Anda di halaman 1dari 5

BAB l

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kekerasan terhadap anak semakin banyak terjadi dimana-mana. Di sekolah,Rumah


serta lingkungan bermain menjadi tempat terjadinya kekerasan pada anak. Tanpa kita sadari
bahwa dilingkungan sekitar kita mungkin masih banyak orang tua yang melakukan tindakan
kekerasan seperti yang ada di desa mekarsari.
Kekerasan yang terjadi bukan hanya kekerasan fisik saja namun kekerasan emosional atau
kekerasan verbal. Disini peneliti ingin meneliti kekerasan fisik Orang tua karena banyak
orang tua yang melakukan tindakan tersebut dengan maksud untuk mendisiplinkan
anak.Pada tahun 2023 saja, UPTD PPA Jawa Barat menerima sekitar pengaduan 37
pengaduan kasus kekerasan anak dan perempuan. Ia pun mengimbau warga untuk lebih
berani melapor supaya kasus tersebut bisa ditangani secara lebih lanjut.Kekerasan adalah
perilaku yang tidak layak yang mengakibatkan Kerugian atau bahaya secara fisik, psikologis,
atau finansial yang dialami individu maupun kelompok akibat dari kekerasan fisik yang
mampu mengakibatkan kerugian tersebutKekerasan terhadap anak dapat menyebabkan
pengaruh yang tidak baik bagi anak. Pengaruh yang timbul akibat dari kekerasan kepada
anak ini tergantung dari jenis kekerasan yang dialami.
Tindakan kekerasan yang terjadi di lingkungan masyarakat semakin meresahkan.
Dalam menyelesaikan suatu konflik atau permasalahan disertai dengan tindakan kekerasan.
Secara umum, tindakan kekerasan dapat diartikan penggunaan secara sengaja kekuatan fisik
atau kekuatan, ancaman atau kekerasan aktual terhadap diri sendiri, orang lain, atau
terhadap kelompok atau komunitas, yang berakibat luka atau kemungkinan besar bisa
melukai, mematikan, membahayakan psikis, pertumbuhan yang tidak normal atau kerugian.
Bentuk kekerasan banyak ragamnya, meliputi kekerasan fisik, kekerasan verbal, kekerasan
psikologis, kekerasan ekonomi, kekerasan simbolik dan penelantaran. Kekerasan dapat
dilakukan oleh perseorangan maupun secara berkelompok, secara serampangan (dalam
kondisi terdesak) atau teroganisir. Dalam konteks sosial munculnya teori kekerasan dapat
terjadi oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut:
Kekerasan dapat terjadi di lingkungan rumah tangga, lingkungan publik,Lingkungan kantor,
bahkan di lingkungan sekolah. Kekerasan dalam rumah tangga seperti yang tertuang dalam
Undang-undang No.23 Tahun 2004 tentang penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga,
memiliki arti setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, atau penelantaran
rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

2. Perumusan Masalah

Permasalahan yang ada dalam penelitian ini yaitu:

