Anda di halaman 1dari 20

TINJAUAN KRIMINOLOGIS MENGENAI PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH

SEORANG PEMUDA TERHADAP ANAK


(STUDI KASUS DI WILAYAH KEPOLISIAN SEKTOR KELAPA LIMA, KOTA KUPANG)

IMELDA ATOK
Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana
e-mail : Imeldaatok2001@gmail.com

Pembimbing 1 : Heryanto Amalo, S.H.,M.H.


Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana Lembaga /Instansi
Jl. Adi Sucipto Penfui, Kota Kupang Alamat Lembaga/Instansi
Email :
Pembimbing 2 : Darius Antonius Kian, S.H.,M.H.
Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana lembaga/ Instansi

ABSTRAK
Imelda Atok (NIM: 1902010671) 2023 : “Tinjauan Kriminologis Mengenai Pencabulan Yang
Dilakukan Oleh Seorang Pemuda Terhadap Anak” Dibimbing oleh Heryanto Amalo, S,H.,M.H. Sebagai
Pembimbing I dan Darius A. Kian, S.H.,M.H Sebagai Pembimbing II.
Pencabulan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh keinginan seksual untuk
melakukan hal-hal yang dapat membangkitkan hawa nafsu, sehingga menimbulkan kepuasan pada
dirinya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor penyebab mengenai pencabulan
yang dilakukan oleh seorang pemuda terhadap anak dan untuk mengetahui upaya penanggulangan
mengenai pencabulan yang dilakukan oleh seorang pemuda terhadap anak.
Metode Penelitian yang digunakan merupakan metode empiris dimana
penulismendapatkan data langsung dari Kepolisian Sektor Kelapa Lima. Data penelitian ini meliputi
data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan studi
pustaka berupa buku-buku, peraturan perundang-undangan dan bahan lainnya yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif.Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa : Pertama, faktor penyebab mengenai pencabulan yang dilakukan oleh
seorang pemuda terhadap anak antara lain: faktor pemenuhan biologis dalam diri pelaku, faktor
kurangnya pemahaman agama dan kemajuan ilmu pengetahuan llmu teknologi, faktor hubungan
pacaran, faktor kurangnya pengawasan orang tua, serta faktor pendidikan. Kedua, Upaya
penanggulangan mengenai pencabulan yang dilakukan oleh seorang pemuda terhadap anak dengan
upaya pre-emtif, upaya preventif, dan upaya represif. Dari penelitian yang sudah dilakukan maka
penulis memberi saran terkait dengan masalah tersebut ialah Berdasarkan faktor yang sudah
dijelaskan bahwa faktor internal yang sangat berpengaruh dalam kasus pencabulan seperti
pemenuhan biologis dalam diri pelaku dan faktor kurangnya pemahaman agama dan
penyalahgunaan kemajuan Ilmu pengetahuan dan Ilmu teknologi yang sangat berpengaruh . oleh
karena itu penulis menyarankan agar pelaku pencabulan harus ditindak secara tegas , dipidana
sesuai dengan KUHP, Sebab perbuatan tersebut sudah menghancurkan generasi dan sangat tercela
di mata masyarakat. selain itu penggunaan ilmu teknologi juga harus di pergunakan dengan sebaik-
baiknya. Agar suatu tindak pidana pencabulan tersebut tidak terulang lagi maka dari itu harus ada
upaya yang membuat seseorang tidak lagi melakukan tindak pidana pencabulan seperti yang sudah
dijelaskan beberapa upaya yang telah dilakukan menurut ilmu kriminologi dan hasil wawancara dari
pihak kepolisian terkait dengan kasus yang diteliti.Kepada orang tua harus lebih memperhatikan
anak, memberi nasihat dan pemahaman anak tentang bahaya yang ada dilingkungan dimana saja
anak berada serta mengawasi aktivitas dan mengenal teman bergaul anak guna mencegah terjadinya
tindak pidana pencabulan.

Kata Kunci : Tinjauan Kriminologis, Pencabulan, Anak


ABSTRACT

Imelda Atok (NIM: 1902010671) 2023: "Criminological Review of Obscenity Committed


by a Young Man against Children" Guided by Heryanto Amalo, S,H.,M.H. As Supervisor I
and Darius A. Kian, S.H.,M.H As Supervisor II.

Obscenity is an act performed by sexual desire to do things that can arouse lust, the
causing satisfaction to him. The purpose of this study is to find out the causal factors
regarding obscenity committed by a young man against a against a child.
The research method used is an empirical method where the author gets data
directly from the Kelapa Lima Sector Police. The data of this study includes primary data
and secondary data. Data collection techniques by means of interviews and literature studies
in the form of books, laws and regulations and other materials related to the problem under
study. Data analysis uses qualitative data analysis. The results of this study show that: First,
the causative factors regarding obscenity committed by a young man towards children
include: factors of biological fulfillment in the perpetrator factors of lack of understanding
of religion and advances in science and technology, factors of courtship relationships,
factors of lack of parental supervision, and factors of education. Second, efforts to overcome
obscenity committed by a young man against children with pre-emtive efforts, preventive
efforts, and repressive efforts. From the research that has been carried out, the author gives
suggestions related to the problem is based on the factors that have been explained that
internal factors that are very influential in the case of obscenity such as biological
fulfillment in the perpetrator and factors of lack of understanding of religion and abuse of
advances in science and technology are very influential . therefore the author suggests that
the perpetrators of obscenity should be strictly acted upon, punished in punished in
accordance with the Criminal Code, because these acts have destroyed generations and are
very despicable in the eyes of society. In addition, the use of technology must also be used as
well as possible. In order for a criminal act of obscenity not to be repeated, therefore there
must be an effort to make someone no longer commit the criminal act of obscenity as has
been explained some of the efforts that have been made according to criminology and the
results of interviews from the police related to the case under study. Parents should pay
more attention to children, give advice and understanding of children about the dangers that
exist in the environment wherever the child is and supervise activities and get to know the
child's friends to prevent criminal acts of obscenity.

