A. PENGERTIAN KEKERASAN
Setiap manusia yang ada pada dunia ini pasti akan selalu berdampingan dengan yang
namanya perbedaan, baik itu perbedaan latar belakang (agama, ras, suku, dan sebagainya),
perbedaan fisik, perbedaan jenis kelamin, dan masih banyak lagi. Tidak ada salahnya hidup
berdampingan dengan perbedaan, bahkan dengan perbedaan itu dapat membuat hidup menjadi
lebih beragam dan berwarna.
Namun, di sisi lainnya, perbedaan yang dekat dengan kita ini ternyata bisa menjadi
penyebab terjadinya suatu konflik yang terjadi antar individu dengan individu, individu
dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Lebih parahnya lagi, perbedaan bisa juga
menjadi pemicu timbulnya tindak kekerasan dalam sebuah lingkungan masyarakat.
Dikutip dari buku M, Rahmat yang berjudul Ensiklopedia Konflik Sosial, dalam bahasa Latin,
kekerasan ini sering disebut dengan violentia yang berarti kebengisan, keganasan, aniaya, dan
kegarangan. Kekerasan itu sendiri bisa dibilang sebagai perilaku yang disengaja atau tidak
disengaja dengan tujuan untuk melukai orang lain.
Oleh sebab itu, kekerasan merupakan salah satu tindakan yang sangat melanggar Hak
Asasi Manusia. Hal ini dikarenakan tindak kekerasan tidak pernah mencerminkan norma-
norma dan nilai-nilai yang mencerminkan Hak Asasi Manusia. Oleh karena pelaku tindak
kekerasan harus segera diberi hukuman agar mendapatkan efek jera.
Kekerasan adalah sebuah tindakan yang memang sengaja dilakukan oleh individu atau
kelompok dengan tujuan menindas yang lemah agar terus mendapatkan penderitaan.
Kekerasan ini bisa dalam bentuk fisik atau bisa juga dalam bentuk psikis. Adapun tindak
kekerasan fisik, seperti seseorang memukul atau menendang, dan sebagainya. Sedangkan
kekerasan psikis, seperti memaksa orang lain untuk melakukan hal yang tidak disukainya.
Kedua bentuk itu sama-sama memiliki dampak yang bisa merugikan korbannya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kekerasan adalah perbuatan seseorang atau
kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan
kerusakan fisik atau barang orang lain.
Berkembangnya teknologi juga membuat tindak kekerasan semakin luas. Dengan kata
lain, tindak kekerasan bukan hanya terjadi di dunia nyata saja, tetapi juga terjadi di dunia
maya atau dunia media sosial. Oleh karena itu, agar kita tidak menjadi pelaku kekerasan di
dunia maya, maka kita perlu dalam menggunakan media sosial.
B. JENIS KEKERASAN
Supaya bisa mengelompokkan kekerasan yang sedang terjadi, maka kita perlu
mengetahui jenis-jenis kekerasan. Kekerasan yang ada di lingkungan masyarakat, dibagi
berdasarkan bentuk dan pelakunya.
1. Berdasarkan Bentuknya
Bentuk kekerasan ini dibagi menjadi tiga, yaitu kekerasan fisik, kekerasan struktural,
dan kekerasan psikologis.
a. Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik adalah suatu kekerasan yang terjadi secara nyata atau dapat dilihat
dan dirasakan oleh tubuh langsung. Kekerasan fisik ini seringkali meninggalkan bekas luka bagi
penerima kekerasan atau korban tindak kekerasan, sehingga ketika ingin melaporkan tindak
kekerasan ini akan divisum terlebih dahulu. Adapun wujud dari kekerasan fisik, seperti
pemukulan, pembacokan, bahkan hingga menghilangkan nyawa seseorang.
Kekerasan fisik ini bisa juga disebut dengan kekerasan langsung karena bisa langsung
menyebabkan luka pada korbannya. Kekerasan fisik ini bukan hanya terjadi di lingkungan luar
rumah saja, tetapi bisa juga terjadi di lingkungan keluarga, seperti Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (KDRT).
b. Kekerasan Struktural
Kekerasan struktural ini bisa dibilang sebagai kekerasan yang sangat kompleks karena
bukan hanya berkaitan dengan individu saja, tetapi juga sering terjadi dengan suatu
kelompok. Kekerasan struktural adalah jenis kekerasan yang dapat terjadi dan pelakunya bisa
kelompok atau seseorang dengan cara memakai sistem hukum, sistem ekonomi, atau norma-
norma yang terjadi pada lingkungan masyarakat.
Maka dari itu, kekerasan struktural ini seringkali menyebabkan terjadinya
ketimpangan sosial, baik itu pada pendidikan, pendapatan, keahlian, pengambil keputusan, dan
sumber daya. Dari hal-hal itu bisa memberikan pengaruh terhadap jiwa dan fisik seseorang.
