Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN STRES DAN MASA KERJA

DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA


DI PERUSAHAAN AIR MINUM KEMASAN
Denok Kosasi1
Dr. Rita Khairani, M.Kes., Sp.P2

Progam Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Alamat korespondensi:
1

Jalan Tawakal 9 nomor 10 Grogol Jakarta Barat. Telp: 08175262642, Email:

denok.kosasi@yahoo.com
2

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat. Email:

drRaniSpP@gmail.com

ABSTRAK
Hubungan stres dan masa kerja dengan produktivitas kerja di perusahaan air minum dalam
kemasan

LATAR BELAKANG
Pesatnya era globalisasi dan teknologi yang sedang berkembang hingga saat ini dalam bidang
transportasi dan telekomunikasi memberikan banyak dampak positif dalam perkembangan
ekonomi di lingkungan industri. Namun kemajuan teknologi juga dapat memberikan dampak
yang negatif. Kompleksnya teknologi yang semakin modern, perubahan bentuk kerja, organisasi
kerja dan sistem produksi menempatkan suatu tuntutan yang tinggi pada daya kerja. Semakin
tingginya tuntutan dapat memberikan sebuah tekanan baik secara mental dan fisik terhadap
tenaga kerja. Tuntutan fisik dan tugas berupa pekerjaan yang berulang-ulang mengakibatkan
tenaga kerja mengalami kebosanan sehingga dapat menimbulkan stres dan akhirnya
mempengaruhi kinerja serta produktivitas.
METODE
Penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain potong lintang, yang dilakukan kepada
50 orang pekerja pada bagian pengemasan di perusahaan air minum dalam kemasan. Analisis
data menggunakan analisis univariat, dan analisis bivariat yaitu menggunakan Chi Square
dengan menggunakan SPSS for Windows.
HASIL
1) Hubungan masa kerja dengan produktivitas kerja mempunyai nilai p = 0,001 < 0,05, 2)
Hubungan stres kerja dengan produktivitas kerja mempunyai nilai p = 0,008 < 0,05.
KESIMPULAN
1) Penelitian ini dapat ditarik kesimpulan: Masa kerja responden < 1 tahun sebanyak 22 orang
(44%) sedangkan 1-3 tahun berjumlah 28 orang (56%), 2) Responden yang mengalami stres
kerja sebanyak 27 orang (54%) sedangkan yang tidak mengalami stres kerja sebanyak 23 orang
(46%), 3) Responden yang memiliki produktivitas baik sebanyak 29 orang (58%) sedangkan
yang memiliki produktivitas buruk sebanyak 21 orang (42%), 4) Masa kerja berpengaruh secara
bermakna terhadap produktivitas kerja di perusahaan air minum kemasan, 5) Stres kerja
berpengaruh secara bermakna terhadap produktivitas kerja di perusahaan air minum kemasan.
Kata Kunci: Masa kerja, stres kerja, produktivitas kerja.

ABSTRACT
The relationship of job stress and working period of work productivity in the bottled water
company
BACKGROUND
The rapid globalization and emerging technologies to date in the field of transport and
telecommunications provide a lot of positive impact on economic development in an industrial
environment. However, advances in technology can also have a negative impact. Growing
complexity of modern technology, changes in the form of work, work organization and
production system puts a high demand on the power of work. Increasing demand to provide a
pressure both mentally and physically for work productivity. Physical demands and tasks in the
form of repetitive work resulted in boredom experienced workforce that can cause stress and
ultimately affect performance and productivity.
METHODE
This study was an observational analytic cross-sectional design, which is done to the 50 people
working in the packaging department in the company of bottled water. Analyzed using univariate
and bivariate analyzise Chi Square and SPSS for Windows.
RESULTS
1) The relationship working period with work productivity has a value of p = 0.001 <0.05, 2) The
relationship of job stress with work productivity has a value of p = 0.008 <0.05.
CONCLUSION
1) This study can be deduced: respondents working period <1 year were 22 people (44%) while
the 1-3 year amounted to 28 people (56%), 2) Respondents who experienced job stress as many
as 27 people (54%), while the not experiencing job stress as many as 23 people (46%), 3)
Respondents who had good productivity by 29 people (58%) while those with poor productivity
as many as 21 people (42%), 4) working period significantly affect the work productivity in
bottled water companies, 5) job stress significantly affect the work productivity in bottled water
company.
Keywords: Working period, job stress, work productivity