Keywords : Criminological Review, Obscenity, Child

2
1. Pendahuluan merupakan gangguan terhadap
Negara Indonesia adalah negara keamanan, ketertiban, ketentraman
hukum yang berlandaskan pada masyarakat semata-mata tetapi
pancasila dan Undang-Undang Tahun merupakan gangguan yang besar bagi
1945 dimana yang mengatur setiap masa korban kejahatan kesusilaan.
tingkah laku warga negaranya tidak
Salah satu bentuk tindak pidana
terlepas dari peraturan-peraturan yang
yang sangat menganggu dan sering
bersumber dari hukum. Sesuai dengan
terjadi adalah tindak pidana
tujuan nasional bangsa Indonesia yang
pencabulan. Yang mana korbannya
tertuang dalam pembukaan Undang-
adalah anak-anak. pencabulan
Undang Dasar 1945 alinea keempat
merupakan suatu tindakan yang
yaitu “melindungi segenap bangsa dan
dilakukan oleh keinginan seksual untuk
seluruh tumpah darah Indonesia,
melakukan hal-hal yang dapat
memajukan kesejahteraan umum,
membangkitkan hawa nafsu, sehingga
mencerdaskan kehidupan bangsa dan
menimbulkan kepuasan pada dirinya.
ikut melaksanakan ketertiban dunia”.
Selain itu, pencabulan juga merupakan
Dari tujuan nasional tersebut dapat
tindak pidana yang meresahkan.
dilihat bahwa bangsa Indonesia akan
Pencabulan berasal dari kata cabul.
melindungi seluruh warga negaranya
termasuk anak-anak dari segala Ada beberapa bentuk dan jenis
ancaman yang dapat membahayakan istilah pencabulan adalah (Kartini
keselamatan hidup mereka. Kartono,1985)1 ;
Anak adalah aset bangsa dan 1) Exhibitionism seksual yaitu,
sebagai generasi penerus bangsa yang sengaja memamerkan alat
harus dilindungi dan kesejahteraan kelamin pada anak.
harus dijamin. Maka dari itu anak-anak 2) Voyeurism yaitu, orang dewasa
memerlukan perlindungan dari orang- mencium anak dengan bernafsu.
orang dewasa, hal ini di karenakan anak 3) Fonding yaitu, mengelu/meraba
sangat rentan untuk menjadi korban alat kelamin seorang anak.
dari suu tindak pidana. 4) Fellatio yaitu, orang dewasa
memaksa anak untuk melakukan
Namun pada kenyataannya,
sampai saat ini berbagai tindak pidana Pencabulan merupakan suatu
masih saja bermunculan di tengah- tindak kejahatan yang sangat keji,
tengah masyarakat Indonesia. Tindak amoral, tercela dan melanggar norma
pidana merupakan problema manusia, dimana yang menjadi korban adalah
yang mana “terjadi pada seseorang yang perempuan baik dewasa maupun anak
tidak menggunakan akal serta ditambah di bawah umur. Pencabulan termasuk
dengan dorongan hawa nafsu dalam dalam penggolongan jenis tindak pidana
bertindak, sehingga terjadilah kejahatan kesusilaan dimana hal tersebut diatur
yang melampaui batas seperti kejahatan
kesusilaan. Terjadinya kejahatan 1
Kartini Kartono. 1985,Psikologi Abnormal dan
kesusilaan tersebut bukan hanya Abnormal Seksual, Mandar Maju. Bandung.
dalam Kitab Undang-undang Hukum terjadi di Kota Kupang, Nusa Tenggara
Pidana (KUHP) pasal 287 ayat (1) dan Timur pada tahun 2021. Kasus ini
ayat ( 2), 290 ayat (2) dan (3) dan pasal bermula ketika korban yang berusia 16
82 Undang-Undang Perlindungan Anak. tahun berkenalan dengan seorang
Secara formil hukum pidana di pemuda yang berusia 20 tahun melalui
Indonesia telah menetapkan hukuman media sosial. Dan perkenalan tersebut
maksimal yaitu hukuman penjara 9 berlanjut dengan pertemuan korban
Tahun Pasal 287 ayat (1) menyatakan: dan pelaku di sebuah hotel dan
“Barangsiapa bersetubuh dengan kemudian pelaku mencabuli korban.
perempuan yang bukan isterinya,
Polsek Kelapa Lima menerima
sedang diketahuinya atau patut
pengaduan dari korban sehingga
disangkanya, bahwa umur perempuan
memproses kasus ini dengan
itu belum cukup 15 Tahun kalau tidak
memeriksa korban dan sejumlah saksi.
nyata berapa umurnya, bahwa
Korban kemudian dibawa ke rumah
perempuan itu belum masanya untuk
sakit dan menjalani visum serta
dikawin, dihukum penjara selama-
selanjutnya diperiksa penyidik Reskrim
lamanya sembilan tahun”.2
Polsek Kelapa Lima. Polisi kemudian
Sedangkan Pasal 82 Undang- mencari pelaku dan berhasil
Undang No. 23 Tahun 2002 tentang menemukan pelaku kemudian
Perlindungan Anak, menyatakan sanksi mengamankan di Polsek Kelapa Lima
bagi pelaku pencabulan terhadap anak guna mempertanggungjawabkan
sebagai berikut; “Setiap orang yang perbuatanya dan diproses sesuai
dengan sengaja melakukan kekerasan ketentuan hukum. Korban dicabuli oleh
atau ancaman kekerasan, memaksa, pelaku beberapa kali.
melakukan tipu mushlihat, serangkaian
2. Metode Penelitian
kebohongan, atau membujuk anak
untuk melakukan atau membiarkan Penelitian ini merupakan
dilakukan perbuatan cabul, di pidana penelitian empiris yaitu penelitian yang
dengan pidana penjara paling lama 15 dilakukan berdasarkan pengamatan dan
Tahun (lima belas) tahun dan paling wawancara secara langsung di
singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling lapangan. Penelitian ini dilakukan di
banyak Rp 300.00.000,00 (tiga ratus wilayah hukum Kepolisian Sektor
juta rupiah) dan paling sedikit Rp Kelapa Lima Kota Kupang. Jenis dan
60.000.000,- (enam puluh juta sumber data yang digunakan dalam
rupiah)”.3 penelitian ini yaitu data primer yaitu
bahan yang diperoleh secara langsung
Terkait dengan tindak pidana
dari lokasi penelitian melalui hasil
pencabulan, adapun kasus tindak
wawancara dengan responden, bahan
pidana pencabulan terhadap anak yang
hukum yaitu bahan yang memberikan
2
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum penjelasan atas keterangan atau
Pidana,( Politeia, Bogor) 1995, pasal 287
3
mendukung data primer yang berupa
Pasal 82 Undang-Undang Perlindungan Anak
4
buku-buku, jurnal atau majalah yang baik sehingga norma-
ditulis oleh para sarjana hukum, teori- norma tersebut
teori dan pendapat ahli, situs Internet terinternalisasi dalam
yang berhubungan dengan seseorang.
permasalahan dan sebagainya. Adapun, 2) Upaya Preventif, adalah
aspek-aspek yang diteliti dalam kasus tindakan yang dilakukan
Tinjauan kriminologis mengenai oleh penegak hukum
pencabulan yang dilakukan oleh sebelum kejahatan terjadi
seorang pemuda terhadap seorang anak agar suatu tindak pidana
antara lain: kejahatan dapat diredam
atau dicegah sebelumnya.
a. Faktor penyebab terjadinya
3) Upaya Represif adalah