Kekerasan struktural ada yang bisa diselesaikan dengan cara bermusyawarah atau melalui
jalur hukum.
c. Kekerasan Psikologis
Kekerasan psikologis adalah kekerasan yang di mana dilakukan untuk melukai mental
atau jiwa seseorang, sehingga bisa menyebabkan seseorang menderita gangguan jiwa.
Kekerasan psikologis ini lebih dikenal oleh masyarakat banyak dengan nama kekerasan psikis.
Bentuk dari kekerasan psikologis biasanya, seperti ucapan yang menyakitkan hati, melakukan
penghinaan terhadap seseorang atau kelompok, melakukan ancaman, dan sebagainya.
Kekerasan psikologis ini bukan hanya bisa menimbulkan ketakutan saja, tetapi bisa
juga menyebabkan seseorang mendapatkan trauma secara psikis. Jika korban kekerasan
psikis sudah cukup parah, maka ia perlu dibawa ke psikiater atau psikolog. Selain itu, orang-
orang disekitarnya harus tetap mendukungnya agar mendapatkan keadilan.
2. Berdasarkan Pelakunya
Kekerasan bukan hanya dapat dilihat dari bentuk kekerasan saja, tetapi dapat dilihat juga
berdasarkan pelakunya. Adapun kekerasan berdasarkan pelakunya dibagi menjadi dua, yaitu
kekerasan individual dan kekerasan kolektif.
a. Kekerasan Individual
Kekerasan individual adalah jenis kekerasan yang di mana kekerasannya dilakukan oleh
seseorang kepada seseorang lainnya atau bisa juga lebih dari seseorang. Biasanya kekerasan
individual ini terjadi dalam bentuk kekerasan, seperti pemukulan, pencurian, penganiayaan,
dan lain-lain. Kekerasan individual ini bisa saja terjadi di lingkungan terdekat kita, sehingga
kita perlu selalu waspada agar tidak menjadi korban kekerasan.
b. Kekerasan Kolektif
Kekerasan kolektif adalah kekerasan yang di mana dilakukan oleh sebuah kelompok
atau massa. Biasanya kekerasan ini terjadi karena adanya perselisihan antar kelompok,
sehingga memicu terjadinya tawuran, bentrokan, dan lain-lain. Kekerasan kolektif ini bisa
merugikan infrastruktur yang ada disekitarnya. Lebih parahnya, kekerasan ini bisa
menimbulkan korban jiwa.
Maka dari itu, ketika kekerasan kolektif terjadi biasanya baru bisa diselesaikan oleh
pihak berwajib. Jadi, jika melihat terjadinya kekerasan kolektif, sebaiknya segera
memberitahukan kepada pihak berwajib.
Itulah beberapa jenis kekerasan yang dibagi berdasarkan bentuk dan pelakunya. Dari jenis-
jenis kekerasan itu, kita bisa mengelompokkan kekerasan yang sedang terjadi dan bagaimana
cara untuk menyelesaikannya.
C. PENYEBAB KEKERASAN
Kekerasan yang dilakukan oleh seseorang atau oleh kelompok tidak terjadi begitu saja.
Dengan kata lain, ada penyebab kekerasan itu terjadi. Berikut ini penyebab kekerasan.
1. Hilangnya Harga Diri
Setiap orang yang ada di dunia ini pasti memiliki harga diri. Dengan kata lain, seseorang
pasti ingin dihargai oleh para sesamanya terutama yang ada di lingkungan terdekatnya.
Namun, jika seseorang sudah kehilangan harga diri dan sudah tidak dihargai lagi oleh
lingkungan terdekatnya, maka ia bisa melakukan tindak kekerasan yang biasanya akan dimulai
dari sikap dan perilaku marah. Kekerasan yang disebabkan karena hilangnya harga diri
memiliki motif yang sangat kuat. Selain itu, bukan hanya bisa dilakukan secara individu saja,
tetapi bisa juga dilakukan secara kelompok.
2. Tingkat Ekonomi Berbeda
Penyebab kekerasan selanjutnya adalah tingkat ekonomi yang berbeda atau bisa
dibilang sebagai kemiskinan. Penyebab ini bisa juga diartikan sebagai sulitnya mendapatkan
akses ke pusat ekonomi terutama pada masa-masa kritis. Adanya perubahan sosial ini
menghadirkan tingkat ekonomi yang berbeda juga. Bahkan, seseorang yang sulit menghadapi
perubahan sosial bisa memicu dirinya untuk melakukan tindak kekerasan terutama ketika
menghadapi tingkat ekonomi yang berbeda. Hal ini dapat terjadi karena seseorang sudah
kehilangan akan sehat agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga berani untuk
melakukan kekerasan, seperti merampok, menjambret, dan sebagainya.