Pendahuluan
a. Latar belakang
Pesatnya era globalisasi dan teknologi yang sedang berkembang hingga saat ini dalam bidang
transportasi dan telekomunikasi memberikan banyak dampak positif dalam perkembangan
ekonomi di lingkungan industri. Namun kemajuan teknologi juga dapat memberikan dampak
yang negatif. Kompleksnya teknologi yang semakin modern, perubahan bentuk kerja,
organisasi kerja dan sistem produksi menempatkan suatu tuntutan yang tinggi pada daya
kerja. Semakin tingginya tuntutan dapat memberikan sebuah tekanan baik secara mental dan
fisik terhadap tenaga kerja. Tuntutan fisik dan tugas berupa pekerjaan yang berulang-ulang
mengakibatkan tenaga kerja mengalami kebosanan sehingga dapat menimbulkan stres dan
akhirnya mempengaruhi kinerja serta produktivitas.(1)
Survey yang dilakukan oleh Northwestern National Life pada pekerja di Amerika
menunjukkan bahwa 40% pekerja dilaporkan stres di tempat kerja dan seperempat pekerja
menganggap pekerjaan mereka sebagai stresor paling utama dalam kehidupan mereka. Yale
University juga melakukan survey dan menunjukkan bahwa sebanyak 29% pekerja di
Amerika mengalami stres kerja.(2,3) Tuntutan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan,
keterampilan, aspirasi yang tidak tersalurkan, ketidakpuasan kerja, serta pekerjaan yang
berulang-ulang sehingga merupakan penyebab timbulnya stres yang berakibat pada penurunan
produktivitas. Lamanya masa kerja seseorang dapat menjadi ukuran keterampilan dan
kemampuan untuk menguasi pekerjaannya. Semakin panjang masa kerja yang maka
pengalaman kerja semakin meningkat kemampuan untuk menyelesaikan tugas dengan cepat
dan baik.(4)
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
hubungan antara stres kerja dan masa kerja dengan produktivitas kerja di perusahaan air

minum kemasan. Dengan rumusan masalah : Apakah ada hubungan stres kerja dan masa kerja
b.

dengan produktivitas kerja di perusahaan air minum kemasan?


Keaslian penelitian
Penelitian ini berbeda dengan penelitian tentang stres dan produktivitas kerja yang telah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya, yaitu: Lisa Rose Widiana dengan penelitian berjudul
Hubungan Stres dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Linting Rokok di PT. Djitoe
Indonesia Tobacco Surakarta. Variabel bebas yang diteliti pada penelitian tersebut hanya stres
kerja.
Penelitian ini mencari hubungan variabel bebas lainnya yang akan berpengaruh pada
produktivitas kerja yaitu masa kerja. Dengan demikian penelitian yang dilakukan oleh peneliti
belum pernah dilakukan peneliti lain.
c. Tujuan penelitian
1) Untuk mengetahui hubungan stress kerja dan masa kerja dengan produktivitas kerja di
perusahaan air minum kemasan.
2) Mengetahui stres kerja pada tenaga kerja di perusahaan air minum kemasan
3) Mengetahui masa kerja pada tenaga kerja di perusahaan air minum kemasan.
4) Mengetahui produktivitas tenaga kerja di perusahaan air minum kemasan.
Metode
a. Desain
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan
desain potong lintang.
b. Populasi / sampel
Populasi pada penelitian ini adalah tenaga kerja di perusahaan air minum kemasan PT.
Bharata Sakti Persada yang berjumlah 87 orang. Pada penelitian ini ditemukan jumlah
sampel tenaga kerja bagian pengemasan sebanyak 50 orang.
c. Bahan dan alat serta pengukuran
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Alat yang
digunakan untuk memperoleh data primer dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian kuesioner kepada responden yang akan diisi
5

sendiri oleh responden. Kuesioner yang digunakan untuk mengidentifikasi stres kerja adalah
HRSA (Hamilton Rating Scale Anxiety).(3) Sedangkan data sekunder didapatkan dari bagian
administrasi untuk mengetahui jumlah tenaga kerja bagian pengemasan dan data target
produksi yang harus dihasilkan setiap harinya.
d. Alur kerja penelitian
Alur penelitian berisi gambar alur atau skema pelaksanakan dalam
pengambilan data.
Tenaga kerja bagian pengemasan
Analisis data

Pengambilan data sekunder


Informed consent Kuesioner

Gambar 4.1 Alur Penelitian


e. Analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis
bivariat.
1) Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk melihat, menyajikan dan mendeskripsikan karakteristik
data variabel terikat yaitu produktivitas kerja maupun bebas yaitu masa kerja dan stres kerja.
2) Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan adanya hubungan yang bermakna
antara variabel terikat yaitu produktivitas kerja dengan variabel bebas yaitu masa kerja dan
stres kerja.
Analisa bivariat ini menggunakan uji chi square dengan rumus :