pencabulan yang dilakukan oleh
tindakan aktif yang
seorang pemuda terhadap anak.
dilakukan oleh penegak
1) Faktor internal yaitu
hukum pada saat
faktor -faktor yang
kejahatan terjadi agar
terhadap dalam diri si
kejahatan yang sedang
pelaku . Contohnya: faktor
terjadi dapat dihentikan.
Psikologis dan faktor
Setelah melakukan pengumpulan data
kepribadian. selanjutnya, melanjutkan ke tahap
2) Faktor eskternal yaitu pengelolahan data dan analisis data.
faktor-faktor yang yang
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
terdalam luar diri si
pelaku kejahatan. A. Faktor-Faktor Penyebab
b. Pemahaman tentang upaya Terjadinya Pencabulan Yang
penanggulangan mengenai Dilakukan Oleh Seorang
pencabulan yang dilakukan oleh Pemuda Terhadap Anak
seorang pemuda terhadap anak. Guna memperoleh data, Peneliti
Yang akan diteliti dari kasus melakukan penelitian di Wilayah
tersebut sehubungan dengan Kepolisian Sektor Kelapa Kota
upaya penanggulangan adalah: Kupang. Dari data yang diperoleh
1) Upaya Pre-emtif, adalah peneliti dapat mengetahui faktor-
upaya-upaya awal yang faktor penyebab seorang pemuda
dilakukan oleh pihak melakukan pencabulan terhadap
kepolisian untuk anak.
mencegah terjadinya
Tindak pidana pencabulan
tindak pidana. Usaha-
merupakan suatu perbuatan yang
usaha yang dilakukan oleh
melanggar hukum yang terjadi
pihak kepolisian dalam
ditengah masyarakat berupa
penanggulangan
pelanggaran terhadap kesopanan,
kejahatan secara pre-
kesusilaan, pelecehan seksual.
emtif menanamkan nilai-
Tindak pidana pencabulan sangatlah
nilai/norma-norma yang
5
buruk, dampak yang akan bertanya kepada teman-teman
ditimbulkan terhadap korbannya pelaku WN.
baik pada masa sekarang maupun
Sekitar pukul 15.00 WIB, pelaku WN
masa yang akan datang.
sampai di hotel tersebut dan pelaku
Berbicara mengenai pencabulan WN langsung menemui korban MRK
yang dilakukan oleh seorang yang sedang duduk bersama-sama
pemuda di Kota Kupang, hampir dengan teman-teman pelaku WN.
semua keluarga korban mengecam Pelaku WN pun ikut duduk sembari
adanya pencabulan ini yangdapat bercerita dengan korban MRK serta
menghilangkan masa depan seorang teman-teman pelaku WN Sampai
anak, salah satunya kasus tindak jam 20.00 WIB. Sekitar pukul 21.00
pidana pencabulan ini. Sehubungan pelaku WN mengajak korban MRK
dengan kasus pencabulan yang untuk pindah ke salah satu kamar
menjadi objek penelitian ini, yang ada dihotel tersebut.
berdasarkan wawancara peneliti
Untuk mengetahui bagaimana
pada hari kamis tanggal 6 Oktober
pelaku WN melakukan aksi cabulnya
2022 dengan Ibu Briptu Cassandra
tersebut berdasarkan hasil
Via selaku Badan Reserse Kriminal
wawancara dengan Ibu Briptu
Unit PPA (Pemberdayaan
Cassandra Via selaku Badan Reserse
Perempuan dan Anak), dia
Kriminal Unit PPA Polsek Kelapa
menjelaskan kasus tersebut bermula
Lima mengatakan “Sesampainya di
ketika pelaku WN dan korban MRK
kamar tersebut, awalnya pelaku WN
berkenalan di media sosial.4
menyuruh korban MRK untuk
Perkenalan pun berlanjut sampai mandi, dan korban MRK pun
pelaku yang berinisial WN (Wilfrido mengikuti. Setelah selesai mandi
Nenabu) berusia 20 Tahun yang korban MRK dan pelaku WN
bekerja di salah satu hotel di Kota berbaring di atas tempat tidur, tiba-
Kupang menghubungi Korban pada tiba pelaku WN berbisik di telinga
tanggal 3 Agustus 2021 berinisial korban MRK dengan mengatakan “
MRK berusia 16 Tahun untuk ayolah kita berdua melakukan
mengajak korban MRK pergi ke hubungan intim, karena saya sudah
Hotel tempat dia bekerja untuk serius dengan kamu”. Mendengar
bertemu. Sesampainya di Hotel, bisikan itu korban MRK pun
Korban MRK mencari keberadaan mengiyakan ajakan pelaku WN
pelaku WN, dan korban MRK sempat untuk melakukan hubungan intim
tersebut “. Pelaku WN menyuruh
korban MRK untuk membuka
4
pakaiannya terlebih dahulu dan
Hasil Wawancara Dengan Ibu Briptu
Cassandra Via, Staf Badan Reserse Kriminal Unit korban MRK pun menuruti perintah
PPA Polsek Kelapa Lima, Pada Kamis Tanggal 6 dari pelaku WN, pelaku WN pun juga
Oktober 2022, Pukul 10.00 WITA, Di Polsek Kelapa melakukan hal yang sama. Setelah
Lima, Kota Kupang.
6
itu pelaku WN menarik korban MRK dimulai karena Adanya laporan yang
ke atas tempat tidur dan kemudian dilakukan oleh orang tua korban
pelaku WN mengeluarkan alat MRK Setelah mengetahui anaknya
kelaminnya (penisnya) dan menjadi korban tindak pidana
menunjukkan kepada korban MRK, pencabulan. Setelah kami menerima
kemudian pelaku WN berusaha laporan tersebut, kami pun langsung
untuk memasukkan alat kelaminnya melakukan pemeriksaan terhadap
ke dalam lubang alat kelamin korban dan saksi, kemudian kami
(vagina) korban MRK. namun melakukan gelar perkara, dibuatlah
dikarenakan alat kelamin (penis) Surat penangkapan terhadap pelaku
pelaku WN tidak dapat masuk ke di sebuah kamar kos yang berada di
dalam lubang alat kelamin (vagina) Kelurahan Oesapa, Kecamatan
korban MRK akhirnya pelaku WN Kelapa Lima. Pada saat penangkapan
pun hanya menggosokkan alat pelaku WN ini tidak melakukan
kelamin (penis) ke alat kelamin perlawanan atau pembelaan diri dan
(vagina) korban. Selanjutnya, pelaku dia pun mengaku perbuatannya.
WN menyuruh korban MRK untuk setelah itu dilakukanlah penahanan
memegang pundak pelaku WN dan terhadap pelaku”.6
pelaku WN mencium pipi kanan
Adapun beberapa unsur-unsur yang
korban MRK dan meraba-raba
harus dipenuhi, berdasarkan Pasal
bagian payudara korban MRK dan
82 UU No 35 Tahun 2014 tentang
hal itu pun dilakukan berulang-ulang
perubahan UU No. 23 Tahun 2002,
kali oleh pelaku WN tersebut.
maka unsur-unsur yang harus
Setelah pelaku WN melakukan hal
dipenuhi dalam menerapkan
tersebut, pada pukul 23.00 WIB
kekerasan seksual (pencabulan)
pelaku WN pun mengantar korban
terhadap anak adalah
MRK untuk pulang kerumahnya
yang berada di Nunbaun Delha 1) Adanya kekerasan atau
Kecamatan Alak dengan ancaman kekerasan
menggunakan sepeda motor. 5
2) Adanya tipu muslihat
3) Adanya serangkaian
Untuk mengetahui Kronologi
kebohongan
penangkapan pelaku tindak pidana
4) Adanya bujukan
pencabulan yang tersebut Ibu Briptu
5) Adanya pencabulan
Cassandra Via selaku Badan Reserse
dengan seorang anak
Kriminal Unit PPA mengatakan
bahwa “penangkapan pelaku WN ini