a. Jenis kekerasan apa yang sering diberitakan di media massa

b. Apakah jenis kelamin pelaku tindak kekerasan

c. Berapakah usia pelaku tindak kekerasan

d. Bagaimana tingkat pendidikan pelaku tindak kekerasan


e. Apakah jenis kelamin korban tindak kekerasan

f. Berapa usia korban dari tindak kekerasan

g. Bagaimana tingkat pendidikan korban tindak kekerasan

h. Apa penyebab tindakan kekerasan

i. Dimana tindak kekerasan dilakukan

j. Kapan atau waktu tindakan kekerasan terjadi

k. Apa hubungan korban dengan pelaku

I. Bagaimana proses penyelesaianya

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

a. Menggambarkan jenis kekerasan yang sering diberitakan di media massa

b. Menggambrakan prosentase jenis kelamin pelaku tindak kekerasan

c. Menggambarkan usia pelaku tindak kekerasan

d. Menggambrkan tingkat pendidikan pelaku tindak kekerasan

e. Menggambarkan prosentase jenis kelamin korban kekerasan f. Menggambrakan usia


korban tindak kekerasan

g. Menggambarkan tingkat pendidikan korban kekerasan

h. Menggambarkan penyebab tindak kekerasan

I. Menggambarkan lokasi terjadinya kekerasan

J. Menggambarkan waktu terjadinya kekerasan

K. Menggambarkan hubungan korban dengan pelaku

L. Menggambarkan proses penyelesaian dari tindak kekerasan

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pendidikan yang baik bagi
keluarga dan semu pihak akan pentingnya kehati-hatian dalam kehidupan sebab tindakan
kekerasan senantiasa mengancam di sekitar kita.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konflik

Kata konflik berasal dari bahasa Latin "confogere" yang berarti saling memukul. Dalam
pengertian sosiologis konflik dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial dimana dua orang
atau kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.

Beberapa pengertian konflik dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:

1. Menurut Berstein

Konflik merupakan suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah.Konflik mempunyai
potensi yang memberikan pengaruh positif (+) dan ada pula yang negatif(-) di dalam interaksi
manusia.

2. Menurut Robert MZ Lawang

Konflik Ada lah perjuangan untuk memporoleh nilai, status, kekuasaan, dimanaa tujuan dari
merely yang berkonflik, tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukan
saingannya

3. Menurut Soejono Soekanto

Konflik adalah suatu proses dimanaa orang perorangan stay kelompok manusia berusaha untuk
memenuhi tujuannya dengan jalan mementang pihak Lawang yang disertai dengan ancaman
atau kekerasan.

Sebab-Sebab terjadinya konflik

1.Adanya perbedaan kepribadian di antara mereka, yang disebabkan open adanya perbedaan
later belakang.

2.Adanya peebedaan pendirian atau perasaan antara individual yang Saturday dengan individual
yang lain.

3.Adanya perbedaan kepentingan individual atau kelompok.

4.Adanya perubahan social

Bentuk-bentuk konflik

1. Konflik pribadi

Konflik pribadi muncul dari adanya masalah-masalah yang sebenarnya sepele.Konflio pribadi
juga dalat muncul sebagai akibat persaingan yang ketat dalam mengejar posisi-posisi dalam
sistem pemerintahan.

2. Konflik sosial
Haiti konflik yang terjadi antara dua suku atau ras yang berbeda sehingga dalat menimbulkan
pertempuran antara ras.

3. Konflik politik

Terjadi berkaitan dengan masalah kekuasaan,sebab politik itu sangat dekat dengan kekuasaan.

4. Konflik yang bersifat internasional

Terjadi antara dua negara atau lebih sehingga dapat menimbulkan peperangan dan
menimbulkan kerugian besar pada salah satu pihak.

