PENDAHULUAN
Konsekuensi dari itu semua adalah bahwa hukum mengikat setiap tindakan
dalam membangun kehidupan yang aman, tentram dan damai. Salah satu
sistem
yang tertentu1.
petunjuk tentang tingkah laku dan karena itu pula hukum berupa
kalangan masyarakat.
Hukum Pidana (KUHP) adalah dasar yang kuat dalam rangka menentukan
perbuatan yang terlarang dan memiliki sanksi yang tegas bagi yang
perilaku, baik yang terbuka (overt) atau tertutup (covert) dan baik yang
suatu bentuk sikap manusia yang harus kita kawal bersama dalam
pertanda bahwa hal tersebut tidak lepas dari perilaku masyarakat yang
secara personal ataupun kelompok dapat menjadi suatu faktor yang dapat
penganiayaan.
dengan jelas. Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus mematuhi
lainnya.
pada dasarnya di dalam diri manusia terdapat dua jenis agresi (upaya
filogenetik dan tidak bersifat adaptif biologis, tidak memiliki tujuan, serta
harta benda atau fisik atau dapat mengakibatkan kematian pada seseorang
tindakan nyata.
penganiayaan yang diancam dengan Pasal 351 ayat (1) KUHP. Perlu
diketahui bahwa pada praktiknya luka memar dengan luka yang
mengakibatkan warna biru pada kulit bukanlah dua luka yang berbeda.
Berat atau ringannya suatu perkara pada dasarnya tidak dapat menjadi
perbuatan yang dapat merugikan orang lain terhadap fisik bahkan dapat
berimbas pada hilangnya nyawa orang lain. Tidak hanya itu, terdapatnya
untuk segera turun tangan dalam menangani suatu kasus yang telah terjadi
4 http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5523b57c3cd31/memukul-hingga-
memarbiru,-termasuk-penganiayaan-berat-atau-ringan, diakses tanggal 7 juni 2016, jam 20.51
WIB.
5 Pasal 13 Undang-Undang no.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia.
1. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan,
dan
penyitaan.
rangka penyidikan.
tersebut dilakukan.
jabatannya.
dan
tertuang pada pasal 18 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Kepolisian Negara
sendiri telah termuat dalam KUHP yakni pada pasal 351 s/d pasal 358
6 Syaefurrahman Al-Banjary, 2005, Hitam Putih Polisi, Jakarta: Restu Agung, hal. 211.
KUHP yang menegaskan bahwa :
lima tahun.
keterangan saksi-saksi.
dakwaan alternatif, dimana JPU dalam hal ini akan mendakwa pelaku
POLRES DEMAK”
B. Perumusan Masalah
Demak?
Polres Demak.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Kerangka Teoritik
kata violence yang artinya kekuasaan atau berkuasa. kata violence, berasal
dari bahasa Latin yaitu violentia yang berarti force (kekerasan). Secara
yang terlibat konflik yang bisa melukai lawan konflik untuk memenangkan
konflik.
dalam manusia.
lingkungan.
murni manusia.
kondisikondisitindakan massa.
lain tersebut7.
F. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
kota Demak dan Polres Demak. Pemilihan lokasi penelitian ini atas
2. Metode Pendekatan
7 http://blogsindinovitasarisosiologi.blogspot.co.id/2015/02/definisi-konflik-
dankekerasan-menurut.html diakses pada 21 juni 2016, jam 23.28.
8 Ronny Hanitijo Soemitro, 1995. Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri. Jakarta:
Ghalia Indonesia. Hal. 97.
Pendekatan secara yuridis karena penelitian bertitik tolak dengan
Jawa Tengah.
a. Data Primer
hal ini berupa data yang terhimpun dari pihak yang terkait.
b. Data Sekunder
ini.
hukum yaitu :
terdiri dari :
permasalahan.
penelitian.
interview adalah proses Tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih
berhadapan secara fisik tetapi dua pihak itu berbeda. Satu pihak
wawancara berlangsung9.
deskriptif, yaitu yang dinyatakan oleh pihak yang terkait secara tertulis
atau lisan dan perilaku nyata, yang diteliti dan dipelajari adalah objek
penelitian yang utuh, sepanjang hal itu sebagai sesuatu yang nyata.
G. Sistematika Penelitian
sistematika penulisan.
BAB III. Hasil Penelitian dan Pembahasan, Dalam bab ini berisi