5 6
Hasil Wawancara Dengan Ibu Briptu Hasil Wawancara Dengan Ibu Briptu Cassandra
Cassandra Via, Selaku Badan Reserse Kriminal Unit Via, Selaku Badan Reserse Kriminal Unit PPA
PPA Polsek Kelapa Lima, Pada Kamis Tanggal 6 Polsek Kelapa Lima, Pada Kamis Tanggal 6 Oktober
Oktober 2022, Pukul 10.00 WITA, Di Polsek Kelapa 2022, Pukul 10.00 WITA, Di Polsek Kelapa Lima,
Lima, Kota Kupang. Kota Kupang.

7
Dalam pasal 82 UU No 35 Tahun 2014 melakukan pencabulan yang berasal
tentang perubahan UU No. 23 Tahun dari dalam diri seseorang itu sendiri.
2002 ini jauh lebih lengkap karena Adapun beberapa faktor internal
merumuskan beberapa perbuatan selain adalah:
kekerasan atau ancaman kekerasan a. Faktor Pemenuhan Biologis
sebagai cara untuk memaksa seseorang Dalam Diri Pelaku
anak untuk bersebutuh, yaitu dengan Faktor ini merupakan salah satu
mengakui adanya cara-cara lain yang penyebab sehingga pelaku
dapat digunakan seperti melalui tipu pencabulan anak, dimana timbul
muslihat, serangkaian kebohongan rasa kesepian dan hasrat seksual
ataupun bujuk rayu membujuk anak sudah tidak bisa dibendung lagi.
untuk melakukan atau membiarkan Yang mengakibatkan ia
dilakukan perbuatan cabul. Bahkan mengalami goncangan-
apabila salah satu dari cara-cara goncangan atau ketidak
tersebut unsurnya terpenuhi dan anak seimbangan dan melakukan
yang dipaksa untuk bersetubuh masih perbuatan yang menyimpang
berumur 18 tahun ke bawah, maka tanpa merencanakan dengan
pelaku dapat djerat dengan pasal 82 ini. matang apapun akibatnya.
Dalam hal terkait faktor penyebab Berdasarkan wawancara peneliti
terjadinya suatu tindak pidana, pada dengan pelaku WN pada hari
umumnya para kriminolog menyatakan jumat tanggal 7 Oktober 2022,
bahwa penyebab seseorang melakukan dia mengatakan : “ faktor yang
tindak piana tersebut dipengaruhi oleh menyebabkan saya melakukan
faktor internal yaitu faktor yang tindakan yang saya sesali
bersumber dari dalam diri seseorang tersebut karna dua alasan.
dan faktor eksternal yaitu faktor yang Pertama, pada saat itu nafsu seks
bersumber dari luar diri seseorang. saya tak tertahan lagi sehingga
Kedua faktor tersebut saling berkaitan membuat saya menghubungi dia
dengan satu sama lain dan tentunya dan mengajaknya ke suatu
tidak berdiri sendiri, penyebabnya tempat yaitu Hotel. Kedua, pihak
dapat dipengaruhi oleh berbagi macam pacar saya saat itu ketika saya
situasi dan kondisi yang mendukung. ajak untuk melakukan hubungan
Berdasarkan hasil wawancara yang intim tersebut dia meng-iya-kan
telah dilakukan di instansi terkait dan ajakan saya.”.7
realita yang peneliti temukan di b. Faktor Kurangnya Pemahaman
lapangan, peneliti akhirnya menemukan Agama dan Kemajuan Ilmu
faktor-faktor penyebab seorang pemuda Pengetahuan Ilmu Teknologi
melakukan pencabulan terhadap anak,
yaitu :
7
Hasil Wawancara Dengan WN, Pelaku
1. Faktor Internal Pencabulan Terhadap Seorang Anak, Pada Hari
Jumat Tanggal 7 Oktober 2022, Pukul 10.00 WITA,
Faktor Internal adalah faktor yang Kota Kupang.
menjadi penyebab seseorang
8
Berdasarkan hasil wawancara melakukan perintah-nya dan
peneliti dengan Ibu Briptu Cassandra menjauh larangan-nya. Dengan
Via selaku Badan Reserse Kriminal demikian apabila mnusia
Unit PPA Polsek Kelapa Lima pada menjalankan ajaran agama maka ia
hari kamis tanggal 6 Oktber 2022, akan selalu melakukan hal-hal baik.
mengatakan bahwa “ Salah satu Sebaliknya jika manusia jauh dari
faktor yang sering menjadi penyebab ajaran agama maka ia akan selalu
pencabulan itu terhadap anak adalah melakukan perbuatan-perbuatan
karena kurangnya pemahaman jahat. Kedua, pengaruh kemajuan
agama dan kemajuan ilmu ilmu pengetahuan ilmu teknologi
pengetahuan ilmu teknologi (IPTEK) karena mengingat
(IPTEK)”. 8 perkembangan ilmu pengetahuan
ilmu teknologi (IPTEK) mempunyai
Selain itu berdasarkan hasil
pengaruh yang besar bagi
wawancara peneliti dengan pelaku
pertumbuhan dan kemajuan suatu
WN pada hari jumat tanggal 7
bangsa. Namun, perkembangan
Oktober 2022, dia mengatakan “ saya
IPTEK tersebut banyak dimanfaatkan
melakukan pencabulan ini karena
oleh orang yang tidak bertanggung
saya sering menonton video porno.
jawab seperti dengan membuat situs-
Video porno tersebut saya dapatkan
situs porno di internet, mengedarkan
teman-teman saya. Karena
VCD dan majalah porno dan lain
keseringan menonton video porno
sebagainya. Sehingga hal tersebut
tersebut, maka menimbulkan rasa
sangat berpengaruh besar bagi
ingin tau pada diri saya dan saya
pertumbuhan anak untuk melakukan
ingin mencoba melakukannya pada
kejahatan kesusilaan.
pacar saya yaitu korban MRK”.9
2. Faktor Eksternal
Mengingat hal di atas, maka peneliti
menyimpukan faktor yang Faktor eksternal adalah faktor yang
mempengaruhi pencabulan anak. menjadi penyebab seseorang
Pertama, Karena memang melakukan kejahatan yang berasal
pemahaman agama merupakan dari luar diri seseorang itu sendiri.
ajaran kepercayaan yang diyakini Adapun beberapa faktor eksternal
oleh setiap manusia sebagai yaitu:
penuntun sikap dan perilaku untuk
a. Hubungan Pacaran
Pada saat ini, seseorang
8
Hasil Wawancara Dengan Briptu Cassandra berpacaran bukan hanya untuk
Via, , Pada Kamis Tanggal 6 Oktober 2022, Pukul
saling satu sama lain terhadap
10.00 WITA, Di Polsek Kelapa Lima, Kota Kupang.
pasangannya, tetapi juga sebagai
9
Hasil Wawancara Dengan WN, Pelaku tempat pelampiasan napsu,
Pencabulan Terhadap Seorang Anak, Pada Hari
karena kedua insan tersebut
Jumat Tanggal 7 Oktober 2022, Pukul 10.00 WITA,
Kota Kupang. seakan-akan itulah pasang

