordinasi Jadwal yang tidak pernah sama antar program studi maupun angkatan serta lokasi kampus yang tersebar dalam 3 tempat (inderalaya, bukit besar dan madang) membuat adanya kesulitan antar pengurus untuk saling berkoordinasi dan berkomunikasi.

VIII.

Alternatif Pemecahan Masalah

A. Keorganisasian 1) Hubungan antara BEM FK dan BEM Program studi adalah hubungan koordinatif.

2) Kegiatan-kegiatan yang membawa nama fakultas haruslah diyakini sebagai kegiatan yang menyandang gelar mahasiswa FK dengan BEM FK sebagai pemerintahannya. B. Manajerial dan SDM 1) Mengoptimalisasikan peran mahasiswa dalam kegiatan organisasi, hal ini dapat dilakukan melalui penerapan system kredit poin bagi mahasiwa. Setiap mahasiswa harus mencapai batas minimal kredit tersebut untuk dapat lulus sebagai sarjana kedokteran. System ini dapat terwujud jika telah ada kesepakatan dengan pimpinan fakultas 2) Membentuk pola kaderisasi dimulai dari awal masuknya siswa baru fakultas kedokteran. 3) Menjalankan LKMM sesuai dengan protap LKMM berjenjang ISMKI, adapun standardisasi yang dulakukan dalam penyelenggaraan LKMM berjenjang ini meliputi 3 hal yaitu standardisasi materi, standardisasi waktu dan standardisasi kepersetaan. Latihan kepemimpinan dan managemen mahasiswa, sebuah paket pembinaan kepemimpinan dan organisasi yang disusun secara sistematis dan terarah, dilaksanakan secara berjenjang ini untuk memudahkan pemahaman dan baasan yang jelas terhadap target-target kompetensi yang harus dimilki oleh kader-kader ISMKI. Sehingga dari LKMM tingkat local, wilayah dan nasional memiliki karakteristik tersendiri dan tidak tumpang tindih dari segi materi dan konsep acara.

C. Finansial 1) Melakukan advokasi ke dekanat agar dana untuk kegiatan mahasiswa dapat diberikan di awal dan di kelola sendiri oleh mahasiswa 2) Melakukan upaya kerjasama agar memiliki sponsor yang tetap. 3) Upaya mandiri dalam melakukan usaha yang hasilnya dapat digunakan sebagai sumber pendanaan bagi organisasi. D. Komitmen 1) Melakukan pendekatan secara interpersonal dalam menyatukan komitmen terhadap BEM FK 2) Menetapkan sanksi secara tertulis maupun tidak terhadap pelanggaran komitmen 3) Membuat kontrak kerja terhadap pengurus baru BEM untuk menjaga komitmen mereka dalam organisasi

4) Melakukan pengontrolan kinerja terhadap setiap pengurus BEM 5) Memberikan motivasi kepada pengurus BEM agar tidak terjadi kejenuhan yang membuat kinerja pengurus berkurang

E. Sistem koordinasi dan komunikasi 1) Tetap menjaga komunikasi kepada BEMPS dan BO dengan medakan pertemuan rutin misal sebulan sekali untuk mengkaji jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan dan evaluasi kegiatan yang telah terlaksana 2) Menjaga komunikasi antar pengurus dan mengadakan pertemuan rutin 3) Memanfaatkan semua media yang ada dalam berkomunikasi dan berkoordinasi

F. Optimalisasi pengembangan hubungan eksternal 1) Menjalin kerjasama dengan organisasi atau instansi yang memiliki kesamaan dan kepentingan. 2) Mempersiapkan tenaga ahli dalam menunjang peran advokasi BEM melakukan negosiasi dan lobi untuk

Anda mungkin juga menyukai