Anda di halaman 1dari 7

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN TINDAK

PIDANA KEKERASAN SEKSUAL DI KALANGAN REMAJA


DI KOTA LUBUK LINGGAU
PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :
Muhamad Kelvin Daniand Pratama
220104006

PROGRAM STUDI HUKUM


FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN SOSIAL HUMANIORA
UNIVERSITAS BINA INSAN
2023
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA
KEKERASAN SEKSUAL DI KALANGAN REMAJA DI KOTA LUBUK
LINGGAU

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Penelitian
Kejahatan tidak mungkin dihilangkan dari muka bumi, namun sebagai
manusia yang dibekali dengan akal fikiran tidak dapat berpangku tangan
melihat berbagai kemungkaran yang terjadi. Kejahatan merupakan
perbuatan anti sosial yang meresahkan masyarakat dalam melakukan
interaksi dengan sesamanya dimana perbuatan tersebut mendapat
tantangan dari pemerintah atau Negara, secara yuridis kejahatan dapat
dikatakan sebagai suatu perbuatan melawan hukum dimana sebagai akibat
dari perbuatan itu, pelaku dapat dikenakan sanksi sebagaimana termasuk
dalam peraturan undang-undang yang dilanggar tersebut.
Suatu tindakan kejahatan atau suatu tindak pidana sering kali kita jumpai
di Negara ini bahkan bisa terjadi di lingkungan masyarakat kita sendiri.
Indonesia yang merupakan suatu Negara hukum memiliki suatu kebijakan
hukum dan seluruh komponennya seperti terdapat dalam system peradilan
pidana, serta lembaga pemasyarakatan yang ikut bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas untuk mengembalikan terjadinya suatu tindakan
kejahatan. Indonesia, kasus kejahatan tentang kekerasana seksual
merupakan kasus yang semakin darurat dan terus meningkat, istilah
darurat kejahatan seksual merupanakan istilah fenomena untuk
menanggapi fenomena kejahajatan seksual yang menimpa anak-anak dan
perempuan.
Hukum memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan bermasyarakat
sebagai alat untuk menciptakan keadilan, keteraturan, ketentraman dan
ketertiban, tetapi juga untuk menjamin adanya kepastian hukum. Pada
tataran selanjutnya, hukum diarahkan sebagai sarana kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat yang dibentuk atas keinginan dan kesadaran
tiap-tiap individu di dalam masyarakat, dengan maksud agar hukum dapat

1
berjalan sebagaimana dicita-citakan oleh masyarakat itu sendiri, yakni
menghendaki kerukunan dan perdamaian dalam pergaulan hidup bersama.
Perbuatan pidana merupakan perbuatan yang dilarang oleh suatu hukum,
larangan mana disertai dengan ancaman atau sanksi yang berupa pidana
tertentu, bagi siapa yang melanggar larangan tersebut akan. Dapat juga
dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu
aturan hukum dilarang dan diancam pidana. Penegakan hukum dalam
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara memerlukan
mekanisme yang efektif untuk menjamin kepentingan mayoritas
masyarakat atau warga negara, terjaminnya kepastian hukum sehingga
berbagai perilaku kriminal dan tindakan sewenang-wenang yang dilakukan
anggota masyarakat atas anggota masyarakat lainnya akan dapat
dihindarkan. Penegakan hukum secara ideal akan mengantisipasi berbagai
penyelewengan pada anggota masyarakat dan adanya pegangan yang pasti
bagi masyarakat dalam menaati dan melaksanakan hukum. Pentingnya
penegakan hukum berkaitan dengan semakin banyak fenomena kejahatan
baik pelaku, modus, bentuk, sifat, maupun keadaannya. Kejahatan seakan
telah menjadi bagian dalam kehidupan manusia yang sulit diprediksi kapan
dan dimana potensi kejahatan akan terjadi.
Pelaku tindak pidana adalah orang yang memenuhi semua unsur-unsur
suatu delik seperti yang telah ditentukan dalam undang-undang baik itu
merupakan unsur-unsur subjektif ataupun unsur-unsur objektif, tanpa
memandang apakah keputusan untuk melakukan tindakan pidana tersebut
timbul dari dirinya atau timbul karena digerakkan oleh pihak ketiga.
Sepertinya kita semua sepakat jika merasa prihatin dengan kondisi bangsa
indonesia kini. Semakin hari bukannya bergerak ke arah perbaikan ,namun
nyatanya justru malah mengalami kemunduran. Salah satunya adalah
mulai memburammnya norma kesusilaan secara perlahan. Ada banyak
kasus perkosaaan, pelecehan dan kekerasan seksual yang merajalela
hingga masalah moral lainnya. Dalam pembukaan UUD NKRI 1945
memiliki kedudukan staatsfondamendalnorm, sehingga UUD merupakan
sumber dari segala sumber hukum dan tertib hukum tertinggi di Negara

