PENDAHULUAN
Salah satu bentuk kejahatan yang seringkali terjadi di sekitar kita yakni
penganiayaan yang kita lihat dari berbagai sumber menjadi pertanda bahwa hal
tersebut tidak lepas dari perilaku masyarakat yang kurang terkontrol baik itu yang
yang kurang baik. Perselisihan baik secara personal ataupun kelompok dapat
menjadi suatu faktor yang dapat mengundang terjadinya tindak kekerasan yang
positif yang berlaku untuk membangun kehidupan yang aman, tentram dan
damai. Salah satu bidang hukum yang digunakan dalam upaya menjaga
1
yaitu hukum pidana. Dengan tercapainya ketertiban masyarakat yang berdasarkan
Pembukaan UUD NRI 1945 alinea ke-4 yang mengamanatkan untuk melindungi
diatur norma-norma atau kaidah-kaidah yang bersifat publik dan berlaku secara
nasional sebagai mekanisme kontrol terhadap warga negaranya. Salah satu aturan
yang bersifat publik tadi adalah aturan yang memuat tentang hukum pidana.
disertai ancaman atau sanksi bagi yang melanggarnya. Sebagai aturan yang
sanksi tersebut bagi yang melanggarnya. Sanksi dalam hukum pidana disebut
juga dengan sanksi pidana. Tujuan dari sanksi pidana menurut Bemmelen adalah
perbuatan pidana. Salah satu bentuk kejahatan yang sering terjadi di sekitar kita
1
J.M van Bemmelen, Hukum Pidana 1 (Hukum Pidana Material Bagian Umum),
Terjemahan Hasnan, , (Bandung: Bina Cipta, 1987), hal. 128.
2
Pasal 351 s/d Pasal 358 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang menegaskan
bahwa:2
Selain Pasal 351 s/d Pasal 358 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang
dalam Pasal 170 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, dalam Pasal ini
menegaskan bahwa :3
pemukulan dan kekerasan fisik yang dapat mengakibatkan terjadinya luka pada
bagian tubuh atau anggota tubuh korban penganiayaan. Selain menimbulkan luka,
2
R.Soesilo, 1988, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Politeia.Bogor,
Sukabumi, hal. 145.
3
Ibid, hal.146.
3
penganiayaan juga menimbulkan efek atau dampak psikis bagi korban seperti
terjadi seperti pemukulan dan kekerasan fisik seringkali mengakibatkan luka pada
bagian tubuh atau anggota tubuh korban, bahkan tidak jarang membuat korban
menjadi cacat fisik seumur hidup, atau bahkan sampai berakibat kepada
kematian. Selain itu, tindakan penganiayaan juga tidak jarang menimbulkan efek
atau dampak psikis pada si korban seperti trauma, ketakutan, ancaman, bahkan
terkadang ada korban penganiayaan yang mengalami gangguan jiwa dan mental.
tempat lainnya, serta dapat menimpa siapa saja bila menghadapi suatu masalah
tampaknya bukanlah hal yang terjadi begitu saja melainkan diduga berkaitan
dalam hubungan rumah tangga atau dengan orang lain, persaingan, konflik
hukum materiil yang masih bersifat umum / general. Setiap tindak pidana
diancam dengan hukuman atau sanksi pidana, sanksi pidana tersebut dapat
4
Fikri, “Analisis Yuridis Terhadap Delik Penganiayaan Berencana”, Jurnal Ilmu Hukum
Legal Opinion, I, 2 ( 2013 ), hal. 1.
4
pidana. Kesalahan merupakan salah satu faktor yang sangat essensial didalam
kah tidak. Berkaitan dengan adanya asas “Geen Straff Zonder Schuld” terdapat
adanya 2 (dua) hal yang dimaksud dalam pengertiannya tersebut antara lain;
ragam kejahatan yang dapat terjadi dan ditemui di masyarakat pada setiap saat
menjalankan aksinya. Tujuan yang ingin mereka capai hanya satu yaitu
tindak pidana demikian itu dibutuhkan kebijakan penindakan dan antisipasi yang
5
Ibid, hal. 29-30
5
dikategorikan sebagai tindak pidana khusus dan kejahatan umum. Walaupun
dalam prakteknya, tidak jarang pula terjadi tumpang tindih pada ketentuan-
Seluruh rakyat tidak ingin hidup dalam dunia dengan pelanggaran kejahatan,
nilai dasar dan norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar,
adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai dengan Bangsa Indonesia
terukur dari situasi dan kondisi keamanannya sebagai salah satu syarat utama,
suasana yang harmonis dan damai, hidup rukun berarti tidak mempunyai konflik,
melainkan bersatu hati dan sepakat dalam berfikir dan bertindak demi
hidup bersama tanpa ada kecurigaan, dimana tumbuh sikap saling menghormati
dan kesediaan berkerja sama demi kepentingan bersama. Kerukunan atau hidup
rukun adalah suatu sikap yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam
6
Tim Ario Husein Jayadiningrat, Social Science In National Law Competition 2015,
(Jakarta: Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal, 2015), hal. 110.