9
hidupnya. Apalagi saat sekarang suatu ancaman dari
banyak anak-anak, sehingga pasangannya, ancaman tersebut
tidak jarang anak-anak tersebut seperti akan memutuskan
menjadi pelampiasan napsu hubungan pacaran atau ancaman
karena terbuai janji manis dan lainnya jika tidak mau menuruti
kata-kata pasangannya. Anak permintaan pasangannya.
perempuan yang berpacaran Berdasarkan hasil wawancara
cenderung terjadinya tindak peneliti dengan Ibu Briptu
pidana pencabulan, karena anak Cassandra Via selaku Badan
perempuan mudah dirayu untuk Reserse Kriminal Unit PPA
memeliki hubungan seks tanpa Polsek Kelapa Lima pada hari
ada ikatan perkawinan. kamis tanggal 6 Oktober 2022,
Pengaruh juga datang dari orang dia mengatakan bahwa “ faktor
dewasa yang berpacaran dan yang menyebabkan pelaku WN
ketika melihat adegan seperti melakukan pencabulan terhadap
cium-cium dan lain-lainnya yang korban MRK karena mereka
dilakukan oleh orang dewasa berdua menjalin hubungan
tersebut. pacaran”. 10

Demikian juga dengan orang b. Kurangnya Pengawasan Orang


dewasa yang dikuasai oleh nafsu Tua
birahi yang mencari
pasangannya seorang anak
Berdasarkan hasil wawancara
perempuan untuk lebih mudah
peneliti dengan ayah kandung
melampiaskan hawa nafsu
korban pada tanggal 7 Oktober
dengan cara memacari si anak
2022 mengatakan bahwa : “Saya
dengan memberi harapan-
sebagai orang tua lalai dalam
harapan yang membuat si anak
menjaga anak saya, tidak
perempuan menjadi lebih
mengawasi pergaulan anak saya,
percaya. Keadaan tersebut
sehingga itu membuat anak saya
merupakan keadaan awal yang
menjadi korban tindak pidana
meinmbulkan kasus-kasus tindak
pencabulan”.
pidana pencabulan yang berawal
dari pacaran yang telah Peran serta orangtua di dalam
disalahtartikan. kehidupan sehari-hari terhadap
Anak perempuan yang tergolong anaknya sangatlah penting
tidak berdaya sangat mudah hingga anak tadi tumbuh dewasa.
dirayu untuk melakukan apa
yang diminta oleh pasangannya 10
Hasil Wawancara Dengan Ibu Briptu
bahkan jika anak perempuan Cassandra Via, Selaku Badan Reserse Kriminal Unit
tersebut menolak untuk PPA Polsek Kelapa Lima, Pada Kamis Tanggal 6
Oktober 2022, Pukul 10.00 WITA, Di Polsek Kelapa
memenuhi permintaan Lima, Kota Kupang.
pasangannya akan mendapatkan

10
Orang tua merupakan sumber sendiri untuk menghilangkan
didikan yang sangat menjamin kesepiannya. Disaat anak
atau berpengaruh besar mencari kesibukan sendiri untuk
terhadap pertumbuhan pola kesepiannya, tidak hanya hal
pikir anak. baik saja bahkan banyak hal-hak
Berdasarkan hasil wawancara buruk yang akan mendatanginya
peneliti dengan Briptu baik itu perilaku buruk maupun
Cassandra Via pada hari kamis perkataan buruk. Ketika anak
tanggal 6 Oktober 2022 dia juga meresap perilaku buruk yang
mengatakan bahwa “orang tua datang dari masyarakat, secara
harus memberikan didikan baik langsung dia juga akan
kepada anak perempuan. Pada merealisasikan perilaku buruk
saat ini, banyak anak sudah itu, dan hal ini juga memicu
memakai terjadinya tindak pidana, seperti
pakaian yang dapat memicu tindak pidana pencabulan”.11
lawan jenisnya untuk c. Faktor Pendidikan
melampiaskan keinginan nafsu Faktor pendidikan sangat
birahi akibat pemampilan anak berpengaruh, karena seseorang
perempuan. Hal tersebut dapat yang kurang medapat
menjadi salah satu penyebab pendidikan baik secara formal
terjadinya tindak pidana maupun pendidikan dalam
pencabulan dimana orang tua keluarga akan lebih mudah
salah memberikan didikan dari melakukan suatu pelanggaran
cara berpakaian yang baik dan bahkan suatu kejahatan.
benar yang tidak mengundang Berdasarkan hasil wawancara
bahaya kepada anak peneliti pada hari kamis tanggal
perempuannya. Orangtua harus 6 Oktober 2022 dengan Briptu
benar-benar mengawasi pola Cassandra Via mengenai faktor-
pergaulan anaknya, jangan faktor penyebab terjadinya
sampai anak tersebut masuk ke perbuatan pencabulan yang
dalam pergaulan bebas anak. dilakukan oleh seorang pemuda
orangtua juga harus memberikan terhadap anak diwilayah hukum
kehidupan yang layak bagi Polsek Kelapa Lima. Ibu
anaknya, jangan sampai anak Cassandra Via menjelaskan
merasa kesepian karena sebagai berikut yaitu “ dari
kesibukan orang tuanya. Ketika kenyataan yang terlihat salah
anak merasa kesepian karena satu faktor yang muncul yaitu
kurang diperhatikan oleh rendahnya tingkat pendidikan
orangtuanya akibat dari rutinitas
11
yang padat yang dimliki Hasil Wawancara Dengan Ibu Briptu
Cassandra Via, Selaku Badan Reserse Kriminal Unit
orangtuanya, maka anak akan PPA Polsek Kelapa Lima, Pada Kamis Tanggal 6
berusaha mencari kesibukan Oktober 2022, Pukul 10.00 WITA, Di Polsek Kelapa
Lima, Kota Kupang.
11
formal dalam diri pelaku WN ini , merupakan sarana yang paling
dimana dia hanya menyelesaikan efektif dalam mendidik
pendidikannya hingga jenjang seseorang. Tanpa pendidikan
SMP dan si pelaku WN ini sering dan pengajaran yang baik
membuat masalah”.12 khususnya pendidikan agama
Pendidikan merupakan suatu hal maupun pendidikan hukum,
yang mendasar dan penting maka orang tersebut tidak tahu
untuk seseorang dan karena itu dampak dan konsekuensi dari
butuh sosialisasi agar menjadi tindakan yang dilakukan.
landasan perilaku seseorang, Berdasarkan uraian fakta-fakta
yang mengakibatkan pelaku diatas maka teori Differential
kurang seimbang. Association menurut Sutherland
Berdasarkan hasil wawancara yang digunakan untuk mengkaji
peneliti dengan salah satu pihak dan menganalisis faktor-faktor
sekolah pada Tanggal 8 oktober penyebab terjadi pencabulan
2022 tempat pelaku pernah yang masih relevan.
mengenyam pendidikan Pihak B. Upaya Penanggulangan Mengenai
sekolah mengatakan bahwa : “ si Pencabulan Yang Dilakukan Oleh
pelaku WN tidak bersekolah Seorang Pemuda Terhadap Anak
dengan baik, sering membuat
Setelah peneliti memaparkan faktor-
masalah”.
faktor penyebab terjadinya pencabulan
Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan oleh seorang pemuda
dapat diketahui bahwa pelaku
terhadap anak, selanjutnya peneliti
WN ini tidak bersekolah dengan
memaparkan upaya-upaya apa saja
baik. Padahal, dengan adanya
yang dilakukan oleh Polsek Kelapa Lima
pendidikan seseorang mampu
dalam menanggulangi kasus pencabulan
menyaring hal-hal buruk yang
yang dilakukan oleh seorang pemuda
seringkali terjadi di dalam
pemuda terhadap anak. Berbicara
masyarakat. Apalagi di dalam
mengenai Penanggulangan suatu tindak
masa pertumbuhan seseorang
pidana, pada umumnya menyangkut
berusaha mencari jati dirinya
kepentingan seseorang, masyarakat,
melalui pendidikan. Tidak
maupun hukum negara, peraturan
mendapatkan pendidikan yang
tindak pidana terhadap anak atau
baik kerap menjadi salah satu
kriminalitas akan tetap ada selama
faktor terjadinya suatu
manusia masih ada di permukaan bumi
seseorang melakukan suatu
ini, kriminalitas akan hadir dan akan
tindak pidana. pendidikan
hidup pada segala bentuk kehidupan
12
Hasil Wawancara Dengan Briptu Cassandra
masyarakat. sifat dari kejahatan
Via Kelapa Lima, Pada Kamis Tanggal 6 Oktober bervariasi baik dari tingkah laku serta
2022, Pukul 10.00 WITA, Di Polsek Kelapa Lima, perkembangan yang semakin canggih
Kota Kupang.
didukung dengan kemajuan teknologi