2
Indonesia,4 yang dalam hal ini sudah diatur dalam UUD No. 39 Tahun
1999, Undang-undang 23 Tahun 2002 dan Undang-undang No. 35 Tahun
2014, KUHP pasal 285 dan PPA No. 1 Tahun 2010 sudah mengatur secara
tegas tentang tindak pidana kekerasan seksual. Norma kesusilaan adalah
salah satu norma yang berlaku dimasyarakat yang menjadi benteng.
Sekaligus pengingat setiap individu untuk tidak terjerumus ke dalam
perbuatan tercela itu.
Hal ini membuat bahwa korban dalam suatu kejahatan khususnya korban
kekerasan seksual, memerlukan suatu perlindungan maupun payung
hukum dalam membela hak-hak yang sudah diambil oleh pelaku terhadap
korban dalam peristiwa tersebut, yang mana mengalami banyak tekanan
dan membuat korban enggan melapor bahkan takut terhadap pihak
kepolisian.
Fenomena tindak kekerasan yang terjadi pada anak-anak dan remaja di
Indonesia mulai menuai sorotan keras dari berbagai kalangan pada saat
benyak stasiun televisi swasta menayangkannya secara vulgar pada
program kriminal, seperti kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh
keluarga korban atau orang-orang dekat korban, kasus sodomi,
perdagangan anak untuk dieksploitasi menjadi pekerja seks komirsial
hingga pembunuhan, banyak berita di media saat ini tengah membahas
kekerasan dan penganiyaan yang terjadi hampir di seluruh penjuru
Indonesia, berbagai jenis kekerasan diterima oleh anak-anak, seperti
kekerasan verbal, visik, mental maupun pelecehan seksual.
Apabila kita ikuti perkembangan pemberitaan akhir-akhir ini, realitas
menunjukkan bahwa anak-anak saat ini tidak hanya diposisikan sebagai
objek dari kriminalitas, tetapi kini mulai memasuki sebagai subjek dari
kriminalitas itu sendiri, sungguh sangat miris dan memprihatinkan jika kita
mendengar dan mengamati sepak terjang anak-anak di zaman sekarang,
kasus-kasus tindak pidana kekerasan seksual seperti bagaikan fenomena
gunung es yang tak nampak di depan publik padahal nyatanya sangat
banyak sekali jika diperhatikan kasus-kasus kekerasan dan pelecehan
seksual terhadap anak- anak dan remaja terutama di Kabupaten