7
Aburaera, Filsafat Hukum Dari Rekonstruksi Sabda Manusia Dan Pengetahuan Hingga
Keadilan Dan Kebenaran, (Makassar : Pustaka Refleksi, 2010), hal. 45.
6
terpancar dari kemauan untuk berinteraksi satu sama lain sebagai manusia tanpa
rahasia, kebebasan atau kemerdekaan pribadi, nyawa, badan atau tubuh, harta
atau dampak psikis pada si korban seperti trauma, ketakutan, ancaman, bahkan
terkadang ada korban penganiayaan yang mengalami gangguan jiwa dan mental.
harga diri dan martabatnya direndahkan atau dilecehkan dan motif-motif lainnya.
Selain itu, tidak sedikit orang juga terlibat perselisihan paham, perkelahian atau
sengaja. Seperti halnya kejadian tindak pidana penganiayaan yang terjadi pada
bapak SURYADI.
Berawal pada hari Jumat tanggal 07 Oktober 2022 sekitar jam 11.48 WIB
saat korban SURYADI S yang merupakan teman kerja Terdakwa DJUFRI Als.
8
Faisal Ismail. Dinamika kerukunan Antar Umat Beragama, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014), hal. 1.
9
Leden Marpaung, Tindak Pidana Terhadap Nyawa Dan Tubuh , (Jakarta: Sinar Grafika,
2002), hal. 2.
7
ABDUL AZIZ RIAMBO, merasa tidak senang dengan kebiasaan Terdakwa yang
sehabis mandi selalu tidak membuang sisa air di ember dan tidak
tidak terima ditegur saksi korban langsung emosi sehingga terjadi cekcok atau
adu mulut antara Terdakwa dan saksi korban, sehingga korban mengalah dengan
pergi kelur rumah. Namun saat saksi korban balik kedalam rumah terlihat
Terdakwa sudah memegang sebilah pisau melihat keadaan tersebut saksi korban
saksi korban, tidak lama berselang Terdakwa tiba-tiba mendekati saksi korban
dan langsung menyerang saksi korban dengan cara menusukan pisau yang
dibawanya kearah saksi korban namun berhasil ditahan oleh kedua tangan saksi
kali kearah tubuh saksi korban hingga mengenai dan melukai jempol tangan kiri,
pelipis kiri, perut kanan dan kiri, serta punggung saksi korban, melihat keadaan
saksi korban yang sudah mengalami luka berat lalu Terdakwa kabur lari menuju
pekarangan rumah.
tangani dr. Michael C.C dokter umum pada Rumah Sakit Medika Permata Hijau
pada tanggal 8 oktober 2022 telah dilakukan pemeriksaan atas korban dengan rek
medis no. 34-31-88 atas nama SURYADI, laki-laki umur 51 tahun dengan
Kesimpulan : Ditemukan luka sobek pada dahi kiri 2 cm, luka lecet region perut
10cm, luka lecet perut sisi kiri tengah 10cm. luka lecet dan sobek region
punggung19cm, Ibu jari kiri luka terbuka disertai patah tulang terbuka hingga
8
Berdasarkan Latar Belakang dan kronologis singkat yang telah di jelaskan
di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian skrispi dengan judul
Luka Berat Di Tinjau Dari Pasal 351 Ayat (2) Kitab Undang-Undang
B. Identifikasi Masalah
tindak pidana dalam kasus penganiayaan berat dan dasar pertimbangan hukum
sebagai berikut;
C. Rumusan Masalah
9
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah;
Jkt.Brt.