12
dan dipengaruhi dengan gaya hidup pemenuhan hak anak dalam mengatasi
masyarakat yang mulai meningkat. kejahatan yang diatur didalam beberapa
peraturan seperti Undang-Undang
Untuk mengatasi dan menanggulangi
Dasar 1945, peraturan perundang-
dan menanggulangi kejahatan yang
undangan yang bersifat nasional
hidup didalam masyarakat salah
maupun internasional , dan terdapat
satunya dengan upaya hukum pidana
juga dalam Undang-Undang No 23
(upaya penal). Upaya penal ini sudah
Tahun 2002 tentang perlindungan anak
digunakan masyarakat sejak lama,
dan disempurnakan dalam Undang-
selama umur kejahatan itu sendiri.
Undang No 35 Tahun 2014 tentang
Namun didalam masyarakat yang
perlindungan anak. Selain upaya penal,
semakin modern upaya penal tersebut
adapun upaya Non penal, menurut Prof.
harus dilakukan dengan pertimbangan-
A.S. Alam13 upaya penanggulangan
pertimbangan yang rasional.
kejahatan secara emprik terdiri atas 3
Penanggulangan kejahatan yang secara
bagian pokok yaitu :
penal dapat dilakukan melalui sistem
peradilan pidana yaitu dengan 1. Upaya Pre-emtif
menerapkan sanksi yang sudah diatur Upaya pre-emtif adalah upaya-
didalam KUHP, khususnya pasal 10 upaya awal yang dilakukan oleh
KUHP yang mengatur jenis-jenis pihak kepolisian untu mencegah
hukuman. terjadinya suatu tindak pidana.
usaha-usaha yang dilakukan
Penggunaan upaya penal tidak
dalam penanggulangan
dilakukan secara emosional dengan
kejahatan secara pre-emtif
semua cara berbagai faktor
adalah dengan menanamkan
penghambat, terlebih pelaku yang
nilai-nilai atau norma-norma
melakukan kejahatan yang akan dijatuhi
yang baik sehingga norma-
sanski pidana tersebut adalah manusia,
norma tersebut terinternalisasi
seperti manusia lainnya yang juga
dalam diri seseorang. Meskipun
mempunyai hak dan martabat.
ada kesempatan untuk
Pemberian sanksi hukum pidana, yang
melakukan pelanggaran atau
cukup kejam dan bengis, gambaran
kejahatan tapi tidak ada niat
mengenai kekejaman atau kebengisan
untuk melakukan hal tersebut
sanksi dapat dilihat dari perkembangan
maka tidak akan terjadi
hukum pidana itu sendiri. Meskipun
kejahatan. jadi dalam usaha pre-
demikian kejamnya sanksi pidana yang
emtif faktor niat menjadi hilang.
diberikan tidak menghilangkan
Berdasarkan hasil wawancara
kejahatan yang ada dimuka bumi, dan
peneliti dengan Ibu Briptu
kejahatan terus terjadi disetiap saat.
Cassandra Via selaku Badan
Sebagai negara yang menjunjung tinggi Reserse Kriminal Unit PPA
Hak Asasi Manusia, pemerintahRepublik
Indonesia menjamin perlindungan dan 13
Prof. A.S. Alam, Pengantar Kriminologi,
Makassar, Pustaka Refleksi, Hal. 23
13
Polsek Kelapa Lima pada upaya-upaya lainnya. W.A.
tanggal 6 Oktobrer 2022, dia Bonger juga berpendapat bahwa
mengatakan bahwa “ dalam hal cara menanggulangi kejahatan
ini kami sebagai pihak yang terpenting berupa
kepolisian Polsek Kelapa Lima, moralistik, yaitu
berusaha untuk menanamkan menyebarluaskan sarana-sarana
nilai-nilai atau norma-norma yang dapat memperteguhkan
agama dengan mengadakan moral seseorang agar dapat
kegiatan Binrohtal (Bimbingan terhindar dari nafsu berbuat
Rohani dan Mental). Pihak kami jahat.15
juga bekerja sama dengan 2. Upaya Preventif
elemen masyarakat dan tokoh Upaya preventif ini merupakan
agama untuk berupaya tindak lanjut dari upaya pre-
meningkatkan kesadaran diri emptif yang masih dalam
akan pentingnya penerapan tatanan pencegahan sebelum
niali-nilai agama dalam terjadinya kejahatan. Dalam
kehidupan bermasyarakat. upaya preventif yang ditekankan
Dengan pemahaman nilai-nilai adalah menghilangkan
agama atau norma-norma kesempatan untuk dilakukannya
agama yang baik, diharapkan kejahatan. Pihak-pihak yang
dapat meminimalisir adanya harus bertanggung jawab dalam
kejahatan salah satunya mencegah terjadinya tindak
pencabulan” .14 pidana pencabulan dan upaya
Jadi berdasarkan hasil penelitian apa saja yang harus dilakukan
yang dilakukan oleh peneliti yaitu secara individu,
pada hari Kamis tanggal 6 masyarakat, pemerintah, dan
Oktober 2022 di Polsek Kelapa aparat Kepolisian.
Lima, secara langsung peneliti Upaya preventif adalah sebuah
mengetahui bahwa pihak upaya dimana upaya
kepolisian telah aktif dalam pencegahan ini yang dilakukan
melakukan dalam melakukan adanya berupa tindakan dan
upaya pre-emtif guna mencegah wujud yang diberikan oleh
terjadinya kejahatan-kejahatan pelaku kejahatan terhadap
yang ada di masyarakat pencabulan terhadap anak di
termasuk pencabulan terhadap bawah umur, upaya yang
anak dibawah umur. Upaya pre- dilakukan berasal dari beberapa
emtif ini tidak dapat terwujud pihak yang berkaitan untuk
jika tidak didukung dengan kejahatan pencabulan anak di