3
Bondowoso Provinsi Jawa timur yang menurut data resmi pada tahun 2018
sampai dengan tahun 2020 terjadi 14 kasus tindak pidana kekerasan
seksual terhadap anak dan remaja, namun hal ini sangat jauh berbeda
dengan hasil fakta dilapangan yang semakin merebak di sejumlah wilayah
Kabupaten Bondowoso dan menunjukkan peningkatan yang sangat
signifikan.
Pembahasan masalah perlindungan hukum bagi korban kejahatan
merupakan studi tentang viktimologi. Pengertian viktimologi berasal dari
bahasa Latin victima yang artinya korban dan logos yang artinya ilmu.
Secara terminologis, viktimologi berarti suatu studi yang mempelajari
tentang korban, penyebab timbulnya korban dan akibat-akibat penimbulan
korban yang merupakan masalah manusia sebagai suatu kenyataan sosial.
Arif Gosita mengatakan dalam bukunya yang berjudul masalah
perlindungan anak bahwa anak wajib dilindungi agar mereka tidak
menjadi korban tindakan siapa saja (individu atau kelompok, organisasi
swasta maupun pemerintah) baik secara langsung maupun secara tidak
langsung.7 Salah satu kajian dalam viktimologi ialah perlindungan hukum
terhadap korban kejahatan. Perlindungan menurut Undang-Undang No 13
Tahun 2006 tentang perlindungan saksi dan korban adalah pemenuhan hak
dan pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada korban yang
wajib dilaksanakan oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban atau
lembaga lain sesuai ketentuan. Perlindungan hukum bagi masyarakat
sangatlah penting karena masyarakat baik kelompok maupun perorangan,
dapat menjadi korban. Perlindungan hukum korban kejahatan bagian dari
perlindungan kepada masyarakat, dapat diwujudkan dalam berbagai
bentuk seperti melalui restitusi dan kompensasi, pelayanan medis dan
bantuan hukum.9 Salah satu upaya perlindungan hukum yang sudah
dilakukan oleh pemerintah di kabupaten Bondowoso yaitu dengan
memberikan edukasi tentang bahayanya tindak pidana kekerasan seksual
dikalangan anak-anak dan remaja dan juga penanaman nilai-nilai
keagaman.

4
Hukum islam sebagai salah satu sistem hukum yang hidup di dalam
masyarakat indonesia memiliki peraturan perbuatan-perbuatan yang di
larang hukum ini di kenal sebagai sebutan fiqih jinayah atau hukum pidana
islam, semakin manusia tunduk kepada Allah dan hanya mengabdi
padanya, semakin bebas ia dari penghambaan kepada manusia lain atau
makhluk tuhan lain.10 Dalam konsep maqashid syari‟ah, kekerasan
seksual sangat bertentangan dengan perlindungan terhadap agama (Hifd
Ad-Din) iman Islam menjaga hak dan kebebasan, perlindungan terhadap
nyawa/jiwa (Hifd Ad- Nafs) dimana hak pertama dan paling utama adalah
hak hidup, perlindungan terhadap akal (Hifd Al-Aql) merupakan sumber
hikmah, perlindungan terhadap kehormatan (Hifd Al-Mal) Islam menjamin
kehormatan manusia dengan memberikan perhatian yang sangat besar
yang dapat digunakan untuk memberikan spesialisasi kepada hak asasi
mereka dan perlindungan terhadap harta benda (Hifd Al-Nasl), harta
merupakan salah satu kebutuhan inti dalam kehidupannya, dimana
manusia tidak akan bisa terpisah darinya.
Maka dengan hal demikian, Peneliti menganggap penting untuk diteliti
secara studi lapangan, dengan mengangkat judul “Perlindungan Hukum
Terhadap Korban Tindak Pidana Kekerasan Seksual Di Kota
Lubuklinggau”
2. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang penulisan proposal ini,dengan demikian dapat
dirumuskan pokok masalah sebagai berikut
a. Bagaimana fakta tindak pidana kekerasan seksual di kalangan
remaja kota lubuklinggau
b. Bagaimana penyebab terjadinya tindak pidana kekerasan seksual di
kalangan remaja kota lubuklinggau
c. Bagaimana pola perlindungan hukum bagi korban tindak pidana
kekerasan seksual di kalangan remaja kota lubuklinggau
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini
bertujuan untuk:

5
a. Untuk mengetahui fakta terjadinya tindak pidana kekerasan seksual
di kalanagan remaja kota lubuklinggau.
b. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya tindak pidana
kekerasan seksual di kalangan remaja kota lubuklinggau.
c. 3. Untuk mengetahui pola perlindungan hukum bagi korban tindak
pidana kekerasan seksual di kota lubuklinggau.
4. Manfaat Penelitian.
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
yang baik dan solusi yang tepat yang tidak hanya untuk solusi penelitian
saja.
a. Manfaat teoritis
Manfaat penelitiian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
dalam terhadap perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana
kekerasan seksual di kalangan remaja di kota lubuklinggau
b. Manfaat praktis
Penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat yang
bermanfaat dalam menangani perkara perkara yang berkaitan
dengan korban tindak pidana kekerasan seksual di kalangan remaja
di kota lubuklinggau.

Anda mungkin juga menyukai