E. Kegunaan Penelitian
praktis yaitu;
1. Manfaat Teoritis
hukum, khususnya pada bidang hukum pidana dalam kaitannya dengan tindak
2. Manfaat Praktis
10
bagaimana pelaku yang terlibat mendapatkan hukuman yang sesuai dengan
F. Kerangka Pemikiran
Di lihat dari aspek judul dan permasalahan yang telah disebutkan di atas,
maka dalam hal ini perlu dijelaskan lebih dahulu mengenai hal tertentu sebagai
berikut;
1. Teori Pemidanaan
Salah satu cara untuk mencapai tujuan hukum pidana adalah menjatuhkan
pidana terhadap anak yang telah melakukan suatu tindak pidana. Dan pidana itu
sendiri pada dasarnya adalah merupakan suatu penderitaan atau nestapa yang
sengaja dijatuhkan Negara kepada mereka atau seseorang yang melakukan tindak
pidana. Sehubungan dengan hal tersebut timbulah suatu pernyataan apakah dasar
hukumnya.10
dinyatakan sah dan terbukti melakukan tindak pidana. Pada hakikatnya pidana
melanggar hukum yaitu bahwa pidana diharapkan sebagai sesuatu yang akan
menjadikan orang dapat diterima kembali didalam masyarakat. Maka tujuan dari
11
Pandangan moderat dikemukakan oleh Marc Ancel yang menjelaskan
bersama tetapi sesuai dengan aspirasi warga masyarakat pada umumnya oleh
karena itu, peranan dari hukum pidana adalah kebutuhan yang tidak dapat
kaidah-kaidah mantap dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap
pergaulan hidup.13
oleh aparat penegak hukum. Dengan kata lain, penegakan hukum pidana
kemudian menjadi pedoman atau patokan bagi perilaku atau tindakan yang
dianggap pantas atau seharusnya. Perilaku atau sikap tindak itu bertujuan untuk
hukum pidana yang mengatakan bahwa penegakan hukum adalah bagian dari
12
a. Menentukan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh di lakukan dengan di
sertai ancaman atau sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang
b. Menentukan dan dalam hal apa kepada mereka yang melanggar larangan-
larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah
diancamkan.
tersebut.14
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
yang diputus oleh Hakim berdasarkan Hati Nurani atau juga disebut
pertimbangan hakim.15
2. Cara Penelitian
14
Moeljatno, 1993, Asas-asas Hukum Pidana, (Surabaya: Putra Harsa, 1993), hal. 23.
15
I Made Pasek Diantha, 2016, Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta:
Preneda Media Group), hal. 84.
13
Penelitian hukum apabila dilihat dari sudut tujuan penelitian hukum
a. Pendekatan Perundang-Undangan
undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang
sedang diangkat.16
b. Pendekatan Kasus
sumber data, karena melalui pengumpulan data ini akan diperoleh data yang
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui
14
hukum primer, dan bahan hukum primer yakni bahan yang memberikan petunjuk
4. Analisis Data
Data yang telah diperoleh baik data primer dan data sekunder akan diolah dan
diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas. Analisis data yang digunakan
adalah analisis data yang berupaya memberikan gambaran secara jelas dan
(aktifitas akal budi) yang secara garis besar akan diuraikan berikut ini. Menurut
Meuwissen, dogmatika hukum atau ilmu hukum dalam arti sempit bertugas
untuk:19
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian dalam skripsi ini terdiri dari lima bab,
yang dilengkapi dengan daftar pustaka yang ditempatkan setelah bab terakhir
BAB I : PENDAHULUAN
18
Ibid, hal. 52
19
Bernard Arief Sidharta, Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum, (Bandung : Mandar
Maju, 1999), hal. 133-134.
15
Bab ini berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan
luka berat.
Bab ini berisi tentang kasus posisi, pertimbangan hakim serta putusan
Bab ini berisi mengenai analisis putusan efek jera terhadap pelaku
BAB V: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian, dan
DAFTAR PUSTAKA
16
Andi, Hamzah. 1993. Hukum Acara Pidana, C.V. Sapta Artha Jaya Indonesia,
Jakarta.
Anton Tabah, 1996. Polisi Budaya dan Politik, C.V. Sahabat. Klaten.
Topo Santoso dan Eva Achyani Zulfa, 2001. Kriminologi.. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
17
18