B. Kekerasan

Pengertian Kekerasan merupakan perlakuan menyimpang yang mengakibatkan luka dan


menyakiti orang lain. Menurut Chawazi (2001) tindak kekerasan sama juga pengertiannya
dengan penganiayaan, yaitu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkan rasa
sakit atau luka pada tubuh orang lain.Kekerasan dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan
“violence”. Secara etimologis, kata violence merupakan gabungan dari kata “vis” yang berarti
daya atau kekuatan dan “latus”yang berasal dari kata “ferre” yang berarti membawa. Jadi yang
dimaksud dengan violenceadalah membawa kekuatan (Windu, 1992 ).Saraswati (dalam Malinda,
2008) mengungkapkan, kekerasan adalah “bentuk tindakan yang dilakukan terhadap pihak lain,
baik yang dilakukan oleh perorangan maupun lebih dari seorang, yang dapat mengakibatkan
penderitaan pada pihak lain. Kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu kekerasan fisik
yang mengakibatkan kematian, dan kekerasan psikis yang tidak berakibat pada fisik korban,
namun berakibat pada timbulnya trauma berkepanjangan pada diri korban”.Kekerasan dalam
pengertian yang sempit mengandung makna “serangan atau penyalahgunaan fisik terhadap
seseorang atau serangan penghancuran perasaan yang sangat keras, kejam, dan ganas atas diri
atau sesuatu yang secara pontensial dimiliki seseorang” (Windu, 1992 ).
Menurut penjelasan pasal 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (dalam Chazawi, 2001)
penganiayaan atau tindak kekerasan adalah:
1. Setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk merugikan kesehatan orang lain.
2. Setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk memberikan penderitaan pada orang
lain.
Menurut Siahaan (dalam Simanjuntak, 2006), kekerasan dapat diartikan sebagai
“penggunaan kekuatan fisik untuk melukai manusia atau untuk merusak barang serta mencakup
ancaman pemaksaan terhadap individu”.Tindak kekerasan dapat dibagi dua (Andayani, 2001),
yaitu:
1. Kekerasan yang dialami di lingkungan sosial
Kekerasan yang dialami anak pada lingkungan sosial ini kebanyakan merupakan
penganiayaan atau child abuse, yaitu perilaku-perilaku yang dilakukan orangtua atau orang
dewasa terhadap anaknya dan dianggap tidak wajar. Definisi mengenai child abuseini
biasanya ditentukan oleh empat faktor, yaitu pertama intensitas perilaku atau tindakan,
kedua efek yang ditimbulkan pada diri anak, ketiga penilaian terhadap perilaku atau
tindakan tersebut, dan keempat, standar dimana penilaian itu dilakukan. Sebagian
masyarakat beranggapan bahwa pelaku penganiayaan terhadap anak adalah orang-orang
sakit. Ada juga yang menyatakan bahwa penganiayaan adalah hasil dari ketidakpuasan
orangtua, kurangnya pengendalian diri, tidak adanya konsep diri yang kuat, dan merupakan
proyeksi penganiayaan sewaktu kanak-kanak. Penganiayaan terhadap anak adalah hasil dari
masyarakat itu sendiri dan bukan sifat-sifat dari individu. Walaupun demikian, tidak ada
budaya yang memperbolehkan perilaku-perilaku atau tindakantindakan yang mengakibatkan
luka atau trauma secara fisik. Child abuse atau perlakuan kejam terhadap anak, mulai dari
pengabaian anak sampai pada pemerkosaan anak dan pembunuhan anak.
2. Kekerasan yang dialami dalam keluarga (Domestic Violence)
Kekerasan yang dialami dalam keluarga adalah kekerasan yang diterima anak dari
orangtuanya, baik berupa kekerasan fisik atau mental. Pada umumnya kekerasan dalam
keluarga yang diterima anak terjadi apabila ada penyalahgunaan kekerasan oleh mereka
yang merasa memiliki kekuasaan lebih.Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa kekerasan adalah perbuatan atau kegiatan yang dilakukan dengan sengaja atau
sewenang-wenang, yang disertai ancaman atau tidak, yang menimbulkan penderitaan pada
orang lain baik secara fisik ataupun mental dan merugikan orang lain.

BAB III
METIDE PENELITIAN

1. Pendekatan penelitian
Penelitian itu menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis hi analisis ini
berupaya mengungkapkan berbagai informasi yang terkandung dalam pemberitaan di media
massa berkaitan dengan tindak kekerasan.
2. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah berita-berita yang dimuat di media massa dalam hal ini
Tribun,Detik,dan Kompas.
3. Teknik pengambilan sampel
Sampel surat kabar diambil secara acak sampel random sampling yaitu surat kabar yang
terbit pada bulan Januari sampai Febuari 2023. Berita dengan kasus yang sama dan dimuat
oleh lebih satu media hanya diambil salah satu saja.
4. Metode pengumpulan data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan datanya adalah metode dokumentasi yaitu
berita-berita tentang kekerasan yang dimuat dalam surat kabar Tribun , Detik ,dan Kompas
dalam kurun waktu Januari sampai Februari 2023.

Anda mungkin juga menyukai