1
3. Kekerasan Langsung
Kekerasan langsung dapat berwujud tindakan intimidasi hingga
menyebabkan ketakutan dan trauma psikis, mencederai atau melukai hingga
mengakibatkan kematian pihak lain. Kekerasan langsung dapat dilakukan
oleh satu individu pada individu lain, kelompok terhadap kelompok lain, atau
kelompok terhadap individu
Menurut Rober F. Litke, kekerasan dapat dibedakan menjadi dua bentuk,
sebagai berikut :
1. Kekerasan Personal
Kekerasan personal adalah kekerasan yang dilakukan oleh individu (pribadi)
dan berwujud dalam dimensi fisik maupun psikologis. Kekerasan fisik dapat
berupa tindakan mencederai atau melukai. Kekerasan psikologis bisa muncul
dalam bentuk ancaman atau pembunuhan karakter.
2. Kekerasan Institusional
Kekerasan institusional adalah kekerasan yang terlembaga atau dilakukan
oleh lembaga tertentu. Aksi fisik dapat muncul dalam bentuk kerusuhan,
terorisme, dan perang. Adapun aksi psikologis muncul berbentuk perbudakan,
rasisme, serta seksisme.
Para ahli sosial berusaha mengklasifikasikan bentuk dan jenis kekerasan
menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan bentuknya, kekerasan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a. Kekerasan fisik, yaitu kekerasan nyata yang dapat dilihat dan dirasakan
oleh tubuh, wujud kekerasan fisik berupa penghilangan kesehatan atau
kemampuan normal tubuh, sampai pada penghilangan nyawa seseorang.
Contoh : penganiayaan, pemukulan, pembunuhan dan lain-lain.
b. Kekerasan psikologis yaitu kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani
atau jiwa sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan kemampuan
normal jiwa. Contoh : kebohongan, indoktrinasi, ancaman dan tekanan.
c. Kekerasan struktural, yaitu kekerasan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok dengan menggunakan sistem, hukum, ekonomi, atau tata
kebiasaan yang ada di masyarakat.
2
Kekerasan struktural yang terjadi menimbulkan ketimpangan-
ketimpangan pada sumber daya, pendidikan, pendapatan, kepandaian,
keadilan, serta wewenang untuk mengambil keputusan. Situasi ini dapat
mempengaruhi fisik dan jiwa seseorang. Biasanya negaralah yang
bertanggung jawab untuk mengatur kekerasan struktural karena hanya negara
yang memiliki kewenangan serta kewajiban resmi untuk mendorong
pembentukan atau perubahan struktural dalam masyarakat. Misalnya,
terjangkitnya penyakit kulit di suatu daerah akibat limbah pabrik di
sekitarnya. Secara umum, korban kekerasan struktural tidak menyadarinya
karena sistem yang menjadikan mereka terbiasa dengan keadaan tersebut.
2. Berdasarkan pelakunya, kekerasan dapat digolongkan menjadi dua bentuk,
yaitu :
a. Kekerasan individual, adalah kekerasan yang dilakukan oleh individu
kepada satu atau lebih individu. Contoh : pencurian, pemukulan,
penganiayaan, dan lain-lain.
b. Kekerasan kolektif, adalah kekerasan yang dilakukan oleh banyak
individu atau massa, contoh : tawuran pelajar, bentrokan antardesa dan
lain-lain
3. Berdasarkan sifatnya, kekerasan dibagi menjadi empat bentuk, yaitu sebagai
berikut :
a. Kekerasan terbuka atau kekerasan yang dapat dilihat, seperti perkelahian.
b. Kekerasan tertutup atau kekerasan tersembunyi atau secara tidak langsung
dilakukan seperti pengancaman terhadap seseorang
c. Kekerasan agresif atau kekerasan untuk mendapatkan sesuatu, seperti
penjambretan, perampokan dan sebagainya.
d. Kekerasan defensive, yaitu kekerasan untuk melindungi diri, seperti
seseorang yang melakukan perlawanan saat dirampok
Kekerasan hanya merupakan salah satu indikator kerusuhan dalam menilai
intensitas konflik atau pertentangan-pertentangan yang terjadi di masyarakat.
Charles Lewis Taylor dan Michael C. Hudson membuat beberapa indikator dalam
3
menggambarkan intensitas konflik yang terjadi dalam masyarakat Indonesia.
Indikator-indikator yang dimaksud sebagai berikut :
1. Demonstrasi (Protest Demonstration)
Demonstrasi adalah sejumlah orang yang tidak menggunakan
kekerasan, kemudian mengorganisasi diri untuk melakukan protes terhadap
suatu rezim, pemerintah, atau pimpinan dari rezim atau pemerintah tersebut;
atau terhadap ideologi, kebijaksanaan, dan tindakan, baik yang sedang
direncanakan maupun yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah atau pihak
yang sedang berkuasa contoh gerakan suatu masyarakat yang menggelar
demonstrasi di gedung MPR/DPR.
2. Kerusuhan
Kerusuhan pada dasarnya sama dengan demonstrasi. Hal yang
membedakannya adalah kerusuhan mengandung penggunaan kekerasan fisik
yang diikuti dengan perusakan fasilitas umum, pemukulan oleh aparat
keamanan atas pelaku-pelaku kerusuhan, penggunaan alat-alat pengendalian
kerusuhan oleh aparat keamanan, dan penggunaan berbagai macam senjata
atau alat pemukul oleh pelaku kerusuhan. Kerusuhan biasanya dilakukan
dengan spontanitas sebagai akibat dari suatu insiden dan perilaku kelompok
yang kacau.
3. Korban Jiwa akibat kekerasan politik
Setiap konflik yang terjadi dimasyarakat pasti menimbulkan korban
dan kerugian. Korban dan kerugian tidak hanya diderita oleh pihak yang
berkonflik,. Akan tetapi juga masyarakat sekitarnya, semakin banyak korban
jiwa, baik akibat demonstrasi, kerusuhan, maupun serangan bersenjata, berarti
semakin besar konflik yang terjadi.
4. Serangan bersenjata (armed attack)
Serangan bersenjata adalah tindakan kekerasan yang dilakukan untuk
kepentingan suatu kelompok tertentu dengan tujuan melemahkan atau bahkan
menghancurkan kekuasaan dari kelompok lain. Indikator ini ditandai oleh
terjadinya pertumpahan daerah, pergulatan fisik, atau perusakan fasilitas
umum.
4
Selain empat indikator di atas, masih ada beberapa indikator yang menandai
terjadinya konflik di masyarakat. Menurut Ivo. V. Feierabend dan Rosalnd L.
Feierabend, indikator yang menandai terjadinya konflik di masyarakat sebagai
berikut:
1. Adanya pemilihan umum
2. Pergantian kabinet
3. Demonstrasi
4. Penindakan terhadap tokoh-tokoh politik
5. Penahanan massal
6. Kudeta
7. Perang saudara
5
KONFLIK DAN KEKERASAN
6
1. Keduanya terdapat unsur benturan fisik yang dapat mengakibatkan korban
jiwa, luka-luka, ataupun kerusakan harta benda
2. Konflik dan kekerasan merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang bersifat
disosiatif yang mengarah pada terjadinya disintegrasi dalam masyarakat.