Anda di halaman 1dari 2

Nama : Denok Kosasi

NIM : 03010074
HUBUNGAN DOKTER PASIEN

Relasi pasien dan dokter adalah proses utama dari praktik kedokteran. Terdapat banyak
pandangan mengenai hubungan relasi ini. Pandangan yang ideal, seperti yang diajarkan di
fakultas kedokteran, mengambil sisi dari proses seorang dokter mempelajari tanda-tanda,
masalah, dan nilai-nilai dari pasien, maka dari itu dokter memeriksa pasien, menginterpretasi
tanda-tanda klinis, dan membuat sebuah diagnosis yang kemudian digunakan sebagai penjelasan
kepada pasien dan merencanakan perawatan atau pengobatan.
Selain itu hubungan dokter-pasien adalah :
- Dokter dianggap mempunyai pengetahuan dan ketrampilan untuk mendiagnosa dan
menyembuhkan penyakit,
- Dokter dianggap berwenang untuk melakukan tindakan terhadap diri si sakit untuk
kesembuhannya.
- Dokter dan pasien interaksi profesional.

Peran Dokter
Peran dokter terhadap hubungan antara dokter-pasien yaitu dokter akan melibatkan
emosi/perasaannya atau bersikap netral dalam hubungannya dengan sang pasien (afektif vs
netral). Selain itu dokter juga akan mengutamakan kepentingan diri sendiri atau kepentingan
bersama (orientasi diri vs orientasi kelompok), dan dokter juga akan memandang manusia
berdasarkan kualitasnya atau prestasinya (kualitas vs prestasi). Tugas utama dokter menerapkan
pengetahuan untuk menyembuhkan penyakit pasien.

Hak dan Kewajiban Pasien
Hak pasien yaitu dimana pasien berhak mendapatkan keadilan dari sesuatu yang sedang
diperjuangkan, yaitu sebagai seorang pasien, maka dia berhak untuk mendapatkan pelayan medis
yang salah satunya adalah pengobatan yang akan didapat setelah dia berkonsultasi dengan
dokter.

Hak-hak pasien yaitu :
Memperoleh informasi,
Memperoleh pelayanan medis yang adil, manusiawi, dan jujur,
Hak memilih dokter dan RS,
Hak menolak pengobatan
Hak memutus hubungan dokter-pasien, dll.
Sedangkan kewajiban pasien yaitu dimana pasien harus mematuhi semua instruksi dokter
dan perawat dalam pengobatannya, selain itu pasien juga harus memberikan informasi yang
jujur dan lengkap tentang penyakit yang diderita.

Komunikasi Dokter-Pasien
Komunikasi adalah ilmu tertua yang dimiliki oleh orang sejak ia dilahirkan. Bayi menagis
aja merupakan contoh komunikasi pertama yang keluar begitu ia lahir dari ibunya. Jadi dalam
hubungan dokter pasien komunikasi adalah sangat penting. Sebab dalam anamnesis (wawancara
tentang keluhan pasien datang ke dokter) perlu komunikasi yang benar sebab hampir 70%
diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis.
Komunikasi tersebut antara lain, yaitu :
- Dalam berkomunikasi pasien berusaha menyampaikan pandangan, perasaan dan harapannya
kepada dokter,
- Hubungan dokter pasien komunikasi antar pribadi,
- Pihak-pihak yang bersangkutan secara bergantian berperan menjadi pemberi informasi
(pembicara) dan penerima informasi (pendengar)
- Ketrampilan yang harus dimiliki dokter mendengarkan (listening), mengulangi (parroting)
dan menyimpulkan (paraphrasing).

Namun terkadang pada komunikasi antar dokter-pasientidak berjalan dengan baik atau terjadi
beberapa hambatan, contoh :
- Dokter bersifat otoriter dalam relasi dengan pasiennya
- Penggunaan simbol istilah2 medis yang kadang tidak dimengerti pasien
- Pseudo-komunikasi dimana dokter tetap berkomunikasi meskipun kenyataannya pasien tidak
paham
- Dokter berbicara paternalistik dan merendahkan pasien.

Suatu komunikasi dokter pasien akan melewati 3 tahap, yaitu :
- Presentasi dari kesakitan baik verbal & non verbal.
- Translasi dari kesakitan ke penyakit.
- Pemberian terapi, baik secara farmakologis maupun non farmakologis.

Pola Hubungan Dokter-Pasien
1. Priestly Model (Paternalistik) : Dokter Dominan.
2. Collegial Model (Partnership) : Dokter dan Pasien adalah Mitra.
3. Engineering Model : Pasien Dominan

Anda mungkin juga menyukai