14
Hasil Wawancara Dengan Ibu Briptu
Cassandra Via, Selaku Badan Reserse Kriminal Unit
15
PPA Polsek Kelapa Lima, Pada Kamis Tanggal 6 Bonger, 1981, Pengantar Tentang
Oktober 2022, Pukul 10.00 WITA, Di Polsek Kelapa Kriminologi, Jakarta: PT. Pembangunan Ghalia
Lima, Kota Kupang. Indonesia, hal 15.
14
bawah umur tersebut antara lain dalam kenyataan di sistem
yang dilakukan oleh : peradilan pidana anak lebih
a. Upaya dari Pihak Kepolisian banyak perhatian nya kepada si
Berdasarkan hasil wawancara “pelaku” dibandingkan
peneliti pada hari kamis, 6 kepentingan, kesehatan, dan
Oktober 2022 dengan Ibu Briptu pelayanan si “korban”.
Cassandra Via. Selaku Badan Upaya dari pihak kepolisian
Reserse Kriminal Unit PPA untuk menanggulangi terjadinya
Polsek Kelapa Lima, mengatakan tindak pidana pencabulan
bahwa “ dalam penanganan terhadap anak dibawah umur
terkait terjadinya tindak pidana dengan melakukan sosialisasi
pencabulan maupun asusila kepada masyarakat terkait
terhadap anak dibawah umur, perbuatan mengenai kejahatan
pihak kepolisian sudah dan dampak yang akan
melakukan koordinasi kepada ditimbulkan dari perbuatan yang
pihak-pihak lembaga-lembaga dilakukan, Polsek Kelapa Lima
yang ikut terkait membantu atas melakukan pencegahan dari dini
penyeidikan dan penyidikan atas melalui program untuk
kasus-kasus yang ada”.16 memberikan pelayanan kepada
Sistem Peradilan Pidana Anak masyarakat dan
merupakan tumpuan dalam mensosialisasikan kejahatan -
masyarakat dalam kejahatan terhadap anak yang
menyelesaikan perkara-perkara dimana diadakan di sekolah-
pidana yang terjadi, masyarakat sekolah seperti SMP dan SMA,
atau pihak yang telah dirugikan memberikan pengetahuan
dalam hal ini dikatakan sebagai bagaimana anak mendapatkan
korban, korban anak tidak dapat perlindungan hukum serta
dilibatkan secara aktif, memberikan pandangan
melainkan hanya pasif, padahal bagaimana dampak yang akan
korban memiliki peran yang didapatkan dari perbuatan seks
sangat besar dalam mengatur bebas bagi usia remaja, dan
sistem peradilan pidana anak, melakukan penjagaan,
dan korban adalah pihak yang penertiban, di tempat-tempat
paling banyak menderita dan yang sangat rawan terjadinya
sangat memerlukan bantuan kejahatan tindak pidana.
perhatian dan pelayanan yang a. Upaya dari Masyarakat
harusnya memadai. Tetapi di Masyarakat juga berperan
penting didalam
16
Hasil Wawancara Dengan Ibu Briptu penanggulangan dan untuk
Cassandra Via, Selaku Badan Reserse Kriminal Unit meminimalisirkan agar
PPA Polsek Kelapa Lima, Pada Kamis Tanggal 6
Oktober 2022, Pukul 10.00 WITA, Di Polsek Kelapa kejahatan-kejahatan tidak
Lima, Kota Kupang. terjadi, menciptakan