3. Tidak Bisa Mengendalikan Emosi
Setiap orang memang tidak pernah bisa terlepas dari yang namanya masalah, sehingga
bisa memunculkan yang namanya emosi. Penyebab kekerasan selanjutnya adalah seseorang
atau kelompok yang tidak bisa mengendalikan emosi. Jika emosi yang ada di dalam diri sulit
dikendalikan, maka emosi akan terus meningkat, sehingga akan mudah marah dengan
permasalahan yang sepele. Dari situlah, tindak kekerasan bisa terjadi dan bisa menimbulkan
korban jiwa.
4. Dendam
Dendam merupakan salah sifat yang dapat menyebabkan seseorang melakukan
kekerasan. Munculnya rasa dendam ini disebabkan karena seseorang tidak terima dengan
perilaku yang pernah menimpa dirinya, sehingga memicu rasa amarah dalam diri. Dari perasaan
marah itulah, seseorang akan nekat untuk melakukan kekerasan demi bisa membalas apa yang
pernah diterimanya pada waktu itu. Pelampiasan amarah yang dituangkan melalui kekerasan
ini sangatlah tidak baik karena bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Bahkan, dengan rasa
dendam bisa saja menimbulkan terjadi korban jiwa. Dari dendam ini bisa saja terus
menghadirkan kekerasan terhadap generasi-generasi selanjutnya yang bisa membuat
permusuhan sulit untuk dihilangkan.
5. Sudah Menjadi Tradisi
Kekerasan bisa juga disebabkan karena sudah adanya tradisi kekerasan dalam suatu
lingkungan. Kekerasan yang disebabkan karena tradisi sangat sulit untuk dihilangkan, sehingga
akan terus berlanjut ke generasi selanjutnya. Adapun contoh dari tindak kekerasan yang
dilakukan karena tradisi adalah kegiatan masa orientasi atau yang lebih dikenal oleh banyak
orang dengan sebutan ospek. Ospek ini berlaku pada siswa atau mahasiswa baru yang akan
menempuh pendidikan di lembaga pendidikan baru.
Pada kegiatan ospek seringkali terjadi tindak kekerasan, sehingga menimbulkan rasa
takut pada peserta ospek. Dari rasa takut itu, korban ospek ini muncul keinginan untuk
membuat siswa atau mahasiswa baru merasakan apa yang pernah dirasakan, sehingga ospek
pun menjadi tradisi. Namun, saat ini ospek sudah dilarang dan diganti dengan kegiatan yang
lebih positif ketika siswa atau mahasiswa baru masuk ke lembaga pendidikan baru. Dengan
begitu, tradisi ospek pun perlahan-lahan akan menghilang.Penyebab kekerasan bisa juga
dipicu dari gaya hidup yang tidak baik dan tidak sehat, seperti minum minuman beralkohol
secara berlebihan dan pengguna narkoba. Ketika seseorang sudah dalam keadaan mabuk dan
tidak dapat mengendalikan dirinya, baik itu karena minuman beralkohol atau narkoba, maka
bisa membuat ricuh yang memicu terjadinya tindak kekerasan. Bahkan bisa melakukan
penyiksaan terhadap lebih dari satu korban.
Kekerasan yang disebabkan karena mabuk dan memakai narkoba ini bisa juga terjadi
antar kelompok dengan kelompok, sehingga bisa memicu terjadinya tawuran atau bentrok
yang akan sulit dihilangkan. Bahkan, dari tawuran tersebut bisa menimbulkan korban jiwa,
sungguh sangat disayangkan apabila hal seperti itu dapat terjadi.
D. DAMPAK KEKERASAN
Dampak kekerasan adalah sebagai berikut:
1. Bisa menyebabkan seseorang mengalami trauma yang sulit dihilangkan.
2. Takut berhadapan dengan pelaku kekerasan atau bahkan orang lain.
3. Bisa merusak kondisi kejiwaan atau depresi.
4. Bisa meninggalkan bekas luka fisik yang sulit dihilangkan.
5. Membuat emosi menjadi tidak stabil.
Dari jumlah keseluruhan korban anak di tahun 2022, berikut data terperinci berdasarkan
jenis kekerasan yang terjadi:
• 588 anak korban kekerasan seksual
• 162 anak korban kekerasan psikis
• 746 anak menjadi korban kekerasan fisik
• 269 anak korban penelantaran
• 219 anak korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO)
• 216 anak korban eksploitasi
• 041 anak menjadi korban kekerasan dalam bentuk lainnya
Kementerian PPPA menilai tingginya kasus kekerasan anak di tahun 2022 karena semakin
tinggi kesadaran masyarakat meningkat untuk melapor.
2. Apakah kalian pernah mengalami atau pernah menemukan kejadian yang berhubungan
B. Buatlah produk sebagai media untuk mengemukakan pemahaman, ide, ataupun ungkapan
sikap kalian mengenai “Anti kekerasan dilingkungan sekolah”!
Produk dapat berupa poster, jurnal, buku diary, mind mapping,ataupun komik.