Pada umumnya, ada dua tujuan utama agresi yang saling bertentangan satu sama lain,
yaitu untuk membela diri di satu pihak, dan untuk meraih keunggulan dengan cara
membuat lawan tidak berdaya di pihak lainnya. kekerasan pada anak dalam bentuk
verbal biasanya dilakukan dengan mengucap kata-kata “kotor” yang terkadang si anak
sendiri tidak mengerti maknanya. Sementara, agresi dalam bentuk tindakan fisik kerap
berupa menggigit, menendang, mencubit, mencakar, memukul, dan bahkan
membunuh.
Peyebab kekerasan oleh anak Secara umum, ada dua faktor yang dapat menyebabkan
anak melakukan agresivitas atau tindakan kekerasan. Kedua faktor tersebut, yakni:
1.Faktor biologis
Faktor Biologis yang berasal dari dalam diri anak (internal) dapat berupa: Pengaruh
genetic, Sistem otak, Kimia darah (hormon seks).
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang berasal dari luar diri anak (eksteral) dapat berupa: Kemiskinan
Kondisi lingkungan fisik yang tidak mendukung, seperti suhu udara yang panas,
oksigen terbatas Kecenderungan meniru model kekerasan yang ada di sekitarnya, baik
melalui pengamatan langsung terhadap figur-figur model di sekitar maupun
pengamatan tidak langsung pada figur-figur model kekerasan di media televisi maupun
internet.
Cara menanggulangi
Cara Mengatasi
Menyikapi dengan Tegas
Cara pertama yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi KDRT adalah menyikapinya
dengan tegas. Apalagi, jika pasangan mulai menunjukkan perilaku atau perkataan yang
kasar. Jika hal ini terjadi, kamu dapat menyuruhnya berhenti dengan sikap yang tegas.
Kamu juga berhak menuntut pasangan untuk meminta maaf.
Hal ini dapat dilakukan jika kamu maupun pasangan masih sama-sama ingin
mempertahankan pernikahan. Bicarakan masalah rumah tanggamu kepada psikolog
di rumah sakit terdekat. Selain psikolog, kamu dapat menemui konselor pernikahan
untuk mencari jalan keluar terbaik.
Ceritakan bentuk kekerasan yang sering kamu terima dari pasangan pada keluarga
atau sahabat terdekat yang bisa kamu percayai. Anggota keluarga dan sahabat
terdekat yang telah mengetahui kondisimu dapat ikut mencarikan solusi, bahkan ikut
menolongmu agar kamu tetap merasa aman.
Tindakan kekerasan pada hewan adalah sebuah tindakan di mana manusia menyiksa
hewan untuk tujuan selain perlindungan diri atau demi keuntungan pribadi.
Tindakan kekerasan pada hewan antara lain: tindakan yang sengaja menyakiti atau
merusak kesehatan hewan, tidak memberikan makanan atau minuman, dan tindakan
yang juga keluar batas kelaziman.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tindakan ini terjadi, salah satunya adalah
rasa bosan terhadap hewan peliharaan karena sudah tua ataupun karena sakit yang
bisa saja membuat pemilik tidak segan-segan untuk membuang peliharaannya.
Faktor lainnya adalah menyiksa hewan demi keuntungan pribadi atau ekonomi. Contoh
di lingkungan kita yaitu atraksi dari topeng monyet yang biasanya lewat di
perkampungan atau perumahan.
Cara Mengatasi
- mengadopsi hewan-hewan yang terlantar agar hidup mereka jauh lebih sejahtera
Mengadopsi hewan terlantar merupakan langkah yang sangat baik, karena di satu sisi
keinginan kamu untuk belajar merawat hewan terpenuhi, hewan yang kamu adopsi pun
akan mendapatkan kesejahteraannya yang selama ini mereka harapkan.
4.Kekerasan Budaya
Sumber kekerasan budaya bisa bersumber dari etnisitas, agama, maupun ideologi.
Contoh kekerasan budaya adalah persepsi masyarakat terhadap etnis China. Etnis
China dipersepsikan pelit, kurang bisa bersosialisasi, hanya mau bekerja sama dengan
etnis mereka sendiri, dan lain-lain.
pertama, masalah penegakan hukum (law enforcement) yang masih lemah. Penegakan
hukum yang diinginkan adalah yang adil, dalam arti tidak pandang bulu, apakah orang
kaya atau miskin, apakah berkuasa atau tidak, di depan hukum harus diperlakukan
secara adil.
Faktor kedua adalah yang berkenaan dengan kesenjangan (gap) ekonomi. Masalah
kesenjangan ekonomi terjadi di mana–mana di berbagai belahan dunia Kesenjangan
ekonomi dapat dengan pasti menimbulkan kecemburuan sosial. Kecemburuan sosial
inipun secara potensial membahayakan, karena sewaktu-waktu bisa tersulut membara
menjadi tindakan anarkis, hanya karena percikan api permasalahan yang kecil saja.
Faktor penyebab berikutnya adalah karena ada provokasi dari pihak-pihak yang
berkepentingan menjadikan bibit-bibit permasalahan yang ada agar menjadi besar. Bagi
sebagian masyarakat yang kondisinya sudah ‘labil’ karena dihimpit oleh berbagai
persoalan hidup, bukanlah tidak mungkin mereka dengan mudah terprovokasi untuk
melakukan tindakan-tindakan destruktif tanpa menyadari bahwa sebenarnya mereka
sedang diperalat.
5.Kekerasan Psikis
Kekerasan psikis banyak sekali terjadi pada difabel. Sikap dan perilaku membedakan
yang dilakukan oleh keluarga dan masyarakat pada difabel banyak kita temui. Kasus-
kasus seperti pelarangan keluar rumah, tidak sekolahkan, sikap dan pernyataan yang
memperolok/merendahkan, bahkan pemasungan, sering terjadi.
Kekerasan psikis memang sulit untuk dilihat, bahkan bisa jadi korban tidak menyadari
bahwa dirinya mengalami kekerasan psikis. Secara umum, disebut sebagai kekerasan
psikis apabila:
Memunculkan keyakinan diri korban bahwa setiap orang mempunyai harga diri
dan tidak bisa diperlakukan seenaknya. Ajak korban untuk menghargai dirinya sendiri..
Perlu mencari informasi seluas luasnya untuk mendapat pengetahuan yang lebih
banyak mengenai bagaimana membangun kehidupan yang lebih baik.
Perlu juga untuk memperluas pergaulan, sehingga semakin banyak pengalaman
dan semakin membuka wawasan diri dan pasangan.
Korban kekerasan psikis biasanya memiliki ketergantungan-ketergantungan
pada pelaku, bisa secara ekonomi, pengambilan keputusan, tidak bisa pergi sendiri.
Maka perlu mulai belajar untuk lebih memberdayakan diri dan mengembangkan
potensi.
Membicarakan persoalan yang sedang dihadapi dengan orang-orang terdekat
perlu juga dilakukan, seperti dengan orang tua, mertua, atau keluarga yang lain.
Dukungan dan masukan untuk menemukan langkah-langkah pencarian solusi bisa
didapat dari orang-orang yang kita percaya. Hindari orang-orang yang memberi respon
negative dan cenderung menyalahkan.