X2

=(OE)
E

Df = (b-1) (k-1)
Keterangan:
X2

= Chi square
O : nilai Observasi (pengamatan)
E : nilai Expected (harapan)
b : jumlah baris
k : jumlah kolom
Melalui uji statistik chi square akan diperoleh nilai p,dimana dalam penelitian ini digunakan
tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antar dua variabel dikatakan bermakna jika
mempunyai nilai P0,05 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara variabel terikat dan
variabel bebas. Namun sebaliknya, bila nilai P>0,05 berarti tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara variabel terikat dan variabel bebas.
Hasil Penelitian
a. Gambaran karakteristik responden penelitian
Tabel 5.1 Gambaran karakteristik responden penelitian
Variabel
Usia
< 20 tahun
20-30 tahun
Pendidikan
SMP
SMA
Status pernikahan
Belum menikah
Menikah

n(%)
6 (12%)
44 (88%)
10 (20%)
40 (80%)
29 (58%)
21 (42%)

Berdasarkan hasil kuisioner, diperoleh hasil mengenai gambaran karakteristik responden


meliputi: usia, pendidikan dan status pernikahan. Mengenai usia, dari 50 responden didapatkan
yang berusia < 20 tahun sebanyak 6 orang (12%) dan responden yang berusia antara 20-30 tahun
sebanyak 44 orang (88%). Berdasarkan tentang pendidikan terakhir, dari 50 responden
7

didapatkan yang pendidikan terakhir ditingkat SMP sebanyak 10 orang (20%) sedangkan yang
pendidikan terakhir ditingkat SMA sebanyak 40 orang (80%). Status pernikahan, didapatkan 50
responden sebanyak 29 orang (58%) belum menikah dan 21 orang (42%) sudah menikah.
b. Hubungan masa kerja dengan produktivitas kerja
Tabel 5.4 Hubungan masa kerja dengan produktivitas kerja
Masa kerja
< 1 tahun
1-3 tahun
Total

Produktivitas
Baik
Buruk
7 (24,2%)
15 (71,5%)
22 (75,8%)
6 (28,5%)
29 (100%)
21 (100%)

Total

22 (44%)
28 (56%)
50 (100%)

0,001

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 50 tenaga kerja yaitu sebanyak 22
orang (44%) yang memiliki masa kerja

< 1 tahun

hasilnya 7 orang (24,2%) dengan

produktivitas baik dan 15 orang (71,5%) dengan produktivitas buruk sedangkan yang bekerja
antara 1-3 sebanyak 28 orang (56%) dengan hasil 22 orang (75,8%) dengan produktivitas baik
dan 6 orang (28,5%) dengan produktivitas baik.
Berdasarkan uji chi square didapatkan hubungan masa kerja dengan produktivitas kerja
dengan hasil chi square (2) hitung 11,055 dan nilai p = 0,001, maka terdapat hubungan yang
bermakna antara masa kerja dengan produktivitas kerja.

c. Hubungan stres kerja dengan produktivitas kerja


8

Tabel 5.5 Hubungan stres kerja dengan produktivitas kerja


Stres kerja

Produktivitas

Total

P
0,008

Baik

Buruk

Tidak mengalami

18 (62,1%)

5 (23,8%)

23 (46%)

stres
Mengalami stres

11 (37,9%)

16 (76,2%)

27 (54%)

Total

29 (100%)

21 (100%)

50 (100%)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 23 sampel yang tidak mengalami stres
terdapat 18 orang (62,1%) dengan produktivitas baik dan 5 orang (23,8%) dengan produktivitas
buruk. Dari 27 sampel yang mengalami stress terdapat 11 orang (37,9%) dengan produktivitas
baik dan 16 orang (76,2%) dengan produktivitas buruk.
Berdasarkan uji chi square didapatkan hubungan masa kerja dengan produktivitas kerja
dengan hasil chi square (2) hitung 7,177 dan nilai p = 0,008, maka terdapat hubungan yang
bermakna antara stres kerja dengan produktivitas kerja.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis bivariat dari 2 (dua) variabel yang diuji dengan chi square, semua
variabel memiliki hubungan yang bermakna dengan produktivitas kerja yaitu masa kerja dan
stres kerja.
a. Pengaruh masa kerja terhadap produktivitas kerja
Masa kerja pada penelitian ini berkisar antara 3 bulan sampai dengan 3 tahun. Yang
dikategorikan menjadi dua, < 1 tahun dan 1-3 tahun. Masa kerja terbukti memiliki hubungan
yang bermakna dengan produktivitas kerja dengan nilai p = 0,001. Hal tersebut membuktikan
bahwa masa kerja secara bermakna berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Eben Tua Pandapotan menyatakan bahwa
masa kerja berpengaruh bermakna terhadap produktivitas kerja. Artinya, semakin lama masa
kerja karyawan maka produktivitas semakin tinggi, sedangkan masa kerja pendek maka
produktivitas juga rendah. Masa kerja yang sudah lama memiliki pengalaman kerja yang banyak,
artinya tenaga kerja yang memiliki masa kerja cukup lama akan memiliki pengalaman kerja yang
banyak sehingga menghasilkan produktivitas yang tinggi. Sedangkan tenaga kerja dengan masa
kerja pendek masih belum berpengalaman sehingga produktivitasnya rendah. (5) Hasil penelitian
diatas juga didukung oleh hasil penelitian Berta Lestari dan Aris Setia Noor menyatakan bahwa
masa kerja berpengaruh besar terhadap produktivitas, dengan demikian masa kerja merupakan
variabel yang memiliki pengaruh terbesar dalam meningkatkan produktivitas kerja seseorang.(6)
b. Pengaruh stres kerja terhadap produktivitas
Stres kerja pada penelitian ini diukur dengan kusioner stres kerja yaitu HRSA (Hamilton
Rating Scale Anxiety). Stres kerja terbukti memiliki hubungan yang bermakna dengan
produktivitas kerja dengan nilai p = 0,008, dengan demikian stres kerja terbukti berpengaruh
secara bermakna terhadap produktivitas kerja.
Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian oleh Gilland Cardindo dan Jerry Marcellinus
Logahan yang menyatakan terdapat hubungan yang kuat antara stres kerja dengan produktivitas
kerja dan ada pengaruh negatif yang bermakna dari stres kerja terhadap produktivitas. Hal ini
berarti semakin rendah stres kerja yang ada, maka semakin tinggi pula tingkat produktivitas kerja
seseorang. Stres kerja terhadap produktivitas kerja mempunyai hubungan yang kuat dan searah. (7)
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Okta Wisudawati Harrisma dan Andre Dwijanto
Jaksono mengemukakan hal yang sama bahwa stres kerja memiliki pengaruh negatif yang
bermakna terhadap produktivitas kerja. Lima indikator variabel stres kerja yaitu tuntutan tugas,