15
lingkungan yang harmonis, kepada pihak yang berwajib,
meningkatkan rasa kpedulian padahal faktanya masa depan
terhadap sesama masyarakat dan nama baik pelakuitu hancur
yang lain, menimbulkan rasa karena tindakannya sendiri
kepedulian untuk menjaga yang telah melakukan
keamanan keharmonisan dalam perbuatan pencabulan baik itu
lingkungan dan mengadakan pelaku anak koban anak
patroli atau penjagaan malam ataupun pihak yang orang
bergilir oleh warga seperti dewasa ke korban anak.
ronda keliling untuk mencegah c. Upaya Dari orang Tua
warga untuk tidak melakukan
Orang tua memiliki andil paling
perbuatan yang melanggar
besar untuk melakukan pencegahan
kesusilaan, mengajak untuk
yang besar dalam menanggulangi
melakukan kerja bakti
anak yang melakukan seks bebas
membuat masayarakat untuk
atau perbuatan kejahatan
saling mengenal dan memiliki
pencabulan. Dalam hal ini orang tua
sifat kekeluargaan, sehingga
seharusnya bisa menjadi rumah yang
dapat bersama-sama mencegah
cukup baik agar anak bisa nyaman
terjadinya kejahatan antar
untuk menceritakan hal-hal yang
warga masyarakat dalal
sedang anak alami, baik buruk anak
lingkungan terdekat.
dididik sejak dini untuk menjauhi
Dalam situasi kondisi sekarang
hal-hal yang berdampak buruk pada
masih menjadi mitos
anak, orang tua dan keluarga bisa
kebanyakan masyarakat selalu
lebih untuk memperdulikan keadaan
saja ada saja yang menyalahkan
anak dengan baik.
korban sebagai faktor utama
terjadinya perbuatan tindak Pihak keluarga seharusnya sejak
pidana pencabulan, dan masih dini mungkin sudah mengajarkan
ada lingkupan masyarakat yang kepada anak perihalpendidikan
dalam hal ini masih reproduksi untuk mencegah
memandang perdamaian untuk terjadinya kekerasan seksual,
tidak melaporkan kejahatan perbuatan cabul, pemerkosaan
yang dilakukan demi dengan kekerasan, dengan
keuntungan si pelaku dengan pemahaman otoritas tubuh sendiri,
jaminan menjaga nama baik seseorang itu akan paham untuk
kedua belah pihak keluarga, memiliki dan menjaga tubuh dan jika
demi masa depan dan ada seseorang lain yang mencoba
sekolahnya, masyarakat atau mengakses, memegang bagian tubuh
keluarga pelaku berpikir masa kita dengan adanya paksaan dan
depan pelaku akan hancur kekerasan, kita dapat melawannya
karena adanya laporan atau dan menolak atas perlakuan yang
pengaduan yang pihak korban tidak nyaman itu, dan kurangnya
16
pemahaman tentang privasi bahwa Undang-Undang Nomor 23 Tahun
tubuh kita sendiri ini membuat 2002 tentang Perlindungan Anak
banyaknya terutama anak-anak yang diatur yang berbunyi :
menjadi korban atas perlakuan
“Setiap orang yang dengan sengaja
tersebut.
melakukan kekerasan atau
3. Upaya Represif ancaman kekerasan, memaksa
,melakukan tipu muslihat,
Upaya represif ini dilakukan pada
serangkaian kebohongan, atau
saat telah terjadi tindak
membujuk anan untuk melakukan
pidana/kejahatan yang
atau membiarkan dikakukan
tindakannya berupa penegakan
perbuatan cabul, dipidan dengan
hukum (law enforcement) dengan
pidana dengan pidana paling lama
menjatuhkan hukuman. Selain
15 (lima belas) dan paling singkat
tindakan preventif, pihak
5 (lima) dan denda paling banyak
kepolisian dari polsek kelapa lima
Rp. 300.000,00 (tiga juta rupiah)
juga melakukan upaya represif
dan denda yang laing sdikit Rp.
setelah terjadinya suatu tindak
60.000,000 (enam puluh juta
pidana. Tindakan represif yang
rupiah).
dilakukan harus sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan 4. Kesimpulan Dan Saran
oleh peraturan dan undang-
undang kepolisian. Aparat yang A. Kesimpulan
bekerja di lapangan tidak dapat Berdasarkan penjelasan dan
melakukan tindakan yang pembahasan hasil penelitian, maka
sewenang-wenang, apabila terjadi peneliti menarik kesimpulan sebagai
kesalahan prosedur maka harus berikut:
diproses dengan peraturan 1. Dalam tindak pidana pencabulan
perundang-undangan yang yang dilakukan oleh seorang
berlaku. pemuda terhadap anak terdapat
Berdasarkan hasil wawancara beberapa faktor penyebab yaitu
peneliti dengan Ibu Briptu faktor yang berasal dari dalam
Cassandra Via selaku Badan diri pelaku atau faktor internal
Reserse Kriminal Unit PPA Polsek dan faktor yang berasal dari luar
Kelapa Lima berkaitan dengan diri pelaku atau faktor eksternal.
kasus pencabulan yang dilakukan Adapun faktor internal yang
oleh seorang pemuda terhadap menyebakan tindak pidana
anak ini jika di selesaikan secara pencabulan tersebut adalah
hukum pidana maka Si pelaku WN faktor pemenuhan biologis
dapat di jerat dengan pasal 82 dalam diri pelaku dan faktor
Undang-Undang Nomor 35 Tahun kurangnya pemahaman agama
2014 tentang Perubahan Atas serta kemajuan ilmu
pengetahuan ilmu teknologi.
17
Sedangkan faktor eksternal yang
menyebabkan tindak pidana B. Saran
pencabulan tersebut adalah Selanjutnya, penulis
faktor hubungan pacaran, faktor mengemukakan saran-saran
kurangnya pengawasan orang menyangkut pembahasan dan
tua, dan faktor pendidikan. penjelasan di atas, sebagai
2. Upaya penanggulangan mengenai berikut:
pencabulan yang dilakukan oleh 1. Kepada masyarakat diharapkan
seorang pemuda terhadap anak untuk lebih meningkatkan
dari pihak kepolisian Polsek Kelapa mentalitas, moralitas, dan
Lima telah aktif dalam melakukan keimanan guna mengendalikan
berbagai upaya, antara lain :
diri agar tidak mudah tergoda
Pertama, upaya pre-emtif yaitu
untuk melakukan suatu hal atau
kegiatan yang dilakukan oleh
Kepolisian Polsek Kelapa Lima tindakan yang kurang baik yang
guna menekankan nilai-nilai atau akhirnya akan merugikan
norma -norma yang baik, dalam hal dirinya sendiri.
ini pihak Kepolisian Polsek Kelapa 2. Kepada orangtua harus lebih
Lima, mengajak para anggota memperhatikan anak, memberi
masyarakat dengan mengadakan nasihat, dan pemahaman pada
kegiatan Binrohtal (Bimbingan anak tentang bahaya yang ada di
Rohani dan Mental). Kedua, upaya lingkungan dimana saja anak
preventif yaitu sebuah upaya berada serta mengawasi
dimana upaya pencegahan ini yang
aktivitas dan mengenal teman
dilakukan adanya berupa tindakan
bergaul anak guna mencegah
dan wujud yang diberikan oleh
pelaku kejahatan terhadap
terjadinya tindak pidana
pencabulan terhadap anak, upaya pencabulan.
yang dilakukan berasal dari 3. Kepada pemerintah diharapkan
beberapa pihak yang berkaitan dapat memberantas konten-
untuk kejahatan pencabulan anak konten yang berbau pornografi
tersebut antara lain yang dilakukan baik pada media cetak maupun
oleh pihak kepolisian, elektronik karena hal tersebut
orangtua/keluarga, bahkan adalah salah satu faktor yang
lingkungan. Ketiga, upaya represif menyebabkan terjadinya
ini yaitu upaya yang dilakukan
pencabulan. Dengan dilakukan
pada saat telah terjadi tindak
tindakan tersebut, berharap
pidana/kejahatan yang
tindakannya berupa penegakan dapat mencegah ataupun
hukum (law enforcement) dengan mengurangi tindak pidana
menjatuhkan hukuman. Dalam hal pencabulan terhadap anak.
ini, pihak Kepolisian Polsek Kelapa 4. Kepada pihak Kepolisian dalam
Lima telah melakukan tindakan usahanya mencegah terjadinya
hukum sesuai dengan prosedur dan suatu tindak pidana diharapkan
peraturan peundang-undangan dapat lebih intensif guna
yang ada.
18
menekan atau mengurangi DAFTAR PUSTAKA
angka mengenai pencabulan
Buku
terhadap anak terjadi di Kota
Kupang. Alam, A, S, dan Ilyas, Amir. Pengantar
Kriminologi, Makassar: Pustaka
Refleksi Books, 2010.

Adler, Freda, et, all, 1991. Criminology.


New York:
McGraw-Hill.

Aprilianda,N. 2017. Perlindungan Anak


Korban Kekerasan Seksual
Melalui Pendekatan Restoratif.
Arena Hukum.
Bonger, 1989. Pengantar Tentang
Kriminolog. Jakarta. PT.
Pembangunana Graha Indoseia.

Chawawi, Adami. 2012. Pelajaran


Hukum Pidana Bagian I. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Danil, Elwi. 2008. Diklat Hukum


Penintesir. Padang. Universitas
Andalas.

Gultom, Maidini. 2008. Perlindungan


Hukum Terhadap Anak dalam
Sistem Peradilan Pidana Anak di
Indonesia. Bandung: Refika
Aditama.

Hamzah, Andi. 1986. Kamus Hukum.


Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kartini,Kartono. 1981. Patologi Sosial


Jilid 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Makarao, Taufik Mohammad, dkk. 2013.


Hukum Perlindungan Anak dan
Penghapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga. Jakarta: Rineka
Cipta.
19
Nasir, Djamil M. 2013. Anak Bukan
Untuk Di Hukum. Jakarta: Sinar
Grafika.
P.A.F. Lamintang dan Djisman Samosir.
1981. Delik-delik Khusus
Kejahatan yang ditujukan Hak
Milik. Bandung. Tarsito.
Supanto. 1999. Kebijakan Hukum
Pidana Mengenai Pelecehan
Seksual. Yogyakarta: Pusat
Penelitian Kedudukan
Universitas Gajah Mada.

Topo, Santoso. 2001. Kriminologi.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang – Undang Dasar Republik


Indonesia Tahun 1945

Kitab Undang-undang Hukum Acara


Pidana (KUHAP )

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002


Tentang Perlindungan Anak

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012


Tentang Sistem Peradilan Anak

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014


tentang Perubahan atas Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016


tentang Perppu Undang-undang Nomor
1 Tahun 2016 Tentang perubahan
Kedua atas Undang-undang Nomor 23
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
menjadi Undang-undang

20

Anda mungkin juga menyukai