10

tuntutan peranan, tuntutan antarpribadi, struktur organisasi dan kepemimpinan organisasi yang
terjadi akan dapat menurunkan produktivitas.(8)
Kesimpulan
Dari hasil peneltian dan analisis data menggunakan chi square, maka dapat ditarik kesimpulan,
yaitu:
1) Masa kerja responden < 1 tahun sebanyak 22 orang (44%) sedangkan 1-3 tahun
berjumlah 28 orang (56%)
2) Responden yang mengalami stres kerja sebanyak 27 orang (54%) sedangkan yang tidak
mengalami stres kerja sebanyak 23 orang (46%)
3) Responden yang memiliki produktivitas baik sebanyak 29 orang (58%) sedangkan yang
memiliki produktivitas buruk sebanyak 21 orang (42%)
4) Masa kerja bepengaruh secara bermakna terhadap produktivitas kerja
5) Stres kerja berpengaruh secara bermakna terhadap produktivitas kerja
Ucapan terimakasih
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Bersama ini saya sampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu, yaitu:
1. Kedua orang Tua
2. Keluarga dan teman-teman
3. Perusahaan PT. Bharata Sakti Persada
DAFTAR PUSTAKA
1. Widiana LR. Hubungan Stres dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Linting
Rokok di PT.Djitoe Indonesia Tobacco Surakarta (Skripsi). Surakarta: Universitas Sebelas
Maret Surakarta; 2011.
2. Fitri AM. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stres Kerja Pada
Karyawan Bank BMT. Jurnal Kesehatan Masyarakat FKM Undip.2013;2(1):1-10.
3. Hamdani W, Handoyo S. Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan
Stres Kerja Karyawan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Jurnal Psikologi Industri dan
Organisasi Universitas Brawijaya. 2012;1(2):11-25.
11

4. Laurie N.M Hidayat, Paul A.T. Kawatu, B.S Lampus. Hubungan Antara Stres Kerja dan
Produktivitas Kerja Karyawan di CV.Kombos Kota Manado. Jurnal Media Kesehatan
Universitas Sam Ratulangi Manado. 2009;3(1):1-10
5. Pandapotan ET. Pengaruh Variabel Pendidikan, Upah, Masa Kerja dan Usia Terhadap
Produktivitas Karyawan (Studi Kasus pada PT. Gandum Malang). Available at:
http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/772/709.

Accessed

June 22, 2014.


6. Lestari B, Noor AS. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja pada Pemerintah
Daerah Kota Banjarmasin. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Universitas Islam Kalimantan.
2012;4(2):78-89.
7. Cardindo G, Logahan JM. Pengaruh Lingkungan Fisik dan Stres Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus PT. Bank Bukopin TBK, Kantor Pusat).
Available

at:

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2012-1-00128-MN

%20Bab1001.pdf . Accessed June 23, 2014.


8. Harrisma OW, Witjaksono AD. Pengaruh Stres Terhadap Produktivitas Kerja Melalui
Kepuasan Kerja. Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Negeri Surabaya. 2013;1(2):650-60.

12

Anda mungkin juga menyukai